Selasa, 19 Maret 2013

Riyadhus Shalihin (bahasa Indonesia) dua





(Taman Orang-Orang Shalih)
IMAM NAWAWI
2
 



Perintah menunaikan amanah

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga yaitu : apabila
berkata ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari dan bila
dipercaya ia berkhianat.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan : “Walaupun ia berpuasa dan
mengerjakan salat serta mengaku bahwa dirinya muslim.”

2. Dari Hudzaifah bin Al-Yaman ra., ia berkata : “Rasulullah SAW
bercerita tentang dua peristiwa ; yang pertama saya sudah
mengetahui kenyataannya, sedangkan yang kedua itu saya
masih menunggunya.
Pertama beliau bercerita bahwa amanat itu datang ke lubuk
hati manusia, kemudian turunlah Al –Qur’an maka mereka
mau mempelajari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kedua, beliau menceritakan tentang dicabutnya amanat, yaitu
: “Ada seseorang laki-laki yang sedang tidur kemudian
dicabutlah amanat itu dari hatinya, sehingga sisa sedikit saja,
kemudian ia tidur lagi maka tercabut pula sisa amanat itu,
dan yang ada hanya bekasnya seperti bara api yang terinjak
telapak kaki dan menimbulkan bengkak, sedangkan kamu
melihat bahwa di situ tidak ada apa-apa.” Sambil memberi
contoh, beliau lalu mengambil batu kecil dan diinjak dengan
kakinya. Setelah itu orang-orang seperti biasanya (berjual
beli), tetapi tidak terdapat lagi orang-orang yang jujur
(amanat). Sehingga kalau ada seseorang yang dapat
dipercaya dan mendapat pujian : Alangkah sabarnya,
alangkah cerdiknya, dan alangkah pandainya, padahal
menurut beliau di dalam hatinya tidak sedikitpun terselip
keimanan walau sebesar biji SAWi.” Hudzaifah berkata :
“Sungguh saya telah mengalami suatu masa, di mana saya
tidak memilih orang dalam ber-bai’at, bila ia seorang muslim,
ia patuh dan ta’at pada agamanya. Apabila ia Nasrani atau
Yahudi, ia takut kepada hukum negara. Adapun kini, saya
tidak bisa mempercayai dalam berbai’at kecuali kepada si
fulan dan si fulan.” (HR.Bukhari dan Muslim)

3. Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah
SAW bersabda : “Allah Yang Maha Memberi Berkah lagi Maha
Tinggi, kelak akan mengumpulkan manusia, kemudian orangorang
mukmin berdiri di dekat surga. Mereka lalu mendatangi
Nabi Adam as. dan berkata : “Wahai bapak kami, bukakan
pintu surga ini untuk kami.” Beliau menjawab : “Bukankah
yang mengeluarkan kalian dari surga adalah dosa bapakmu?
Datanglah kepada Ibrahim Khalillullah.” Merekapun
mendatanginya, tetapi beliau menjawab : “Itu bukan hak-ku,
aku hanyalah khalillullah (kekasih Allah) dan berada di
belakang sekali, datanglah kepada Musa ! Karena Allah
berfirman langsung kepadanya.” Merekapun mendatanginya,
tetapi beliau menjawab : “Itu bukan hak-ku. Datanglah
kepada Nabi Isa Kalimah dan Ruhullah ! “ Maka Isapun
menjawab : “Itu bukan bagianku.” Kemudian mereka
mendatangi Nabi Muhammad SAW, dan diminta untuk
membuka pintu surga, beliau berdiri dan diizinkan untuk
membukanya, kemudian dilepaskanlah amanat dan kasih
sayang dan keduanya itu berada di kanan kiri beliau sebagai
titian menuju ke surga. Beliau bersabda : “Orang pertama
yang melewatinya, berjalan secepat kilat.” Hudzaifah bertanya
: “Apakah ada yang berjalan secepat kilat ?” Beliau menjawab
: “Bukankah kalian dapat membayangkan bagaimana berjalan
hanya sekejap mata ? Kemudian ada seseorang yang
melewatinya bagaikan terbangnya burung dan ada pula yang
melintasinya bagaikan orang yang berlari kencang sekali.
Semua itu, menurut beliau, tergantung amal perbuatan
mereka.” Sedangkan Nabi Muhammad SAW berdiri di atas
shirat (titian) seraya berdoa : “Wahai Tuhanku,
selamatkanlah-selamatkanlah.” Sehingga sampai pada giliran
orang-orang yang amal baiknya sedikit bahkan sampai datang
seseorang yang tidak bisa berjalan melainkan dengan
merangkak. Dan di antara kedua tepi shirat (titian),
tergantung alat-alat yang dibuat dari besi, dan bertugas
mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Di antaranya
ada orang yang terluka tetapi selamat dan ada pula orangorang
yang dicakar-cakarnya lalu dilemparkan ke dalam api
neraka.” Menurut Abu Hurairah : “Sesungguhnya dasar
neraka Jahannam itu sejauh perjalanan tujuh puluh tahun.”
(HR.Muslim)

4. Dari Abu Khubaib Abdullah bin Az-Zubair bin Al-Awwam Al-
Qurasyi ra., ia berkata : “Tatkala Az-Zubair (ayahku) berdiri
pada perang Jamal, ia memanggilku maka akupun berdiri di
sampingnya. Ia berkata : “Hai anakku, sesungguhnya hari ini
tidak ada yang terbunuh kecuali orang yang menganiaya atau
teraniaya. Saya merasa hari ini saya akan dibunuh teraniaya,
dan yang paling saya takuti adalah hutang saya, apakah
kamu menyadari bahwa hutang itu akan meninggalkan sisa
dari harta kekayaan kita ?” Kemudian ia berkata : “Hai
anakku, juallah semua harta benda yang kita miliki dan
lunasilah hutangku itu !” Juga berwasiat, bahwa sepertiga dari
hartanya, sedang sepertiganya dari sepertiga itu diwasiatkan
untuk cucu-cucunya yakni untuk anak-anak Abdullah bin Az-
Zubair. Anak-anak az-Zubair waktu itu ada delapan belas
orang, sembilan laki-laki dan sembilan perempuan. Menurut
Abdullah : Az-Zubair selalu berwasiat untuk melunasi
hutangnya. Ia berkata : “Hai anakku, seandainya kamu tidak
mampu untuk melunasinya, maka hendaklah memohon
pertolongan kepada Pemimpinku.” Abdullah berkata : “Demi
Allah saya tidak mengetahui apa yang dimaksud olehnya,
sehingga saya berkata : “wahai ayahku siapa Pemimpinmu?”
Ia menjawab : “Allah.” Abdullah berkata : “Maka demi Allah,
seandainya saya mengalami kesulitan dalam melunasi
hutangnya saya berdoa : “Wahai Pemimpin Zubair ,
lunaskanlah hutangnya.” Akhirnya ia dapat melunasi
hutangnya. Abdullah mengatakan : “Setelah itu terbunuhlah
Az-Zubair, dan ia tidak meninggalkan dinar ataupun dirham,
kecuali beberapa bidang tanah di Ghobah, sebelas buah
rumah di Madinah, dua rumah di Bashrah, satu buah rumah di
Kufah dan sebuah rumah di Mesir.
Hutang itu disebabkan seseorang yang datang dengan
membawa harta dan menitipkan kepadanya, kemudian Az-
Zubair berkata : “Tidak, saya tidak senang dititipi, khawatir
kalau hilang, tetapi saya hutang saja.” Sebenarnyalah Az-
Zubair tidak pernah menjadi petugas penarik pajak, dan ia
selalu ikut berperang bersama-sama Rasulullah SAW, Abu
Bakar, Umar, dan Ustman ra. Lanjutnya, setelah saya hitung
ternyata saya mempunyai hutang dua juta dua ratus ribu.”
Kali tertentu Abdullah bin Hizam bertemu dengan Abdullah bin
Az-Zubair dan berkata : “Wahai keponakanku, berapakah
hutang saudaraku?” Saya sembunyikan dan saya mengatakan
: “Seratus ribu.” Hakim berkata : “Demi Allah, saya tidak tahu
apakah engkau dapat melunasinya ?” Abdullah berkata :
“Bagaimana pendapatmu apabila hutangnya mencapai dua
juta dua ratus ribu ?” Ia menjawab : “Saya tidak tahu apakah
kamu dapat melunasinya atau tidak, jika kamu tidak mampu
melunasinya, mintalah bantuan kepadaku.”
Menurut Abdullah : “Az-Zubair dulu membeli tanah Al-Ahobah
seharga seratus tujuh puluh ribu.” Abdullah bermaksud untuk
menjualnya seharga satu juta enam ratus ribu, kemudian ia
berdiri dan berkata : “Siapa saja yang menghutangi Az-
Zubair, maka saya akan melunasinya, dan datanglah kepada
kami di Ghobah.” Maka datanglah Abdullah bin Ja’far ra., ia
menghutangi Zubair sebanyak empat ratus ribu, dan ia
berkata kepada Abdullah : “Kalau kamu mau, saya tidak akan
menagihnya kepadamu.” Abdullah bin Zubair berkata : “Kalau
kamu suka, lunasilah belakangan.” Abdullah bin Zubair
berkata : “Tidak.” Abdullah bin Ja’far menjawab : “Abdullah
bin Ja’far berkata : “Kalau begitu berilah saya sebagian tanah
di Ghobah ini.” Abdullah bin Zubair berkata : “Kalau begitu,
kamu mendapat bagian dari sini sampai sini.”
Abdullah kemudian menjual sisa hutan itu untuk melunasi
hutang ayahnya dan masih tersisa empat setengah bagian.
Kemudian ia datang ke tempat Mu’awiyah. Waktu itu di
tempat Mu’awiyah ada beberapa orang, yaitu ‘Amr bin
Utsman, Al-Mundzir bin Zubair dan Ibnu Zam’ah. Mu’awiyah
pun bertanya kepada Abdullah : “Hutan itu dijual berapa?”
Abdullah menjawab : “Setiap bagian seratus ribu.” Mu’awiyah
bertanya : “Masih tersisa berapa ?” Abdullah menjawab :
“Masih tersisa empat setengah bagian.” Al-Mundzir bin Zubair
berkata : “Kalau begitu saya mengambil sebagian dengan
harga seratus ribu.” Demikian pula dengan Ibnu Zam’ah :
“Saya mengambil sebagian dari seratus ribu.” Kemudian
Mu’awiyah bertanya : “Masih sisa berapa ?” Abdullah
menjawab : “Masih tersisa satu setengah bagian.”
Mu’awiyah berkata : “Saya yang mengambilnya dengan harga
seratus lima puluh ribu.” Kemudian Abdullah bin Ja’far
menjual bagiannya kepada Mu’awiyah dengan harga enam
ratus ribu.
Setelah Abdullah bin Zubair selesai melunasi hutang ayahnya,
maka putri-putri Az-Zubair berkata : “Bagilah warisan kami.”
Abdullah menjawab : “Demi Allah, saya membagi untuk kalian
sebelum empat tahun, sebab pada setiap musim, saya akan
menyiarkan siapa saja yang menghutangi Zubair hendaknya
datang kepada kami, dan kami pasti akan melunasinya.
Demikianlah, pada setiap tahunnya Abdullah menyiarkannya.
Sesudah melewati empat tahun maka Abdullah membagi
harta warisan itu dan mengambil sepertiga yang diwasiatkan.
Dan Az-Zubair meninggalkan empat istri, masing-masing
mendapat bagian satu juta dua ratus ribu. Jadi semua
kekayaan Az-Zubair berjumlah lima puluh juta dua ratus
ribu.” (HR.Bukhari)

Perintah tidak berbuat aniaya

1. Dari Jabir ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Takutlah kalian pada kezaliman karena kezaliman itu
merupakan kegelapan pada hari kiamat, dan takutlah kamu
pada kekikiran sebab orang-orang sebelum kalian binasa
karena kekikiran, dan hal itulah yang menyebabkan mereka
mengadakan pertumpahan darah dan menghalalkan yang
haram.” (HR.Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya kalian pada hari kiamat diperintahkan untuk
mengembalikan semua hak yang diambil kepada yang berhak,
sehingga kambing yang tidak bertanduk karena ditanduk yang
lain, diberi hak untuk membalas kepada kambing yang
bertanduk.” (HR.Muslim)

3. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : “Ketika kami
memperbincangkan haji Wada’, Nabi SAW berada di antara
kami. Kami belum tahu apakah sebenarnya haji Wada’ itu.
Tiba-tiba Rasulullah SAW memuji dan menyanjung Allah serta
menceritakan tentang Al-Masih Dajjal, sambil memperpanjang
ceritanya, beliau bersabda : “Tidak ada seorang Nabi pun
yang diutus Allah melainkan ia memperingatkan umatnya.
Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya, demikian pula
dengan Nabi sesudahnya. Ketika Dajjal keluar di tengahtengah
kalian, maka apapun sifat yang disembunyikannya,
niscaya terungkap bagi kalian. Sesungguhnya Tuhanmu
tidaklah buta mata sebelah, tetapi Dajjal matanya buta
sebelah kanan, seperti buah anggur. Ingatlah, sesungguhnya
Allah telah mengharamkan darah dan hartamu sebagaimana
haramnya hari ini, di negeri ini, dan di bulan ini. Ingatlah,
bukankah aku telah menyampaikannya ?” Para sahabat
menjawab : “Ya.” Kemudian Nabi berdoa : “Ya Allah
saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah!
Berhati-hatilah dan ingatlah, jangan kalian kembali kafir
sepeninggalku, ketika salah seorang di antara kalian
membunuh yang lain!” (HR.Bukhari)

4. Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Siapa
saja yang mengambil hak orang lain walaupun hanya
sejengkal tanah, maka akan dikalungkan kepadanya tujuh
lapis bumi.” (HR.Bukhari dan Muslim)

5. Dari Abu Musa ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah memberi kebebasan kepada orang yang
berlaku aniaya, tetapi apabila datang siksaan-Nya, maka ia
tidak akan dapat menghindarinya, kemudian beliau membaca
ayat : “WAKADZAALIKA AKHDZU RABBIKA IDZAA AKHADZAL
QURAA WAHIYA DZAALIMATUN INNA AKHDZAHUU ALIIMUN
SYADIID” (Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia
mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim.
Sesungguhnya azab-Nya itu sangat pedih lagi keras).”
(HR.Bukhari dan Muslim)

6. Dari Mu’adz ra., ia berkata : Rasulullah SAW mengutus saya
sebagai gubernur Yaman. Beliau berpesan : “Sesungguhnya
kamu akan menghadapi kaum ahli kitab, ajaklah mereka
untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Apabila mereka
mematuhi ajakanmu, beri tahukan kepada mereka, bahwa
Allah mewajibkan untuk mereka mengerjakan salat lima kali
sehari semalam. Apabila mereka telah mematuhinya
(memenuhinya), maka beritahukan kepada mereka bahwa
Allah mewajibkan untuk mereka menunaikan sedekah yang
diambil dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orangorang
fakir miskin. Apabila mereka telah mematuhinya, maka
lindungilah kehormatan dan harta bendanya. Takutlah kamu
terhadap doa orang yang teraniaya karena tidak ada tirai
yang menghalangi antara doanya dengan Allah.” (HR.Bukhari
dan Muslim)

7. Dari Abu Humaid Abdurrahman bin Sa’ad As-Sa’idiy ra., ia
berkata : “Rasulullah SAW menugaskan seseorang dari suku
Azdi yang bernama Ibnu Al-Lutbiyyah untuk mengumpulkan
sedekah, tatkala orang itu datang kepada beliau, ia berkata :
“Ini untuk engkau, dan ini hadiah untuk saya.” Rasulullah
SAW kemudian berdiri di atas mimbar, dan membuka
khutbahnya dengan menyanjung Allah SWT., sambil
melanjutkan khutbahnya : “Sesungguhnya aku telah
menugaskan seseorang di antara kalian, tugas itu diberikan
Allah kepadaku, kemudian ia datang dan berkata : “Ini untuk
engkau dan ini hadiah untuk saya.” Andaikata ia memang
benar, mengapa ia tidak duduk saja di rumah ayah dan
ibunya, sehingga hadiah itu diberikan padanya. Demi Allah,
siapa saja di antara kalian yang mengambil sesuatu yang
bukan haknya niscaya di hari kiamat ia menghadap Allah
sambil memikul yang diambilnya di dunia. Demi Allah, saya
tidak ingin melihat seorang pun di antara kalian menghadap-
Nya dengan memikul unta, lembu, atau kambing yang
mengembik.” Kemudian beliau menengadahkan kedua
tangannya hingga terlihat putih ketiak beliau, seraya
bersabda : “Ya Allah, bukankah aku telah menyampaikannya
?“ (HR.Bukhari dan Muslim)

8. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda :
“Siapa saja yang pernah menganiaya saudaranya, baik
kehormatannya maupun sesuatu yang lain, hendaklah ia
minta maaf Semarang juga sebelum datang saatnya dinar dan
dirham tidak berguna. Jika tidak, apabila ia mempunyai amal
saleh, maka amalnya akan diambil sesuai dengan kadar
penganiayaan, namun apabila ia tidak mempunyai amal
kebaikan, maka kejahatan orang yang dianiaya itu diambil
dan dibebankan kepadanya.” (HR. Bukhari)

9. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash ra., dari Nabi SAW, beliau
bersabda : “Orang Islam adalah orang yang menjaga umat
Islam lainnya selamat dari lisannya dan tangannya. Dan orang
yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa saja
yang dilarang Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

10. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-Ash ra., ia berkata :
“Kirkirah adalah orang yang menjaga perbekalan Nabi SAW
Ketika ia meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda :
“Tempatnya di dalam neraka.” Para sahabat kemudian
menyelidiki sebab musabab ia masuk neraka, kemudian
mereka menemukan sebabnya, bahwa ia pernah
menyembunyikan mantel hasil rampasan perang.” (HR.
Bukhari)

11. Dari Abu Bakrah Nufa’i bin Al-Harits ra., dari Nabi SAW,
beliau bersabda : “Sesungguhnya masa itu berputar,
sebagaimana ketika Allah menjadikan langit dan bumi.
Setahun, dua belas bulan. Empat bulan di antaranya adalah
bulan mulia, yang tiga berturut-turut, yaitu : “Dzulqo’dah,
Dzul hijjah dan Muharram, serta bulan Rajab, di antara
Jumadil Akhir dan Sya’ban. Kemudian Nabi bertanya : “Bulan
apakah ini ?” Kami menjawab : “Allah dan Rasul-Nya yang
lebih mengetahui.” Beliau diam, sehingga kami menyangka,
akan diganti dengan yang lain. Beliau bersabda : “Bukankah
ini bulan Dzul hijjah ?” Kami menjawab : “Benar.” Beliau
bertanya lagi: “Negeri apakah ini ?” Kami menjawab : “Allah
dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau diam, sehingga
kami menyangka, akan diganti dengan nama yang lain. Beliau
bersabda: “Bukankah ini tanah Haram?” Kami menjawab:
“Benar.” Beliau bertanya lagi: “Hari apakah ini ?” Kami
menjawab : “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.”
Beliau diam, sehingga kami menyangka, kalau-kalau akan
diganti dengan nama yang lain. Kemudian beliau bersabda:
“Bukankah ini hari Nahr ?” Kami menjawab : “Benar.” Beliau
lantas bersabda: “Sesungguhnya darah, harta dan
kehormatanmu adalah mulia, sebagaimana mulianya hari,
negeri dan bulanmu ini. Kamu semua akan bertemu dengan
Tuhanmu dan Dia akan mempertanyakan tentang segala amal
perbuatanmu. Ingatlah, jangan sampai kamu berbalik menjadi
kafir sepeninggalku, di mana salah seorang di antara kalian
membunuh yang lain. Ingatlah, hendaklah yang hadir ini
menyampaikan kepada yang tidak hadir, mungkin saja orang
yang diberi tahu itu lebih taat dari orang yang langsung
mendengarnya.” Kemudian beliau bersabda : “Ingatlah,
bukankah aku telah menyampaikannya ?” Kami menjawab :
“Ya.” Beliau bersabda : “Ya Allah, saksikanlah.” (HR. Bukhari
dan Muslim)

12. Dari Abu Umamah Iyas bin Tsa’labah Al-Haritsiy ra., ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Siapa saja yang
merampas hak seorang muslim dengan sumpahnya, maka
Allah benar-benar mewajibkan neraka baginya dan
diharamkan surga untuknya.” Setelah seorang sahabat
bertanya : “Walaupun yang dirampas itu sesuatu yang amat
sedikit wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab : “Walau sekecil
batang kayu arok.” (HR. Muslim)

13. Dari ‘Adiy bin ‘Amirah ra., ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda : “Siapa saja yang kami serahi
tugas, lalu ia menyembunyikannya walaupun sekecil jarum
atau lebih kecil dengan maksud untuk mengambilnya, kelak di
hari kiamat ia datang dengan membawa apa yang
disembunyikannya.” Berdirilah seorang kulit hitam dari
sahabat Anshar, yang seakan-akan saya pernah melihatnya,
ia kemudian berkata : “Wahai Rasulullah, terimalah kembali
tugas yang telah engkau serahkan kepada saya.” Beliau
bertanya : “Mengapa demikian ?” Ia menjawab : “Karena saya
mendengar engkau bersabda begini dan begitu.” Beliau
bersabda : “Sekarang saya tegaskan siapa saja yang saya
serahi tugas, maka ia harus melaksanakannya, baik
mendapatkan hasilnya sedikit maupun banyak. Dan apa saja
yang diberikan kepada dirinya, maka ia boleh mengambilnya
dan apa yang dilarang untuk dirinya, maka janganlah ia
mengambilnya.” (HR. Muslim)

14. Dari Umar bin Khaththab ra., ia berkata : “Ketika
perang Khaibar selesai, beberapa sahabat Nabi SAW pulang
dan mereka menyebut-nyebut, bahwa si Fulan mati syahid,
sampai akhirnya mereka bertemu dengan seseorang di jalan,
mereka mengatakan: “Si Fulan mati syahid.” Kemudian Nabi
SAW bersabda : “Tidak, saya telah melihatnya berada di
neraka karena ia menyembunyikan kain mantel hasil
rampasan perang yang belum dibagi.” (HR. Muslim)

15. Dari Abu Qatadah Al-Harits bin Rib’iy ra., dari Rasulullah
SAW, waktu itu beliau berdiri di tengah-tengah para sahabat
dan mengatakan, bahwa berjihad (berjuang) di jalan Allah
dan beriman kepada Allah adalah paling utama amalnya.
Kemudian seseorang berdiri dan bertanya : “Wahai
Rasulullah, bagaimana kalau saya terbunuh di jalan Allah,
apakah dosa-dosa saya terampuni ?” Rasulullah SAW
menyatakan : “Ya, apabila kamu terbunuh di jalan Allah
sedangkan kamu tabah, hanya mengharapkan pahala dari
Allah, bersemangat dan pantang mundur.” Kemudian
Rasulullah SAW bertanya : “Bagaimana pertanyaanmu tadi ?”
Ia menjawab : “Bagaimana seandainya saya terbunuh di jalan
Allah, apakah dosa-dosa saya terampuni ?” Maka Rasulullah
SAW menjelaskan : “Ya, apabila kamu tabah, hanya
mengharapkan pahala dari Allah, bersemangat dan pantang
mundur, kecuali hutang. Sesungguhnya Jibril mengatakan
yang demikian itu kepadaku.” (HR. Muslim)

16. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Tahukan kalian orang yang bangkrut?” Para
sahabat menjawab: “Orang bangkrut adalah orang yang tidak
punya uang dan tidak punya harta benda.” Beliau bersabda :
“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah
orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa salat,
puasa dan zakat, tetapi ia suka mencaci maki, menuduh,
makan harta orang lain, menumpahkan darah, serta memukul
orang lain. Kemudian pahalanya diberikan kepada orang yang
dianiayanya. Jika kebaikannya sudah habis sedangkan
kesalahan-kesalahannya belum terbayar, maka ia
dilemparkan di tengah-tengah orang-orang yang pernah
dianiayanya, yang akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka.”
(HR. Muslim)

17. Dari Ummu Salamah ra., ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Sesungguhnya aku adalah manusia biasa
sedangkan kalian mengadukan persoalan kepadaku. Mungkin
salah seorang di antara kalian lebih pandai menjelaskan
hujjah (argumentasi)nya daripada yang lain, kemudian saya
putuskan baginya sesuai keterangan yang saya dengar. Maka,
siapa saja yang telah aku menangkan dengan mengalahkan
yang benar, itu berarti sama saja saya memberinya sepotong
(bagian) api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

18. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : “Rasulullah SAW
bersabda : Orang mukmin senantiasa berada dalam
kelapangan dalam agamanya, selama ia tidak menumpahkan
darah yang haram.” (HR. Bukhari)

19. Dari Khaulah binti Tsamir Al-Anshariyah, ia adalah istri
Hamzah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda : “Sesungguhnya orang yang menyalahgunakan
harta Allah (baitul mal), di hari kiamat mereka dimasukkan
neraka.” (HR. Muslim)

Menjunjung kehormatan umat Islam

1. Dari Abu Musa ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :
“Orang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan satu
bangunan, satu bagian dengan yang lain saling
mengokohkan.” Sambil memperagakan dengan menyusupkan
jari-jemarinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Musa ra., ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda :
“Siapa saja yang berjalan di masjid dan pasar sedangkan ia
membawa anak panah, hendaklah ia menyembunyikan atau
memegang ujungnya agar jangan sampai mengenai
(mengganggu) seseorang diantara umat Islam.” (HR. Bukhari
dan Muslim)

3. Dari Nu’man bin Basyir ra., ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda: “Perumpamaan orang yang beriman yang saling
mencintai dan saling menyayangi serta saling mengasihi
bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota menderita sakit,
maka yang lain ikut merasakan hingga tidak bisa tidur dan
merasa demam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah SAW mencium
cucunya Al-Hasan bin Ali. Waktu itu Al-Aqra’ berada di
hadapan beliau, kemudian Al-Aqra’ berkata : “Wahai
Rasulullah, saya mempunyai sepuluh orang anak, dan belum
pernah kucium seorangpun.” Rasulullah SAW menoleh kepada
Al-Aqra’ seraya bersabda : “Siapa saja yang tidak mau
mengasihani, maka tidak akan dikasihani.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

5. Dari Aisyah ra., ia berkata : “Beberapa orang Badui datang
menghadap Rasulullah SAW, sebagian bertanya kepada yang
lain “Apakah kamu biasa mencium anak-anakmu? Sebagaian
menjawab: “Ya,” dan yang lain ada yang menjawab : “Demi
Allah, kami tidak pernah menciumnya.” Kemudian Rasulullah
SAW bersabda : “Bagaimana jika Allah mencabut rasa kasih
sayang dari kalian ? (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Dari Jarir bin Abdullah ra., ia berkata : “Rasulullah SAW
bersabda: “Siapa saja yang tidak mengasihi sesama manusia,
maka Allah tidak akan mengasihinya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

7. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Apabila salah seorang dari kamu menjadi Imam salat bagi
orang banyak hendaknya ia memperingan (mempercepat)nya,
karena di antara mereka, ada orang yang lemah, ada yang
sakit dan ada pula yang sudah lanjut usia. Apabila ia salah
sendirian, perpanjanglah sesuai kemampuannya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan : “karena di antaranya ada yang
mempunyai keperluan lain.”

8. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata : “Apabila Rasulullah SAW
meninggalkan amal yang beliau sukai, hal itu dikarenakan
beliau khawatir jika umat Islam menganggap, bahwa amal itu
diwajibkan atas mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

9. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata : “Nabi SAW melarang umat Islam
puasa wishal (bersambung siang malam), dikarenakan rasa
sayang terhadap mereka.” Para sahabat berkata :
“Sesungguhnya engkau sendiri berpuasa Wishal.” Beliau
menjawab : “Sesungguhnya keadaanku lain dengan
keadaanmu. Aku selalu diberi makan dan minum oleh
Tuhanku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maksudnya : Aku diberi kekuatan oleh Allah sebagaimana
kekuatannya orang yang makan dan minum.
10. Dari Abu Qatadah Al-Harits bin Rabiiy ra., ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda : “Ketika saya sedang salat dan
hendak memperpanjangnya, tiba-tiba mendengar tangisan
anak kecil, maka kusegerakan salat, karena tidak ingin
merepotkan ibunya.” (HR. Bukhari)

11. Dari Jundub bin Abdullah ra., ia berkata : “Rasulullah
SAW bersabda : “Siapa saja yang mengerjakan salat Subuh
berjamaah, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena
itu, jangan sampai Allah meminta jaminan sedikitpun. Dan
siapa saja yang dituntut jaminan-Nya, maka Allah akan
menemukan, kemudian menjerumuskannya ke dalam api
neraka.” (HR. Bukhari)

12. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Sesama muslim itu bersaudara. Karena itu,
jangan menganiaya dan mendiamkannya. Siapa saja yang
memperhatikan kepentingan saudaranya, maka Allah akan
memperhatikan kepentingannya. Siapa saja yang
melapangkan satu kesulitan terhadap sesama muslim, maka
Allah akan melapangkan satu kesulitan dari beberapa
kesulitan di hari kiamat. Dan siapa saja yang menutupi
kejelekan orang lain, maka Allah akan menutupi kejelekannya
di hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

13. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Sesama muslim, jangan mengkhianati, mendustai
dan membiarkannya. Sesama muslim haram mengganggu
kehormatan, harta dan darahnya. Takwa itu ada di sini
(sambil menunjuk dadanya). Seseorang cukup dianggap jahat
apabila ia menghina saudaranya yang muslim.” (HR. Tirmidzi)

14. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Janganlah kalian saling dengki, saling menipudan
saling membelakangi, dan jangan menjual atas penjualan
orang lain, dan jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.
Sesama muslim bersaudara. Oleh karena itu, jangan
menganiaya, membiarkan dan menghinanya. Takwa itu ada di
sini (sambil menunjuk dadanya, beliau mengucapkan tiga
kali). Seseorang cukup dianggap jahat, apabila ia menghina
saudaranya yang muslim.” (HR. Muslim)

1 Berpaling dan acuh serta menjadikannya seperti sesuatu
yang dibelakang punggung.

15. Dari Anas ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda :
“Tidaklah dianggap sempurna iman seseorang, sebelum ia
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

16. Dari Anas ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Tolonglah saudaramu yang berbuat aniaya dan yang
teraniaya.” Kemudian ada yang bertanya : “Wahai Rasulullah,
saya menolongnya jika ia teraniaya, lalu bagaimana saya
menolongnya jika ia berbuat aniaya?” Beliau menjawab :
“Kamu cegah atau kamu larang dia dari berbuat aniaya.
Demikianlah cara menolongnya.” (HR. Bukhari)

17. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain
ada lima, yaitu membalas salam, menjenguk orang sakit,
mengiringi jenazah, memenuhi undangannya dan menjawab
apabila ia bersin.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis riwayat Muslim dikatakan, Rasulullah bersabda : “Hak
seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam, yaitu:
Apabila bertemu, ucapkanlah salam. Apabila ia mengundangmu,
penuhilah undangannya. Apabila ia meminta nasihat, nasihatilah
dia. Apabila ia bersin kemudian ia membaca “alhamdulillah”, maka
jawablah (dengan ucapan “yarhamukallah” (semoga Allah
mengasihimu). Apabila ia sakit, jenguklah dan apabila ia meninggal
iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim)

18. Dari Abu ‘Umarah Al-Barra’ bin ‘Azib ra., ia berkata :
“Rasulullah SAW menyuruh dan melarang kami, dalam tujuh
hal. Yaitu, beliau menyuruh kami untuk menjenguk orang
yang sakit, mengiring jenazah, menjawab orang yang bersin
ketika mengucapkan Alhamdulillah, menepati sumpah,
menolong orang yang teraniaya, mendatangi undangan dan
menyebarluaskan salam. Kemudian beliau melarang kami dari
memakai cincin emas, minum dari bejana perak, memujimemuji
keledai, bersikap keras, mengenakan kain sutera baik
sutera tipis maupun yang tebal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain dikatakan : “Dan menanyakan barang yang
hilang.” Sebagai tambahan tujuh yang pertama.

1. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda :
“Orang yang menutupi kejelekan orang lain di dunia, kelak
Allah akan menutupi kejelekannya di hari kiamat.” (HR.
Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda : “Umatku akan mendapat
ampunan, kecuali orang yang terang-terangan berbuat dosa.
Di antaranya, orang berbuat dosa di malam hari dan pada
pagi hari ia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi.
Ia bercerita : “Hai fulan, saya tadi malam berbuat begini dan
begitu.” Sesungguhnya malam itu Allah telah menutupi
perbuatannya, namun pagi harinya ia malah membuka sendiri
perbuatannya yang telah Allah tutup. (HR. Bukhari dan
Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Jika
seorang budak melakukan zina dan nyata zinanya, hendaklah
ia didera dan jangan diejek. Jika ia berbuat zina lagi, maka
deralah ia dan jangan diejek. Jika ia berbuat zina untuk kali
ketiga, maka juallah ia walaupun seharga tali yang terbuat
dari bulu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: “Ada seseorang yang
minum-minuman keras, kemudian dihadapkan kepada Nabi
SAW, maka beliau bersabda : “Pukullah orang itu.” Abu
Hurairah berkata: “Di antara kami ada yang memukulnya
dengan tangan, sandal dan kain. Tatkala orang itu akan
pulang, sebagian orang berkata : “Semoga Allah
menghinamu.” Maka beliau bersabda : “Janganlah kalian
berkata seperti itu, jangan kalian membantu setan.” (HR.
Bukhari)

Memenuhi kepentingan orang islam

1. Dari Umar ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Sesama muslim itu bersaudara. Oleh karena itu, jangan
menganiaya dan jangan mendiamkannya. Siapa saja yang
memperhatikan kepentingan saudaranya, Allah akan
memperhatikan kepentingannya. Siapa saja yang
melapangkan satu kesulitan sesama muslim, niscaya Allah
akan melapangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitannya
pada hari kiamat. Siapa saja yang menutupi kejelekan
seorang muslim Allah akan menutupi kejelekannya pada hari
kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda :
“Siapa saja yang menghilangkan satu kesulitan dari beberapa
kesulitan yang dialami orang mukmin, maka Allah akan
menghilangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitannya
pada hari kiamat. Siapa saja yang memudahkan urusan orang
yang mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan
urusannya baik di dunia maupun di akhirat. Siapa saja yang
menutupi kejelekan seorang muslim, maka Allah akan
menutupi kejelekannya di dunia dan di akhirat, dan Allah
senantiasa memberi pertolongan kepada hamba-Nya selama
ia menolong saudaranya. Siapa saja yang menempuh jalan
guna menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju surga. Dan siapa saja yang berkumpul di salah
satu rumah Allah Ta’ala dengan membaca kitab-Nya dan
memperdalam kandungannya, maka akan turunlah kepada
mereka suatu ketenangan dan mereka selalu diliputi rahmat
dan para malaikat selalu memohonkan ampun buat mereka,
kemudian Allah menyebut-nyebut siapa saja yang berada di
sisi-Nya. Dan siapa saja yang lambat beramal, maka ia tidak
akan cepat meraih derajat.” (HR. Muslim)

Syafaat

1. Dari Abu Musa Al-Asy’ariy ra., ia berkata : “Apabila ada orang
yang datang kepada Nabi SAW untuk meminta pertolongan,
maka beliau memandang siapa saja yang berada di
hadapannya dan bersabda : “Berilah pertolongan, niscaya
kamu akan memperoleh pahala, karena Allah selalu
memenuhi apa yang diucapkan oleh nabi-Nya apapun yang
disukainya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan : “Apapun yang
dikehendakinya.”

2. Dari Ibnu Abbas ra., ia menceritakan tentang Barirah dan
suaminya : “Nabi SAW bersabda kepada Barirah : “Andai saja
kamu mau kembali kepada suamimu.” Barirah berkata:
“Wahai Rasulullah, engkau menyuruh saya?” Beliau bersabda
: “Tidak, saya hanya menganjurkan.” Barirah menjawab :
kalau begitu saya tidak ingin kembali kepadanya.”1 (HR.
Bukhari)

1 Barirah adalah isteri Mughtis. Keduanya hamba sahaya.
Ketika Barirah merdeka; ia berhak meneruskan perkawinan
atau melepaskan, sedangkan suaminya masih mencintainya.
Oleh karena itu, Nabi SAW menganjurkan: “Andai saja kamu
mau kembali kepadanya, kasihan suamimu.” Ini contoh
Syafaat, atau suatu usaha kebaikan dengan jasa-jasa baik.

Mendamaikan orang yang bersengketa

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah SAW, bersabda
: “Setiap ruas tulang manusia sebaiknya disedekahi (oleh
pemiliknya) setiap hari, (sebagai pernyataan syukur kepada
Allah atas keselamtan tulang-tulangnya. Dan macam sedekah
itu banyak sekali), di antaranya berlaku adil di antara dua
orang yang bersengketa, membantu teman ketika menaiki
tunggangannya atau menaikkan barang temannya ke
punggung tunggangannya, ucapan yang baik, setiap langkah
yang kamu ayunkan untuk melakukan salat adalah sedekah
dan menyingkirkan sesuatu yang merugikan di jalan, juga
sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Ummu Kultsum binti ‘Uqbah bin Abu Mu’aith ra., ia
berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Bukan
pendusta orang yang mendamaikan orang yang sedang
bersengketa, karena ia bermaksud baik atau berkata baik.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis riwayat Muslim ada tambahannya, yaitu : Ummu
Kultsum berkata : “Saya tidak pernah mendengar beliau
membolehkan orang berkata dusta kecuali dalam tiga hal,
yaitu: Di dalam peperangan, dalam mendamaikan orang yang
sedang bersengketa dan seseorang yang menceritakan
keadaan istri atau suaminya (untuk menjaga hubungan baik
keduanya).

3. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata : “Rasulullah SAW mendengar
suara orang yang bertengkar amat keras di depan pintu.
Salah satunya ada yang meminta keringanan (hutang) dan
meminta bantuan kepada yang lain, tetapi yang mengutangi
menjawab : “Demi Allah, saya tidak akan memenuhi
permintaanmu.” Kemudian Rasulullah SAW keluar dan
mendekati keduanya dan bertanya : “Mana yang bersumpah
dengan nama Allah untuk tidak akan berbuat kebaikan?” Ia
menjawab : “Saya wahai Rasulullah.” Maka bagi orang itu apa
saja yang disukainnya.”1 (HR. Bukhari dan Muslim) hlm. 274
(terjemahannya apakah salah ?)

1 Meminta untuk dikurangi hutangnya dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Allah melarang mempergunakan nama Allah
untuk menghalangi berbuat kebaikan. Sebagaimana firman-
Nya yang artinya : “Janganlah kamu menjadikan nama Allah,
sebagai penghalang dalam sumpahmu tidak akan berbuat
kebaikan, dan takwa atau mendamaikan di antara manusia.”

4. Dari Abu Abbas Sahl bin Sa`idiy ra. , ia berkata :” Rasulullah
SAW Mendengan berita, bahwa di kalangan Bani `Amr bin
`Auf terjadi persengketaan, maka Rasulullah SAW, bersama
beberapa sahabat pergi ke sana untuk mendamaikan mereka.
Setelah selesai mendamaikan beliau dijamu padahal waktu
salat telah tiba, maka Bilal datang kepada Abu Bakar ra., dan
berkata : “ Wahai Abu Bakar, sesungguhnya Rasulullah SAW,
sedang ditahan untuk dijamu oleh Bani`Amr, bagaimana jika
kamu menjadi imam bagi orang-orang yang akan
mengerjakan salat?” Abu Bakar menjawab: “Baiklah, jika
kamu menghendaki demikian.” Kemudian Bilal
mengumandangkan ikamah, lalu Abu Bakarpun maju dan
bertakbir, dan orang-orangpun ikut bertakbir. Tiba-tiba
Rasulullah datang berjalan di tengah-tengah shaf dan berdiri
pada shaf pertama. Orang-orang bertepuk tangan
memberikan isyarat, tetapi Abu Bakar tidak menoleh di dalam
salatnya. Ketika orang-orang ramai bertepuk memberi isyarat
iapun menoleh dan melihat Rasulullah SAW Beliaupun
memberi isyarat kepadanya agar ia meneruskan salatnya,
tetapi Abu Bakar ra. mengangkat tangannya seraya memuji
Allah dan melangkah mundur sehingga ia berdiri pada shaf
pertama. Rasulullah SAW lalu maju dan meneruskan salatnya
menjadi imam. Setelah salat usai, beliau menoleh kepada
para sahabat dan bersabda : “Wahai sekalian manusia,
mengapa ketika terjadi sesuatu di dalam salat kalian bertepuk
tangan? Padahal tepuk tangan itu untuk perempuan yang
memberi isyarat. Siapa saja yang mengalami sesuatu di
dalam salat hendaklah ia membaca: “SUBHANALLAH” (Maha
Suci Allah). Dan bagi imam jika mendengar bacaan
“SUBHANALLAH” hendaklah ia menoleh. Hai Abu Bakar,
mengapa engkau tidak meneruskan menjadi imam ketika aku
memberikan isyarat kepadamu?” Abu Bakar menjawab:
“Tidaklah selayaknya bagi anak Abu Quhafah untuk menjadi
imam di hadapan Rasulullah SAW (HR. Bukhari dan Muslim)
Keutamaan orang Islam yang lemah dan

fakir

1. Dari Haritsah bin Wahab ra. Ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah SAW Bersabda : “ Maukah kamu aku beritahu
tentang penghuni Surga? Yaitu orang yang lemah dan
diremehkan, tetapi kalau dia minta sesuatu kepada Allah,
tentu dikabulkan. Dan maukah kamu aku beritahu tentang
penghuni Neraka ? Yaitu setiap orang yang kasar, keras lagi
sombong.” ( HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abul Abbas Sahl bin Sa`idiy ra., ia berkata :” Ada
seorang laki-laki lewat di depan Nabi SAW, kemudian beliau
bertanya kepada sahabat yang duduk di sampingnya
:”Bagaimana pendapatmu tentang laki-laki yang baru lewat
itu?” sahabat itu menjawab: “Orang itu golongan bangSAWan,
demi Allah orang itu sangat pantas diterima jika meminang,
apabila ia meminta sesuatu untuk orang lain pasti berhasil.”
Rasulullah SAW pun diam. Kemudian ada lagi yang lewat,
lantas Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya : “
Bagaimana pendapatmu tentang orang yang baru lewat itu?”
Sahabat itu menjawab : “Wahai Rasulullah, orang itu dari
golongan umat Islam yang fakir, apabila meminang pantasnya
ia ditolak, apabila meminta sesuatu untuk orang lain pasti
tidak akan berhasil, dan apabila berbicara tidak akan
didengar.” Kemudian Rasulullah SAW Bersabda : “Orang ini
lebih baik dari sepenuh bumi orang yang pertama lewat itu.” (
HR. Bukhari dan Muslim)

3. Dari Abu Sa`id Al-Khudriy ra. Dari Nabi SAW Beliau bersabda
: “Kali tertentu surga dan neraka berdebat tentang siapa saja
bagiannya. Neraka berkata : “Bagianku orang-orang yang
sombong dan takabur. “Surga berkata : “Bagianku orangorang
yang lemah dan orang-orang miskin.” Kemudian Allah
memberi keputusan kepada keduanya : “Wahai surga
sesunggunya kamu adalah rahmat-Ku, dengan keberadaanmu
Aku memberi rahmat kepada siapa saja yang Aku kehendaki.
Dan kamu wahai neraka, sesungguhnya kamu adalah siksaan-
Ku, dengan adanya kamu Aku menyiksa kepada siapa saja
yang Aku kehendaki. Dan kamu berdua (surga dan neraka),
Akulah yang menetukan isinya.:” (HR.Muslim)

4. Dari Abu Hurairah ra., dari Rasulullah SAW, beliau bersabda :
“Kelak pada hari kiamat akan datang seseorang yang
berperawakan besar lagi gemuk tetapi di sisi Allah ia tidak
bernilai walaupun seberat sayap nyamuk.” (HR.Bukhari dan
Muslim)

5. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Ada seseorang perempuan
berkulit hitam atau seorang pemuda yang biasa menyapu
mesjid. Sudah beberapa hari Rasulullah SAW Tidak
melihatnya lagi. Kemudian beliau mempertanyakannya. Para
sahabat menjawab, bahwa orang itu telah mati. Beliau
bertanya : “Mengapa kalian tidak memberi tahu aku?
“Seakan-akan para sahabat menganggap remeh pekerjaan
orang yang biasa menyapu masjid itu.” Lalu beliau bersabda :
“Tunjukkan kuburannya!” Para sahabat menunjukkan
kuburnya, kemudian beliau salat untuknya dan bersabda.
“Sesungguhnya kuburan ini dipenuhi kegelapan bagi
penghuninya, tetapi Allah meneranginya lantaran salatku atas
mereka.” (H.R Bukhari dan Muslim)

6. Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata: Nabi SAW Bersabda :
“Banyak orang yang kusut dan berdebu, bahkan tertolak dari
semua pintu, tetapi apabila ia bersungguh-sungguh minta
kepada Allah, niscaya Dia akan menerimanya.” (H.R Muslim)

7. Dari Usamah ra., Nabi SAW Beliau bersabda : “ Aku berdiri di
pintu surga, sedangkan yang aku lihat masuk ke dalamnya
kebanyakan orang-orang miskin, sedangkan orang-orang
kaya itu masih tertahan oleh perhitungan kekayaannya.
Orang-orang yang ahli neraka telah diperintah masuk neraka.
Dan berdiri dipintu neraka, ternyata kebanyakan yang masuk
ke dalamnya adalah perempuan. (H.R Bukhari dan Muslim)

8. Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi SAW Beliau bersabda :
“Hanya tiga orang yang dapat berbicara ketika masih bayi.
Pertama, Isa putra Maryam. Kedua, anak yang membebaskan
Juraij. Juraij adalah seorang laki-laki yang rajin beribadah dan
ia membuat biara (untuk tempat peribadatannya), dia selalu
berada di dalamnya. Kali tertentu ibunya datang memanggil :
“Hai Juraij “ sedangkan ia mengerjakan Salat. Dan ia berkata
dalam hatinya ”Tuhanku, ibuku memanggilku tetapi aku
sedang salat” ia menyelesaikan salatnya. Keesokan harinya
ibunya pun mendatangi dan memanggilnya lagi :”Hai Juraij,”
namun ia sedang salat dan iapun berkata dalam hati:
“Tuhanku, ibuku memanggilku tetapi saya baru salat.” Ia pun
menyelesaikan salatnya. Karena kesal, ibunya berdo`a: “Ya
Allah, janganlah engkau mematikan Juraij sebelum ia
mempunyai masalah dengan pelacur.”
Juraij adalah salah seorang Bani Israil yang terkenal tekun
beribadah. Waktu ada perempuan pelacur yang sangat cantik,
ia berkata :”Jika kalian menghendaki hai Bani Israil, saya
akan menguji Juraij, tetapi ia tidak tergoda sedikitpun. Pada
akhirnya, perempuan itu mendatangi seorang pengembala
dan diajaknya kebiara Juraij untuk berbuat zina, pengembala
itupun mau berzina sehingga perempuan itu hamil.
Ketika melahirkan seorang bayi ia berkata : “Bayi ini adalah
hasil persetubuhanku dengan Juraij.” Mendengar berita itu,
orang-orang Bani Israil datang kepada Juraij dan
memaksanya untuk turun dan merobohkan biara itu serta
memukulinya. Juraij bertanya : “mengapa kalian berbuat
seperti ini?” mereka menjawab : “Engkau telah berbuat zina
dengan pelacur ini, sehingga melahirkan seorang bayi?” Juraij
bertanya: “Di mana bayinya?” mereka membawa bayi itu dan
Juraij berkata : “Tunggu sebentar saya akan salat dulu.”
Ketika Juraij telah menyelesaikan salatnya, ia mendatangi
bayi itu, sambil memijit perutnya, ia bertanya : “Hai Bayi,
akuilah siapakah bapakmu ?” Bayi itu menjawab : “Bapakku
seorang penggembala.” Mendengar jawaban itu, orang-orang
Bani Israil, menciumi Juraij dan meminta maaf. Dan berkata.”
Juraij menjawab : “Jangan, bangunlah, kembalikan biara dan
tanah seperti semula.” Maka merekapun membangunkan
biara untuk Juraij.
Bayi ketiga adalah seorang bayi yang sedang menetek,
kemudian lewatlah seorang laki-laki yang berkendaraan bagus
dan berwajah tampan, maka ibunya berdo`a : “ Ya Allah,
jadikan anak saya seperti orang itu.” Tiba-tiba bayi itu
melepaskan tetekannya dan berpaling melihat orang itu.”
Kemudian bayi itu berdoa: “Ya Allah, janganlah Engkau
jadikan saya seperti orang itu. “Kemudian ia menetek lagi,
saya masih teringat ketika Rasulullah SAW menceritakan cara
meneteknya bayi itu sambil menghisap jari telunjuk beliau
dalam mulut kemudian bersabda: “Kemudian ibu bersama
bayinya berjalan lagi dan mendapatkan seorang budak
perempuan sedang dipukuli orang banyak dan mereka
berkata: “Kamu melakukan zina, kamu mencuri.” Tetapi
budak itu hanya mengucapkan : “HASBIYALLA HU WANI`MAL
WAKIIL.” Maka ibu bayi itu berdo`a : “Ya Allah, janganlah
Engkau jadikan anak saya seperti budak perempuan itu.”
Tiba-tiba bayi itu melepaskan teteknya dan melihat budak itu
seraya berdo`a : “Ya Allah, jadikanlah saya seperti budak
itu.” Setelah kejadian tersebut, terjadilah perbincangan antara
ibu dan bayi itu.
Ibunya berkata: “Tadi ada seorang laki-laki yang sangat
bagus dan saya berdoa : “Ya Allah, jadikan anak saya seperti
orang itu.”. Dan tatkala ada seorang budak perempuan
dipukuli orang banyak dan dituduh : “Kamu melaukan zina,
kamu mencuri.” Dan saya berdoa : “Ya Allah, janganlah
Engkau jadikan anakku ini seperti budak perempuan itu.”
Tetapi kamu malah berdoa :”Ya Allah, jadikanlah aku seperti
budak itu.”
Bayi itu menjawab : “ Sesungguhnya lelaki itu orang yang
sombong, oleh karena itu saya berdoa: “Ya Allah, janganlah
Engkau jadikan saya seperti orang itu.” Adapun budak yang
dituduh melakukan zina, sebenarnya ia tidak berzina, dan ia
dituduh mencuri, sebenarnya ia tidak mencuri. Oleh karena
itu saya berdoa : “Ya Allah, jadkanlah saya seperti budak itu.”
(H.R Bukhari dan Muslim)

Kasih sayang dan berbuat baik terhadap
anak yatim, perempuan, orang lemah
dan miskin.

1. Dari Sa`ad bin Abi Waqqash ra. Ia berkata : “ Kami berenam
bersama Nabi SAW Kemudian berkatalah pemuka-pemuka
kaum musyrik : “Usirlah mereka dari sisimu, agar tidak
kurang ajar kepada kami.” Saya, Ibnu Mas`ud dan orang dari
suku Hudzail, serta Bilal dan dua orang yang sengaja tidak
saya sebutkan namanya. Maka tergeraklah dalam hati
Rasulullah SAW, apa yang akan terjadi pada dirinya, tiba-tiba
Allah Ta`ala menurunkan ayat: “WALAA TATHRUDIL
LADZIINA YUD`UUNA RABBAHUM BIL GHADAATI WAL
`ASYIYYI YURIIDUUNA WAJHAH” (Dan janganlah kamu
mengusir orang-orang yang selalu berdoa kepada Tuhannya
pada waktu pagi dan petang dengan mengharapkan
Keridhaan-Nya.) (H.R Muslim)

2. Dari Abu Hurairah `Aidz bin `Amr Al-Muzzanniy ra. Dia salah
seorang yang ikut dalam Bai`atur Ridwan, ia berkata : “Ketika
Abu Sufyan mendatangi majlis rombongan Salma, Shuhaib
dan Bilal, mereka berkata : “Sebenarnya pedang-pedang Allah
belum selesai untuk memerangi musuh-musuh Allah.” Maka
Abu Bakar berkata: “Mengapa kalian berkata seperti kepada
tokoh dan pimpinan bangsa Quraisy?” kemudian Abu Bakar
mendatangi Rasulullah SAW Dan menceritakan peristiwa yang
baru saja terjadi, kemudian beliau bersabda : “Wahai Abu
Bakar, kalau kamu menjengkelkan hati mereka, berarti telah
menyebabkan murka Tuhanmu.” Kemudian Abu Bakar
menemui mereka dan bertanya “Wahai saudara-saudaraku,
apakah aku telah memarahi kalian?” Mereka menjawab :
“Tidak, semoga Allah mengampuni kamu wahai saudaraku.”
(H.R Muslim)

3. Dari Sahl ra. Ia berkata : Rasulullah SAW Bersabda : “Saya
dan orang yang menanggung anak yatim berada di surga
seperti begini” Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk
dan jari tengah dan merenggangkan sedikit antara kedua jari
tersebut. (H.R Bukhari)

4. Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : Rasulullah SAW Bersabda :
“Orang yang menanggung anak yatim baik anak yatim itu ada
hubungan famili ataupun tidak, maka saya dan dan orang
yang menanggungnya seperti dua jari ini, di dalam surga.”
Malik bin Anas perawi hadis itu mengatakan, beliau memberi
isyarat dengan jari telunjuk dari jari tengah. (H.R Bukhari)

5. Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : Nabi SAW Bersabda :
“Bukanlah termasuk orang miskin orang yang tidak makan
satu atau dua biji kurma dan bukan pula yang tidak bisa
makan dua suap makanan, tetapi orang miskin yang
sebenarnya, adalah orang yang sopan segan meminta-minta.”
(H.R Bukhari dan Muslim)

6. Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi SAW Beliau bersabda : “Orang
yang mengurus janda dan orang miskin, bagaikan orang yang
berjuang di jalan Allah.” Saya juga menduga beliau bersabda
: “Bagaikan orang yang selalu salat malam tetapi tidak pernah
merasa lelah dan bagaikan orang berpuasa yang tidak pernah
berbuka.” (H.R Bukhari dan Muslim)

7. Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi SAW Beliau bersabda :
“Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah. Yang
orang berkeinginan datang, tidak diundang. Sedangkan orang
yang tidak membutuhkan, diundang. Siapa saja yang tidak
memenuhi undangan walimah, maka ia durhaka kepada Allah
dan Rasul-Nya.” (H.R Muslim)
Dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah, ia
berkata, Rasulullah SAW Bersabda : “Seburuk-buruk makanan
adalah makanan walimah (pesta) di mana yang diundang hanyalah
orang-orang kaya sedangkan orang-orang fakir tidak diundang.”

8. Dari Anas ra. Dari nabi SAW Beliau bersabda : “Siapa saja
yang mengasuh dua anak perempuannya hingga dewasa, di
hari kiamat aku bersama dua orang itu seperti dua jari ini.’
Beliau menempelkan dua jarinya (jari tengah dan telunjuk).”
(H.R Muslim)

9. Dari `Aisyah ra. Ia berkata : “Ada seorang perempuan yang
meminta-minta kepadaku dengan membawa kedua anak
perempuannya, ketika itu hanya mempunyai satu biji kurma
dan saya berikan kepadanya. Perempuan itu membagi biji
kurma itu kepada dua orang anaknya dan ia sendiri tidak ikut,
kemudian ia berdiri keluar. Setelah Nabi SAW datang, maka
aku menceritakan kepada beliau tentang peristiwa yang baru
saja terjadi. Maka beliau bersabda : “Siapa saja yang diuji
dengan anak-anak perempuannya, kemudian ia dapat
mengasuhnya dengan baik, maka anak-anak perempuannya
akan menjadi tirai api neraka.” ( H.R Bukhari dan Muslim)

10. Dari `Aisyah ra. Ia berkata : “Kali tertentu ada
perempuan Miskin dengan menggendong kedua putrinya
mendatangiku, maka aku memberinya tiga butir kurma. Dan
ia memeberikan kepada masing-masing anaknya sebutir biji
kurma dan yang sebutir lagi sudah di angkat ke mulutnya
untuk dimakan, tetapi itu tiba-tiba diminta oleh kedua
anaknya, lalu ia membelah kurma itu menjadi dua bagian dan
diberikan kepada kedua anaknya.
Saya merasa heran melihat perilaku orang perempuan tiu.
Setelah Rasulullah SAW Datang, saya ceritakan kepadanya
kejadian itu, kemudian beliau bersabda : “Sesungguhnya
Allah telah menentukan surga baginya atau Allah telah
membebaskan dari api neraka karena perbuatannya itu.” (
H.R Muslim)

11. Dari Abu Syuraih Khuwalid bin `Amr Al-Khuza`iy ra. Ia
berkata : “Rasulullah SAW Bersabda : “Ya Allah,
sesungguhnya saya menganggap berdosa bagi orang yang
menyia-nyiakan hak dua orang lemah, yaitu: Anak yatim dan
perempuan.” ( H.R An-Nasa`i)

12. Dari Mush`ab bin Sa`ad bin Abi Waqqash ra. Ia berkata
: “Sa`ad merasa bahwa dirinya memiliki kelebihan dibanding
orang-orang di sekitarnya, kemudian Nabi SAW Bersabda :
“Bukankan kamu mendapatkan pertolongan dan rezeki
disebabkan orang-orang yang lemah di sekitarmu ?” ( H.R
Bukhari )

13. Dari Abu Darda` `Uwaimir ra. Ia berkata : “Saya
mendengar Rasulullah SAW Bersabda : “Carikan untukku
orang-orang yang lemah, karena sesungguhnya kamu
mendapatkan pertolongan dan rezeki berkat adanya orangorang
yang lemah di sekitarmu.” (H.R Abu Daud)

Bergaul dengan wanita

1. Dari Abu Hurairah ia berkata : “Rasulullah SAW Bersabda :
“Berpesan baiklah kamu terhadap wanita, sesungguhnya
wanita itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan paling bengkok
adalah bagian atas. Oleh karena itu, apabila kamu paksa
untuk meluruskannya, maka akan hancurlah ia, dan apabila
kamu membiarkannya, maka akan bengkoklah ia selama
lamanya. Oleh karena itu berpesan baiklah terhadap wanita.
(H.R Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abdullah bin Zam`ah ra. Ia mendengar Nabi SAW
Berkhutbah dan bercerita tentang unta sebagai mu`jizat Nabi
Shaleh dan orang yang membunuhnya. Rasulullah SAW,
bersabda: “Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara
mereka, yaitu seorang laki-laki yang amat kuat dan gagah
perkasa serta disegani kaumnya. Setelah selesai, beliau
melanjutkan khutbahnya tentang wanita, dan memberi
nasihat tentang cara bergaul dengan wanita. Beliau bersabda
: “Salah seorang di antara kalian ada yang sengaja memarahi
isterinya bahkan memukul bagaikan budaknya, lalu pada
malam harinya mungkin ia bersetubuh dengannya.”
Selanjutnya beliau menasihati para sahabat karena mereka
tertawa ada yang buang angin, beliau bertanya : “Mengapa
salah seorang di antara kamu menertawakan sesuatu yang ia
sendiri juga melakukannya?” (H.R Bukhari dan Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra. Berkata : Rasulullah SAW Bersabda :
“Janganlah seorang laki-laki mukmin memarahi seorang
perempuan mukmin! Apabila tidak suka terhadap salah satu
perangainya, maka masih ada perangai lain yang
menyenangkan.” ( H.R Muslim)

4. Dari `Amr bin Al-Ahwash Al-Jusyamiy ra. Ia mendengar Nabi
SAW, pada haji Wada` berkhutbah. Setelah beliau
memanjatkan pujian, sanjungan kepada Allah Ta`ala dan
selesai memberi peringatan dan nasihat, beliau bersabda:
“Ingatlah, berpesan baiklah terhadap isteri-isteri kalian.
Sesungguhnya mereka memerlukan perlindunganmu.
Sedikitpun kamu tidak boleh berbuat kejam terhadap mereka,
kecuali mereka telah nyata melakukan kejahatan. Jika mereka
melakukan kejahatan, janganlah kamu menemani mereka di
dalam tidur dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak
melukai. Bila mereka telah taat, janganlah kalian, berlaku
keras terhadap mereka. Ingatlah! Sesungguhnya kalian
mempunyai hak atas isterimu dan isterimu juga mempunyai
hak pada diri kalian. Hak kamu atas mereka, yaitu tidak boleh
memasukkan orang yang tidak kamu sukai ke dalam
kamarmu dan tidak mengizinkan orang yang tidak kamu sukai
masuk ke dalam rumahmu. Ingatlah, hak mereka atas kamu
adalah kamu bergaul dengan cara yang baik. Terutama dalam
memberi pakaian dan makanan. ( H.R Tirmidzi )

5. Dari Mu`awiyah bin Haidah ra. Ia berkata : Saya bertanya
kepada Rasulullah : “ Apakah hak isteri atas suaminya?”
Beliau menjawab : “ Kamu harus memberinya makan apabila
kamu makan, harus memberinya pakaian apabila kamu
berpakaian, tidak boleh memukul mukanya dan tidak boleh
menjelek-jelekkannya, serta tidak boleh mendiamkannya
kecuali di dalam rumah.” (H.R Abu Daud)

6. Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : “Rasulullah SAW Bersabda:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang
yang paling baik budi pekertinya. Dan orang yang paling baik
di antara kalian adalah orang yang paling baik terhadap
isterinya.” (HR.Tirmidzi)

7. Dari Iyas bin Abdullah bin Abu Dzubab ra. Ia berkata :
Rasulullah SAW Bersabda : “Janganlah kamu memukul kaum
wanita !” Kemudian Umar mendatangi Rasulullah SAW Dan
berkata : “Wanita-wanita itu kini berani kepada suaminya.”
Mendengar yang demikian beliau membolehkan untuk
memukulnya.” Kemudian banyak wanita yang mengerumuni
Rasulullah SAW, mengadukan perlakuan suaminya. Lalu
Rasulullah sw. bersabda: “Sungguh banyak wanita yang
mengerumuni rumah Muhammad untuk mengadukan
perlakuan suaminya, maka mereka (suaminya) itu bukanlah
orang-orang yang terbaik di antara kalian.” (H.R Abu Dawud)

8. Dari Abdullah bin `Amr Al-Ash ra. Ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Dunia adalah suatu kesenangan, dan sebaik-baik
kesenangan di dunia adalah wanita yang shalihah.” ( H.R
Muslim)

Hak suami atas istri

1. Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : Rasulullah SAW Bersabda :
“Apabila seorang suami mengajak isterinya untuk tidur
bersama, kemudian ia menolak lalu suaminya marah kepada
isterinya pada malam itu, maka isterinya akan mendapatkan
laknat (Kutukan) malaikat sampai pagi hari” (H.R Bukhari dan
Muslim)
Dalam Riwayat lain, Rasulullah SAW Bersabda : “Apabila seorang
isteri meninggalkan tempat tidur suaminya semalam, maka akan
mendapat laknat (kutukan) malaikat sampai pagi”
Riwayat lain : Rasulullah SAW Bersabda : “Demi zat yang
jiwanya berada dalam genggaman-Nya, seorang suami yang
mengajak isterinya untuk tidur bersama, kemudian isterinya
menolak, maka semua makhluk yang ada di langit memarahi
isterinya sampai suaminya meridhai.”

2. Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : Rasulullah SAW Bersabda :
“Seorang isteri tidak diperbolehkan berpuasa sunnat sewaktu
suaminya ada di rumah, kecuali dengan seijin suaminya, juga
tidak diperbolehkan mengijinkan orang masuk ke rumahnya
kecuali dengan seijin suaminya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

3. Dari Ibnu Umar ra. Dari Nabi SAW Beliau bersabda : “Kalian
adalah pemimpin dan kalian akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian. Seorang
peguasa adalah pemimpin, seorang suami adalah seorang
pemimpin seluruh keluarganya, demikian pula seorang isteri
adalah pemimpin atas rumah suami dan anaknya. Kalian
adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban
atas kepemimpinan kalian.” (H.R Bukhari dan Muslim)

4. Dari Abi Ali Thalq bin Ali ra. Ia berkata: Rasulullah SAW
Bersabda : “Apabila seorang suami mengajak isterinya untuk
bersetubuh, maka ia harus memenuhi walaupun ia sedang
masak di dapur.” (H.R Tirmidzi dan Nasa`i)

5. Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi SAW Beliau bersabda : “
Seandainya aku boleh memerintah seseorang untuk bersujud
kepada seseorang niscaya aku menyuruh seorang isteri untuk
bersujud kepada suaminya.” (H.R Tirmidzi)

6. Dari Ummu Salamah ra. Ia berkata : Rasulullah SAW
Bersabda : ”Setiap isteri yang meninggal dunia dan suaminya
meridhainya, ia pasti masuk surga.” (H.R Tirmidzi)

7. Dari Mu`adz bin Jabal ra. Dari Nabi SAW Beliau bersabda :
“Tiada seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia,
melainkan calon isterinya di akhirat (bidadari) berkata :
“Janganlah kamu menyakitinya, semoga Allah mencelakakan
kamu, sebab ia hanya sementara berkumpul denganmu,
sebentar lagi ia akan berpisah dan akan kembali kepada
kami.” ( H.R Tirmidzi)

8. Dari Usamah bin Zaid ra. Dari Nabi SAW Beliau bersabda :
“Tiada aku tinggalkan suatu fitnah (ujian) yang lebih
berbahaya bagi laki-laki dan fitnah perempuan.2” (H.R Bukhari
dan Muslim)

2Pada dasarnya tidak ada ujian yang lebih berat dari laki-laki,
golongan wanita.

Memberi nafkah lepada keluarga

1. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Satu Dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu dinar
yang kamu nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu
dinar yang kamu berikan kepada orang orang miskin dan satu
dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang
paling besar pahalanya yaitu satu dinar yang kamu nafkahkan
kepada keluargamu.” (H.R Muslim)

2. Dari Abu Abdullah (Abu Abdurrahman) Tsauban bin Bujdud. Ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Dinar yang paling
utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang kepada
keluarganya, dinar yang dinafkahkan untuk kendaraan di
jalan Allah, dan dinar yang dinafkahkan untuk membantu
teman seperjuangan di jalan Allah.” (H.R Muslim)

3. Dari Ummu Salamah ra. ia berkata : Saya bertanya kepada
Rasulullah SAW : “Apakah saya mendapat pahala apabila saya
memberi nafkah kepada putera-putera Abu Salamah, karena
saya tidak akan membiarkan mereka berkeliaran mencari
makan kesana-kemari. Sesungguhnya merekapun anak-anak
saya ?” Beliau menjawab : “Ya, kamu mendapatkan pahala
terhadap apa yang kamu nafkahkan kepada mereka.” (H.R
Bukhari dan Muslim)

4. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra. dalam hadis yang panjang
yang kami tulis pada bab niat, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda kepadanya: “Sesungguhnya apa saja yang kamu
nafkahkan dengan maksud kamu mencari keridhaan Allah,
niscaya kamu akan diberi pahala sampai apa saja yang kamu
sediakan untuk isterimu.“ (H.R Bukhari dan Muslim)

5. Dari Abu Mas’ud Al-Badriy ra. dari Nabi SAWbeliau bersabda :
“Apabila seseorang menafkahkan harta untuk keperluan
keluarganya dan hanya berharap dapat memperoleh pahala,
maka hal itu akan dicatat sebagai sedekah baginya.” (H.R
Bukhari dan Muslim)

6. Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra. ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Seseorang cukup dianggap berdosa apabila ia
menyia-nyiakan orang yang harus diberi belanja.” (H.R
Bukhari dan Muslim)

7. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Nabi SAW bersabda :
“Setiap pagi ada dua malaikat yang datang kepada seseorang,
yang satu berdoa : “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang
yang menafkahkan hartanya, “dan yang lain berdoa : “Ya
Allah, binasakanlah harta orang yang kikir.” (H.R Bukhari dan
Muslim)

8. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW beliau bersabda :
“Tangan yang di atas (pemberi) itu lebih baik daripada tangan
yang di bawah (yang meminta) dan dahulukanlah orang yang
menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedekah adalah sedekah
yang diberikan oleh orang yang mempunyai kelebihan. Siapa
saja yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan
menjaga kehormatannya, dan siapa saja yang merasa dirinya
cukup, maka Allah akan mencukupkannya.” (H.R Bukhari)

Mendermakan sebagian harta yang
dicintai dan yang baik

1. Dari Anas ra. ia berkata : “Abu Thalhah ra. adalah seorang
sahabat Anshar yang terkaya dengan pohon kurma di
Madinah. Harta yang paling disukainya adalah kebun Bairuha’
yang terletak di dekat Masjid. Rasulullah SAW, sering masuk
kebun itu dan minum air bersih yang ada di dalamnya.” Anas
berkata : “Ketika turun ayat yang berbunyi : “LAN TANAALUL
BIRRA HATTA TUNFIQUU MIMMAA TUHIBBUUN (Kamu sekalikali
tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu
cintai), maka Thalhah datang kepada kepada Rasulullah SAW,
dan berkata : “Wahai Rasulullah sesungguhnya Allah Ta’ala
berfirman : “LAN TANAALUL BIRRA HATTA TUNFIQUU
MIMMAA TUHIBBUUN, dan sesungguhnya harta yang paling
saya cintai adalah kebun Bairuha’, maka pergunakanlah wahai
Rasulullah sesuai petunjuk Allah kepada engkau.”
Rasulullah SAW, bersabda : “Bagus, itulah harta (yang
mendatangkan) untung. Saya telah mendengar apa yang
kamu katakan, dan kebun itu akan saya bagikan kepada
sanak kerabat.” Maka Abu Thalhah berkata: “Wahai
Rasulullah, saya akan melaksanakan petunjukmu.” Kemudian
Abu Thalhah membagi-bagi kebun itu kepada sanak kerabat
dan anak pamannya. (H.R Bukhari dan Muslim)

Wajib mendidik keluarga agar taat
lepada Allah ta’ala

1. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Al- Hasan putera Ali ra.
mengambil sebutir kurma sedekah dan ia menyuapnya,
kemudian Rasulullah SAW bersabda : “Ikh,ikh, buanglah
kurma itu! Tidakkah kau ketahui bahwa keluarga kami
(Keluarga Bani Hasyim) tidak boleh makan sedekah.” (H.R
Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan: Rasulullah SAW bersabda :
:Sesungguhnya sedekah itu tidak halal bagi keluarga kami.”

2. Dari Abu Hafs Umar bin Abu Salamah Abdullah bin Abdul
Asad, anak tiri Rasulullah SAW ia berkata : “Ketika saya
masih kecil, saya berada dalam asuhan Rasulullah SAW, dan
saya sering berganti-ganti tangan untuk mengambil makanan
di piring, kemudian Rasulullah SAW, bersabda kepada saya:
“Hai anak, sebutlah nama Alah Ta’ala dan makanlah dengan
tangan kananmu (dan makanlah dari makanan yang
terdekat).” Seperti itulah cara makan saya setelah itu.” (H.R
Bukhari dan Muslim)

3. Dari Ibnu Umar ra, ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah
SAW bersabda : “Kalian adalah pemimpin dan yang dimintai
pertanggungjawaban tentang kepemimpinan kalian. Seorang
penguasa adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang isteri
adalah pemimpin terhadap rumah suaminya dan akan
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Kamu
semua adalah pemimpin dan kamu semua akan dimintai
pertanggungjawaban akan kepemimpinanmu.” (H.R Bukhari
dan Muslim)

4. Dari ‘Amr bin Syu’aib , dari ayahnya dari kakeknya ra, ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Perintahlah anakanakmu
mengerjakan salat ketika berusia tujuh tahun, dan
pukullah mereka mengerjakan salat bila berumur sepuluh
tahun, dan pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan
perempuan)! (H.R Abu Daud)

5. Dari Abu Tsurayyah Sabrah bin Ma’bad Al-Juhanniy ra, ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Ajarilah anakmu
mengerjakan salat apabila berumur tujuh tahun dan pukullah
mereka karena meninggalkan salat apabila berumur sepuluh
tahun.!’ (H.R Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dalam riwayat lain dikatakan : Rasulullah SAW bersabda :
“Perintahkanlah anakmu mengerjakan salat apabila mencapai
usia tujuh tahun!”

Adab bertetangga

1. Dari Ibnu Umar ra. Dan ‘Aisyah ra. mereka berkata :
Rasulullah SAW bersabda : “Malaikat Jibril selalu berpesan
kepadaku untuk senantiasa berbuat baik kepada tetangga,
sehingga aku menyangka bahwa tetangga itu akan ikut
mewarisinya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Dzar ra. ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda :
“Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak makanan yang
berkuah, maka perbanyaklah airnya dan perhatikanlah
tetanggamu!” (H.R Muslim)
Dalam riwayat lain, diriwayatkan dari Abu Dzar, ia berkata :
“Sesungguhnya kekasih saya Rasulullah SAW berpesan : “Kamu
memasak makanan yang berkuah, maka perbanyaklah airnya,
kemudian perhatikanlah tetangga-tetanggamu dan berilah
mereka dengan cara yang baik.”

3. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Demi Allah, seseorang itu belum bisa dikatakan sempurna
imannya (diulangi sampai tiga kali).” Ada seorang sahabat
yang bertanya : “Siapakah seorang yang belum sempurna
imannya itu?” Beliau menjawab : “Orang yang tetangganya
tidak aman karena gangguannya.” (H.R Bukhari dan Muslim)
Dalam Riwayat Muslim dikatakan : “Tidaklah masuk surga orang
yang tetangganya tidak aman karena gangguannya.”

4. Dari Abu Hurairah. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda :
“Wahai kaum muslimah, janganlah kalian merasa hina untuk
memberi sesuatu kepada tetangga kalian, walaupun hanya
kikil kambing.” (H.R Bukhari dan Muslim)

5. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah seorang tetangga menolak tetangganya yang akan
menancapkan kayu pada dindingnya.” Kemudian Abu Hurairah
berkata : “Kenapa saya masih melihat kalian mengabaikan
tuntunan ini, demi Allah saya akan memikulkan tanggung
jawab atas ajaran beliau di atas bahumu.” (H.R Bukhari dan
Muslim)

6. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
tidak boleh mengganggu tetangganya. Dan siapa saja yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia
memuliakan tamunya. Dan siapa saja yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata yang baik atau
kalau tidak hendaklah ia diam!” (H.R Bukhari dan Muslim)

7. Dari Syuraih Al-Khuza’i ra. ia berkata : Nabi SAW bersabda :
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari Akhir,
hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya, siapa saja
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia
memuliakan tamunya, siapa saja yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik, kalau tidak,
hendaklah ia diam!” (H.R Muslim)


8. Dari ‘Aisyah ra. ia berkata : Saya bertanya: “Wahai
Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai dua tetangga,
maka siapakah yang harus saya dahulukan?” Beliau
menjawab : “Kepada tetangga yang lebih dekat pintunya.”
(H.R Bukhari)

9. Dari Abdullah bin Umar ra. ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Sebaik-baik teman di sisi Allah adalah orang yang
paling baik terhadap temannya, dan sebaik-baik tetangga di
sisi Allah Ta’ala adalah orang yang paling baik terhadap
tetangganya.” (H.R Tirmidzi)

Berbuat baik lepada kedua orang tua
dan bersilaturahim

1. Dari Abu Abdurrahman bin Mas’ud ra. ia berkata: “Saya
bertanya kepada Nabi SAW: “Amal apakah yang paling disukai
oleh Allah Ta’ala?” Beliau menjawab : “Salat pada waktunya.”
Saya bertanya lagi : “Kemudian apa?” Beliau menjawab :
“Berbuat baik kepada kedua orang tua.” Saya bertanya lagi :
“Kemudian apa?” Beliau menjawab: “Berjihad (berjuang) di
Jalan Allah.” (H.R Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Seseorang tidak dapat membalas budi kedua orang tuanya,
kecuali jika mendapatkan orang tuanya menjadi budak,
kemudian ia beli dan memerdekakannya.” (H.R Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
tidak boleh mengganggu tetangganya. Dan siapa saja yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia
memuliakan tamunya. Dan siapa saja yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata yang baik atau
kalau tidak hendaklah ia diam!” (H.R Bukhari dan Muslim)

4. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Siapa saja yang beriman kepada Allah Ta’ala menciptakan
makhluk, bangkitlah rahimnya makhluk dan berkata: “Ini
adalah tempat orang meminta perlindungan kepada-Mu dari
pemutusan hubungan persaudaraan.” Allah berfirman : “Ya,
Belum puaskah engkau, bahwa Aku akan menghubungi orang
yang menghubungimu, dan memutus orang yang
memutuskan hubungan. Rahim menjawab : “Ya, baiklah.”
Allah berfirman : “Itulah bagianmu. “Kemudian Rasulullah
SAW melanjutkan sabda beliau: “Bacalah jika kalian mau ayat
: “FAHAL ‘ASAITUM IN TAWALLAITUM ANTUFSIDUU FIL
ARDHA WA TUQATHTHI’UU ARHAAMAKUM ULAA-IKA
LA’ANAHAHUMULLAAHU FAASHAMMAHUM WA A’MAA
ABSHAARAHUM” (Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orangorang
yang dilaknati Allah dan ditulikan telinga mereka dan
dibutakan penglihatan mereka).” (H.R Bukhari dan Muslim)

5. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : “Kali tertentu seorang lelaki
datang kepada Rasulullah SAW lalu bertanya : “Wahai
Rasulullah, siapakah yang paling berhak aku pergauli dengan
baik?” Rasulullah menjawab : “Ibumu!” Lalu siapa?” Rasululah
menjawab : “Ibumu!” Sekali lagi orang itu bertanya :
“Kemudian siapa ?” Rasulullah menjawab : “Ibumu!” Sekali
lagi orang itu bertanya: “Kemudian siapa?” Rasulullah
menjawab : “Bapakmu!” (H.R Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan : “Wahai Rasulullah siapakah yang
paing berhak aku pergauli dengan baik?” Beliau menjawab :
‘Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian bapakmu, dan orang yang
labih dekat serta orang yang lebih dekat dengan kamu!”

6. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW beliau bersabda :
“Sungguh hina, sungguh hina, dan sungguh hina, orang yang
salah satu atau keduanya masih hidup, ia tidak bisa masuk
surga.”1 (H.R Muslim)
1Artinya : Tidak mau berbuat baik kepada keduanya, sehingga
menyebabkannya tidak dapat masuk surga.

7. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Ada seseorang yang
berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami mempunyai
beberapa saudara, dan saya menghubungkan tali
kekeluargaan dengan mereka, tetapi mereka
memutuskannya. Saya berbuat baik kepada mereka tetapi
mereka berbuat jahat kepada saya. Saya senantiasa berbuat
ramah kepada mereka, tetapi mereka tidak tahu diri.” Beliau
bersabda : “Seandainya benar seperti apa yang kamu
katakan, maka seakan-akan kamu menyuapkan abu panas
kepada mereka. Dan Allah senantiasa memberi pertolongan,
karena perbuatan mereka jika kamu tetap berbuat demikian.”
(H.R Muslim)

8. Dari Anas ra. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Siapa
saja yang menyukai untuk mendapatkan kelapangan rezeki
dan panjang umurnya, hendaklah ia menyambung hubungan
dengan familinya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

9. Dari Anas ra. ia berkata : “Abu Thalhah adalah sahabat
Anshar yang mempunyai harta yang banyak dengan pohon
kurma di Madinah. Harta yang paling disukainya adalah kebun
Bairuha’. Terletak di dekat Masjid. Rasulullah SAW sering
masuk kebun itu dan minum air bersih di dalamnya. Tatkala
turun ayat yang berbunyi : “LAN TANAALUL BIRRA HATTAA
TUNFIQUU MIMMA TUHIBBUN.” (Kamu sekalian tidak sampai
kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai), maka Abu
Thalhah mendatangi Rasulullah SAW dan berkata : “Wahai
Rasulullah, sesungguhnya Allah Yang Maha Pemberi berkah
lagi Maha Tinggi berfirman: “LAN TANAALUL BIRRA HATTAA
TUNFIQUU MIMMA TUHIBBUN., adapun harta yang paling
saya cintai adalah kebun Bairuha’, oleh karenanya kebun itu
saya sedekhakan karena Allah Ta’ala, dengan harapan bisa
menjadi kebaikan dan simpanan di sisi Allah. Pergunakanlah
wahai Rasulullah sesuai petunjuk Allah kepada engkau.”
Rasulullah SAW bersabda ; “Bagus, itu adalah harta yang
beruntung. Itu adalah harta yang beruntung. Aku telah
mendengar perkataanmu, aku berpendapat bahwa kebun itu
akan aku bagi-bagikan kepada sanak kerabatmu.” Abu
Thalhah berkata : “Wahai Rasulullah, saya akan
melaksanakan petunjukmu.” Kemudian Abu Thalhah
membagi-bagikan kebun itu untuk sanak kerabat dan
saudara-saudara sepupunya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

10. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-Ash ra. ia berkata :
“Seorang lelaki datang menghadap Rasulullah SAW lalu
berkata : “Aku akan berbai’at kepadamu, untuk hijrah dan
jihad demi mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala.” Rasulullah
bertanya : “Apakah salah seorang dari kedua orang tuamu
masih hidup?” Orang itu menjawab : “Ya, bahkan keduaduanya.”
Beliau bertanya lagi : “Apakah kamu mengharapkan
pahala dari Allah?” Orang itu menjawab : “Ya.” Rasulullah
bersabda : “Kembalilah kepada kedua orang tuamu, layani
mereka dengan baik.” (H.R Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan : “Seorang laki-laki datang
menghadap Nabi SAW dan minta ijin untuk ikut berjihad.
Rasulullah bertanya : “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?”
Orang itu menjawab : “Ya.” Rasulullah bersabda : “Berjuanglah
dengan berbakti kepada mereka.”

11. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-Ash ra. dari Nabi SAW
beliau bersabda : “Yang dimaksud penyambung hubungan
kekeluargaan bukan sekedar mengimbangi kebajikan sanak
keluarga, tetapi penyambung hubungan kekeluargaan.’
Adalah orang ketika ada sanak keluarga yang memutuskan
hubungan orang ketika ada sanak keluarga yang memutuskan
hubungan dengannya, maka ia mau menyambungnya.” (H.R
Bukhari)

12. Dari ‘Aisyah ra. dari Nabi SAW beliau bersabda : “Rahim
(Kekeluargaan) itu tergantung di ‘Arasy. Rahim itu berkata :
“Siapa saja menyambungku, Allah akan menyambungnya dan
siapa saja memutuskan denganku, Allah akan memutuskan
hubungan dengannya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

13. Dari Ummul Mukminin Maimunah binti Al-Harits ra.
waktu itu ia memerdekakan budak perempuannya dan tidak
minta ijin kepada Nabi SAW ketika tiba gilirannya, ia berkata:
“Wahai Rasulullah SAW apakah engkau merasa bahwa saya
telah memerdekakan budak perempuan saya?” Beliau
bertanya : “Seandainya kamu memberikan kepada bibimu,
niscaya engkau mendapat pahala lebih besar.” (H.R Bukhari
dan Muslim)

14. Dari Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. ia berkata :
Pada masa Rasulullah SAW ibuku yang masih musyrik
mendatangi aku. Maka saya bertanya kepada Rasulullah :
“Wahai Rasulullah, ibuku mengunjungiku dengan
mengharapkan hubungan baik, apakah boleh aku
menyambung hubungan dengan ibuku tadi?” Rasulullah
bersabda : “Ya, jalinlah hubungan dengannya.” (H.R Bukhari
dan Muslim)

15. Dari Isteri Abdullah bin Mas’ud, Zainab Ats-Tsaqafiyah
ra. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Hai Kaum wanita,
bersedekahlah kalian walaupun dari perhiasanmu!” Kemudian
saya pulang menemui Abdullah bin Mas’ud dan berkata :
“Sesungguhnya kamu adalah orang yang tidak mampu dan
Rasulullah SAW menyuruh kami untuk bersedekah. Pergilah
dan tanyakan kepada beliau, apakah aku diperbolehkan
bersedekah kepadamu. Jika tidak, aku akan memeberikannya
kepada orang lain.” Abdullah berkata : “Kamu sajalah yang
akan datang ke sana.” Maka sayapun berangkat ke tempat
Rasulullah dan di sana ada seorang wanita Anshar berada di
pintu rumah beliau untuk menyampaikan permasalahan yang
sama. Maka keluarlah Bilal untuk menemui kami dan kami
berkata: “Beritahukan kepada Rasululah SAW bahwa ada dua
orang wanita berada di depan pintu akan menanyakan kepada
beliau, apakah sedekah boleh diberikan kepada suami dan
anak-anak yatim yang diasuhnya?”, tetapi jangan kamu
beritahukan siapa kami.” Bilal kemudian masuk dan
menanyakan hal itu kepada Rasulullah SAW sebelum
menjawab beliau bertanya: “Siapakah dua orang wanita itu?”
Bilal menjawab : Seorang wanita Anshar dan Zainab.” Beliau
bertanya lagi : ”Zainab yang mana?” Ia menjawab : “Istri
Abdullah.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda : “Kedua
wanita itu mendapatkan dua macam pahala, yaitu pahala
membantu kerabat dan pahala sedekah.” (H.R Bukhari dan
Muslim)

16. Dari Abu Sufyan Shakr bin Harb ra. di dalam hadits
yang panjang tentang kisah Heraklius, ia berkata : Heraklius
bertanya kepada Abu Sufyan : “Apakah yang diperintahkan
oleh Nabi kepada kalian?” Abu Sufyan menjawab, Nabi
bersabda : “Sembahlah Allah Yang Maha Esa dan jangan
mempersekutukan-Nya. Tinggalkanlah kepercayaankepercayaan
nenek moyangmu. Nabi SAW juga
memerintahkan kami untuk mendirikan salat, berlaku jujur,
menjaga diri, dan menyambung tali kekeluargaan.” (H.R
Bukhari dan Muslim)

17. Dari Abu Dzar ra. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda
: “Nanti kalian akan menaklukkan suatu tempat yang disebut
Al-Qirath.” Dalam riwayat lain dikatakan Rasulullah SAW
bersabda : “kamu semua akan menaklukkan Mesir, yaitu
tempat yang disebut dengan Al-Qirath. Maka berwasiat
baiklah terhadap warganya karena diantara mereka ada yang
harus dilindungi, termasuk sanak kerabat.”
Dalam riwayat lain dikatakan : “Jika kamu menaklukkannya
maka berbuat baiklah terhadap warganya, karena di antara
mereka ada yang harus dilindungi, termasuk sanak kerabat.”
Atau beliau bersabda : “Ada yang harus dilindungi dan termasuk
ipar.” (H.R Muslim)
Para Ulama berkata, yang dimaksud dengan “sanak kerabat”
dikarenakan Hajar ibu Nabi Isma’il as. Berasal dari Mesir.
Sedangkan yang dimaksud dengan “ipar” dikarenakan Mariyah
isteri Nabi berasal dari Mesir.

18. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : “Tatkala turun ayat
“WA ANDZIR ‘ASYIIRATAKAL AQRABIIN” (Dan berilah
peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat),
Rasulullah memanggil bangsa Quraisy. Sesudah mereka
berkumpul, kemudian beliau memanggil secara umum dan
khusus. Beliau memanggil : “Hai Bani Ka’ab bin Lu’ay
selamatkanlah dirimu dari api neraka! Hai Bani Murrah bin
Ka’ab selamatkan dirimu dari api neraka! Hai Bani Abdi Manaf,
selamatkan dirimu dari api neraka! Hai Bani Hasyim,
selamatkan dirimu dari api neraka! Hai Bani Abdul Muththalib,
selamatkan dirimu dari api neraka! Hai Fatimah, selamatkan
dirimu dari api neraka! Sungguh aku tidak mempunyai
kemampuan untuk menolong diri kalian dari siksa Allah,
namun aku masih mempunyai hubungan kekeluargaan
dengan kalian, maka akupun akan menjalin hubungan dengan
sebaik-baiknya.” (H.R Muslim)

19. Dari Abu Abdullah ‘ Amr Al-‘Ash ra. ia berkata : “Aku
mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya
keluarga Bani Fulan bukan waliku. Sesungguhnya yang
menjadi waliku adalah Allah dan orang-orang mukmin yang
saleh. Tetapi, bagi mereka yang mempunyai hubungan
kerabat, aku akan melakukan hubungan itu dengan sebaikbaiknya.”
(H.R Bukhari dan Muslim)

20. Dari Abu Ayyub Khalid bin Zaid Al-Anshariy ra. ia
berkata : “Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah :
“Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku amal apa yang
dapat measukkanku ke dalam surga.” Nabi SAW menjawab :
“Sembahlah Allah dan jangan mempersekutukan-Nya,
dirikanlah salat, bayarkanlah zakat, dan sambunglah tali
kekerabatan.” (H.R Bukhari dan Muslim)

21. Dari Salman bin ‘Amr ra. dari Nabi SAW beliau bersabda
: “Jika salah seorang di antara kalian berbuka puasa,
hendaklah ia berbuka dengan kurma, karena mengandung
berkah. Jika tidak ada, hendaklah dengan air, karena air itu
suci.” Beliau juga bersabda : “Sedekah kepada orang miskin
hanya mendapatkan pahala sedekah saja, sedangkan sedekah
kepada sanak kerabat, mengandung dua macam keutamaan,
yaitu sedekah dan menghubungkan tali kekerabatan.” (H.R
Tirmidzi)

22. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: “Saya mempunyai istri
yang sangat saya cintai, namun ayahku tidak senang
padanya, sehingga ia berkata: “Talaklah istrimu.” Tetapi saya
enggan untuk menceraikannya. Maka Umar ra., mendatangi
Nabi SAW, dan menceritakan kepada beliau, kemudian beliau
bersabda: “Ceraikanlah istrimu!” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi)

23. Dari Abu Darda’ ra., ia berkata: Ada seseorang
mendatanginya dan berkata: “Wahai Abu Drada’ saya
mempunyai istri, dan ibu menyuruhku untuk
menceraikannya.” Kemudian Abu Darda’ berkata: “Saya
mendengar Rasulullah SAW, bersabda: “Orang tua itu
bagaikan pintu surga yang paling tengah. Terserah kamu
apakah akan menyia-nyiakan ataukah menjaganya.” (HR.
Tirmidzi)

24. Dari Al-Barra’ bin ‘Azib dari Nabi SAW, beliau bersabda:
“Bibi kedudukannya sama dengan Ibu.” (HR. Tirmidzi)

25. Dari ‘Amr bin ‘Abasah ra., ia berkata: Saya mendatangi
Rasulullah SAW, di Mekkah pada permulaan kenabiannya, dan
saya bertanya: “Apakah jabatanmu?” Beliau menjawab:
“Nabi.” Saya bertanya lagi: “Apakah nabi itu?” Beliau
menjawab: “Allah Ta’ala mengutusku.” Saya bertanya: “Untuk
apa Allah mengutusmu?” Beliau menjawab: “Allah
mengutusku untuk menghubungkan tali persaudaraan,
menghancurkan berhala, dan meng-Esakan Allah dengan
tidak menyekutukan-Nya.” Hadits ini masih ada terusannya.

Haram durhaka lepada kedua orang
tua dan memutuskan tali persaudaraan.

1. Dari Abu Bakrah Nufai’ bin Al-Harits ra., ia berkata: Rasulullah
SAW, bertanya: “Tidakkah kalian ingin tahu tentang tiga dosa
terbesar diantara dosa-dosa besar?” Kami menjawab: “Tentu,
kami ingin mengetahuinya.” Rasulullah menjelaskan: “Yaitu
menyekutukan Allah dan mendurhakai kedua orang tua.”
Semula Rasulullah bersandar, lalu beliau duduk tegak, seraya
meneruskan sabdanya: “Ingatlah, Juga perkataan bohong dan
persaksian palsu.” Rasulullah mengulang-ulang perkataan itu,
sampai-sampai kami berkata dalam hati: “Semoga beliau
diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al‘Ash ra., dari Nabi SAW, beliau
bersabda: “Dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah,
mendurhakai orang tua, membunuh orang, dan bersumpah
palsu.” (HR. Bukhari)

3. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-Ash ra., dari Nabi SAW, beliau
bersabda: “Diantara dosa-dosa besar, yaitu seseorang
memaki kedua orang tuanya.” Para sahabat bertanya: “Wahai
Rasulullah, apakah ada seseorang yang akan memaki kedua
orang tuanya?” Beliau menjawab: “Ya, apabila seseorang
memaki ayah orang lain, kemudian orang itu membalas
memaki ayahnya kemudian ia memaki ibu orang lain, dan
orang itu memaki ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat yang lain dikatakan: “Sesungguhnya yang
termasuk dosa terbesar diantara dosa-dosa besar adalah orang
yang mengutuk kedua orang tuanya.” Ada sahabat yang
bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana munkin seseorang
mengutuk kedua orang tuanya?” Beliau menjawab: “Ia memaki
ayah orang lain, kemudian orang itu membalas memaki
ayahnya, dan ia memaki ibu orang lain kemudian orang itu
membalas memaki ibunya.”

4. Dari Abu Muhammad Juair bin Muth’im ra., ia berkata:
Rasulullah SAW, bersabda: “Tidak akan masuk surga orang
yang suka memutuskan tali persaudaraan.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

5. Dari Abu ‘Isa Al-Mughirah bin Syu’bah ra., dari Nabi SAW,
beliau bersabda: “Sungguh Allah Ta’ala mengharamkan kalian
durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang
bukan haknya dan mengubur hidup-hidup anak perempuan.
Allah juga membenci orang yang banyak bicara, banyak
pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

Keutamaan berbuat baik Kepada teman
ayah dan ibu, kerabat, isteri dan orangorang
yang pantas dihormati

1. Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Nabi SAW, bersabda: “Sebaikbaik
kebajikan adalah seseorang yang menyambung tali
persaudaraan kenalan bapaknya.”

2. Dari Abdullah bin Dinar, dari Abdullah bin Umar ra., ia
berkata: Kami bertemu seseorang lelaki badui di tengah
perjalanan menuju ke Mekkah, kemudian Abdullah bin Umar
memberi salam dan mengajaknya untuk naik ke atas kedelai
serta memberikan surban yang dipakai di kepalanya. Ibnu
Dinar berkata kepada Ibnu Umar: “Semoga Allah selalu
memberikan kebaikan kepadamu, sesungguhnya orang itu
adalah orang badui dan mereka senang sekali diberi,
walaupun hanya sedikit.” Abdullah bin Umar berkata:
“Sesungguhya orang itu adalah kenalan baik (ayahku) Umar
Ibnul Khaththab ra., sesungguhnya sebaik-baik kebajikan
adalah seseorang yang menyambung tali persaudaraan
dengan kenalan ayahnya.”
Dalam riwayat lain, Ibnu Dinar bercerita tentang Ibnu Umar ra.,
menurutnya apabila Ibnu Umar pergi ke Makkah selalu
membawa keledai sebagai gantinya unta apabila ia merasa jemu,
dan ia memakai surban dikepalanya. Kali tertentu, ketika ia pergi
ke Mekkah dengan kedelainya, tiba-tiba seorang badui lewat dan
bertanya: “Apakah kamu Fulan bin Fulan?” orang badui itu
menjawab: “Benar”. Kemudian Ibnu Umar memberikan keledai
itu kepadanya dan berkata: “Naiklah keledai ini.” Ia juga
memberikan surbannya seraya berkata: “Pakailah surban ini di
kepalamu.” Salah seorang teman Ibnu Umar berkata kepadanya:
“Semoga Allah memberikan ampunan kepadamu yang telah
memberikan orang Badui ini seeokor keledai yang biasa untuk
gantian, dan surban yang biasa kamu pakai di kepalamu.” Ibnu
Umar berkata: “Sesungguhnya sebaik-baik kebajikan yaitu
seseorang yang menyambung tali persaudaraan dengan kenalan
baik ayahnya setelah meninggal dunia, sesungguhnya ayah
orang ini adalah kenalan baik (ayahku) Umar ra.” (HR. Muslim)

3. Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idiy ra., ia berkata:
“Tatkala kami duduk di hadapan Rasulullah SAW, tiba-tiba
datanglah seorang laki-laki dari Bani Salimah dan bertanya:
“Wahai Rasulullah, apakah ada kebaikan yang dapat saya
lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tua setelah
mereka meninggal dunia?” Beliau menjawab: “Ya, yaitu
menyolati, memohonkan ampun, melaksanakan janji
menghubungi keluarga yang tidak dapat dihubungi, kecuali
dengan keduanya dan memuliakan kenalan baik mereka. (HR.
Abu Dawud)

4. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata: “Saya tidak pernah merasa
cemburu terhadap istri-istri nabi SAW, yang lain kecuali
terhadap Siti Khadijah ra., padahal saya tidak pernah
berjumpa dengannya, tetapi karena Nabi sering menyebutnyebutnya,
dan beliau sering menyembelih kambing
kemudian memotong beberapa bagian dan dikirimkan kepada
kenalan-kenalan baik Khadijah, saya sering berkata
kepadanya: “Seolah-olah di dunia ini tidak ada wanita selain
Khadijah”. Maka beliau menjawab: “Sesungguhnya Khadijah
itu begini dan begitu, dan hanya dengan dialah aku dikaruniai
anak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Dalam riwayat lain dikatakan: “Apabila beliau menyembelih
kambing, beliau memberi kenalan-kenalan baik Khadijah apa
yang mereka inginkan.” Dalam riwayat lain dikatakan:
“Apabila beliau menyembelih kambing, beliau bersabda:
“Kirimlah daging ini kepada kenalan-kenalan Khadijah.”
Dalam riwayat lain dikatakan: “Halah binti Khuwailid saudari
Khadijah pernah meminta izin untuk masuk ke rumah
Rasulullah SAW, kemudian beliau teringat cara Khadijah
meminta izin, maka terharulah beliau seraya bersabda: “Ya
Allah, inilah Halah binti Khuwailid”

6. Dari Anas bin Malik ra., ia berkata: “Aku keluar bersamasama
Jabir Ibnu Abdullah Al-Bajaliy ra., dalam suatu
perjalanan, ia selalu melayani saya, maka saya berkata
kepadanya: “Kamu jangan berbuat seperti itu.” Ia menjawab:
“Sesungguhnya saya melihat sahabat Anshar senantiasa
melayani Rasulullah SAW, dalam segala hal, maka akupun
bersumpah pada diriku untuk tidak berkawan dengan sahabat
anshar kecuali saya harus melayaninya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

Memuliakan keluarga Rasulullah SAW

1. Dari Yazid bin Hayyan., ia berkata: “Saya, Hushain bin Sairah
dan ‘Amr bin Muslim datang ke tempat Zaid bin Arqam ra.,
Setelah kami duduk, Hushain berkata kepada Zaid: “Wahai
Zaid, sungguh kamu telah mendapatkan keuntungan yang
besar, yaitu kamu bertemu Rasulullah SAW, dan mendengar
haditsnya, berperang bersamanya, shalat bersamanya,
sungguh kamu benar-benar mendapatkan keuntungan yang
besar. Oleh karena itu ceritakanlah wahai Zaid tentang apa
saja yang perah kamu dengar dari Rasulullah SAW,” Zaid
menjawab: “hai keponakanku, demi Allah usiaku telah lanjut,
sudah lama aku ditinggal beliau dan aku lupa sebagian apa
yang aku peroleh dari beliau. Maka apa yang dapat aku
sampaikan, terimalah dengan baik sedangkan yang tidak
dapat, janganlah kamu menuntutnya.” Kemudian Zaid
melanjutkan ceritanya: “Pada suatu hari Rasululllah SAW,
berdiri di tengah-tengah kami di Khum, yaitu sebuah tempat
diantara Makkah dan Madinah guna menyampaikan khubah.
Waktu itu, beliau memuji serta menanjung Allah, memberi
nasihat dan peringatan. Setelah itu beliau bersabda:
“Ketahuilah wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku ini
adalah manusia biasa, mungkin saja utusan Tuhanku
(malaikat izrail) hampir datang dan aku harus menerimanya.
Aku tinggalkan kamu dua perkara yang berat yang pertama
yaitu Kitabullah yang di dalamnya penuh dengan petunjuk
dan cahaya, maka ambilah dan pegang teguhlah kitabullah
itu.” Beliau menegaskan agar kita benar-benar berpegang
teguh pada kitabullah. Lanjutnya, beliau bersabda lagi: “Dan
ahli baitku (keluargaku). Aku memperingatkan kamu sekalian
kepada Allah tentang ahli baitku (keluargaku).” Hushain
menyela “Wahai Zaid, siapakah ahli bait beliau, bukankah
istri-istri beliau itu ahli baitnya?” Zaid menjawab: “Ya, juga
orang-orang yang diharamkan menerima sedekah sesudah
beliau wafat.” Hushain bertanya lagi: “Siapakah mereka itu?”
Zaid menjawab: “Mereka adalah keluarga/keturunan Ali, Aqil,
Ja’far, dan Abbas.” Hushain bertanya lagi: “Apakah masingmasing
dari mereka diharamkan menerima sedekah?” Zaid
menjawab: “Benar” (HR.Muslim)
Dari riwayat lain dikatakan: “Ingatlah, sesungguhnya aku
tinggalkan untuk kamu semua dua perkara yang berat, salah
satunya adalah kitabullah yaitu tali (pedoman hidup) dari Allah.
Siapa saja yang mengikutinya, maka ia berada dalam petunjuk,
dan siapa saja yang meninggalkannya maka ia dalam
kesesatan.”

2. Dari Ibnu Umar ra., dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra., ia
berkata: “Peliharalah kehormatan nabi Muhammad SAW,
yaitu dengan memuliakan ahli baitnya (keluarganya).” (HR.
Bukhari)

MENGHORMATI ULAMA, ORANG-ORANG
TERPANDANG DAN ORANG-ORANG BERJASA

1. Dari Abu Mas’ud Uqbah bin ‘Amr Al-Badriy Al-Anshariy ra., ia
berkata: “Rasulullah SAW, bersabda: “Yang berhak
mengimami suatu kaum adalah yang paling ahli baca Al-
Qur’an. Jika dalam bacaan mereka sama saja, maka (yang
berhak menjadi imam ialah) yang paling mengerti tentang
sunnah Rasulullah SAW, Kalau hal ini sama, maka (yang
berhak menjadi imam ialah) di antara mereka yang lebih
dahulu hijrahnya. Jika hijrah mereka sama, maka (yang
berhak menjadi imam ialah) orang yang lebih dahulu masuk
islam. Dan janganlah seseorang mengimami di daerah
kekuasaan orang lain, dan jangan pula ia berdiam di rumah
orang lain pada tempat khusus, kecuali dengan seizin
pemiliknya.” (HR. Muslim)

2. Dari Abu Mas’ud Uqbah bin ‘Amr Al-Badriy Al-Anshariy ra., ia
berkata: “Rasulullah SAW, selalu menyamakan pundakpundak
kami menjelang shalat dan beliau bersabda: “Ratakan
shaf kalian dan jangan sampai tidak rata, yang akan
mengakibatkan berbedanya hati kalian. Hendaknya mendekat
kepadaku orang-orang dewasa dan yang pandai-pandai,
kemudian berikutnya dan yang berikutnya lagi.” (HR. Muslim)

3. Dari Abdullah bin Mas’ud ra., ia berkata: “Rasulullah SAW,
bersabda: “Orang-orang yang dewasa dan yang pandai
hendaklah mendekat denganku. Kemudian berikutnya
kemudian berikutnya lagi. Janganlah kamu sekalian
bercampur dan berdesak-desakan di pasar.” (HR. Muslim)

 4. Dari Abu Yahya (Sahl) bin Abu Hatsamah Al-Anshariy ra., ia
berkata: “Abdullah bin Sahl dan Muhayyishah bin Mas’ud pergi
ke Khaibar, pada masa damai, kemudian berpisahlah
keduanya. Tatkala Muhayyishah mendatangi tempat Abdullah
bin Sahl, didapatinya mati berlumuran darah dan
Muhayyishah langsung menguburnya. Setelah itu ia lalu ke
Madinah, kemudian Abdurrahman din Sahl, Muhayyishah bin
Mas’ud dan Huwayyishah bin Mas’ud datang ke Madinah
menemui Nabi SAW, dan memberitahu tentang peristiwa itu.
Ketika Abdurrahman membuka pembicaraan, Rasulullah
menyela dan bersabda: “Dahulukan orang tua, dahulukan
orang tua.” Abdurrahman yang termuda, maka ia pun diam,
lalu Muhayyishah dan Huwayyishah berbicara. Beliau
bersabda: “Apakah kamu mau bersumpah dan menuntut hak
kepada pembunuhnya?” (Hadits ini masih ada terusannya.).
(HR. Bukhari dan Muslim)

5. Dari Jabir ra., ia berkata: Nabi SAW, mengumpulkan dua
orang yang mati terbunuh dalam perang Uhud di dalam satu
liang kubur, kemudian beliau bersabda: “Yang mana diantara
keduanya yang lebih mengerti tentang Al-Qur’an?” Tatkala
ada seseorang yang menunjuk kepada salah satunya, maka
bacaan mendahulukannya (orang yang lebih banyak mengerti
tentang Al-Qur’an) ke dalam liang lahat.” (HR. Bukhari)

6. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: Nabi SAW, bersabda: “Dalam
tidurku aku bermimpi bahwa aku sedang bersiwak (bersuci)
dengan sebatang kayu siwak, lalu datang dua orang lelaki.
Salah seorang diantaranya lebih tua dari yang lain. Aku lalu
memberikan siwak kepada orang yang lebih muda. Kemudian
berkata kepadaku: “Dahulukanlah yang lebih tua!” Akupun
memberikan siwak itu kepada orang yang lebih tua.”

7. Dari Abu Musa ra., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda:
“Sesungguhnya termasuk mengagungkan kehormatan Allah
dengan memuliakan orang islam yang tua usia, orang yang
pandai tentang Al-Qur’an yang tidak sombong dan tidak
mengabaikannya, serta memuliakan penguasa yang adil.”
(HR. Abu Dawud)

8. Dari ‘Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya ra., ia
berkata: “Rasulullah SAW, bersabda: “Tidak termasuk
golonganku orang yang tidak belas kasih terhadap yang lebih
muda dan tidak mau menghormati orang yang lebih tua.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

9. Dari Maimun bin Abi Syabib, ia berkata: Ada seorang
pengemis lewat di depan Aisyah, maka ia memberinya
sepotong roti. Kemudian datang lagi seorang peminta-minta
yang berpakaian compang-camping dan berperilaku sopan
kemudian ia mempersilakannya duduk dan disuruh makan.
Ketika ia ditegur tentang sikapnya, maka ia berkata:
“Rasulullah SAW, bersabda: “Tempatkanlah manusia itu
sesuai dengan kedudukannya.” (HR. Abu Dawud)

10. Dari Ibnu ‘Abbas ra., ia berkata: “Uyainah bin Hishn
datang ke tempat keponakannya Al-Hurr bin Qais dan
menginap. Al-Hurr termasuk orang –orang yang dekat dengan
Umar ra., karena Umar memang menjadikan orang-orang
yang pandai tentang Al-Qur’an sebagai teman duduk dan
teman musyawarah, baik tua maupun muda, maka ‘Uyainah
berkata kepada Al-Hurr: “Hai keponakannku, kamu adalah
orang yang dekat dengan Amirul Mukminin (Umar), maka
mintakan aku izin untuk menghadapnya.” Al-Hurr pun
memohonkan izin untuk ‘Uyainah kemudian ‘Uyainah masuk
dan berkata: “Wahai putera Khaththab, demi Allah engkau
tidak memperhatikan kami dan tidak mengadili kami dengan
adil.” Mendengar hal itu mendadak Umar ra., marah, hampir
saja ia memukulnya. Kemudian Al-Hurr berkata: “Wahai
Amirul mukminin, sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman
kepada nabi-Nya: “KHUDZIL ‘AFWA WA’MUR BIL I’URFI WA
A’RID ‘ANIL JAAHILIIN (Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah
orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari
orang-orang yang bodoh). Demi Allah, Umar ra., seolah-olah
belum pernah mendengar ketika ayat itu dibaca, padahal
Umar adalah orang yang paling jeli terhadap Kitab Allah
Ta’ala.” (HR.Bukhari)

11. Dari Abu Sa’id Samurah bin Jundub ra., ia berkata:
“Pada masa Rasulullah SAW, aku masih muda belia. Aku
selalu hapal apa yang datangnya dari Rasulullah. Beliau tidak
mencegahku berbicara, kecuali jika disana ada orang-orang
yang lebih tua dariku.” (HR. Bukhari dan Muslim)

12. Dari Anas ra., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda:
“Orang muda yang memuliakan orang yang tua karena
usianya, kelak Allah akan membalas kepadanya, yaitu orangorang
muda akan memuliakannya apabila ia telah tua.” (HR.
Tirmidzi)

Berkunjung dan bergaul dengan orangorang
shalih.

1. Dari Anas ra., ia berkata: ketika Rasulullah SAW, wafat, Abu
Bakar mengajak Umar ra., seraya berkata: “Mari kita
berkunjung ke tempat Ummu Aiman ra., sebagaimana
Rasulullah SAW, sering mengunjunginya.” Ketika keduanya
sampai di tempat Ummu Aiman, wanita itu menangis.
Keduanya berkata: “Apa yang menyebabkan engkau
menangis, bukankah apa yang disediakan Allah untuk
Rasulullah itu sangat baik?” Ia menjawab: “Saya menangis
bukan karena itu, saya tahu bahwa apa yang disediakan Allah
untuk rasul-Nya, sangat baik. Saya menangis karena wahyu
dari langit telah terputus.” Perkataan Ummu Aiman membuat
keduanya terkesan, sehingga membuat mereka menangis.”
(HR. Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda:
“Sesungguhnya ada yang akan berkunjung ke tempat
saudaranya yang berada di desa lain, kemudian Allah Ta’ala
mengutus malaikat untuk mengujinya, setelah malaikat itu
berjumpa dengannya, ia bertanya: “Hendak kemanakah
kamu?” Ia menjawab: “Saya akan berkunjung ke tempat
saudaraku yang berada di desa itu.” Malaikat itu bertanya:
“apakah kamu merasa berhutang budi sehingga kamu
mengunjunginya?” Ia menjawab: “Tidak, saya mengunjungi
dan mencintainya karena Allah Ta’ala” Malaikat itu berkata:
“Sesungguhnya saya adalah utusan Allah untuk
menjumpaimu, dan Allah telah mencintaimu sebagaimana
kamu mencintai saudaramu karena Allah.” (HR.Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda:
“Siapa saja yang menjenguk orang sakit atau mengunjungi
saudaranya karena Allah, maka ada dua malaikat yang
memuji dan mendo’akan: “Bagus kamu dan bagus pula
perjalananmu, maka surgalah tempatmu.” (HR.Tirmidzi)

4. Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra., berkata: Nabi SAW, bersabda:
“Sesungguhnya perumpamaan orang yang bergaul dengan
orang yang shalih dan orang jahat, seperti orang yang
bergaul dengan orang yang membawa minyak kasturi dan
orang yang meniup api. Orang yang membawa minyak
kasturi, mungkin memberi minyak kepadamu atau membeli
minyak kepadanya, paling tidak kamu mendapatkan bau
harum darinya. Sedangkan orang yang meniup api, mungkin
ia akan membakar kainmu atau kamu akan mendapatkan bau
yang tidak enak darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda:
“Pilihlah perempuan yang dinikahi karena empat perkara:
Hartanya, derajatnya, kecantikannya, atau karena agamanya.
Utamakanlah agamanya niscaya kamu beruntung.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

6. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: “Nabi SAW, bertanya kepada
Jibril as.: “Apa yang mencegahmu untuk sering datang
kepada kami?” Maka turunlah ayat: “Wamaa natanazzalu illa
bi amri rabbika lahu maa baina aidiina wa maa khalafnaa wa
maa baina dzaalik. (Dan tidaklah kami (jibril) turun, kecuali
dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nyalah semua yang
ada dihadapan kita, di belakang kita, dan diantara
keduanya.)” (HR. Bukhari)

7. Dari Abu Sa’id Al-Khudriy ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda:
“Janganlah kalian berteman kecuali dengan orang yang
beriman dan janganlah ada yang memakan makananmu
kecuali orang yang bertakwa.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

8. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Sesungguhnya nabi SAW,
bersabda: “Seseorang bisa terpengaruh oleh agama sahabat
karibnya. Oleh sebab itu, perhatikanlah salah seorang
diantara kamu dengan siapa ia bergaul.” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi)

9. Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra., ia berkata: Sesungguhnya Nabi
SAW, bersabda: “Seseorang itu akan bersama dengan orang
yang dicintainya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam riwayat
lain disebutkan: “Ada seseorang yang bertanya kepada nabi
SAW, tentang orang yang mencintai suatu kaum, tetapi ia
belum pernah bertemu dengan mereka, maka ia menjawab:
“Ia akan bersama-sama dengan orang yang dicintainya.”

10. Dari Anas ra., sesungguhnya ada seorang Badui
bertanya kepada Rasulullah SAW “Kapankah hari kiamat?”
Rasulullah SAW, balik bertanya: “Bekal apakah yang telah
kamu siapkan untuk menghadapinya?” Ia menjawab:
“Mencintai Allah dan Rasul-Nya” Beliau bersabda: “kamu akan
bersama-sama dengan orang yang kamu cintai (nanti di
akhirat)” (HR. Bukhari dan Muslim)

11. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata: Seseorang mendatangi
Rasulullah SAW, dan bertanya: “Bagaimana pendapatmu
tentang seseorang yang mencintai suatu kaum, tetapi ia
belum pernah bertemu dengan mereka?” Rasulullah SAW,
menjawab: “Seseorang akan bersama-sama dengan orang
yang dicintainya (kelak di akhirat)” (HR. Bukhari dan Muslim)

12. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda:
“Manusia itu berbeda-beda dalam watak baik dan buruknya,
begaikan tambang emas dan perak. Orang yang paling baik
pada masa jahiliyah adalah orang yang terbaik pula di masa
islam, apabila mereka memahami syari’at. Roh itu
berkelompok-kelompok dan berpisah-pisah. Roh yang saling
mengenal itu berkumpul dan yang tidak saling mengenal
berpisah.” (HR. Muslim)

13. Dari Umar bin ‘Amr (Ibnu Jabir), ia berkata: “Tatkala
Umar bin Khaththab ra. kedatangan serombongan penduduk
Yaman, ia bertanya: “Apakah ada diantara kamu yang
bernama Uwais bin ‘Amir?” ia menjawab: “Ya” Umar bertanya
lagi: “Apakah kamu dari Murad dan Qaran?” Ia menjawab:
“Ya” Umar bertanya: “Apakah kamu dulu pernah mengalami
sakit belang kemudian sembuh kecuali tinggal sebesar
dirham?” ia menjawab: “Ya” Umar kembali bertanya: “Apakah
kamu masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: “Ya” Umar
menjelaskan: Saya mendengar Rasulullah SAW, bersabda:
“Nanti kamu akan kedatangan orang bernama Uwais bin ‘Amir
bersama dengan serombongan penduduk Yaman. Ciri-cirinya,
ia dari Murad dan Qaran, pernah berpenyakit belang lalu
sembuh, kecuali sebesar dirham. Dia masih mempunyai ibu
dan ia sangat berbakti kepadanya. Seandainya dia berbuat
baik karena Allah, pasti Allah akan berbuat baik kepadanya.
Mintalah agar ia memohonkan ampun buat dirimu. Oleh
karena itu, mohonkanlah ampun buat diriku. Kemudian dia
memohonkan ampun untuk Umar. Setelah itu Umar bertanya:
“Engakau akan kemana lagi?” ia menjawab: “Ke Kufah” Umar
menawarkan: “Bolehkah aku menulis surat kepada ‘Amil
(bendaharawan) di Kufah untuk membantu kamu?” Ia
menjawab: “Saya lebih senang menjadi orang biasa.”
Pada tahun berikutnya, ada seorang terkemuka dari penduduk
Yaman mengerjakan ibadah haji dan berjumpa dengan Umar.
Kemudian Umar menanyakan kepadanya tentang Uwais.
Orang itu menjawab : “Saya meninggalkan dia dalam keadaan
sangat menyedihkan, rumahnya sangat kecil dan tergolong
miskin.” Umar berkata : “Sesungguhnya saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda : “Nanti kamu akan kedatangan
seseorang bernama Uwais bin ‘Amir bersama-sama dengan
serombongan penduduk Yaman. Ciri-cirinya ia dari Murad dan
Qaran, pernah berpenyakit belang kemudian sembuh kecuali
sebesar dirham. Dia masih mempunyai ibu dan sangat
berbakti kepadanya. Seandainya dia berbuat baik karena
Allah, niscaya Allah akan berbuat baik kepadanya. Mintalah
agar ia memohonkan ampun buat dirimu. Setelah pulang,
orang itu menemui Uwais dan berkata : “Mohonkan ampun
buat diriku.” Uwais menajwab : “Sebenarnya Engkaulah yang
mendoakan saya, katrena baru pulang dari bepergian yang
baik. Maka mohonkan ampun buat diriku.”
Orang itu bertanya : “Kamu pernah bertemu Umar ? “ Uwais
menjawab : “Ya.” Kemudian Uwais menyadari dan
memohonkan ampun buat orang itu. Sesudah itu orang-orang
mengenalnya dan berbondonh-bondong meminta agar dia
memohonkan ampun buat mereka. Melihat yang demikian
Uwais pergi untuk menyendiri.” (HR.Muslim)
Dalam riwayat Muslim yang lain, Dari Usair bin Jabir ra. Ia berkata :
Penduduk Kufah mengutus suatu rombongan untuk menghadap
Umar ra. Di antara mereka ada seseorang yang mengejek Uwais,
kemudian Umar bertanya : “Apakah di sini ada seseorang yang
berasal dari Qaran?” maka Uwais mendekatinya, dan Umar berkata
: Rasululllah SAW bersabda :”Nanti kamu akan kedatangan
seseorang dari Yaman bernama Uwais, dia tidak meninggalkan apaapa
di Yaman selain ibu yang ditaatinya. Dia berpenyakit belang,
setelah berdoa, Allah menyembuhkannya kecuali sebesar dinar atau
dirham. Siapa saja di antara kamu bertemu dengannya, mintalah
agar dia memohonkan ampun buat kalian. “Pada riwayat lain, dari
Umar ra. Ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya sebaik-baik tabi’in adalah seseorang yang bernama
Uwais, dia mempunyai ibu dan pernah berpenyakit belang, maka
mintalah kalian kepadanya agar memohonkan ampun buat kamu.”

14. Dari Umar bin Khaththab ra., ia berkata : Saya minta
izin kepada Nabi SAW untuk mengerjakan umrah. Beliau
mengizinkanku, seraya bersabda: “Wahai saudaraku, jangan
kau lupakan kami dari doamu. ”Umar berkata : “itu adalah
suatu ungkapan yang sangat menggembirakan saya, dan
ungkapan itu lebih berharga dariku daripada dunia.” (HR. Abu
Daud dan Tirmidzi)
Dalam riwayat lain, Nabi SAW bersabda :Wahai saudaraku,
sertakanlah kami dalam doamu.”

15. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : “Nabi SAW sering
beziarah ke Kuba’, baik naik kendaraan maupun berjalan. Di
sana beliau salat dua rakaat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan : “Setiap hari Sabtu Nabi SAW
datang ke masjid Kuba’, baik berkendaraan maupun berjalan.
Ibnu Umar juga mencontohnya.”

Mencintai Allah

1. Dari Anas ra., dari Nabi SAW beliau bersabda : “Siapa saja
yang memiliki tiga sifat ini, akan merasakan manisnya iman,
yaitu : (1) Mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi segalagalanya.
(2) Mencintai seseorang hanya karena Allah. (3)
Enggan untuk kembali kafir setelah diselamatkan Allah
sebagaimana enggannya apabila dilemparkan ke dalam
neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW beliu bersabda : “Ada
tujuh kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada hari
yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : (1)
Pemimpin yang adil. (2) Pemuda yang senantiasa beribadah
kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung. (3) Seorang
yang hatinya selalu digantungkan (dipertautkan) dengan
masjid. (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah,
keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah. (5) Seorang
laki-laki ketika dirayu untuk berzina oleh wanita bangSAWan
yang berwajah cantik rupawan, laliu ia berkata :
“Sesungguhnya aku takut kepada Allah.” (6) Seseorang yang
mengelurkan sedekah, secara sembunyi-sembunyi, sehingga
tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikn oleh
tangan kanannya. (7) Dan seseorang yang mengingat Allah di
tempat sunyi dan kedua matanya bercucuran air mata.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah Ta’ala pada hari kiamat akan berfirman
: “Manakah orang-orang yang saling mencintai karena
keagungan-Ku? Pada hari ini Aku menaungi mereka di bawah
naungan-Ku, dan tidak ada nungan kecuali naungan-Ku.” (HR.
Muslim)

4. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, kalian
tidak akan masuk surga sebelum beriman. Maukah kalian aku
tunjukkan sesuatu, jika kalian mengerjakannya, maka akan
timbul rasa saling mencintai di antara kalian. Yaitu
sebarkanlah salam” (HR Muslim)

5. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW beliau bersabda : “Ada
seseorang yang berkunjung ke tempat saudaranya karena
Allah yang berada di desa lain, kemudian Allah mengutus
malaikat untuk menghadang dan mengujinya, namun orang
itu tetap pada pendiriannya, kemudian malaikat itu berkata :
“Sesungguhnya Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu
mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Muslim)

6. Dari Al-Barra’ bin ‘Azib ra., dari Nabi SAW beliau
menceritakan tentang sahabat Anshar : “bahwa mereka tidak
mencintai kecuali orang yang beriman dan mereka tidak
membenci kecuali orang munafik. Siapa saja yang mencintai
mereka, maka Allah mencintainya, dan siapa saja membenci
mereka, maka Allah membencinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Dari Mu’adz ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda : “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : “Siapa saja yang
saling mencintai karena keagungan-Ku, mereka akan
mendapatkan beberapa mimbar terbuat dari cahaya yang
diinginkan oleh para Nabi dan orang-orang yang mati syahid.
(HR. Tirmidzi)

8. Dari bu Idris Al-Khaulaniy, ia berkata : “Saya masuk masjid
Damsyik. Di sana ada seorang pemuda yang giginya
mengkilat. Orang-orang senantiasa mengerumuninya. Apabila
mereka berbeda pendapat, mereka menyerahkan dan minta
pertimbangan kepadanya, maka saya menanyakan tentang
pemuda itu, dan dijawab bahwa pemuda itu adalah Mu’adz bi
Jabal ra.

9. Pada esok harinya saya pagi-pagi datang ke masjid tetapi
pemuda itu lebih pagi dari pada saya dan saya dapatkan ia
sedang shalat. Saya menunggunya sampai selesai, dan
mendatanginya dari arah depan. Saya ucapkan salam dan
berkata kepadanya : “Demi Allah saya mencintai kamu karena
Allah.” Dia bertanya : “Apakah benar, karena Allah?” Saya
menjawab : “Ya, karena Allah.” Dia bertanya “Apakah benar
karena Allah?” saya menjawab ”Ya, karena Allah.” Kemudian
ia menarik ujung selendangku untuk mendekatkanku
kepadanya dan dia berkata : “Sambutlah berita gembira ini,
saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Allah Yang Maha
Pemberkah lagi Maha Luhur Berfirman : “Kecintaan-Ku
tercurah untuk mereka yang saling mencintai karena Aku,
mereka yang berteman karena Aku, mereka yang saling
mengunjungi karena Aku dan mereka yang saling membantu
karena Aku,” (HR. Malik)

10. Dari Abu Karimah Al-Miqdad bin Ma’dikariba ra., dari
Nabi SAW, beliau bersabda : “Apabila seseorang mencintai
saudaranya, beritahukanlah kepadanya bahwa ia
mencintainya,” (HR. Abu daud)

11. Dari Mu’adz ra. Ia berkata : Rasulullah SAW memegang
tangannya seraya berkata : “Hai Mu’adz, janganlah sekali-kali
kamu lupakan setiap selesai salat untuk membaca :
“ALLAHUMMA A’INNII ‘ALAA DZIKRIKA WA-SYUKRIKA
WAHUSNI IBAADATIK (Ya Allah, berilah saya pertolongan
untuk selalu ingat kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu dan
menyempurnakannya).” (HR Abu daud dan Nasa’i)

12. Dari Anas ra., ia berkata : Ada seorang laki-laki duduk
di hadapan Nabi SAW kemudian ada seseorang yang lewat di
situ, lalu orang yang duduk di hadapan Nabi berkata : “Ya
Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang itu,” Nabi
SAW bertanya : “apakah kamu sudah memberitahukan
kepadanya?” Dia menjawab : “Belum.” Beliau bersabda :
“Beritahukanlah kepadanya. “Kemudian dia menemui orang
itu dan berkata : “Sesungguhnya saya mencintaimu karena
Allah.” Orang itu menjawab : “Semoga kamu dicintai oleh Zat
yang menjadikanmu mencintaiku karena-Nya.” (HR. Abu
Daud)

tanda-tanda kecintaan Allah ta’ala
kepada hambanya

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
bahwa Allah Ta’ala berfirman : “Siapa saja yang memusuhi
kekasih-Ku, maka aku nyatakan perang kepadanya. Sesuatu
yang paling Aku sukai dari yang dikerjakan hamba-Ku untuk
mendekatkan diri kepada-Ku, yaitu apabila ia mengerjakan
apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Seseorang itu
senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan mengerjakan
amalan-amalan sunnah, sehingga Aku mencintainya. Apabila
Aku mencintainya, maka Aku merupakan pendengaran yang
ia pergunakan untuk mendengar, Aku merupakan penglihatan
yang ia pergunakan untuk melihat, Aku merupakan tangan
yang ia pergunakan untuk menyerang dan Aku merupakan
kaki yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya ia
memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya,
seandainya ia berlindung diri kepada-Ku, niscaya Aku
melindunginya.” (HR. Bukhari)

2. Dari Abu hurairah ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda :
“Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah
memanggil Jibril seraya berfirman : “Sesungguhnya Allah
Ta’ala mencintai Fulan, maka cintailah ia, “Kemudian jibril
mencintai orang itu dan berkata kepada penghuni langit :
“Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia.“
Penghuni langit pun akhirnya mencintai orang itu. Setelah
kecintaannya diteruskan kepada penghuni bumi. (HR Bukhari
dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim yang lain dikatakan : “Rasulullah SAW
bersabda : “Sesunguhnya apabila Allah Ta’ala mencintai
seseorang, maka Allah memanggil Jibril dan berfirman :
“Sesungguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah ia.”
Kemudian jibril mencintai orang itu, setelah itu Jibril berkata
kepada penghuni langit : “Sesungguhnya Allah mencintai Fulan,
maka cintailah ia.” Penghuni langit pun mencintai orang itu.
Setelah itu, kecintaannya diteruskan kepada penghuni bumi. Dan
apabila Allah membenci seseorang, maka Allah memanggil Jibril
dan berfirman : “Sesungguhnya Aku membenci Fulan, maka
bencilah ia. “Kemudian Jibril membenci orang itu. Setelah itu
Jibril berkata kepada penghuni langit : “Sesungguhnya Allah
membenci Fulan, maka bencilah ia.” Kemudian kebencian
tersebut diteruskan kepada penghuni bumi.”

3. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata : “Rasulullah SAW mengutus
seseorang untuk mengimami salat pada suatu pasukan.
Dalam salatnya, ia selalu menutup bacaannya dengan ucapan
: “QUL HUWALLAHU AHAD” (Surat Al-Ikhlsah) Ketika pulang,
mereka menceritakan hal yang demikian itu kepada
Rasulullah SAW beliau bersabda : “Tanyakan kepadanya,
mengapa ia berbuat seperti demikian?” merekapun
menanyakannya dan orang itu menjawab : “Karena ayat itu
mengandung sifat Zat yang Maha Pemurah, maka saya
senang membacanya.” Setelah disampaikan kepada
Rasulullah SAW, beliau bersabda : “Beritahukan kepadanya,
bahwa Allah ta’ala mencintainya.” (HR. Bukhari dan Muslim )

Larangan untuk menyakiti atau
mengganggu orang-orang yang shaleh,
lemah dan miskin

1. Di antara hadis yang membicarakan masalah ini adalah hadis
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. Yang termuat pada
bab sebelum bab ini, yaitu hadis yang artinya : “Siapa saja
yang memusuhi kekasih-Ku, maka Aku nyatakan perang
padanya.”

2. Juga hadis yang diriwayatkan Sa’ad bin Abi Waqqah ra., pada
bab yang lalu, yitu pada bab, “menyayangi anak yatim,” dan
sabda Rasulullah SAW, “Wahai Abu Bakar, seandainya kamu
membenci mereka, berarti kamu membenci Tuhanmu.”

3. Dari Jundub bin Abdullah ra., ia berkata : “Siapa saja yang
mengerjakan salat Shubuh, berarti ia berada dalam keadaan
jaminan Allah. Oleh karena itu, jangan sekali-kali Allah
sampai meminta jaminan-Nya itu sedikitpun, karena siapa
saja yang diminta jaminan-Nya, maka Allah akan
mendapatkannya, kemudian akan mencampakkan dirinya ke
dalam api neraka.” (HR. Muslim)

Melaksanakan hukuman dan
menyerahkan urusan mereka kepada
Allah ta’ala

1. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Aku diperintah untuk memerangi manusia, sehingga mereka
bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi
Muhammad SAW adalah utusan Allah, mendirikan salat, dan
menunaikan zakat. Apabila mereka telah melaksanakan,
maka terjagalah darah dan harta mereka, kecuali dalam
kewajiban Islam. Adapun perhitungan mereka terserah pada
Allah Ta’ala.” (HR. Bukhari dan Muslim )

2. Dari Abdullah Thariq bin Asy-yam ra., ia berkata : Saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Siapa saja yang
mengucapkan “LAA ILAAHA ILLALLAAH (Tidak ada Tuhan
kecuali Allah) dan ingkar terhadap semua yang disembah
kecuali Allah, maka haramlah diganggu harta dan darahnya.
Adapun perhitungannya terserah pada Allah Ta’ala.” (HR
Muslim)

3. Dari Ma’bad Al-Miqdad bin Al-Aswad ra., ia berkata : “Saya
bertanya kepada Rasulullah SAW : “Bagaimana pendapatmu
seandainya saya bertemu dengan seorang kafir dan kami
berperang kemudian ia memotong salah satu tengan saya,
kemudian ia menyembunyikan diri daripadaku dengan
berlindung di belakang pohon serta berkata, “saya sekarang
masuk Islam karena Allah,” maka apakah boleh saya
membunuhnya setelah ia mengucapkan perkataan itu, wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab : “Janganlah kamu
membunuhnya, seandainya kamu membunuhnya, maka ia
menduduki kedudukanmu sebelum kamu membunuhnya, dan
kamu menduduki kedudukannya sebelum ia mengucapkan
perkataan yang diucapkannya itu.” (HR Bukhari dan Muslim)

4. Dari Usamah bin Zaid ra., ia berkata : Rasulullah SAW
mengutus kami ke Huraqah di suku Juhainah. Pada suatu pagi
kami menyerbu mereka. Saya dan seorang sahabat Anshar,
berpapasan dengan salah seorang di antara mereka. Ketika
kami telah mengepungnya, ia mengucapkan : “LAA ILAAHA
ILLALLAAH” (Tiada Tuhan kecuali Allah) ; sahabat Anshar tadi
melepaskannya, tetapi saya menikamnya dengan tombak
sehingga terbunuh. Ketika kami sampai di Madinah, berita itu
telah sampai pada Nabi SAW maka beliau memanggil saya :
“Hai Usamah, kenapa kamu membunuh orang, padahal ia
telah mengucapkan : “LAA ILAAHA ILLALLAH ?” Saya
menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia hanya
berusaha untuk menyelamatkan diri.” Beliau bersabda :
“Kenapa kamu membunuh seseorang padahal ia telah
mengucapkan “LAA ILAAHA ILLALLAH ?” Beliau mengulangulangi
sabdanya itu, sehingga perasaan saya ingin andaikan
saya baru masuk Islam pada hari itu.” (HR Bukhari dan
Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan : Rasulullah SAW bertanya :
“Apakah ia telah membaca “LAA ILAAHA ILLALLAH” sebelum
kamu membunuhnya ?” Saya menjawab : “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya ia mengucapkan kalimat itu karena takut pada
pedang.” Belliau bertanya : “Apakah kamu sudah belah dadanya,
sehinga kamu mengetahui isi hatinya, apakah ia mengucapkan
kalimat itu tulus atau tidak ?” beliau mengulang-ulangi
pertanyaan itu sehingga perasaan saya ingin untuk baru masuk
Islam pada hari itu.”

5. Dari Jundub bin Abdullah ra., ia berkata : Rasulullah SAW
mengutus suatu pasukan muslimin untuk memerangi pasukan
musyrik. Ketika kedua pasukan itu saling berhadapan, ada
seorang musyrik yang mendekati seorang muslim dan
membunuhnya. Kemudian ada seorang muslim yang mencari
lengahnya. Dan kami yakin bahwa orang itu adalah Usamah
bin Zaid. Ketika Usamah mengangkat pedangnya, orang
musyrik itu mengucapkan “LAA ILAAHA ILLALLAH,” tetapi
kemudian Usamah membunuhnya. Ketika juru kabar sampai
di hadapan Rasulullah SAW, ia menanyakan dan menceritakan
tentang jalannya peperangan, sehingga ia menceritakan
tentang bagaimana seseorang itu bertindak. Setelah itu beliau
memanggil Usamah dan beranya : “Kenapa kamu
membunuhnya?” Usamah menjawab, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya ia sangat merugikan pasukan muslimin dan ia
telah membunuh si Fulan dan si Fulan. Ia mmbahayakan
pasukan kita. Oleh karena itu saya bermaksud untuk
menyerangnya. Tetapi, ketika melihat pedang, ia
mengucapkan “LAA ILAAHA ILLALLAH,” Rasulullah SAW
bertanya, “Kamu terus membunuhnya ?” Usamah menjawab :
“Ya.” Beliau bersabda : “Bagaimana kamu
mempertanggungjawabkan “LAA ILAAHA ILLALLAH” pada hari
kiamat tiba?” Usamah berkata : “Wahai Rasulullah,
mohonkanlah ampun untuk diri saya.” Beliau bersabda :
“Bagaimana kamu mempertanggungjawabkan “LAA ILAAHA
ILLALLAH” pada hari kiamat tiba?” Beliau tidak bersabda apaapa
selain hanya : “Bagaimana kamu
mempertanggungjawabkan “LAA ILAAHA ILLALLAH” pada hari
kiamat tiba?” (HR Muslim)

6. Dari Abdullah bin Utbah bin Mas’ud, ia berkata : saya
mendengar Umar bin Khaththab ra. berkata : “Sesungguhnya
manusia pada masa Rasulullah SAW itu diberi keputusan
dengan petunjuk wahyu, dan sekarang wahyu sudah terhenti.
Oleh karena itu, sekarang kami memberi keputusan kepada
kalian sesuai dengan perbuatan yang nampak bagi kami.
Maka siapa saja yang nampak berbuat baik kepada kami
niscaya kami mempercayai dan mendekatinya dan bagi kami
tidak perlu mempermasalahkan urusan batin, Allah-lah yang
memperhitungkan masalah batinnya. Dan siapa yang nampak
berbuat jahat kepada kami niscaya kami tidak mempercayai
dan membenarkannya walaupun ia mengatakan bahwa
batinnya (niat)nya baik.” (HR. Bukhari)

Takut kepada Allah

1. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata : Rasulullah SAW yang selalu
benar dan dipercaya itu, bercerita kepada kami : bahwa tiaptiap
manusia itu terkumpul penciptaannya dalam perut ibu
selama empat puluh hari berupa air mani, kemudian berupa
gumpalan darah selama empat puluh hari, kemudian berupa
daging selama empat puluh hari, lalu diutuslah malaikat dan
meniupkan roh ke dalamnya serta diperintah pula untuk
mencatat empat kalimat, yaitu mencatat tentang rezeki, ajal,
amal perbuatan dan tentang celaka atau bahagianya. Demi
Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang
di antara kamu beramal dengan amalnya ahli surga, sehingga
jarak antara dia dengan surga hanya sehasta, namun karena
ia telah tercatat sebagai ahli neraka, maka tiba-tiba ia
melakukan amalan ahli neraka, sampai ia akhirnya ia masuk
neraka. Dan salah seorang di antara kamu sekalian beramal
dengan amalnya ahli neraka, sehingga jarak antara dia
dengan neraka hanya sehasta, tetapi karena ia telah tercatat
sebagai ahli surga, maka tiba-tiba dia mengamalkan amalan
ahli surga sampai akhirnya ia masuk surga.” (HR Bukhari dan
Muslim)

2. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Pada hari kiamat neraka Jahannam itu akan didatangkan
dengan tujuh puluh ribu kendali, tiap-tiap kendali ditarik oleh
tujuh puluh ribu malaikat.” (HR Muslim)

3. Dari Nu’man bin Basyir ra., ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya seringan-ringan
siksa ahli neraka pada hari kiamat, ialah seseorang yang di
bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat
mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak
ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu,
padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi ahli
neraka.” (HR Bukhari dan Muslim)

4. Dari Samurah bin Jundub ra., ia berkata : Nabi SAW bersabda
: “Di antara ahli neraka ada yang disiksa dengan api sebatas
pada kedua mata kakinya, sebatas kedua lututnya, sebatas
pusarnya, dan ada pula yang disiksa dengan api sebatas
bahunya.” (HR Muslim)

5. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Di kala manusia berdiri, menunggu panggilan Tuhan semesta
alam, ada salah seorang di antara mereka yang terbenam
dalam keringatnya sampai pada kedua daun telinganya.” (HR
Bukhari dan Muslim)

6. Dari Anas ra., ia berkata : “Rasulullah SAW pernah
berkhutbah, dan saya belum pernah mendengar khutbah yang
seperti itu. Beliau bersabda : “Seandaimya kamu mengetahui
apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit sekali
tertawa dan pasti akan banyak menangis.” Kemudian para
sahabat Rasulullah SAW menutup wajah mereka sambil
menangis terisak-isak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Dari Al-Miqdad ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah
SAW bersabda : “Pada hari kiamat matahari didekatkan
kepada para makhluk, sehingga jaraknya kira-kira hanya satu
mil.” Sulaim bin ‘Amir yang meriwayatkan dari Al-miqdad,
berkata : “Demi Allah, saya tidak mengerti yang dimaksud
oleh Rasulullah dengan mil itu; apakah ukuran jarak pada
perjalanan ataukah mil yang biasa dipakai untuk mencelaki
mata.” Rasulullah SAW bersabda lagi : “Manusia tenggelam
dalam keringat sesuai dengan amal perbuatannya. Di antara
mereka ada yang terbenam sebatas kedua mata kakinya,
sebatas pusarnya, dan ada pula yang terbenam sampai pada
mulutnya.” Rasulullah SAW memberikan isyarat dengan
tangan ke arah mulut beliau.” (HR Muslim)

8. Dari Abu Hamzah ra. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Pada hari kiamat manusia akan berkeringat, sehingga
setinggi tujuh puluh hasta, dan mereka akan tenggelam
dalam lautan keringat sehingga ada yang mencapai telinga
mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)

9. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Kami bersama-sama
Rasulullah SAW, tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Beliau
bertanya : “Apakah kamu tahu, bunyi apakah ini?” Kami
menjawab : “Allah dan Rasul-Nya-lah yang lebih tahu.” Beliau
bersabda : “Ini adalah suaru batu yang dilemparkan ke dalam
neraka sejak tujuh puluh tahun. Batu itu sekarang baru
sampai ke dasar neraka, maka kalian mendengar suara
gemuruhnya.” (HR Muslim)

10. Dari ‘Adiy bin Halim ra., ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Seorang di antara kalian akan berbicara langsung
dengan Tuhannya, padahal di antara dia dengan tuhannya
tidak ada juru bahasa, kemudian ia melihat ke kanan, tiada
terlihat kecuali amal yang pernah diperbuatnya, ia melihat ke
kiri, tiada terlihat kecuali amal yang pernah diperbuatnya, dan
ia melihat ke depan, tiada yang terlihat kecuali api yang tepat
di depannya. Maka takutlah kalian terhadap neraka walaupun
hanya bersedekah dengan separuh biji kurma.” (HR Bukhari
dan Muslim)

11. Dari Abu Zarr ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda
: “Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kamu lihat.
Langit itu berkeriat-keriut ; di situ tidak ada tempat untuk
bisa menyisipkan empat jari-jari melainkan ada malaikat yang
meletakkan dahinya untuk bersujud kepada Allah Ta’ala. Demi
Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui,
niscaya kalian akan sedikit sekali tertawa dan pasti akan
benyak menangis, dan kamu tidak akan bersuka ria dengan
istrimu diperaduan. Bahkan, kalian akan keluar ke tempattempat
yang ramai untuk mohon pertolongan kepada Allah
Ta’ala.” 1
1 Atau juga keluar ke jalan-jalan (tempat-tempat yang ramai)
sambil berdoa dengan suara yang keras meneriakkan nama
Allah

12. Dari Abu Barzah Nadlah bin `Ubaid Al –Aslamy ra. Ia
berkata : Rasulullah SAW Bersabda : “Kedua kaki seseorang
tidak akan bergerak, sebelum ditanya tentang umurnya,
untuk apa ia habiskan. Tentang ilmunya, untuk apa ia
pergunakan. Tentang hartanya, darimana ia peroleh dan
untuk apa ia belanjakan. Dan tentang badannya, untuk apa ia
rusakkan.” (H.R.Tirmidzi)

13. Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : Rasulullah SAW
Membaca ayat “YAUMAIDZIN TUHADDITSU AKHBAARAHAA”
(Pada hari itu bumi menceritakan beritanya). Kemudian beliau
bertanya: “Tahukah kalian, apa yang diberitakan oleh bumi?”
Para sahabat menjawab : “Allah dan rasul-Nya yang lebih
tahu.” Beliau bersabda : “Sesungguhnya berita bumi, adalah
bumi menjadi saksi terhadap semua perbuatan manusia, baik
laki-laki maupun perempuan, yang mereka perbuat di
atasnya. Bumi itu akan berkata : “Ia telah berbuat begini dan
begitu pada hari ini dan hari itu : “Inilah yang diberitakan oleh
bumi” (H.R Tirmidzi)

14. Dari Abu Sa`id Al-Khudriy ra. Ia berkata : Rasulullah
SAW Bersabda : “Bagaimana aku bisa bersenang-senang
padahal malaikat peniup sangkakala telah memasukkannya ke
dalam mulut dan ia hanya menunggu ijin, kapan ia diperintah
untuk meniup sangkakalanya.” Berita ini terasa berat sekali
oleh para sahabat, kemudian beliau bersabda : “Ucapkanlah
“HASBUNALLAAHU WANI`MAL WAKIIL” (Allah yang
mencukupi kami dan Ia sebaik-baik yang menjamin)” (H.R
Tirmidzi)

15. Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : “Rasulullah SAW
Bersabda : “Siapa saja yang takut, ia harus berangkat lebih
pagi, dan siapa saja yang berangkat lebih pagi, ia pasti akan
lebih cepat sampai pada tempat tujuan.. Ingatlah bahwa
dagangan Allah itu mahal. Ingatlah bahwa dagangan Allah itu
Surga.” (H.R Tirmidzi)

16. Dari `Aisyah ra, ia berkata : “Saya mendengar
Rasulullah SAW Bersabda : “Manusia akan dikumpulkan nanti
pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki dan
telanjang bulat.” Saya bertanya : “Wahai Rasulullah, waktu
itu laki-laki dan perempuan berkumpul, mereka dapat saling
memandang kepada yang lain?” Beliau menjawab : “Wahai
`Aisyah, pada saat itu urusannya sangat berat, sehingga
mereka tidak sempat memperhatikan hal-hal demikian itu.”
(H.R Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan “Urusan pada saat itu lebih penting
daripada saling pandang di antara mereka.”

Berharap kepada Allah

1. Dari `Ubadah bin Shamit ra. Ia berkata: “Rasulullah SAW
Bersabda : “Siapa saja yang bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan
kecuali Allah Yang Maha Esa dan tidak menyekutukannya, dan
sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya,
dan bahwa Isa as. adalah hamba dan utusan-Nya serta bukti
kekuasaannya yang diberikan kepada Maryam dan ruh
daripada-Nya ; serta bersaksi bahwa surga dan neraka itu
adalah hak (benar-benar ada), maka Allah akan
memasukkannya ke dalam surga sesuai dengan amal
perbuatannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim dikatakan : “Siapa saja yang bersaksi,
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
utusan Allah, maka Allah mengharamkannya dari api neraka.”

2. Dari Abu Dzar ra, ia berkata : Rasulullah SAW, bersabda :
“Allah `Azza wa Jalla berfirman : “Siapa saja yang
mengerjakan satu kebaikan, ia akan dibalas dengan sepuluh
kali lipat atau lebih, dan siapa saja yang mengerjakan satu
kejahatan, ia dibalas dengan satu kejahatan atau Aku
mengampuninya. Siapa saja yang mendekat kepada-Ku
sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta,. Siapa
saja yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat
kepadanya sedepa. Siapa saja yang datang kepada-Ku
dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan
berlari. Dan siapa saja yang menghadap kepada-Ku dengan
membawa dosa seisi bumi banyaknya, sedangkan ia tidak
menyekutukan Aku dengan sesuatupun, maka Aku akan
menerimanya dengan ampunan sebanyak isi bumi juga.” (H.R
Muslim)

3. Dari Jabir ra, ia berkata : “Seorang Badui datang kepada Nabi
SAW Dan bertanya : “Apakah dua hal yang sudah pasti itu?”
Beliau menjawab : “Siapa saja meninggal dunia sedangkan ia
tiadk menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia masuk
surga. Dan siapa saja yang meninggal dunia sedangkan ia
menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia masuk neraka.”
(H.R Muslim)
408

4. Dari Anas ra, ia berkata : Ketika Nabi SAW, bepergian,
ditemani Mu`adz, beliau memanggil : “Wahai Mu`adz.” Ia
menjawab : “Ya ada apa ya Rasulullah?”, beliau memanggil
lagi : “Wahai Mu`adz “, Ia menjawab : “Ya ada apa ya
Rasulullah?” Beliau memanggil lagi : “Wahai Mu`adz”. Ia
menjawab : “Ya ada apa ya Rasulullah ?”. ini adalah panggilan
yang ketiga kalinya. Kemudian beliau bersabda : “Seorang
hamba yang bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah
dan Muhammad adalah hamba serta utusan-Nya dengan
sebenar-benarnya keluar dari lubuk hati, Allah pasti
mengharamkan dirinya dari api neraka.” Kemudian Mu`adz
bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah saya diperbolehkan
memberitahukan hal ini kepada orang banyak supaya mereka
gembira?” Beiau bersabda : “Kalau mereka mengetahui,
mungkin akan sembrono.” Tatkala Mu`adz akan meninggal ia
memberitakan hal itu karena takut berdosa.” (H.R Bukhari
dan Muslim)

5. Dari Abu Hurairah ra, atau Abu Sa`id Al-Khudriy, ia berkata :
Ketika perang Tabuk, para sahabat menderita kelaparan,
maka mereka berkata : “Wahai Rasulullah, andaikan engkau
mengijinkan, kami akan menyembelih binatang kami untuk
dimakan, sehingga dapat menambah kekuatan kami.
“Rasulullah SAW, bersabda : “Laksanakalah!” Kemudian Umar
ra, datang dan berkata : “Wahai Rasulullah, andaikan engkau
memberi izin mereka, maka kendaraan kita tinggal sedikit,
tetapi perintahkan mereka yang masih mempunyai sisa-sisa
bekal makanan, untuk mengumpulkannya kemudian
berdo`alah kepada Allah agar sisa bekal makanan itu
membawa berkah bagi mereka. Dengan demikian, semoga
Allah memberi keberkahan terhadap sisa bekal makanan itu
bagi mereka .” Rasulullah SAW, bersabda : “Ya, benar.”
Kemudian beliau menghamparkn kain dan menyeru kepada
orang-orang yang masih mempunyai sisa bekal makanan
untuk mengumpulkan pada kain itu. Ada seseorang yang
menyerahkan segenggam jagung, ada yang menyerahkan
sepotong roti, sehingga terkumpullah sisa-sisa bekal makanan
yang sedikit itu. Kemudian Rasulullah berdoa agar sisa-sisa
bekal makanan yang sedikit itu diberi berkah. Sesudah itu,
beliau bersabda : “Ambillah dengan membaaw bejana
(wadah) kalian masing-masing .” Maka mereka membawa
bejana dan diisi dengan makanan di kain yang terhampar itu
sampai akhirnya semua bejana mereka penuh, dan makan
dengan kenyang, bahkan pada kain itu masih tersisa
makanan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda : Aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku adalah utusan-
Nya. Tidak ada seorang hambapun yang merasa bimbang
terhalang dari surga, ketika menghadap kepada Allah dengan
dua kalimat ini.” (H.R Muslim)

6. Dari `Itban bin Malik ra, salah seorang yang mengikuti perang
badar, ia berkata : “Saya biasa menjadi imam bagi kaumku,
Bani Salim. Antara tempatku dan tempat mereka terdapat
sebuah lembah. Apabila hujan turun, saya kesulitan
mendatangi masjid mereka. Maka saya menghadap Rasulllah
SAW Dan berkata : “Sesungguhnya penglihatanku sudah
berkurang, dan lembah antara tempat tinggal saya dan
tempat mereka banjir, apabila turun hujan. Sehingga saya
kesulitan untuk mendatangi tempat itu. Oleh karena itu,
sudilah kiranya engkau datang ke rumah saya, dan rumah itu
akan saya jadikan Mushalla. “ Rasulullah SAW Bersabda :
“Baiklah.” Keesokan harinya ketika cuaca tidak begitu panas
Rasulullah SAW, dan Abu Bakar ra, datang ke tempat saya.
Rasulullah SAW, minta ijin untuk masuk, dan saya
mempersilahkannya, tetapi beliau tidak langsung duduk dan
bertanya : “Bagian manakah yang kamu inginkan agar aku
salat di rumahmu ?” Saya menunjukkan tempatnya,
kemudian Rasulullah brediri dan bertakbir. Kami mengikuti
beliau beliau salat dua rakaat kemudian salam, dan kami pun
mengucapkan salam ketika beliau mengucapkannya.
Kemudian saya mempersilahkan beliau untuk menikmati
hidangan bubur dari tepung gandum yang saya sediakan.
Para tetangga mendengar bahwa Rasulullah berada di rumah
saya, maka berbondong-bondonglah mereka memenuhi
rumah saya. Lalu salah seorang berkata: “Apa yang sedang
dikerjakan oleh Malik, saya tidak tahu.” Lantas ada orang
yang berkata : “Dia adalah orang munafik yang tidak cinta
kepada Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah bersabda : “Kamu
jangan berkata seperti itu, apakah kamu tidak tahu bahwa ia
mangucapkan “LAA ILAAHA ILLALLAAH” (Tidak ada Tuhan
selain Allah), dengan itu ia mengharapkan keridhaan Allah
Ta`ala?” Ia menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.
Adapun kami, demi Allah tidak mengetahui kecintaan dan
pembicaraannya melainkan lebih condong kepada orangorang
munafik.” Rasulullah SAW, bersabda : “Sesungguhnya
Allah mengharamkan api neraka kepada orang yang
mengucapkan “LAA ILAAHA ILLALLAAH MUHAMMADUR
RASUULULLAAH ” (Tidak ada Tuhan kecuali Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah) dengan tujuan untuk
mencari Ridha Allah .” (H.R Bukhari Muslim)

7. Dari Umar bin Khaththab ra, ia berkata : “Beberapa orang
tawanan di hadapkan kepada Rasulullah SAW, tiba-tiba ada
seorang wanita dalam tawanan itu bingung mencari anaknya.
Setiap ia melihat anak kecil dalam rombongan tawanan itu
diangkatnya dan disusuinya. Kemudian Rasulullah SAW,
bertanya : “Apakah kamu berpendapat bahwa perempuan ini
akan melemparkan anaknya ke dalam api ?” Kami menjawab
: “Demi Allah, tidak.” Beliau bersabda : “Allah itu lebih sayang
kepada hamba-Nya melebihi sayangnya perempuan ini
kepada anaknya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

8. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda:
“Tatkala Allah menciptakan makhluk, ia menulis pada suatu
kitab. Kitab itu berada di sisinya di atas `Arasy, bertuliskan :
“Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.” (H.R
Bukhari dan Muslim)

9. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah
SAW, bersabda : “Allah menjadikan rahmat itu seratus
bagian. Sembilan puluh sembilan ditahan di sisi-Nya, satu
bagian ia turunkan ke bumi. Dari satu bagian itulah semua
makhluk saling menyayangi sampai binatang itu mengangkat
kakinya, karena khawatir menginjak anaknya.” (H.R Bukhari
dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan, Rasulullah SAW, bersabda:
“Sesungguhnya Allah mempunyai seratus rahmat dan ia
menurunkan satu di antara seratus rahmat itu untuk jin,
manusia, binatang dan serangga. Dengan satu rahmat itulah
mereka saling menyayangi dan dengan satu rahmat itulah
binatang buas mempunyai rasa kasih sayang terhadap anaknya.
Adapun rahmat yang sembilan puluh sembilan, Allah
menyimpannya untuk diberikan pada hari kiamat, sebagai rasa
sayang terhadap hamba-hamba-Nya,”
Dalam hadits riwayat Muslim dari Salman Al-Farisi ra, ia berkata
: Rasulullah SAW, bersabda : “Sesunggunhya Allah mempunyai
rahmat seratus, satu diantaranya rahmat yang menjadikan
makhluk itu saling menyayangi. Dan yang sembilan puluh
sembilan, diturunkan pada hari kiamat.”
Dalam riwayat lain dikatakan, Rasulullah SAW Bersabda :
“Sesungguhnya Allah menciptakan langit dan bumi. Satu di
antaranya sebagai rahmat di muka bumi, dengan satu rahmat
itulah seorang ibu mempunyai rasa sayang terhadap anaknya,
demikian pula binatang dan burung, mereka saling menyayangi.
Apabila hari kiamat tiba, maka disempurnakanlah rahmat itu.”

10. Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW Dalam
menceritakan wahyu yang diterima dari Tuhannya Yang Maha
Pemberi Berkah lagi Maha Luhur, beliau bersabda : “Seorang
hamba berdosa, kemudian ia berdoa : “Ya Allah ampunilah
dosaku.” Maka Allah Yang Maha Pemberi Berkah lagi Maha
Luhur berfirman : “Hamba-Ku berbuat dosa kemudian ia
mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni
dosa dan akan menuntut dosanya.”
Kemudian ia melakukan dosa lagi dan berdoa : “Ya Tuhanku,
ampunilah dosaku.”, maka Allah Yang Maha Pemberi
Berkah lagi Maha Luhur berfirman : “Hamba-Ku berbuat
dosa kemudian ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan
yang mengampuni dosa, dan akan menuntut dosanya”
Kemudian ia melakukan dosa lagi dan berdoa : “Ya
Tuhanku, ampunilah dosaku, maka Allah Yang Maha Pemberi
Berkah lagi Maha Luhur berfirman : Hamba-Ku berbuat
dosa kemudian ia mengetahui, bahwa ia mempunyai Tuhan
yang mengampuni dosa dan akan menuntut dosanya. Aku
benar-benar memberi ampunan kepada Hamba-Ku, maka
hendaklah ia berbuat menurut apa yang dikehendakinya.”
(H.R Bukhari dan Muslim)

11. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW,
bersabda : “Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-
Nya, andaikan kalian tidak berdosa, Allah pasti akan
memusnahkan kalian dan mendatangkan kaum yang berdosa
kemudian mereka memohon ampunan kepada Allah, maka
Allah pun mengampuni dosa mereka.” (H.R Muslim)

12. Dari Abu Ayyub Al-Anshariy, ia berkata : Saya
mendengar Rasulullah SAW, bersabda : “Andaikan kalian
tidak berbuat dosa, Allah pasti menciptakan makhluk lain
yang berbuat dosa, kemudian mereka memohon ampunan,
Allah pun mengampuni dosa mereka.” (H.R Muslim)

13. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : “Kami duduk-duduk
dengan Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar ra, serta para
sahabat yang lain, kemudian Rasulullah SAW Berdiri dan
meninggalkan kami. Maka kami menunggu-nunggu, tetapi
beliau tidak kembali. Kami merasa khawatir dan cemas kalaukalau
beliau terhalang oleh sesuatu, maka kami semuad
berdiri dan sayalah orang yang pertama kalu merasa cemas.
Saya lalu keluar mencari Rasulullah SAW, sehingga saya
sampai ke paar tembok seorang Anshar.” Ia bercerita panjang
lebar, sampai ia mengucapkan : “Kemudian Rasulullah SAW,
bersabda : “Pergilah, dan kami jumpai siapa saja yang kamu
temui dip agar tembok ini menyaksikan bahwa tidak ada
Tuhan kecuali Allah dengan keyakinan hatinya, maka
gembirakanlah dia dengan surga.” (H.R Muslim)

14. Dari Abdullah bin Amr bin Al-`Ash ra, ia berkata :
Ketika Nabi SAW, membaca firman Allah yang menceritakan
tentang keadaan Nabi Ibrahim as. : “RABBI INNAHUNNA ADLLALNA
KATSIIRAN MINANNAASI FAMAN TABI`ANNI
FAINNAHU MINNII” (Wahai Tuhanku, sesungguhnya berhalaberhala
itu telah menyesatkan kebanyakan manusia. Maka
siapa saja yang mengikuti aku, maka sesungguhnya ia
termasuk golonganku)” Dan juga tentang keadaan Nabi Isa :
“IN TU`ADZDZIBHUM FAINNAHUM `BAADUKA WA IN
TAGHFIR LAHU FA INNAKA ANTAL`AZIIZUL HAKIIM” (Jika
Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka
adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni
mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana)” Kemudian Rasulullah mengangkat kedua
tangannya seraya berdo`a : “ALLAAHUMMA
UMMATII,UMMATII” ( ya Allah tolonglah umatku, tolonglah
umatku). “ dan beliau terus menangis. Kemudia Allah `Azza
wa Jalla berfirman: “Hai Jibril, datanglah kepada Muhammad,
dan tanyakan kenapa ia menangis?” Kemudian Jibril
mendatangi Rasulullah SAW, dan menceritakan semua yang
baru saja difirmankan-Nya kepada Jibril setelah kembali,
kemudian Allah Ta`ala berfirman: “Hai Jibril datanglah kepada
Muhammad dan katakan: “Sesungguhnya Kami (Allah) akan
memberikan keridhaan (kesenangan) kepadamu tentang
umatmu dan Kami tidak sampai menyakiti hatimu” (H.R
Muslim)

15. Dari Mu`adz bin Jabal ra, ia berkata : “Saya menemani
Nabi SAW, di atas keledai, kemudian beliau bertanya : “Wahai
Mu`adz tahukah kamu apakah hak Allah atas hamba-Nya dan
apakah hak hamba atas Allah ? “ saya menjawab : “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih tahu. “ Beliau bersabda :
“Sesungguhnya hak Allah atas hamba-Nya, adalah mereka
menyembah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Sedangkan hak hamba atas Allah, adalah tidak
menyiksa orang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. “Kemudian saya bertanya: “Wahai Rasulullah,
bolehkan saya menyampaikan kabar gembira ini kepada
orang banyak?” Beliau menjawab : “Janganlah kamu
kabarkan berita gembira ini kepada mereka, karena mereka
nanti akan berlaku seenaknya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

16. Dari Al-Barra` bin `Azib ra, dari Nabi SAW, beliau
bersabda : “Seorang muslim, apabila ditanya di dalam kubur,
maka ia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah,” Hal ini sesuai dengan firman
Allah Ta`ala yang artinya : “Allah akan menetapkan orangorang
yang beriman dengan ucapan yang baik di kala hidup di
dunia maupun akhirat.” (H.R Bukhari dan Muslim)

17. Dari Anas ra, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda :
“Sesungguhnya orang kafir itu apabila melakukan kebaikan, ia
langsung diberi balasan yang ia rasakan di dunia. Sedangkan
bagi orang mukmin, sesungguhnya Allah Ta`ala menyimpan
kebaikan-kebaikannya untuk di akhirat, dan ia dikaruniai
rezeki di dunia karena ketaatannya.”
Dalam riwayat lain dikatakan Rasulullah SAW, bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya kebaikan bagi orang
mukmin, ia diberi karunia di dunia, karena kebaikannya dan
kebaikan itu masih dibalas lagi kelak di akhirat. Adapun orang
kafir, ia mendapatkan karunia di dunia, karena kebaikankebaikan
yang ia kerjakan tidak karena Allah Ta`ala. Sehingga
apabila ia pulang ke akhirat, maka ia tidak akan memperoleh
balasan apa-apa atas kebaikan yang ia kerjakan itu.” (H.R
Muslim)

18. Dari Jabir ra, ia berkata : Rasulullah SAW, bersabda ”
Perumpamaan salat lima waktu, bagaikan sungai yang penuh
dengan air mengalir pada pintu salah seorang di antara
kalian. Dan ia mandi lima kali setiap hari dari sungai itu.” (H.R
Muslim)

19. Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah SAW, bersabda : “Seorang muslim yang meninggal
dunia, kemudian jenazahnya disalati oleh empat puluh orang
yang tidak mempersekutukan Allah, maka Allah menerima
syafa`at dan do`a mereka terhadap orang yang meninggal
dunia itu.” (H.R Muslim)

20. Dari Ibnu Mas`ud ra, ia berkata : “Kami bersama-sama
Rasulullah SAW, di dalam suatu majelis yang berbentuk
lingkaran berjumlah kurang lebih empat puluh orang,
kemudian beliau bertanya : “Apakah kalian suka, seandainya
kalian merupakan seperempat penghuni surga ? “ Kami
menjawab : “Ya suka”. Beliau bertanya lagi : “Apakah kalian
suka, jika kalian merupakan sepertiga penghuni surga? “ Kami
menjawab : “Ya suka.” Beliau bersabda : “Demi Zat yang
jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, Aku
berharap semoga kalian merupakan setengah dari penghuni
surga. Dan surga itu hanya akan dimasuki oleh orang Islam.
Kalian di tengah-tengah orang musyrik itu, bagaikan rambut
putih pada kulit lembu hitam, atau bagaikan rambut hitam
pada kulit lembu merah.” (H.R Bukhari dan Muslim)

21. Dari Abu Musa Al-Asy`ariy ra, ia berkata : “Rasulullah
SAW Bersabda : “Jika hari kiamat tiba, Allah akan memberi
untuk orang Islam masing-masing seorang Yahudi atau
seorang Nasrani seraya berfirman : “Inilah tebusanmu dari
neraka.”
Dalam riwayat lain dikatakan : “Dari Abu Musa Al-Asy`ariy ra,
dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Kelak di hari kiamat
orang-orang islam datang dengan membawa dosa sebesar
gunung, kemudian Allah memberi ampunan kepada mereka.”
(H.R Muslim)

22. Dari Ibnu Umar ra, ia berkata : “Saya mendengar
Rasulullah SAW, bersabda : “Di hari Kiamat, orang mukmin
didekatkan kepada Tuhannya, kemudian memberikan
perlindungan kepadanya dan, bertanya: “Tahukah kamu dosa
ini?” Orang mukmin itu menjawab : “Wahai Tuhanku, saya
tahu.” Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku telah menutupnutupi
dosamu di dunia, dan sekarang Aku ampuni dosadosamu
itu.” Kemudian diberikan kepadanya catatan amal
kebaikannya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

23. Dari Ibnu Mas`ud ra. Ia berkata : Ada seorang lakilaki
mencium seorang wanita kemudian ia menghadap kepada
Nabi SAW Dan menceritakan kepada beliau tentang apa yang
telah ia kerjakan. Kemudian turunlah firman Allah Ta`ala :
“AQIMISH SHALATA THARAFAYIN NAHARI WA ZULAFAN
MINALLAILI INNAL HASANAATI YUDZIBNAS SAYIA-AAT (Dan
dirikanlah salat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang )
dan pada bahagian permulaan malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk.” Orang itu bertanya
:”Wahai Rasulullah, apakah ini hanya untuk saya?” Beliau
menjawab : “Untuk semua umatku” (H.R Bukhari dan Muslim)

24. Dari Anas ra. Ia berkata: Ada seorang datang kepada
Nabi SAW Dan berkata : “Wahai Rasulullah, saya telah
berbuat sesuatu yang harus dikenakan hukuman, maka
laksanakanlah hukuman itu kepada saya.” Kemudian tibalah
waktu salat, maka ia salat bersama-sama beliau. Setelah
selesai, ia berkata lagi: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya
saya telah berbuat sesuatu yang harus dikenakan hukuman,
maka laksanakanlah hukuman itu kepada saya, sesuai dengan
ketentuan Allah.” Beliau bersabda : “Bukankah kamu tadi
salat bersama-sama kami?” ia menjawab: “Ya” Belaiu
bersabda : “Dosamu telah diampuni”25
(H.R Bukhari dan Muslim)
25Perbuatan yang dikerjakan orang tersebut, tidaklah termasuk
perbuatan yang harus dikenakan hukuman berat seperti berbuat
zina dan meminum khamr.

25. Dari Anas ra. ia berkata : Rasulullah SAW Bersabda :
“Sesungguhnya Allah sangat ridha (senang) kepada orang
yang apabila makan ia memuji kepada-Nya, atau apabila ia
minum, ia memuji kepada-Nya, karena merasa telah
mendapatkan rahmat.” (H.R Muslim)

26. Dari Abu Musa ra, dari Nabi SAW Beliau bersabda :
“Sesungguhnya Allah Ta`ala membentangkan tangan-Nya
pada waktu malam untuk menerima taubat orang yang
berdosa pada waktu siang, dan Ia membentangkan tangan-
Nya pada waktu siang untuk menerima taubat orang yang
berbuat dosa pada waktu malam, sampai matahari terbit dari
barat(hari kiamat).” (H.R Muslim)

27. Dari Abu Najih `Amr bin `Abbash As-Sulamiy ra, Ia
berkata : “Pada zaman Jahiliyah, saya menduga bahwa
semua manusia itu berada dalam kebenaran, serta semua
manusia menyembah berhala. Kemudian saya mendengar,
bahwa di Mekkah ada seseorang yang mengajarkan ajaranajaran
yang baik, maka saya segera kesana dengan
kendaraan. Di masa itu Rasulullah SAW, masih sembunyisembunyi
dan dianiaya oleh kaumnya. Saya merasa iba.
Sesampainya di Mekkah dan berjumpa dengannya, saya
bertanya : “Siapakah engkau?” . Beliau menjawab : “Aku
adalah seorang Nabi.” Saya bertanya :”Apakah Nabi itu?”
Beliau menjawab : “Allah mengutusku.” Saya bertanya :
“Untuk apa Allah mengutusmu?” Beliau menjawab : “Allah
mengutusku untuk menyambung tali persaudaraan,
menghancurkan berhala dan mengesakan Allah, dan Allah
tidak boleh dipersekutukan dengan sesuatu pun.” Saya
bertanya : “Siapa sajakah yang mengikuti engkau di dalam
ajaran seperti ini?” Beliau menjawab : “Orang merdeka dan
hamba sahaya.” Pada waktu itu orang yang telah mengikuti,
di antaranya adalah Abu Bakar dan Bilal ra. Saya berkata :
“Sesungguhnya saya akan mengikuti engkau.” Beliau
menjawab: “Sesungguhnya sekarang kamu belum bisa
mengikuti ajaran ini. Bukankah kamu tahu keadaanku dan
keadaan orang-orang di sekelilingku. Kembalillah kepada
keluargamu, nanti apabila kamu mendengar kau telah
mendapatkan kemenangan, maka datanglah kepadaku.”
Kemudian `Amr kembali kepada keluarganya. Ketika
Rasulullah SAW Hijrah ke Madinah saya masih tetap mencaricari
kabar kepada keluargaku, sehingga datanglah
sekelompok penduduk Madinah, dan saya bertanya :
“Bagaimana berita seseorang yang baru datang di Madinah
itu? “ Mereka menjawab: “Orang-orang Madinah menyambut
kedatangannya, sedangkan kaumnya bermaksud untuk
membunuhnya, tetapi mereka tidak mampu.” Kemudian saya
pergi ke Madinah dan menemui beliau dan bertanya: “Wahai
Rasulullah, apakah engkau masih mengenal saya?” Beliau
menjawab : “Ya, kamu adalah orang yang pernah menemuiku
di Mekkah.” `Amr berkata : “Wahai Rasulullah beritahukanlah
kepada saya tentang apa saja yang diajarkan Allah kepada
engkau, dan saya belum mengetahuinya. Beritahukanlah
kepada saya tentang salat. Beliau bersabda : “Salat subuhlah
kamu, kemudian berhentilah sampai matahari terbit setinggi
tombak, karena ketika matahari itu terbit seolah-olah ia terbit
di antara dua tanduk setan dan pada saat itu orang-orang
kafir sujud kepada matahari. Kemudian salatlah sekehendak
hatimu, karena sesungguhnya salat itu disaksikan dan dihadiri
oleh malaikat, sehingga matahari itu hampir tergelincir yaitu
sebelum tergelincir kira-kira sepanjang tombak, kemudian
berhentilah dari salat karena waktu itu neraka Jahanam
sedang dinyalakan. Apabila matahari telah tergelincir,
salatlah, karena salat itu disaksikan dan dihadiri oleh malaikat
sehingga kamu mengerjakan salat Asar. Lalu berhentilah salat
sampai matahari terbenam karena pada waktu matahari
terbenam itu seolah-olah ia terbenam di antara kedua tanduk
setan, dan pada waktu itu juga orang-orang kafir sujud
kepada matahari.” `Amr berkata : Saya berkata : “Wahai
Rasulullah, beritahukanlah kepada saya tentang wudhu`.”Nabi
bersabda : “Apabila seseorang di antara kamu mengerjakan
wudhu`, berkumurlah, dan memasukan air ke dalam hidung
serta semburkanlah lagi keluar, maka berjatuhanlah dosadosa
muka, mulut dan hidungnya. Apabila ia membasuh muka
sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, maka
berjatuhanlah dosa-dosa mukanya melalui ujung dagunya
bersama-sama dengan air. Apabila ia membasuh kedua
tangannya mesampai siku, maka berjatuhanlah dosa-dosa
kedua tangannya melalui ujung jari-jarinya bersama-sama
dengan air. Apabila ia mengusap kepala, maka berjatuhanlah
dosa-dosa kepalanya melalui ujung rambutnya bersama-sama
dengan air. Apabila ia membasuh kedua kakinya sampai mata
kaki, maka berjatuhanlah dosa-dosa kedua kakinya melalui
ujung jari-jari kakinya bersama-sama dengan air. Kemudian
apabila ia berdiri untuk mengerjakan salat dimana ia memuji,
menyanjung dan mengagungkan Allah dengan bacaan-bacaan
yang telah ditentukan serta membersihkan hatinya, hanya
ditujukan kepada Allah Ta`ala saja, maka hilanglah semua
dosanya bagaikan keadaannya ketika ia dilahirkan oleh
ibunya.”
Ketika `Amr bin Abasah menceritakan hadis ini kepada Abu
Umamah menegurnya : “Hai `Amr perhatikanlah apa yang
kamu ucapkan. Apakah mungkin seseorang itu diberi
ampunan sebesar itu hanya dengan mengerjakan serangkaian
amalan saja?” `Amr menjawab: “Wahai Abu Umamah, usiaku
sudah lanjut, tulangku sudah rapuh dan ajalku hampir tiba,
maka buat apa aku mendustakan Allah Ta`ala. Andaikan aku
hanya mendengar satu kali, dua kali, tiga kali, empat kali,
lima kali, enam kali, dan tujuh kali saja dari Rasulullah SAW
Aku pasti tidak akan menceritakan hal itu selama-lamanya,
tetapi aku mendengarnya lebih dari itu.” (H.R Muslim)

28. Dari Abu Musa Al-Asy`ariy ra, dari Nabi SAW, beliau
bersabda : “Apabila Allah Ta`ala berkehendak menurunkan
rahmat kepada suatu umat, maka Allah mewafatkan Nabinya
sebelum umat itu binasa, di mana Nabi itu dijadikan perintis
jalan dan simpanan bagi umat, maka disiksa-Nya umat itu di
waktu Nabinya masih hidup supaya Nabi itu melihat dan
merasa lega atas binasanya umat itu dikarenakan
mendustakan dan mendurhakai perintahnya.” (H.R Muslim)

Keutamaan berharap kepada Allah

1. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Allah
‘Azza wa Jalla berfirman: “Aku menurut sangkaan hamba-Ku
dan Aku senantiasa bersamanya selama ia mengingat Aku.
Demi Allah, Allah lebih senang menerima tobat hamba-Nya
melebihi senangnya seseorang di antara kalian yang
menemukan kembali barangnya yang telah hilang di tengah
padang pasir. Siapa saja mendekat kepada-Ku sejengkal,
maka Aku mendekat kepadanya sehasta, dan siapa saja yang
mendekat kepada-Ku sehasta maka Aku mendekat kepadanya
sedepa, dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan,
maka Aku datang kepadanya dengan berlari.” (HR Bukhari
dan Muslim)

2. Dari Jabir bin Abdullah ra., ia berkata : Saya mendengar Nabi
SAW Bersabda sebelum tiga hari kemudian beliau meninggal :
“Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu mati, kecuali
ia berbaik sangka kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Muslim)

3. Dari Anas ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW
Bersabda : ”Allah Ta’ala berfirman : ”Hai anak Adam, selama
kamu berdoa dan berharap kepada-Ku, pasti Aku ampuni
dosa yang telah kamu perbuat, dan Aku tidak peduli
berapapun banyaknya. Hai anak Adam, andaikan dosadosamu
bagaikan awan di langit, kemudian kamu memohon
ampun kepada-Ku, pasti Aku mengampunimu. Hai anak
Adam, sesungguhnya andaikan kamu datang kepada-Ku
dengan membawa dosa seisi bumi, kemudian kamu
menghadap Aku sedangkan kamu tidak menyekutukan Aku,
maka Aku akan mengampuni dosa yang seisi bumi banyaknya
itu.” (HR. Tirmidzi)

Memadukan takut dan harap kepada
Allah

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah SAW Bersabda :
”Andaikan orang mukmin mengetahui siksaan yang
disediakan oleh Allah, pasti tidak ada seorang pun yang
berharap masuk surga-Nya. Dan andai saja orang kafir
mengetahui rahmat yang dikaruniakan oleh Allah pasti tidak
ada seorang pun yang berputus asa dari rahmat-Nya.” (HR.
Muslim)

2. Dari Abu Sa’id Al-Khudriy ra., ia berkata : Rasulullah SAW
Bersabda: ”Apabila jenazah itu diletakkan di atas bahu,
dibawa oleh orang-orang yang memikulnya, jika jenazah itu
baik niscaya ia berkata : ”Cepatlah, cepat antarkan aku.”
Namun, apabila jenazah itu tidak baik maka ia berkata :
”Aduh celaka, akan dibawa kemana aku ini ?” Semua makhluk
mendengar suara jenazah itu kecuali manusia, andaikan
manusia itu mendengar pasti pingsan.” (HR. Bukhari)

3. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata : ”Rasulullah SAW bersabda :
”Surga itu amat dekat kepada salah seorang di antara kamu
melebihi dekatnya tali sepatunya. Dan demikian pula dengan
neraka.” (HR. Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

heryanto_6444@ymail.com