Sabtu, 29 Desember 2012

najis dan cara mensucikannya

Hukum Asal Segala Sesuatu Itu Suci

Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah :
- Setiap yang halal itu suci
- Setiap yang najis itu haram
- Tidaklah setiap yang haram itu najis (Asy Syarhul Mumti, 1/77)

Najis adalah kotoran yang wajib bagi seorang muslim untuk menghilangkannya dengan mencuci apa yang terkena olehnya. Dalil QS. Al Mudatsir ayat 4.

Macam najis dan cara mensucikannya.

najis itu ada 3 macam. dan setiap macam itu ada cara khusus untuk mensucikannya.

1. Najis Mukhoffafah (ringan),
Yang termasuk dalam najis ringan yaitu kencing kanak-kanak lelaki yang belum sampai umurnya dua tahun, yang belum makan suatupun selain air susu ibu(susu yang dicampur gula atau tepung itu hukumnya seperti yang selain dari susu).

Cara mensucikannya yaitu sebagaimana sabda Rasul:
 Dibasuhlah/dicucilah terhadap kencing bayi perempuan dan diperciki(dengan air) terhadap kencing bayi laki-laki (HR. Abu Daud dan An-Nasai).

2. Najis Mugholadhoh (berat),
Yang termasuk najis ini adalah anjing dan babi dan keturunan dari keduanya atau salah satu dari keduanya, air liur dan kotoran anjing dan babi.

Cara menghilangkan najis mughollazoh adalah dengan menyuci najis tersebut sebanyak tujuh kali dengan air dan salah satunya dengan memakan debu yang suci. Rasulullah SAW bersabda :

"Sucinya tempat dan peralatan salah seorang kaamu, apabila dijilat anjing hendaklah dicuci tujuh kali, salah satunya dengan debu (tanah)." (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Jika tidak hilang najis itu sehingga beberapa kali maka dikira sekali sahaja,maka hendaklah ditambah enam kali lagi.

3. Najis Mutawasithoh (sedang),
adalah najis selain dari najis mukhaffafah dan najis mukhalazah iaitu:
•Setiap yang cecair yang memabukkan
• Bangkai selain dari mayat manusia,ikan dan belalang,darah,nanah,muntah tahi dan kencing.
• Susu binatang yang tidak dimakan dagingnya melainkan susu manusia.
• Bahagian anggota yang bercerai dari barang yang hidup itu hukumnya seperti bangkai.
yaitu najis-najis selain kedua najis tersebut diatas. Seperti kencing dan wadhi

termasuk kelompok najis ini adalah :

a. Bangkai
Yang dimaksud bangkai adalah binatang yang mati karena tidak disembelih atau disembelih tidak menurut aturan syariat Islam, termasuk bagian tubuh dari hewan yang dipotong ketika masih hidup. "Diharamkan atas kamu bangkai". (QS. Al-Maidah : 3).

"Segala sesuatu (anggota tubuh) yang dipotong dari binatang yang masih hidup termasuk bangkai". (HR. Abu Daud dan Turmudzi dari Abi Waqid Al-Laitsi).
إذا دبغ الإهاب فقد طهر
“Jika kulit bangkai telah disamak, berarti dia telah suci.” (Shahih, riwayat Muslim (no. 366),
Bangkai yang tidak termasuk najis adalah ikan dan belalang, keduanya halal untuk dimakan

أحلت لنا ميتتا ودمان أما الميتتان فالحوت والجراد, وأما الـدمان فالكبد والطحال
“Dihalalkan bagi kita dua bangkai & dua darah. Adapun dua bangkai itu adalah bangkai ikan & belalang, sedangkan dua darah adalah hati & limpa.” (Shahih, riwayat Ahmad dlm Musnad-nya (I/97),

إذا وقع الذباب في إناء أحدكم فليغمسه كله ثم ليطر حه فأن في أحدجنا حيه داء وفي الأخرسفاء
“Jika lalat jatuh ke dlm bejana salah seorang di antara kalian, maka tenggelamkanlah semuanya ke dlm air, kemudian buanglah. Karena sesungguhnya pada salah satu sayapnya terdapat penyakit & pada sayap yang lain terdapat penawarnya.” (Shahih, riwayat Bukhari dlm Fat-hul Baari (X/250 no. 57/82)

.
b. Darah
Semua macam darah termasuk najis, kecuali darah yang sedikit seperti darah nyamuk yang menempel pada badan atau pakaian maka hal itu dapat dimaafkan.

"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi." (QS. Al-Maidah : 3).

c. Nanah
Nanah pada hakikatnya adalah darah yang tidak sehat dan sudah membusuk. Baik nanah ini kental ataupun cair hukumnya adalah najis.

d. Muntah

e. Kotoran manusia dan binatang
Kotoran manusia dan binatang, baik yang keluar dari dubur atau qubul hukumnya najis, kecuali air mani. Walaupun air mani tidak najis tetapi hendaknya dibersihkan.

f. Arak (khamar)
Semua benda yang memabukkan termasuk benda najis, berdasarkan firman Allah :

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan." (QS. Al-Maidah : 90).


Najis mutawashithoh terbagi dua, yaitu :

(1) Najis 'Ainiyah,
 yaitu najis mutawashitoh yang masih kelihatan wujudnya, warnanya dan baunya. Cara membersihkannya dengan menghilangkan najis tersebut dan membasuhnya dengan air sampai hilang warna, bau dan rasanya.

(2) Najis Hukmiyah,
yaitu najis yang diyakini adanya tetapi sudah tidak kelihatan wujudnya, warnanya dan baunya. Contohnya adalah air kencing yang sudah mengering. Cara membersihkannya cukup dengan menggenangi/menyirami air mutlaq pada tempat yang terkena najis hukmiyah tersebut

Jumat, 28 Desember 2012

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَ يُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ Seungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri (Al-Baqoroh :222).


Thahârah

Thahârah menurut bahasa berarti bersih. Sedang Thahârah menurut syara' ialah mengerjakan sesuatu (Yakni wudlu, tayammun, dan menghilangkan najis) yang menyebabkan seseorang dapat mengerjakan shalat dan sejenisnya.

Cara bersuci dari hadats adalah dengan mengerjakan wudlu', mandi dan tayammum, sedangkan cara bersuci dari najis adalah dengan menghilangkan najis yang ada di badan, tempat dan pakaian.

Macam-macam air

Air yang dapat dipergunakan untuk bersuci adalah air yang bersih (suci dan menyucikan), yaitu air yang turun dari langit atau bersumber dari bumi yang tidak terkena najis dan belum di pakai untuk bersuci.
Dilihat dari sumbernya air itu ada tujuh macam:

  1. Air sumur
  2. Air Hujan
  3. Air Sungai
  4. Air Laut
  5. Air Embum
  6. Air telaga
  7. Air salju

Sedangkan ditinjau dari segi hukumnya, air terbagi menjadi empat kategori :

1. air muthlak yaitu.Air suci menyucikan,
Artinya air suci yang dapat mensucikan (thahir wa munthahhir lighairih), air itu dapat digunakan untuk bersuci, misalnya air hujan, air sumur, air laut, air salju dan air embun air yang masih murni dan statusnya tidak di pengaruhi oleh hal apapun selain pengaruh tempat (Maksudnya adalah, setiap air yang mengalami perubahan nama atau status karena semata-mata memandang tempat atau wadahnya, semisal air laut. Dinamakan air laut karena air tersebut memang berada dilautan. Apabila dipindah ke dalam kendi, niscaya air tersebut akan berubah namanya menjadi air kendi, dimasukkan ke dalam sumur menjadi air sumur, demikian seterusnya. Berbeda dengan air yang memiliki status atau nama yang permanen, seperti air kopi, air susu, dll. Air ini, diletakkan dalam wadah apapun tetap namanya tidak akan berubah, baik diletakkan dalam gelas, kendi, gallon, maupun yang lainnya. Air yang memiliki status permanen bukan termasuk air yang suci menyucikan, sehingga tidak dapat dipergunakan untuk berwudlu, mandi, dan menghilangkan najis

2. Air Makhruh
Air suci dan dapat menyucikan, tetapi makruh di gunakannya pada badan, Seperti air musyammas
Air musyammas adalah air panas akibat sengatan matahari di dalam bejana yang terbuat dari logam selain emas dan perak, dan berada di daerah yang panas seperti Negara yaman saat kemarau (Untuk Negara Indonesia, termasuk bercuaca sedang, sehingga air yang terkena sengatan matahari tidak masuk kategori musyammas).

3. Air Suci tetapi tidak mensucikan, (tharir wa ghairu muntharir lighairih)
seperti :
yaitu air Yang boleh diminum tetapi tidak sah untuk bersuci. contohnya: 

·        Air Musta’mal yaitu Air sedikit yang telah gunakan untuk menyucikan hadats atau menghilangkan najis walaupun tidak berubah sifatnya. selama warna, rasa dan baunya tidak berubah, serta volume airnya tidak bertambah.

·        Air suci yang tercampur dengan benda suci, Air yang telah berubah salah satu sifatnya , dikarenakan bercampur ( bersenyawa ) dengan benda suci lainnya, dengan perubahan yang dapat mempengaruhi nama dan statusnya, semisal kopi, teh, dll.

4. Air Mutanajis
yaitu air yang suci dan menyucikan tetapi haram memakainya, air yang di peroleh dari ghasab atau mencuri, mengambil tanpa izin. air yang terkena najis (kemasukan najis), sedang volumenya kurang dari dua qullah(kira-kira 60cm x 60cm kubik), tetapi apabila lebih dari dua kulah dan tidak berubah sifatnya (bau, rupa dan rasanya), maka sah untuk bersuci

Kamis, 27 Desember 2012

SIFAT SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH



Sebagaimana wajib dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh maka perlu juga diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan dari sifat wajib.

1.      Sifat Mustahil: ‘Adam
Aritnya : Tidak Ada
Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada.

2.      Sifat Mustahil: Huduts
Artinya: Baru
Allah Taala itu sedia/terdahulu, tidak ada permulaanya. Mustahil Allah itu didahului oleh ‘Adam (ada permulaanya).

3.      Sifat Mustahil: Fana’
Artinya: Binasa
Allah itu bersifat kekal. Mustahil Ia dikatakan fana (binasa)

4.      Sifat Mustahil: Mumatsalah Lilhawaditsi
ArtInya: Sama dengan yang baru
Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baru yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil Allah bersamaan dengan yang baru.

5.      Sifat Mustahil: Ihtiyaj Ila Mahal Wa Mukhashshash
Allah Taala itu berdiri sendiri. Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya dan berdirinya tidak memerlukan tempat tertentu

6.      Sifat Mustahil: Ta’addud
Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang.

7.      Sifat Mustahil: ’Ajez
Artinya: Lemah
Alah Taala itu Maha Berkuasa, apapun bisa dilakukannya. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa.

8.      Sifat Mustahil: Karahah
Artinya: Terpaksa
Allah itu Menentukan segala-galanya, semua terjadi dengan ketentuan Allah, Mustahil Allah Taala itu terpaksa dan dipaksa menentukan segala galanya.

9.      Sifat Mustahil: Jahil
Artinya: Bodoh
Allah Taala itu amat mengetahui segala-galanya. Mustahil Allah tidak mengetahui atau bodoh.

10. Sifat Mustahil: Maut
Artinya: Mati
Allah Taala itu sentiasa hidup yakni sentiasa ada. Mustahil Allah itu bisa mati, dianiyaya atau dibunuh.

11. Sifat Mustahil: Shamam
Artinya: Tuli
Allah Taala itu mendengar. Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar.  
                     
12. Sifat Mustahil: ’Ama
Artinya: Buta
Allah Taala itu sentiasa melihat. Mustahil Allah Taala itu buta.

13. Sifat Mustahil: Bakam
Artinya: Bisu
Allah Taala itu berkata-kata atau berbicara. Mustahil Allah Taala itu tidak berbicara atau bisu.

14. Sifat Mustahil: Kaunuhu ’Ajizan
Artinya: Keberadaan Allah lemah (tidak berkuasa)
Allah Taala keberadaanya amat berkuasa sifatnya. Mustahil bagi Allah memiliki sifat lemah atau tidak berkuasa.

15. Sifat Mustahil: Kaunuhu Mukrahan
Artinya: Terpaksa
Allah Taala itu berkuasa menentukan apa yang dikehendakinya. Mustahil sifatnya terpaksa atau dipaksa

16. Sifat Mustahil:Kaunuhu Jahilan
Artinya: Bodoh
Allah Taala itu maha mengetahui. Mustahil Allah Taala itu jahil/bodoh atau tidak mengetahui.

17. Sifat Mustahil: Kaunuhu Mayyitan
Allah Taala itu Maha Hidup dan menghidupkan alam ini. Mustahil Allah itu bisa mati atau dibunuh.

18. Sifat Mustahil: Kaunuhu Ashamma
Artinya: Tuli
Allah Taala itu maha mendengar. Mustahil jika Allah Taala tidak mendengar atau tuli.

19. Sifat Mustahil: Kaunuhu A’ma
Artinya: Buta
Allah Taala itu melihat semua kejadian di muka bumi. Mustahil jika sifat Allah itu tidak melihat atau buta.

20. Sifat Mustahil: Kaunuhu Abkama
Artinya: Bisu
Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil jika Allah Ta’ala bisu atau tidak bisa berkata-kata.
Sebagai Sang Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh manusia ataupun makhluk lainnya.

Iman


Iman menurut bahasa adalah membenarkan. Adapun menurut istilah syari’at yaitu meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan membuktikannya dalam amal perbuatan yang terdiri dari tujuh puluh tiga hingga tujuh puluh sembilan cabang. Yang tertinggi adalah ucapan لاَ اِلَهَ اِلاَّ لله

الإِيْماَنُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَِئكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرَسُلِهِ والْيَوْمِ اْلآخِرِوَتُؤْمِنَ بِالْقَدِرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

Iman adalah engkau percaya kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, hari akhir, dan percaya kepada taqdirNya, yang baik dan yang buruk.”

 

Rukun Iman ada enam, yaitu :

1.       Iman kepada Allah.

2.       Iman kepada para Malaikat-Nya.

3.       Iman kepada Kitab-kitab-Nya

4.       Iman kepada para Rasul-Nya.

5.       Iman kepada hari Akhirat,

6.       Iman kepada Qadar, yang baik dan yang buruk. Dalil keenam rukun ini, firman Allah Ta’ala.

“Artinya : Berbakti (dari Iman) itu bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu (dalam shalat) ke arah Timur dan Barat, tetapi berbakti (dan Iman) yang sebenarnya ialah iman seseorang kepada Allah, hari Akhirat, para Malaikat, Kitab-kitab dan Nabi-nabi…” [Al-Baqarah : 177]

Dan firman Allah Ta’ala.

“Artinya : Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan qadar”. [Al-Qomar : 49]

PENGERTIAN:

1 Iman kepada Allah. Subhanallohu wa Ta’ala

mengimani Allah Subhanahu Wa Ta’ala, artinya bahwa Allah adalah Rabb: Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Kita juga harus mengimani uluhiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala artinya Allah adalah Ilaah (sembahan) Yang hak, sedang segala sembahan selain-Nya adalah batil
Dan kita mengimani keesaan Allah Subhanallohu wa Ta’aladalam hal itu semua, artinya bahwa Allah Subhanallohu wa Ta’ala tiada sesuatupun yang menjadi sekutu bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah, maupun dalam Asma’ dan sifat-Nya.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: “(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beridat kepada-Nya. Adakah kamu
mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”. (QS. Maryam: 65)
Dan firman Allah, yang artinya: “Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat”. (QS. Asy-Syura:11)
2. Iman kepada para Malaikat-Nya.
mengimani para malaikat Allah yakni dengan meyakini kebenaran adanya para malaikat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan para malaikat itu, sebagaimana firman-Nya, yang artinya: ”Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, tidak pernah mereka itu mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-anbiya: 26-27)
Mereka diciptakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka mereka beribadah kepada-Nya dan mematuhi segala perintah-Nya. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’, yang artinya: ” …Dan malaikat-malaikat yang disisi-Nya mereka tidak bersikap angkuh untuk beribadah kepada-Nyadan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. “ (QS. Al-Anbiya: 19-20).
3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya.
mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’, yang artinya:
”Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar manusia melaksanakan keadilan… “ (QS. Al-Hadid: 25)
Dari kitab-kitab itu, yang kita kenal ialah :
·         Taurat, yang Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Maidah: 44.
·         Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Daud alaihi sallam.
·         Injil, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat. Firman Allah : ”…Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) injil yang berisi petunjuk dan nur, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, serta sebagai petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS : Al-Maidah : 46)
·         Shuhuf, (lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan Musa, ‘Alaihimas-shalatu Wassalam.
·         Al-Quran, kitab yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala turunkan kepada Nabi Muhammad shalallohu ‘alahi wa sallam, penutup para nabi. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil…” (QS. Al Baqarah: 185).
4. Iman kepada para Rasul-Nya
mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengutus rasul-rasul kepada umat manusia, Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” (Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. AN-Nisa: 165).
Kita mengimani bahwa rasul pertama adalah nabi Nuh dan rasul terakhir adalah Nabi Muhammad shalallohu ‘alahi wa sallam, semoga shalawat dan salam sejahtera untuk mereka semua. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ”Sesungguhnya Kami telahmewahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi yang (datang) sesudahnya…” (QS. An-Nisa: 163).
5. Iman kepada hari Akhir
Kita mengimani kebenaran hari akhirat, yaitu hari kiamat, yang tiada kehidupan lain sesudah hari tersebut.
Untuk itu kita mengimani kebangkitan, yaitu dihidupannya semua mahkluk yang sesudah mati oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:”Dan ditiuuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkitmenunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68)
Kita mengimani adanya catatan-catatan amal yang diberikan kepada setiap manusia. Ada yang mengambilnya dengan tangan kanan dan ada yang mengambilnya dari belakang punggungnya dengan tangan kiri. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya, maka dia akan berteriak celakalah aku dan dia akan masuk neraka yang menyala.” (QS. Al-Insyiqaq: 13-14).
6. Iman kepada Qadar, yang baik dan yang buruk.
Kita juga mengimani qadar (takdir) , yang baik dan yang buruk; yaitu ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya.
Iman kepada qadar ada empat tingkatan:
1.       ‘Ilmu
ialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala sesuatu,mengetahui apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah sama sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu dan sama sekali tidak lupa dengan apa yang dikehendaki.
2.       Kitabah
ialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh apa yang terjadi sampai hari kiamat. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ”Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya Allah yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hajj: 70)
3.       Masyi’ah
ialah mengimani bawa Allah Subhanahu Wa Ta’ala. telah menghendaki segala apa yang ada di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa dengan kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi.
4.       Khal
Ialah mengimani Allah Subhanahu Wa Ta’ala. adalah pencipta segala sesuatu. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Alah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi.” (QS. Az-Zumar: 62-63).
Keempat tingkatan ini meliputi apa yang terjadi dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala sendiri dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala apa yang dilakukan oleh mahkluk berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah diketahui, dicatat dan dikehendaki serta diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

TUJUH LATIFAH THARIQAT QODIRIYAH WANAQSHABANDIYAH


1. LATIFAH QOLBU
Latifatul qolby letaknya dua jari jarang dibawah susu sebelah kiri condongnya kedalam.Dalam Di sini letaknya sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan, ketahayulan dan lain-lain, Wilayahnya nabi Adam, tempatnya nafsu Lawwamah,
Warnanya : kuning

pengisian zikir........arahnya kedalam dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya, maka tetaplah di Latifatul qolby. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya, Insya Allah pada tingkat ini diganti dengan Iman, Islam, Ihsan, Tauhid dan Ma’rifat


2. LATIFAH RUH
Latifatul Ruh letaknya dua jari jarang dibawah susu sebelah kanan condongnya keluar kedalam. sini letaknya sifat bahimiyah (binatang jinak) menuruti hawa nafsu, Dalam pengisian zikir.....arahnya keluar kedalam dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Ruh. Dari Latifatul qolby ke Latifatul Ruh ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali dan setelah mengerjakan zikir perjalanan tetaplah di Latifatul Ruh. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah di isi dengan khusyu’ dan tawadhu’.
Wilayahnya nabi Ibrahim dan nabi Nuh. Tempatnya nafsu Mulhimah, bersifat > lapang dada, dermawan, merendah, sabar, taubat, qonaah, tahan menghadapi kesusahan.
Warnanya : merah


3. LATIFAH SIR/SIRRI
Latifatul Sir letaknya dua jari jarang diatas susu sebelah kiri condongnya keluar. Di sini letaknya sifat-sifat syabiyah (binatang buas) yaitu sifat zalim atau aniaya, pemarah dan pendendam Dalam pengisian zikir ....arahnya keluar dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Sir. Dari Latifatul Ruh ke Latifatul Sir ada perjalanan zikir 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifah Qolby 5000 kali, maka Ruh harus juga diisi 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Ruh ke Sir maka tetaplah berada di Latifatul Sir. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat kasih sayang dan ramah tamah.
Wilayahnya nabi Musa, tempatnya nafsu Mutmainah, bersifat > senang ibadah, bersyukur, ridho, tawakal, sayang dengan sesama makhluk, takut melanggar larangan Allah/Waro.
Warnanya : Putih


4. LATIFAH KHOFI
Latifatul Khofi letaknya dua jari jarang diatas susu sebelah kanan condongnya kedalam. letaknya sifat-sifat pendengki, khianat dan sifat-sifat syaitoniyah,Dalam pengisian zikir ....arahnya kedalam dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Khofi. Dari Latifatul Sir ke Latifatul Khofi  ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifah qolby 5000 kali dan Sir juga harus 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Sir ke Khofi maka tetaplah di Latifatul Khofi.  Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat syukur dan sabar
Wilayahnya nabi Isa, tempatnya nafsu Mardiyah, bersifat > baik budi, welas asih, menjalankan kebaikan, tahu diri, sayang sesama makhluk.
Warnanya : Hitam

5. LATIFAH AHFA/AKFA
Latifatul Akfa adanya di tengah-tengah dada condongnya keatas kedepan Di sini letaknya sifat-sifat robbaniyah yaitu riya’, takabbur, ujub, suma’ dan lain-lain,. Dalam pengisian zikir .....arahnya keatas kedepan dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Akfa. Dari Latifatul Khofi ke Latifatul Akfa ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifatul Qolby, Ruh, Sir dan Khofi harus sama diisi 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Khofi ke akfa maka tetaplah di Latifatul Akfa.  Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ikhlas, khusyu’, tadarru dan tafakur.
Wilayahnya nabi Muhammad SAW, tempatnya nafsu Kamilah, bersifat > ilmu yakin, ainul yakin, haqqul yakin.
Warnanya : Hijau

6.LATIFAH NAPSI
Latifatul Napsi adanya di tengah diantara dua alis condongnya kebawah kebelakang letaknya sifat-sifat nafsu amarrah banyak khayalan dan panjang angan-angan > serakah, takabur, khianat, pelit, syahwat.
Warnanya : merah, kuning, hijau, biru. ( dominan merah ). Dalam pengisian zikir.... arahnya kebawah kebelakang dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Napsi. Dari Latifatul Akfa ke Latifatul Napsi ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifatul qolby, Ruh, Sir, Khofi sama, maka di Latifatul Akfa juga harus sama ( misalnya 5000 kali ). Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Latifatul Akfa ke Latifatul Napsi maka tetaplah duduk di Latifatul Napsi. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat tenteram dan pikiran tenang.


7. LATIFAH QOLAB/QOLAM
Latifatul qolam letaknya diseluruh tubuh mengendarai semua aliran darah kita yang letak titik pusatnya di tepat ditengah-tengah ubun-ubun kepala kita, condong kedalam (seluruh badan). letaknya sifat-sifat jahil “ghaflah” kebendaan dan kelalaian,
Dalam pengisian zikir .....arahnya kedalam ditengah-tengah dada. Dari Latifatul Napsi ke Latifatul Qolam, ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifatul Qolby, Ruh, Sir, Khofi, Akfa sama, maka di Latifatul Napsi juga harus sama 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Latifatul Napsi ke Latifatul Qolam maka Latifatul Qolam harus diisi sebanyak 5000 kali.
Setelah mengisi zikir di Latifatul Qolam maka kembali ke Latifatul Qolby dengan perjalanan zikir sebanyak 1000 kali, maka tetaplah zikir untuk seterusnya di Latifatul Qolby yang berarti langsung tenggelam/fana, isilah zikir sebanyak-banyaknya sebagai tanggung jawab diri sendiri.
Tempatnya nafsu Kamilah, bersifat> Tajjali, laduni, irsad, ikmal, baqobillah.
Warnanya : merah, kuning, hijau, biru ( pelangi )

Kamis, 20 Desember 2012

SILSILAH TAREKAT QODIRIYAH


1. ALLAH SWT
2. MALAIKAT JIBRIL
3. NABIYIL MUSTOFA RASULULLAH SAW
4. SAYIDINA ALI BIN ABI THALIB RA
5. SAYIDINA AL-IMAM ABU ABDULLAH AL-HUSEIN RA
6. SAYIDINA AL-IMAM ALI ZAINAL ABIDIN RA
7. SAYIDINA AL-IMAM MUHAMMAD BAQIR RA
8. SAYIDINA AL-IMAM JA’AFAR AS SHODIQ RA
9. SYAIKH AL-IMAM MUSA AL-KAZHIM
10. SYAIKH AL-IMAM ABUL HASAN ALI BIN MUSA AL-RIDO
11. SYAIKH MA’RUF AL-KARKHI
12. SYAIKH ABUL HASAN SARRI AS-SAQOTI
13. SYAIKH AL-IMAM ABUL QOSIM AL-JUNAIDI AL-BAGDADI
14. SYAIKH ABU BAKAR AS-SYIBLI
15. SYAIKH ABUL FADLI ABDUL WAHID AT-TAMIMI
16. SYAIKH ABUL FARAJ AL-TARTUSI
17. SYAIKH ABUL HASAN ALI AL-HAKKARI
18. SYAIKH ABU SA’ID MUBAROK AL-MAKHZUMI
19. SYAIKH MUHYIDIN ABU MUHAMMAD ABDUL QODIR AL-JAELANI AL-BAGDADI
20. SYAIKH ADUL AZIZ SUBHANA GHOUSUS SAQOLAIN
21. SYAIKH MUHAMMAD AL-HATTAK
22. SYAIKH SYAMSUDIN
23. SYAIKH SYAROFUDIN
24. SYAIKH NURUDIN
25. SYAIKH WALIYUDIN
26. SYAIKH HUSAMUDIN
27. SYAIKH YAHYA
28. SYAIKH ABU BAKAR
29. SYAIKH ABDUROHIM
30. SYAIKH USMAN
31. SYAIKH ABDUL FATAH
32. SYAIKH MUHAMMAD MUROD
33. SYAIKH SYAMSUDIN
34. SYAIKH AHMAD KHOTIB AS-SYAMBASI
35. SYAIKH ABDUL KARIM TANARA AL-BANTANI

Karya-Karya Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi.


Syaikh Nawawi sangat produktif menulis hingga karyanya mencapai seratus judul lebih, meliputi berbagai disiplin ilmu. Banyak pula karyanya yang berupa syarah atau komentar terhadap kitab-kitab klasik. Sebagian dari karya-karya Syaikh Nawawi di antaranya adalah:
  1. al-Tsamâr al-Yâni’ah syarah al-Riyâdl al-Badî’ah
  2. al-‘Aqd al-Tsamîn syarah Fath al-Mubîn
  3. Sullam al-Munâjah syarah Safînah al-Shalâh
  4. Baĥjah al-Wasâil syarah al-Risâlah al-Jâmi’ah bayn al-Usûl wa al-Fiqh wa al-Tasawwuf
  5. al-Tausyîh/ Quwt al-Habîb al-Gharîb syarah Fath al-Qarîb al-Mujîb
  6. Niĥâyah al-Zayyin syarah Qurrah al-‘Ain bi Muĥimmâh al-Dîn
  7. Marâqi al-‘Ubûdiyyah syarah Matan Bidâyah al-Ĥidâyah
  8. Nashâih al-‘Ibâd syarah al-Manbaĥâtu ‘ala al-Isti’dâd li yaum al-Mi’âd
  9. Salâlim al-Fadhlâ΄ syarah Mandhûmah Ĥidâyah al-Azkiyâ΄
  10. Qâmi’u al-Thugyân syarah Mandhûmah Syu’bu al-Imân
  11. al-Tafsir al-Munîr li al-Mu’âlim al-Tanzîl al-Mufassir ‘an wujûĥ mahâsin al-Ta΄wil musammâ Murâh Labîd li Kasyafi Ma’nâ Qur΄an Majîd
  12. Kasyf al-Marûthiyyah syarah Matan al-Jurumiyyah
  13. Fath al-Ghâfir al-Khathiyyah syarah Nadham al-Jurumiyyah musammâ al-Kawâkib al-Jaliyyah
  14. Nur al-Dhalâm ‘ala Mandhûmah al-Musammâh bi ‘Aqîdah al-‘Awwâm
  15. Tanqîh al-Qaul al-Hatsîts syarah Lubâb al-Hadîts
  16. Madârij al-Shu’ûd syarah Maulid al-Barzanji
  17. Targhîb al-Mustâqîn syarah Mandhûmah Maulid al-Barzanjî
  18. Fath al-Shamad al ‘Âlam syarah Maulid Syarif al-‘Anâm
  19. Fath al-Majîd syarah al-Durr al-Farîd
  20. Tîjân al-Darâry syarah Matan al-Baijûry
  21. Fath al-Mujîb syarah Mukhtashar al-Khathîb
  22. Murâqah Shu’ûd al-Tashdîq syarah Sulam al-Taufîq
  23. Kâsyifah al-Sajâ syarah Safînah al-Najâ
  24. al-Futûhâh al-Madaniyyah syarah al-Syu’b al-Îmâniyyah
  25. ‘Uqûd al-Lujain fi Bayân Huqûq al-Zaujain
  26. Qathr al-Ghais syarah Masâil Abî al-Laits
  27. Naqâwah al-‘Aqîdah Mandhûmah fi Tauhîd
  28. al-Naĥjah al-Jayyidah syarah Naqâwah al-‘Aqîdah
  29. Sulûk al-Jâdah syarah Lam’ah al-Mafâdah fi bayân al-Jumu’ah wa almu’âdah
  30. Hilyah al-Shibyân syarah Fath al-Rahman
  31. al-Fushûsh al-Yâqutiyyah ‘ala al-Raudlah al-Baĥîyyah fi Abwâb al-Tashrîfiyyah
  32. al-Riyâdl al-Fauliyyah
  33. Mishbâh al-Dhalâm’ala Minĥaj al-Atamma fi Tabwîb al-Hukm
  34. Dzariyy’ah al-Yaqîn ‘ala Umm al-Barâĥîn fi al-Tauhîd
  35. al-Ibrîz al-Dâniy fi Maulid Sayyidina Muhammad al-Sayyid al-Adnâny
  36. Baghyah al-‘Awwâm fi Syarah Maulid Sayyid al-Anâm
  37. al-Durrur al-Baĥiyyah fi syarah al-Khashâish al-Nabawiyyah
  38. Lubâb al-bayyân fi ‘Ilmi Bayyân
 Karya tafsirnya, al-Munîr, sangat monumental, bahkan ada yang mengatakan lebih baik dari Tafsîr Jalâlain, karya Imâm Jalâluddîn al-Suyûthi dan Imâm Jalâluddîn al-Mahâlli yang sangat terkenal itu. Sementara Kâsyifah al-Sajâ syarah merupakan syarah atau komentar terhadap kitab fiqih Safînah al-Najâ, karya Syaikh Sâlim bin Sumeir al-Hadhramy. Para pakar menyebut karya beliau lebih praktis ketimbang matan yang dikomentarinya. Karya-karya beliau di bidang Ilmu Akidah misalnya Tîjân al-Darâry, Nûr al-Dhalam, Fath al-Majîd. Sementara dalam bidang Ilmu Hadits misalnya Tanqih al-Qaul. Karya-karya beliau di bidang Ilmu Fiqih yakni Sullam al-Munâjah, Niĥâyah al-Zain, Kâsyifah al-Sajâ. Adapun Qâmi’u al-Thugyân, Nashâih al-‘Ibâd dan Minhâj al-Raghibi merupakan karya tasawwuf. Ada lagi sebuah kitab fiqih karya beliau yang sangat terkenal di kalangan para santri pesantren di Jawa, yaitu Syarah ’Uqûd al-Lujain fi Bayân Huqûq al-Zaujain. Hampir semua pesantren memasukkan kitab ini dalam daftar paket bacaan wajib,

Rabu, 19 Desember 2012

Keutamaan Shalat Tahajud


Code CBox cep dhoy
Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini



Rasulullah SAW suatu hari
bersabda :

“Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”

Adapun lima keutamaan didunia itu, ialah :
1. Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
2. Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
3. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh semua manusia.
4. Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
5. Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam
agama.

Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
1. Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
2. Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
3. Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya
dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
4. Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.