Selasa, 19 Maret 2013

Riyadhus Shalihin (bahasa indonesia) lima

IMAM NAWAWI
(Taman Orang-Orang Shalih)
5


HUKUM MAKAN, MINUM, DAN BERSUCI
MENGGUNAKAN BEJANA EMAS ATAU PERAK

1. Dari Anas ra., ia berkata: “Ketika tiba waktu sholat, berdirilah
orang-orang disekitarnya, dan yang masih berada di rumah
untuk berwudhu’. Kemudian dihaturkan kepada Rasulullah
SAW, sebuah bejana (tempat air) dari batu berukuran kecil
yang tidak cukup untuk membentangkan telapak tangan.
Maka beliau mencelupkan tangannya di dalam air dan
macurlah air dari jari-jari beliau. Sehingga semua sahabat
dapat berwudhu’”. Orang-orang bertanya kepada Anas:
“Berapakah jumlah kalian waktu itu?” Anas menjawab:
“Delapan puluh orang lebih” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abdullah bin Zaid ra., ia berkata: “Nabi SAW, datang ke
tempat kami. Kemudian kami menuangkan air dari bejana
kuningan, beliau lantas berwudhu’.” (HR. Bukhari)

3. Dari Jabir ra., ia berkata: “Rasulullah SAW, bersama seorang
sahabat memasuki rumah seorang sahabat anshar, seraya
bertanya: “Adakah padamu air yang telah tersaring dalam
qirbah (tempat air) tadi malam? Kalau tidak ada, kami akan
menghirup dari tempat air saja.” (HR. Bukhari)


KEUTAMAAN SALAT TARAWIH

1. Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw, bersabda “
Barangsiapa mengerjakan salat sunnat pada malam bulan
Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan
pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu.”(H.R Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah saw, sangat
menganjurkan untuk selalu salat sunnat pada malam
Ramadhan, tetapi tidak mewajibkannya, di mana beliau
bersabda : “Barangsiapa mengerjakan salat sunnat pada
malam bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya
mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosadosanya
yang telah lalu.”(H.R Muslim)

KEUTAMAAN BERIBADAH PADA MALAM
QADAR

1. Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda :
“Barangsiapa beribadah pada malam Qadar dengan penuh
keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah, maka
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(H.R Bukhari dan
Muslim)

2. Dari Ibnu Umar ra., bahwasanya beberapa sahabat Nabi saw,
memimpikan Lailatul Qadar pada tujuh malam yang terakhir
(dalam bulan Ramadhan), kemudian Rasulullah saw.,
bersabda : “Aku perhatikan impianmu itu benar-benar tepat
pada tujuh malam terakhir, maka barangsiapa ingin mencari
Lailatul Qadar, maka hendaklah ia bersungguh-sungguh pada
tujuh malam yang terakhir.”(H.R Bukhari dan Muslim)

3. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw, selalu beri’tikaf
pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadhan,
serta bersabda : “Bersungguh-sungguhlah kalian mencari
lailatul Qadar pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan
Ramadhan.”(H.R Bukhari dan Muslim)

4. Dari ‘Aisyah ra., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
“Bersungguh-sungguhlah kalian mencari Lailatul Qadar pada
malam-malam ganjil dari sepuluh malam yang terakhir dari
bulan Ramadhan.”(H.R Bukhari)

5. Dari ‘Aisyah ra, ia berkata : “Rasulullah saw, apabila telah
masuk pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan
beliau selalu beribadah pada waktu malam serta
membangunkan keluarganya, besungguh-sungguh ibadah dan
mengikatkan sarungnya (tidak bersetubuh dengan
istrinya).”(HR.Bukhari dan Muslim)

6. Dari Aisyah ra., ia berkata : “Rasulullah saw. sangat
bersungguh-sungguh dalam beribadah pada bulan Ramadhan,
tidak seperti pada bulan-bulan yang lain, dan pada malam
sepuluh terakhir bulan Ramadhan beliau semakin
bersungguh-sungguh dalam beribadah tidak seperti pada
malam-malam yang lain.”(HR.Muslim)

7. Dari Aisyah ra., ia berkata : Saya bertanya : “Wahai
Rasulullah, bagaimana pendapatmu seandainya saya
mengetahui malam itu adalah malam Qadar, apakah yang
harus saya baca pada malam tersebut ?” Beliau bersabda :
“Bacalah ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA
FA’FU’ANNII ( Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Dzat
yang Maha Pengampun, maka ampunilah
saya).”(HR.Turmudzi)

KEUTAMAAN SIWAK

1. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
“Seandainya aku tidak khawatir untuk mempersulit umatku,
niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak (bersugi)
setiap akan mengerjakan salat.”(HR.Bukhari dan Muslim)

2. Dari Hudzaifah ra., ia berkata : “Apabila Nabi saw. bangun
dari tidurnya, beliau selalu bersiwak (menggosok gigi) dengan
siwak (sikat gigi).” (HR.Bukhari dan Muslim)

3. Dari Aisyah ra., ia berkata : “Kami selalu menyediakan siwak
dan air wudhu untuk Rasulullah saw. maka apabila Allah
membangunkan beliau kapan saja pada waktu malam,
niscaya beliau bersugi, wudhu dan mengerjakan salat
.”(HR.Muslim)

4. Dari Anas ra., ia berkata : “Rasulullah saw. bersabda : “Aku
sudah sering kali menganjurkan kepada kalian untuk
bersiwak.”(HR.Bukhari)

5. Dari Syuraih bin Hani’, ia berkata : “Saya pernah bertanya
kepada Aisyah ra. tentang perbuatan apakah yang mula
pertama dikerjakan oleh Nabi saw. apabila masuk rumahnya
?” Aisyah menjawab : “Beliau bersiwak.”(HR.Muslim)

6. Dari Abu Musa Al Asy’ariy ra., ia berkata : “Saya masuk ke
rumah Nabi saw., sedangkan ujung siwaknya masih berada
pada mulutnya.”(HR.Bukhari dan Muslim)

7. Dari Aisyah ra., bahwasanya Nabi saw. bersabda : “Bersiwak
(bersugi) itu dapat membersihkan mulut dan mendapat ridha
Tuhan.”(HR.Nasa’i dan Ibnu Huzaimah)

8. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda : “Fitrah
(kebersihan badan) itu ada lima; khitan, mencukur rambut
kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan
mencukur kumis.”(HR.Bukhari dan Muslim)

9. Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda :
“Sepuluh macam daripada fitrah adalah : Mencukur kumis,
memelihara jenggot, bersiwak, menghirup air ke hidung,
memotong kuku, membasuh sela-sela jari, mencabut bulu
ketiak, mencukur rambut kemaluan, dan bersuci apabila
buang air.” Perawi hadis ini berkata : “Untuk yang kesepuluh
saya lupa, tetapi kalau tidak salah adalah berkumur.”
Sedangkan Waki’ salah seorang yang juga meriwayatkan
hadis ini berkata : “(yang kesepuluh) adalah
istinja.”(HR.Muslim)

10. Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi saw., beliau bersabda :
“Potonglah kumis dan peliharalah jenggot.”(HR.Bukhari dan
Muslim)

ZAKAT DAN KEUTAMAANNYA

1. Dari Ibnu Umar ra., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
“Islam itu didirikan atas lima sendi, yaitu persaksian bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah,
mendirikan salat, menunaikan zakat, haji dan puasa pada
bulan Ramadhan.”(HR.Bukhari dan Muslim)

2. Dari Thalhah bin Ubaidillah bin Utsman bin Amr bin Ka’ab At
Taimiy ra., ia berkata : “Ada seorang laki-laki dari ahli Najd
datang kepada Rasulullah saw. dengan rambut yang terurai,
kami bisa mendengar suaranya, tetapi tidak bisa memahami
apa yang dikatakannya. Ia mendekat kepada Rasulullah saw.
kemudian menanyakan tentang Islam, maka Rasulullah saw.
bersabda : “Lima kali salat sehari semalam.” Ia bertanya :
“Apakah bagi saya ada kewajiban salat yang lain ?”
Rasulullah saw. menjawab : “Tidak, kecuali bila kamu mau
mengerjakan salat sunnat.” Kemudian Rasulullah saw.
bersabda : “Dan puasa pada bulan Ramadhan.” Ia bertanya :
“Apakah bagi saya ada kewajiban puasa yang lain ?” Beliau
menjawab : “Tidak, kecuali bila kamu mau mengerjakan
puasa sunnat.” Thalhah menceritakan pula bahwa Rasulullah
saw. menjelaskan juga kewajiban zakat kepada orang lakilaki
itu, dan ia bertanya : “Apakah bagi saya ada kewajiban
zakat yang lain ?” Beliau menjawab : “Tidak, kecuali bila
kamu mau memberikan sedekah .” Kemudian orang itu pergi
sambil berucap : “Demi Allah, saya tidak akan menambahi
dan mengurangi apa yang telah ditentukan ini. “ Kemudian
Rasulullah saw. bersabda : ‘Berbahagialah apabila ia benar
.”(HR.Bukhari dan Muslim)

3. Dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya Nabi saw. mengutus Mu’adz
ke Yaman, kemudian beliau bersabda : “Ajaklah mereka
(penduduk Yaman) supaya percaya bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Jika mereka
mengetahui hal itu, maka beritahulah mereka bahwa Allah
mewajibkan kepada mereka lima kali salat dalam sehari
semalam. Kalau mereka mentaati itu, maka beritahulah
mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka
sedekah (zakat) yang diambil dari orang-orang kaya dan
diberikan kepada orang-orang miskin.”(HR.Bukhari dan
Muslim)

4. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :
“Aku diperintah untuk memerangi orang-orang, sehingga
mereka mau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad utusan Allah, mendirikan salat dan menunaikan
zakat. Apabila mereka telah mengerjakan hal itu, maka
terjagalah harta dan darah mereka kecuali dengan hal Islam,
sedang perhitungan (hisab) mereka terserah
Allah.”(HR.Bukhari dan Muslim)

5. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Ketika Rasulullah saw.
telah wafat dan Abu Bakar ra. diangkat menjadi khalifah serta
banyak orang Arab yang kembali kafir, maka Umar ra.
bertanya : “Bagaimana engkau akan memerangi manusia ?
Sedangkan Rasulullah saw. pernah bersabda : “Aku
diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka mau
mengucapkan : LAA ILAAHA ILLALLAAH (Tidak ada Tuhan
selain Allah ). Apabila seseorang telah mengucapkan kalimat
itu, maka terjagalah daripadaku harta dan jiwanya kecuali
dengan haknya, dan hisab (perhitungan amalnya) terserah
Allah.” Kemudian Abu Bakar berkata : “Demi Allah, saya
benar-benar akan memerangi orang-orang yang membedabedakan
antara kewajiban salat dan zakat, karena
sesungguhnya zakat itu adalah haknya harta. Demi Allah
seandainya mereka menahan tali serban yang biasa mereka
berikan kepada Rasulullah saw. niscaya saya akan
memerangi mereka karena menahan tali serban itu.”
Kemudian Umar ra. berkata : “Demi Allah apa yang dikatakan
Abu Bakar telah saya mengerti bahwa Allah melapangkan
dada Abu Bakar untuk berperang, maka saya pun telah
mengerti bahwa apa yang dikatakan itu adalah suatu
kebenaran.”(HR.Bukhari dan Muslim)

6. Dari Ayyub ra. bahwasanya ada seorang laki-laki datang
kepada Nabi saw. dan berkata : “Beritahukanlah kepada saya
tentang suatu amal perbuatan yang dapat memasukkan saya
ke surga.” Beliau bersabda : “Sembahlah Allah dan janganlah
kamu menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, dirikanlah
salat, tunaikanlah zakat dan hubungkan tali
persaudaraan.”(HR.Bukhari dan Muslim)

7. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ada seorang Badui datang
kepada Nabi saw. dan bertanya : “Wahai Rasulullah,
tunjukkanlah kepada saya tentang amal perbuatan, yang
mana apabila saya mengamalkannya akan masuk surga .”
Beliau bersabda : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dirikan salat,
tunaikan zakat dan berpuasa pada bulan Ramadhan.” Ia
berkata : “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-
Nya, sungguh saya tidak akan menambahi ketentuan ini .”
Ketika orang itu pergi, maka Nabi saw. bersabda :
“Barangsiapa yang ingin melihat seseorang yang termasuk
ahli surga, maka lihatlah orang Badui itu .”(HR.Bukhari dan
Muslim)

8. Dari Jarir bin Abdullah ra., ia berkata : “Saya telah berbai’at
kepada Nabi saw. untuk mendirikan salat, menunaikan zakat
dan memberi nasihat kepada setiap orang Islam
.”(HR.Bukhari dan Muslim)

9. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :
“Pemilik emas dan perak yang tidak mau mengeluarkan
zakatnya, kelak di hari kiamat akan dibentuk berupa
lempengan dan dibakar di dalam api neraka Jahannam lalu
disetrikakan pada pinggang, dahi dan punggungnya. Apabila
sudah dingin maka siksaan itu diulang lagi dalam masa satu
hari yang lamanya kira-kira lima puluh ribu tahun, hingga
selesai putusan semua hamba, kemudian ia baru dimasukkan
ke surga atau neraka .” Ada seseorang yang bertanya :
“Wahai Rasulullah, bagaimana kalau memiliki unta ?” Beliau
menjawab : “Begitu juga orang yang mempunyai unta tetapi
tidak mau mengeluarkan zakatnya, di antara zakatnya yaitu
memerah susunya ketika dibawa ke tempat minum untuk
diberikan kepada orang yang lewat di situ, maka pada hari
kiamat nanti dihamparkan baginya tanah lapang dan
dikumpulkanlah semua untanya tanpa ada yang tertinggal
seekorpun, lalu menginjak-injak dan menggigitnya, apabila
yang satu telah selesai menyiksanya, kemudian diulang oleh
unta yang lain dalam masa satu hari yang lamanya kira-kira
lima puluh ribu tahun, sehingga selesai putusan semua
hamba, kemudian ia baru dimasukkan ke surga atau neraka.”
Ada seseorang bertanya : “Wahai Rasulullah, bagaimana
kalau lembu dan kambing ?” Beliau menjawab : “Begitu juga
orang yang memiliki lembu dan kambing yang tidak
dikeluarkan zakatnya, nanti pada hari kiamat dihamparkan
baginya tanah lapang dan dikumpulkanlah semua lembu dan
kambingnya tanpa ada yang tertinggal seekorpun, bahkan
tidak ada yang tidak bertanduk, baik dengan tanduk yang
bengkok, maupun tanduk yang telah patah, dimana
semuanya menanduk-nanduk dan menginjak-injak orang itu,
dan apabila yang satu telah selesai menyiksanya, kemudian
diulang oleh yang lain dalam masa satu hari yang lamanya
kira-kira lima puluh ribu tahun, sehingga selesai putusan
semua hamba, kemudian ia baru dimasukkan ke surga atau
neraka.” Ada seseorang bertanya : “Wahai Rasulullah,
bagaimana kalau memiliki kuda ?” Beliau menjawab : “Kuda
itu ada tiga macam. Kuda yang dapat mendatangkan dosa
bagi pemiliknya, yang dapat menutupi hajat bagi pemiliknya,
dan yang dapat mendatangkan pahala bagi pemiliknya.
Adapun kuda yang dapat mendatangkan dosa bagi
pemiliknya, yaitu kuda yang dipelihara oleh pemiliknya
dengan maksud untuk sombong dan digunakan untuk
memusuhi Islam, maka kuda macam itulah yang
mendatangkan dosa bagi pemiliknya. Adapun kuda yang
dapat menutupi hajat bagi pemiliknya, yaitu kuda yang dapat
digunakan untuk kepentingan yang diridhai Allah, kemudian
ia tidak melupakan hak dan kewajiban pemeliharaannya,
maka kuda semacam itulah yang dapat menutupi hajat bagi
pemiliknya. Adapun kuda yang dapat mendatangkan pahala
bagi pemiliknya yaitu kuda yang dipergunakan untuk
berjuang di jalan Allah dan untuk kepentingan umat Islam,
kuda semacam itu bila dilepas di tanah lapang atau kebun
kemudian ia makan sesuatu yang ada di situ, maka apa yang
dimakannya itu dicatat sebagai suatu kebaikan bagi
pemiliknya, bahkan kotoran dan air kencingnya pun dicatat
sebagai suatu kebaikan bagi pemiliknya. Dan apabila ia
terlepas dari tali kekangnya, kemudian lari atau melompatlompat,
maka hitungan langkahnya itu dicatat oleh Allah
sebagai suatu kebaikan bagi pemiliknya. Apabila ia dibawa
oleh pemiliknya kemudian melewati sebuah sungai lantas ia
minum dari air sungai itu, padahal pemiliknya tidak
bermaksud untuk memberinya minum, maka Allah mencatat
apa yang diminumnya itu sebagai suatu kebaikan bagi
pemiliknya.” Ada seseorang yang bertanya : “Wahai
Rasulullah , bagaimana kalau memiliki keledai ?” Beliau
menjawab : “Tentang keledai, tidak diturunkan kepadaku
suatu ayat yang menjelaskannya, kecuali ayat yang sifatnya
umum yaitu yang berbunyi : FAMAN YA’MAL MITSQAALA
DZARRATIN KHAIRAY YARAH. WAMAN YA’MAL MITSQAALA
DZARRATIN SYARRAY YARAH .” (Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat zarrah (debu) pun, niscaya dia
akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan
melihat balasannya pula).”(HR.Bukhari dan Muslim)

KEWAJIBAN DAN KEUTAMAAN PUASA BULAN
RAMADHAN

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :
“Allah Azza wa Jalla berfirman : “Setiap anak Adam (manusia)
itu membawa manfaat bagi dirinya sendiri kecuali puasa,
karena puasa adalah untuk-Ku dan Aku sendirilah yang akan
membalasnya. Puasa itu adalah perisai. Apabila ada hari
puasa salah seorang di antara kalian, maka janganlah ia
berkata kotor dan gaduh. Jika seseorang memakinya atau
memusuhinya, hendaklah ia mengatakan : “Sesungguhnya
aku sedang berpuasa.” Demi Dzat yang jiwa Muhammad
berada dalam genggaman-Nya, bau mulut orang yang sedang
berpuasa bagi Allah lebih harum daripada bau minyak Kasturi.
Orang yang berpuasa mengalami dua kegembiraan, yaitu :
kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika
bertemu Tuhannya karena besarnya pahala
puasa.”(HR.Bukhari dan Muslim)
Dan di dalam riwayat Bukhari dikatakan : “Ia meninggalkan
makan,minum, dan kesenangan syahwatnya demi Aku. Puasa
adalah untuk-Ku, dan Aku sendirilah yang akan membalasnya.
Kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat.
Dan di dalam riwayat Muslim dikatakan : “Setiap amal anak Adam
(manusia) itu dilipatkan (pahalanya), satu kebaikan dengan sepuluh
kali lipat sampai tujuh ratus lipat. Allah Ta’ala berfirman : “Kecuali
puasa, karena puasa adalah untuk-Ku, dan Aku sendirilah yang
akan membalasnya. Orang yang berpuasa itu meninggalkan
nafsunya dan makannya demi Aku. Orang yang berpuasa itu
mengalami dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika berbuka
puasa dan kegembiraan ketika bertemu dengan Tuhannya. Dan
sesungguhnya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum
menurut Allah daripada bau minyak Kasturi.”

2. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
“Barangsiapa bersedekah sepasang di jalan Allah, maka ia
akan dipanggil dari pintu-pintu surga : “Hai hamba Allah,
inilah yang lebih baik.” Barangsiapa yang termasuk golongan
orang-orang yang mengerjakan salat, maka ia akan dipanggil
dari pintu salat. Barangsiapa yang termasuk golongan orangorang
yang melakukan pintu jihad, maka ia akan dipanggil
dari pintu jihad. Dan barangsiapa yang termasuk golongan
orang-orang yang mengerjakan puasa, maka ia akan
dipanggil dari pintu Ar Rayyan (pintu kesegaran). Dan
barangsiapa yang termasuk golongan orang-orang yang suka
bersedekah, maka ia akan dipanggil dari pintu sedekah. Abu
Bakar ra. berkata : “Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah,
bukankah ada orang yang dipanggil pintu-pintu itu karena
darurat ? Maka apakah ada seseorang yang dipanggil dari
semua pintu itu ?” Beliau menjawab : “Ya,ada, aku
mengharapkan semoga kamu termasuk dari golongan mereka
itu.”(HR.Bukhari dan Muslim)

3. Dari Sahal bin Sa’ad ra. dari Nabi saw., beliau bersabda :
“Sesungguhnya di dalam surga ada pintu yang bernama Ar
Rayyan (pintu kesegaran), dimana nanti pada hari kiamat
orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu dan
tidak seorang pun yang dapat masuk lewat pintu itu selain
mereka, di mana penjaga pintu mengucapkan : “Mana orangorang
yang berpuasa ?” Kemudian mereka pun berdiri, tidak
ada seorang pun selain mereka yang boleh masuk lewat pintu
itu. Apabila mereka telah masuk pintu surga, maka ditutuplah
pintu itu. Maka dari itu tidak ada seorang pun yang dapat
masuk lewat pintu itu selain mereka yang ahli berpuasa
.”(HR.Bukhari dan Muslim)

4. Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra., ia berkata : Rasulullah saw.
bersabda : “Tidaklah seorang hamba yang mengerjakan
puasa karena Allah, melainkan Allah menjauhkan dirinya dari
neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun karena puasanya
yang sehari itu .”(HR.Bukhari dan Muslim)

5. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda :
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan iman dan
mengharap pahala kepada Allah, maka diampuni dosanya
yang telah lampau.”(HR.Bukhari dan Muslim)

6. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
“Apabila bulan Ramadhan datang, maka dibukalah pintu-pintu
surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta dibelenggulah
setan-setan .”(HR.Bukhari dan Muslim)

7. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
“Berpuasalah kalian karena melihat hilal (bulan) dan
berbukalah kalian karena melihatnya. Jika hilal itu samara
atas kalian, maka sempurnakanlah hitungan bulan Sya’ban
menjadi tiga puluh hari .”(HR.Bukhari dan Muslim)
Dan di dalam riwayat Muslim dikatakan : “Apabila hilal tertutup atas
kalian, maka berpuasalah tiga puluh hari .”

MEMPERBANYAK AMAL KEBAIKAN PADA
SEPULUH MALAM TERAKHIR RAMADHAN

01. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata : “Rasulullah saw. adalah
orang yang paling pemurah, lebih-lebih pada bulan Ramadhan
di mana beliau selalu ditemui Jibril, dan setiap malam di bulan
Ramadhan, Jibril datang untuk membacakan Al-Qur’an. Jika
Rasulullah saw. bertemu Jibril, maka beliau lebih pemurah
daripada angin yang bertiup .”(HR.Bukhari dan Muslim)

2. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata : “Apabila sudah masuk sepuluh
hari yang terakhir (dari bulan Ramadhan), maka Rasulullah
saw. selalu menghidup-hidupkan malam (dengan beribadah)
dan membangunkan keluarganya serta mengikatkan
sarungnya (tidak menggauli istrinya).”(HR.Bukhari dan
Muslim)

LARANGAN MENDAHULUI RAMADHAN
DENGAN BERPUASA SESUDAH PERTENGAHAN
SYA’BAN

1. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda :
“Janganlah salah seorang di antara kalian mendahului
Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari, kecuali
bagi orang yang membiasakan berpuasa, maka berpuasalah
pada hari itu .”(HR.Bukhari dan Muslim)

2. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :
“Janganlah kalian berpuasa sebelum datang bulan
Ramadhan. Berpuasalah kalian karena melihat hilal (bulan)
dan berbukalah kalian karena melihatnya . Dan apabila
terhalang oleh awan maka sempurnakanlah sampai tiga
puluh hari .”(HR.Turmudzi)

3. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda
: “Apabila sudah sampai pada pertengahan bulan Sya’ban
maka janganlah kalian berpuasa .”(HR.Turmudzi)

4. Dari Abul Yaqdhan (Ammar) bin Yasir ra., ia berkata :
“Barangsiapa berpuasa pada hari yang masih diragukan,
maka sungguh ia telah mendurhakai Abul Qasim (Nabi
Muhammad saw.).”(HR.Abu Dawud dan Turmudzi)

DOA KETIKA MELIHAT HILAL

1. Dari Thalhah bin Ubaidillah ra. bahwasanya Nabi saw. apabila
melihat hilal (bulan terbit), beliau membaca : ALLAAHUMMA
AHILLAHU ‘ALAINAA BIL AMNI WAL IIMAANI WAS SALAAMATI
WAL ISLAMII. RABBI WARABBUKALLAAHUHILAAHU RUSYDIN
WAKHAIR (Ya Allah, terbitkanlah bulan itu kepada kami
dengan sentosa, iman, selamat, dan Islam. Tuhanku dan
Tuhanmu adalah Allah, semoga hal ini membawa petunjuk
dan kebaikan.”(HR.Turmudzi)

KEUTAMAAN SAHUR

1. Dari Anas ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Makan
sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam makan sahur
itu terdapat berkah .”(HR.Bukhari dan Muslim)

2. Dari Zaid bin Tsabit ra., ia berkata : “Kami makan sahur
bersama-sama dengan Rasulullah saw. kemudian kami
melaksanakan salat (Shubuh). Ada seseorang bertanya :
“Berapa lama antara sahur dengan salat (Shubuh) itu ?”
Beliau menjawab : “(Kira-kira) bacaan 50 ayat.”(HR.Bukhari
dan Muslim)

3. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : “Rasulullah saw. mempunyai
tukang adzan dua orang, yaitu Bilal dan putera Ummu
Maktum. Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Bilal itu
mengumandangkan adzan pada waktu malam, maka makan
dan minumlah kalian sampai putra Ummu Maktum
mengumandangkan adzan. Dan jarak kedua adzan itu hanya
sekedar turunnya yang pertama dan naiknya yang kedua
.”(HR.Bukhari dan Muslim)

4. Dari Amr bin Ash ra., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
“Kelebihan puasa kami dan puasa ahli kitab adalah adanya
makan sahur .”(HR.Muslim)

KEUTAMAAN SEGERA BERBUKA PUASA

1. Dari Sahl bin Sa’ad ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda
: “Manusia selalu dalam kebaikan, selama mereka segera
berbuka .”(HR.Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Athiyyah ra., ia berkata : “Saya bersama Masruq
datang kepada ‘Aisyah ra. kemudian Masruq berkata
kepadanya : “Ada dua sahabat Nabi Muhammad saw. yang
masing-masing ingin mengejar kebaikan, di mana salah
seorang dari keduanya itu segera mengerjakan salat Maghrib
dan berbuka, sedangkan yang lain berbuka dulu kemudian
salat Maghrib.” Aisyah bertanya : “Siapakah yang segera
mengerjakan salat Maghrib dan berbuka ?”Masruq menjawab
: “ Abdullah bin Mas’ud.” Kemudian Aisyah berkata :
“Demikianlah yang diperbuat oleh Rasulullah
saw.”(HR.Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :
“Allah Azza wa Jalla berfirman : “Hamba-hamba-Ku yang
paling Aku sukai adalah yang paling cepat kalau berbuka
puasa .”(HR.Turmudzi)

4. Dari Umar bin Khaththab ra., ia berkata : Rasulullah saw.
bersabda : “Apabila waktu malam telah datang dari sini, dan
waktu siang telah berlalu dari sini, serta matahari telah
terbenam maka orang yang berpuasa boleh
berbuka.”(HR.Bukhari dan Muslim)

5. Dari Abu Ibrahim Abdullah bin Auf ra., ia berkata : “Kami
pergi bersama-sama dengan Rasulullah saw. sedangkan
beliau sedang berpuasa. Ketika matahari terbenam beliau
bersabda kepada salah seorang di antara para sahabat :
“Wahai Fulan, turunlah dan buatkan makanan untuk kami.” Ia
menjawab : “Wahai Rasulullah, nanti sore saja .” Beliau
bersabda lagi : “Turunlah dan buatkan makanan untuk kami .”
Ia berkata : “Sesungguhnya hari masih siang.” Beliau
bersabda lagi : “Turunlah dan buatkan makanan untuk kami .”
Abu Ibrahim berkata : “Kemudian si Fulan turun dan
membuatkan makanan untuk para sahabat. Rasulullah saw.
minum lantas bersabda : “Apabila kamu sekalian mengetahui
bahwa waktu malam telah datang dari sini, maka orang yang
berpuasa boleh berbuka.” Beliau menunjuk ke arah
timur.”(HR.Bukhari dan Muslim)

6. Dari Salman bin Amr Adl Dlabiy Ash Shahabiy ra. dari Nabi
saw., beliau bersabda : “Apabila salah seorang di antara
kalian berbuka puasa maka berbukalah dengan kurma,
apabila tidak ada kurma hendaknya berbuka dengan air,
karena sesungguhnya air itu dapat membersihkan.”(HR.Abu
Dawud dan Turmudzi)

7. Dari Anas ra., ia berkata :Rasulullah saw. selalu berbuka
dengan beberapa biji kurma yang baru masak sebelum salat.
Apabila tidak ada biji kurma yang kering, maka beliau
meneguk air beberapa teguk .”(HR.Abu Dawud dan Turmudzi)

ORANG BERPUASA HARUS MENJAGA LIDAH
DAN ANGGOTA BADANNYA

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :
“Apabila salah seorang di antara kalian berpuasa, maka
janganlah berkata kotor dan gaduh. Jika ada seseorang
memakinya atau memusuhinya, hendaklah ia (orang yang
berpuasa) mengucapkan : “Sesungguhnya saya sedang
berpuasa .”(HR.Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda :
“Barangsiapa tidak mau meninggalkan omongan bohong dan
memperbuatnya, maka tidak ada kebutuhan bagi Allah dalam
diri orang yang berpuasa meninggalkan makanan dan
minumannya .”(HR.Bukhari)

BEBERAPA HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PUASA

1. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda :
“Apabila salah seorang di antara kalian terlupa, lalu makan
atau minum, maka hendaklah ia melanjutkan puasanya.
Karena sesungguhnya Allah-lah yang telah memberinya
makan dan minum .”(HR.Bukhari dan Muslim)

2. Dari Laqith bin Shabrah ra., ia berkata : Saya bertanya :
“Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada saya tentang
wudhu.” Beliau bersabda : “Sempurnakanlah wudhumu,
basuhlah sela-sela jarimu dan perdalamlah di dalam
menghirup air ke dalam lubang hidung, kecuali kamu sedang
berpuasa .”(HR.Abu Dawud dan Turmudzi)

3. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata : “Rasulullah saw. sering dalam
keadaan junub karena bersetubuh dengan isterinya, ketika
masuk waktu fajar, kemudian beliau mandi dan
berpuasa.”(HR.Bukhari dan Muslim)

4. Dari ‘Aisyah dan Ummu Salamah ra., mereka berkata :
“Rasulullah saw. sering dalam keadaan junub bukan karena
bermimpi ketika masuk waktu fajar kemudian beliau mandi
dan terus berpuasa .”(HR.Bukhari dan Muslim)

KEUTAMAAN PUASA MUHARRAM DAN
SYA’BAN

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :
“Puasa yang paling utama sesudah puasa pada bulan
Ramadhan adalah puasa pada bulan Muhrram. Dan salat yang
paling utama setelah salat fardhu adalah salat
malam.”(HR.Muslim)

2. Dari ‘Aisyah ra. ia berkata : “Tidak pernah Rasulullah saw.
berpuasa dari suatu bulan yang lebih banyak daripada bulan
Sya’ban. Sungguh beliau berpuasa penuh pada bulan
Sya’ban.”(H.R Bukhari dan Muslim)
Dan di dalam riwayat yang lain dikatakan : “Beliau berpuasa pada
bulan Sya’ban, kecuali sedikit (bebereapa hari saja beliau tidak
berpuasa)

3. Dari Mujibah Al Bahiliy dari ayahnya atau dari pamannya,
bahwasanya ia pernah datang kepada Rasulullah saw.
kemudian pergi, dan sesudah satu tahun ia kembali kepada
beliau, sedangkan ia sudah sangat berubah bentuk dan
sikapnya, ia lantas berkata: “Wahai Rasulullah, apakah
engkau masih mengenal saya?” Beliau bertanya : “Siapakah
kamu?” Ia menjawab: “Saya Al Bahiliy yang pernah datang
kepadamu pada tahun yang lalu.” Beliau bertanya : “Apakah
yang merubah kamu sehingga kamu sekarang nampak
bagus?” Ia menjawab : “Semenjak saya berpisah dengan
engkau saya tidak pernah makan kecuali pada waktu malam.”
Kemudian Rasulullah saw. bersabda : “Kamu telah menyiksa
dirimu.” Beliau lantas bersabda : “Puasalah pada bulan
shahabar (Ramadhan) dan satu hari setiap bulan.” Ia berkata
: “Tambahkanlah buat saya, karena sesungguhnya saya
merasa kuat.” Beliau bersabda : “Puasalah dua hari setiap
bulan.” Ia berkata : “Tambahkanlah buat saya.” Beliau
bersabda : “Puasalah pada bulan-bulan yang mulia dan
berhentilah. Puasalah pada bulan-bulan yang mulia dan
berhentilah. Puasalah pada bulan-bulan yang mulia dan
berhentilah” Rasulullah saw. bersabda sambil menunjukkan
ketiga jari-jarinya dan dikumpulkan lalu direnggangkan.”(H.R
Abu Dawud)

KEUTAMAAN PUASA DZUL HIJJAH

1. Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :
“Tidak ada suatu hari di mana amal shalih lebih disukai oleh
Allah daripada dalam sepuluh hari permulaan bulan
Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah,
walaupun berjuang di jalan Allah?” Beliau bersabda :
“Walaupun berjuang di jalan Allah, kecuali seorang yang
keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian ia tidak
mengizinkan balasan apa-apa dari yang telah
dikorbankannya.”(H.R Bukhari)

KEUTAMAAN PUASA HARI ARAFAH, TASU’A
DAN ASYURA

1. Dari Abu Qatadah ra. ia berkata : Rasulullah saw. pernah
ditanya tentang puasa hari Arafah, kemudian beliau
menjawab : “Puasa itu melebur dosa satu tahun yang lewat
dan yang tinggal.”(H.R Muslim)

2. Dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya Rasulullah saw. berpuasa
Asyura dan memerintahkan supaya orang-orang
berpuasa.(H.R Bukhari dan Muslim)

3. Dari Abu Qatadah ra. bahwasanya Rasulullah saw. pernah
ditanya tentang puasa hari Asyura, kemudian beliau
menjawab : “Puasa itu dapat menebus dosa setahun yang
telah lewat.” (H.R Muslim)

4. Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :
“Sungguh seandainya aku masih sampai pada tahun depan,
niscaya aku akan puasa tasu’a pada hari ke sembilan (dari
bulan Muharram).”(H.R Muslim)

SUNNAT PUASA ENAM HARI DI BULAN SYAWAL

1. Dari Abu Ayyub ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian
mengikutinya dengan enam hari pada bulan Syawal, maka
puasa enam hari itu bagaikan puasa sepanjang masa.”(H.R
Muslim)

SUNNAT PUASA SENIN DAN KAMIS

1. Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw. beliau bersabda :
“Amal perbuatan itu diserahkan (Dilaporkan) pada hari Senin
dan Kamis, karena itu aku suka apabila amalku dilaporkan
dalam keadan aku sedang berpuasa.” (H.R Turmudzi)
Muslim juga meriwayatkannya tetapi tidak menyebutkan puasanya.

2. Dari Abi Qatadah ra. dari Rasulullah saw. beliau bersabda :
“Amal perbuatan itu diserahkan (dilaporkan) pada hari Senin
dan Kamis, karena itu aku suka apabila amalku dilaporkan
dalam keadaan aku sedang berpuasa.”(H.R Muslim)

3. Dari ‘Aisyah ra. ia berkata : “Rasulullah saw. senantiasa
bersungguh-sungguh dalam berpuasa Senin dan Kamis.”(H.R
Turmudzi)

SUNNAT PUASA TIGA HARI TIAP BULAN

1. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : “Kekasihku (Nabi
Muhammad saw.) berpesan kepadaku untuk berpuasa tiga
hari setiap bulan, dan dua rakaat Dhuha dan shalat witir
sebelum saya tidur.”(H.R Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Darda’ ra. ia berkata : “Kekasihku (Nabi Muhammad
saw.) berpesan kepadaku untuk tidak meninggalkan tiga
macam selama saya masih hidup, yaitu: Puasa tiga hari
setiap bulan, salat Dhuha, dan agar saya tidak tidur sebelum
mengerjakan salat Witir.” (H.R Muslim)

3. Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra. ia berkata : “Puasa tiga
hari setiap bulan, bagaikan puasa sepanjang masa.”(H.R
Bukhari dan Muslim)

4. Dari Mu’adzah Al Adawiyyah bahwasanya ia pernah bertanya
kepada ‘Aisyah ra. : “Adakah Rasulullah saw. berpuasa tiga
hari setiap bulan?” ‘Aisyah menjawab : “Ya.” Saya
(Mu’adzah) bertanya : “dari bulan apakah beliau berpuasa?”
‘Aisyah menjawab : “Saya tidak memperhatikan dari bulan
manakah beliau berpuasa.”(H.R Muslim)

5. Dari Abu Dzar ra. ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :
“Apabila kamu berpuasa tiga hari setiap bulan, maka
berpuasalah pada hari ketiga belas. Keempat belas, dan
kelima belas.”(H.R Turmudzi)

6. Dari Qatadah bin Milhan ra. ia berkata : “Rasulullah saw.
menyuruh kami untuk berpuasa pada Ayyamul Bidh yaitu
tanggal 13,14, dan 15.”(H.R Abu Dawud)

7. Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : “Rasulullah saw. tidak
pernah berbuka (tidak berpuasa) pada Ayyamul Bidl baik
beliau berada di rumah maupun sedang dalam
bepergian.”(H.R Nasa’i)

KEUTAMAAN MEMBERI BUKA (MAKAN) ORANG
BERPUASA

1. Dari Yazid bin Khalid Al Juhanniy ra. dari Nabi saw. beliau
bersabda : “Barangsiapa memberi buka (makan) orang yang
berpuasa, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang
yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang
yang berpuasa itu.”(H.R Turmudzi)

2. Dari Ummu Umarah Al Anshariy ra. bahwasanya Nabi saw.
datang ke rumah Ummu Umarah dan menghidangkan
makanan kepada beliau, kemudian beliau bersabda :
“Makanlah wahai Ummu Ummarah. “Ia menjawab: “Saya
sedang berpuasa.” Rasulullah saw. bersabda :
“Sesungguhnya orang yang berpuasa itu selalu didoakan oleh
malaikat jika ada orang makan di tempatnya sampai selesai
makan.” Atau beliau bersabda : “Sampai orang yang makan
itu merasa kenyang.”(H.R Turmudzi)

3. Dari Anas ra. bahwasanya Nabi saw. datang ke tempat Sa’ad
bin Ubadah ra. kemudian ia menghidangkan roti dan
mentega, maka beliau pun memakannya serta bersabda :
“Telah berbuka di tempatmu orang-orang yang berpuasa, dan
memakan makananmu orang-orang yang baik serta malaikat
mendoakan kamu.”(H.R Abu Dawud)

I’TIKAF

1. Dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Rasulullah saw. selalu
ber’itikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan
Ramadhan.”(H.R Bukhari dan Muslim)

2. Dari ‘Aisyah ra. bahwasanya Rasulullah saw. selalu beri’tikaf
pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sehingga beliau
dipanggil oleh Allah Ta’ala (wafat). Setelah beliau wafat,
isteri-isterinya meneruskan kebiasaan i’tikaf yang selalu
dikerjakan oleh beliau.”(H.R Bukhari dan Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : “Nabi saw. biasanya
beri’tikaf pada sepuluh hari setiap bulan Ramadhan.
Kemudian pada tahun dimana beliau wafat, beliau beri’tikaf
dua puluh hari.”(H.R Bukhari)

HAJI

1. Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
“Islam didirikan atas lima sendi, yaitu bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah,
mendirikan salat, memberikan zakat, mengerjakan haji ke
Baitullah dan berpuasa pada bulan Ramadhan.”(H.R Bukhari
dan Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Rasulullah saw. berkhutbah
di hadapan kami dimana beliau bersabda : “Wahai sekalian
manusia, sesungguhnya Allah telah mewajibkan haji atas
kalian, maka berhajilah kalian.” Ada seorang laki-laki
bertanya: “Apakah setiap tahun, wahai Rasulullah?” Beliau
terdiam, sehingga laki-laki itu mengulangi pertanyaannya
sampai tiga kali, kemudian Rasulullah saw. bersabda :
“Apabila aku mengatakan ya, maka berarti menjadii wajib,
sedangkan kamu tidak akan mampu mengerjakannya.”
Beliau terus bersabda: “Tinggalkanlah apa yang tidak aku
perintahkan, karena sesungguhnya orang-orang (umat)
sebelum kamu itu binasa karena banyak pertanyaan (yang
mereka ajukan) dan perselisihan mereka terhadap Nabi-nabi
mereka (tidak mau taat dan patuh). Maka apa saja yang aku
perintahkan kepadamu, maka kerjakanlah semampu kamu,
dan apabila saya melarang kamu atas sesuatu maka
tinggalkanlah.”(H.R Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Nabi saw. pernah ditanya :
“Amal perbuatan apakah yang paling utama?” beliau
menjawab : “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ia bertanya
: “Kemudian apa?” beliau menjawab : “Jihad di jalan Allah.”
Ia bertanya lagi. “Kemudian apa?” Beliau menjawab: “Haji
yang mabrur.”(H.R Bukhari dan Muslim)

4. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda : “Barangsiapa yang mengerjakan
haji kemudian ia tidak berkata kotor dan tidak melakukan
kefasikan, maka ia kembali (bersih) seperti saat dilahirkan
oleh ibunya.”(H.R Bukhari dan Muslim)

5. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
“Umrah satu sampai Umrah berikutnya merupakan kafarat
(pelebur dosa) terhadap dosa yang ada di antara kedua
Umrah itu. Dan haji mabrur tidak ada lain balasannya kecuali
surga.”(H.R Bukhari dan Muslim)

6. Dari ‘Aisyah ra. ia berkata : Saya berkata : “Wahai
Rasulullah, menurut kami jihad adalah perbuatan yang paling
utama. Bolehkah kami terus-menerus berjihad? “Kemudian
beliau bersabda : “Tetapi jihad yang paling utama adalah haji
yang mabrur.”(H.R Bukhari)

7. Dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
“Tiada hari di mana Allah memerdekakan hamba-Nya dari api
neraka melebihi daripada hari ‘Arafah.”(H.R Muslim)

8. Dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda :
“Umrah pada bulan Ramadhan itu sebanding dengan haji
atau sebanding dengan haji bersamaku.”(H.R Bukhari dan
Muslim)

9. Dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya ada seorang perempuan
bertanya : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah
mewajibkan haji kepada hamba-Nya tetapi kewajiban itu
sampai pada ayah dalam usia yang sangat tua, dimana ia
tidak mampu lagi untuk bepergian, maka bolehkan saya
mengerjakan haji untuknya (menghajikannya)?” Beliau
menjawab : “Ya, boleh.”(H.R Bukhari dan Muslim)

10. Dari Laqith bin Amir ra. bahwasanya ia datang kepada
Nabi saw. dan berkata : “Sesungguhnya ayah saya sudah
berusia lanjut, dimana ia sudah tidak mampu lagi
mengerjakan haji dan Umrah, bahkan tidak mampu
bepergian sama sekali.” Beliau bersabda : “Berhaji dan
berumrahlah untuk ayahmu.”(H.R Abu Dawud dan Turmudzi)

11. Dari As Saib bin Yazid ra. ia berkata : “Saya pernah
mengerjakan haji bersama dengan Rasulullah saw. yaitu
pada haji Wada’, pada waktu itu saya berusia tujuh
tahun.”(H.R Bukhari)

12. Dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya Nabi saw. bertemu
dengan suatu rombongan di Rauha”, kemudian beliau
bertanya : “Siapakah rombongan ini?” Mereka menjawab :
“Orang-orang Islam.” Mereka bertanya : “Siapakah engkau?”
Beliau menjawab: “Utusan Allah.” Kemudian ada seorang
perempuan mengangkat anaknya yang masih kecil seraya
bertanya : “Apakah anak kecil ini wajib berhaji ?” Beliau
menjawab : “Ya, dan pahalanya buat kamu.”(H.R Muslim)

13. Dari Anas ra. bahwasanya Rasullah saw. berhaji dengan
naik kendaraan sambil membawa bekalnya.”(H.R Bukhari)

14. Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : “Ukadh, Majinnah, dan
Dzul Majaz merupakan pasar-pasar di zaman Jahiliyyah, dan
kaum muslimin khawatir berdoa apabila berdagang pada
musim haji, lalu turunlah ayat : LAISA ‘ALAIKUM JUNAAHUN
ANTABTAGHUU FAGL –LAN MIR RABBIKUM (Tidaklah berdosa
bagi kalian untuk mencari karunia dari Tuhan kalian.) dan
musim haji”(H.R Bukhari)

JIHAD

1. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Rasulullah saw. pernah
ditanya : “Amal apakah yang paling utama?” Rasulullah
bersabda : “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ditanyakan
lagi: “Kemudian apa?” Rasulullah menjawab : “Jihad di jalan
Allah.” Kembali ditanyakan : “Kemudian apa?” Rasulullah
bersabda : “Haji yang mabrur.”(H.R Bukhari dan Muslim)

2. Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata : Saya bertanya : “Wahai
Rasulullah, amal perbuatan apakah yang paling disukai oleh
Allah Ta’ala?” Beliau menjawab : “Salat tepat pada
waktunya.” Saya bertanya : “Kemudian apa?” Beliau
menjawab : “Berbakti kepada kedua orang tua.” Saya
bertanya lagi: “Kemudian apa?” Beliau menjawab : “Berjihad
di jalan Allah.”(H.R Bukhari dan Muslim)

3. Dari Abu Dzar ra. ia berkata : Saya bertanya : “Wahai
Rasulullah, amal apakah yang paling utama?” Beliau
menjawab: “Iman kepada Allah, dan berjihad di jalan
Allah.”(H.R Bukhari dan Muslim)

4. Dari Anas ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
“Sungguh pagi-pagi berjuang di jalan Allah atau pada waktu
sore, itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.”(H.R Bukhari
dan Muslim)

5. Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra, ia berkata : Ada seseorang
datang kepada Rasulullah saw. dan bertanya : “Siapakah
manusia yang paling utama?” Beliau menjawab : “Orang
mukmin yang berjuang di jalan Allah dengan jiwa dan
hartanya.” Ia bertanya lagi: “Kemudian siapa?” Beliau
menjawab : “Kemudian orang mukmin yang menyendiri pada
tempat yang sunyi untuk menyembah kepada Allah dan
menjauhi manusia karena kejahatannya.”(H.R Bukhari dan
Muslim)

6. Dari Sahl bin Sa’ad ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda
: “Mengawal penjagaan sehari di jalan Allah adalah lebih baik
daripada dunia dan seisinya. Tempat cambukan salah
seorang di antara kalian di surga, adalah lebih baik daripada
dunia seisinya. Istirahat yang dilakukan seseorang pada
malam hari di jalan Allah Ta’ala –atau istirahat di waktu pagiadalah
lebih baik daripada dunia seisinya.”(H.R Bukhari dan
Muslim)

7. Dari Salman ra. ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw.
bersabda : “Mengawal penjagaan sehari semalam adalah
lebih baik daripada puasa sebulan lengkap dengan salat
malamnya. Dan apabila ia mati dalam penjagaan itu, maka
amal yang telah ia kerjakan terus berlaku atasnya, begitu
pula rezekinya dan ia aman dari fitnah-fitnah kubur.”(H.R
Muslim)

8. Dari Fadhalah bin Ubaid ra. bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda : “Setiap orang yang meninggal terputuslah untuk
beramal, kecuali orang yang berjaga di jalan Allah, karena
sesungguhnya amal selalu berkembang sampai hari kiamat,
dan selamat dari fitnah kubur.”(H.R Abu Dawud dan
Turmudzi)

9. Dari Utsman ra. ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw.
bersabda : “Mengawal penjagaan di jalan Allah sehari, lebih
baik daripada seribu hari di tempat-tempat lain.”(H.R
Turmudzi)

10. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Rasulullah saw.
bersabda : “Allah menanggung orang yang keluar (berjuang)
di jalan-Nya. Tidak ada yang membuat orang itu keluar selain
jihad di jalan-Nya, yakin kepada-Ku, dan membenarkan
utusan-Ku, maka orang itu adalah tanggungan-Ku untuk
memasukkannya ke dalam surga atau Aku kembalikan dia ke
tempatnya semula dengan memperoleh pahala atau
ghanimah (harta rampasan perang).” Demi Zat yang
menguasai jiwa Muhammad! Tidak ada luka yang dialami
dalam berjuang di jalan Allah, kecuali kelak pada hari kiamat
sebagaimana rupanya pada waktu terluka, warnanya merah
darah, tetapi baunya seperti minyak kasturi. Demi Zat yang
menguasai jiwa Muhammad! Sungguh, aku senang berjuang
di jalan Allah, lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu
terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh.”(H.R
Muslim)

11. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Rasulullah saw.
bersabda : “Tiada suatu luka yang menimpa sewaktu
berjuang di jalan Allah, melainkan kelak pada hari kiamat
datang dalam keadaan sebagaimana rupanya pada waktu
terluka, warnanya merah darah tetapi baunya seperti minyak
kesturi.”(H.R Bukhari dan Muslim)

12. Dari Mu’adz dari Nabi saw. beliau bersabda : “Siapa
yang berperang di jalan Allah selama orang memerah susu
unta, maka ia berhak masuk surga. Dan barang siapa yang
terluka dengan mengeluarkan darah, maka kelak pada hari
kiamat luka itu datang sederas darah yang mengalir sewaktu
terluka. Luka itu kelak warnanya seperti warna Za’rafan dan
baunya seperti minyak minyak kasturi.”(H.R Abu Dawud dan
Turmudzi)

13. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : “Ada seorang
sahabat Rasulullah saw. berjalan di sebuah lembah yang
mana di situ ada sebuah mata air yang segar, kemudian ia
merasa kagum dan berkata: “Saya bermaksud meninggalkan
manusia (menyendiri) kemudian saya akan selalu beribadah
di lembah itu; tetapi saya tidak akan melakukannya sebelum
minta izin kepada Rasulullah saw. “Kemudian ia
menyampaikan keinginannya kepada Rasulullah saw. maka
beliau bersabda : “Jangan kamu lakukan itu. Sesungguhnya
keikursertaan seseorang dalam berjuang di jalan Allah lebih
utama daripada ia salat tujuh puluh tahun di rumahnnya.
Apakah kalian tidak senang apabila Allah mengampuni
dosamu dan memasukkan kalian ke dalam surga?”
Berperanglah di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di
jalan Allah selama orang memerah susu unta maka ia berhak
masuk ke surga.”(H.R Turmudzi)

14. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Ditanyakan kepada
Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, apakah amal yang bisa
menyamai jihad di jalan Allah?” Beliau bersabda : “Kalian
tidak akan mampu melakukannya.” Orang-orang mengulang
pertanyaan itu dua-tiga kali dan selalu dijawab oleh
Rasulullah saw. “Kalian tidak akan mampu melakukannya.”
Kemudian beliau melanjutkan : “Persamaan orang – orang
yang berjuang di jalan Allah itu seperti orang yang berpuasa,
lagi tekun beribadah, menta`ati ayat-ayat Allah, tidak lalai
salat dan puasa, sampai kembalinya orang yang berjuang di
jalan Allah.”(H.R.Bukhari dan Muslim)
Dan di dalam riwayat Bukhari dikatakan, bahwasanya ada seorang
laki-laki berkata : “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepada saya
sesuatu amal perbuatan yang bisa menyamai jihad?” Beliau
bersabda : “Aku tidak mendapatkannya.” Kemudian beliau
bersabda : “Apakah kalian mampu apabila orang yang berjihad itu
keluar untuk berperang lalu kau terus masuk masjid utnuk salat
dengan tidak henti-hentinya, dan kamu berpuasa dengan tangan
terbuka?” Beliau bersabda lagi : “Siapakah yang mampu untuk
berbuat seperti itu?”

15. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda: “Sebaik-baik hidup seseorang yaitu orang yang
selalu memegangi tali kendali kudanya untuk berjuang
segera melompat ke atas punggung kudanya dengan
menyerahkan dirinya untuk terbunuh atau mati dimana pun
juga; atau seorang yang hidup dengan ternaknya di suatu
tempat atau lembah di mana ia selalu mengerjakan salat,
menunaikan Zakat, dan beribadah kepada Tuhannya sampai
ia meninggal dunia, dimana orang di situ selalu berbuat
baik.”(H.R Muslim)

16. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda : “Sesungguhnya di dalam surga terdapat seratus
derajat yang disediakan Allah bagi pejuang-pejuang di jalan
Allah. Jarak antara dua derajat sama dengan jarak antara
langit dan bumi.”(H.R Bukhari)

17. Dari Abu Sa`id Al Khudriy ra. bahwasanya Rasulullah
saw. bersabda : “Barangsiapa yang ridha (puas) dengan Allah
sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad
sebagai Rasul, maka ia berhak untuk masuk surga. Maka Abu
Sa`id merasa heran, lantas ia berkata : “Ulangi lagi kepada
saya, wahai Rasulullah.” Maka beliau pun mengulanginya;
serta bersabda : “Dan masih ada yang lain di mana Allah
akan mengangkat derajat hamba-Nya dengan seratus derajat
di dalam surga, dimana jarak antara derajat yang satu
dengan derajat yang lain seperti jarak antara langit dan
bumi.” Abu Sa`id bertanya : “Apakah itu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab : “Berjuang di jalan Allah, berjuang di jalan
Allah.”(H.R Bukhari)

18. Dari Abu Bakr bin Abu Musa Al Asy`ariy. Ia berkata :
Saya mendengar ayah saya ra. ketika berada di depan
musuh berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya
pintu-pintu surga itu berada di bawah ayunan pedang.”
Kemudian ada seseorang yang berpakaian kusut bangkit dan
bertanya : “Wahai Abu Musa benarkah kamu mendengar
Rasulullah saw. bersabda seperti itu?” Abu Musa menjawab :
“Benar.” Orang itu ialu kembali ke tempat kawan-kawannya
lalu berkata: "Saya mengucapkan salam sejahtera kepadamu
semua." Kemudian ia memecahkan sarung pedangnya dan
membuangnya kemudian berangkat dengan pedang yang
terhunus menuju ke tempat lawan dan berperanglah ia
sampai ia terbunuh.”(H.R Muslim)

19. Dari Abu ‘Abs Abdurrahman bin Jabir ra. ia berkata :
Rasulullah saw. bersabda : “Dua kaki berdebu milik orang
yang berjuang di jalan Allah tidak akan tersentuh api
neraka.”(H.R Bukhari)

20. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Rasulullah saw.
bersabda : “Tidak akan masuk neraka orang yang menangis
karena takut kepada Allah, sehingga air susu kembali ke
teteknya. Dan tidak akan berkumpul debu yang menempel
pada seorang hamba waktu berjuang di jalan Allah dengan
asap neraka Jahannam.”(H.R Turmudzi)

21. Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda : “Ada dua mata yang tidak akan
tersentuh oleh api neraka, yaitu mata yang menangis karena
takut kepada Allah, dan mata yang berjaga di jalan
Allah.”(H.R Turmudzi)

22. Dari Zaid bin Khalid ra. bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda : “Barangsiapa mempersiapkan diri berperang di
jalan Allah, maka benar-benar ia telah berperang. Dan
barangsiapa merawat orang yang berperang dengan baik,
maka sama artinya dengan berperang.”(H.R Bukhari dan
Muslim)

23. Dari Abu Umamah ra. ia berkata : Rasulullah saw.
bersabda : “Sedekah yang paling utama adalah
mempersiapkan tenda yang dapat dipergunakan sebagai
naungan sewaktu berperang di jalan Allah, atau memberikan
kendaraan yang kuat untuk berperang di jalan Allah.”(H.R
Turmudzi)

24. Dari Anas ra., bahwasanya ada seorang pemuda dari
suku Aslam berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya
ingin ikut berperang, tetapi saya tidak mempunyai bekal apaapa.”
Rasulullah saw., bersabda: “Datanglah kepada si Fulan
karena ia telah siap untuk berperang tetapi tiba-tiba sakit.”
Kemudian ia datang kepada si Fulan dan berkata:
“Sesungguhnya Rasulullah saw., kirim salam buat kamu.”
Dan ia berkata: “Berikanlah kepadaku bekal yang engkau
persiapkan.” Si Fulan bertanya kepada isterinya: “Wahai
Fulanah berikanlah kepadanya bekal yang telah saya
persiapkan dan janganlah kamu menahannya sedikitpun juga
dari bekal itu, niscaya kamu akan mendapat berkah.” (HR.
Muslim)

25. Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra., bahwasanya Rasulullah
saw., mengutus pasukan kepada Bani Lahyan serta
bersabda: “Setiap keluarga yang ada dua orang laki-lakinya
hendaklah mengirimkan salah seorang dari keduanya itu,
sedangkan pahalanya dibagi antara kedua orang itu.” (HR.
Muslim)
Dan dalam riwayat lain dikatakan: “Setiap ada dua orang laki-laki
hendaklah mengutus salah seorang dari keduanya, kemudian beliau
bersabda kepada orang yang tetap berada di rumah untuk menjaga
keluarga dan harta orang yang berjuang itu dengan baik, maka ia
mendapat sebagian dari pahala orang yang berangkat untuk
berjuang.”

26. Dari Al Barra’ ra., ia berkata: “Ada seseorang
berpakaian besi datang kepada Nabi saw., dan bertanya:
“Wahai Rasulullah, apakah saya berperang dulu ataukah
masuk Islam dulu?” Beliau menjawab: “Masuk islamlah dulu
kemudian berperanglah.” Maka ia pun masuk islam kemudian
berperang sampai terbunuh. Kemudian Rasulullah saw.,
bersabda: “Ia beramal sedikit tapi mendapat banyak pahala.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

27. Dari Anas ra., bahwasanya nabi saw., bersabda: “Tidak
ada seseorang yang masuk surga ingin kembali ke dunia,
walaupun mempunyai kekayaan yang besar di dunia, kecuali
orang yang mati syahid, dimana ia ingin bisa kembali ke
dunia kemudian terbunuh (dalam berjihad) sebanyak sepuluh
kali, karena ia melihat kehormatan yang diberikan
kepadanya.” Dan dalam riwayat yang lain dikatakan: “Karena
ia melihat kelebihan orang yang berjihad.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

28. Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., bahwasanya
rasulullah saw., bersabda: “Semua orang yang mati syahid
itu diampuni kecuali hutangnya.” (HR. Muslim) Dan dalam
riwayat lain dikatakan: “Mati sewaktu berjuang di jalan Allah
itu dapat menebus semua dosa kecuali hutang.”

29. Dari Abu Qathadah ra., bahwasanya rasulullah saw.,
berdiri di tengah-tengah para sahabat untuk menyampaikan
pidato, dimana beliau menjelaskan bahwa jihad di jalan Allah
dan beriman kepada Allah adalah amal-amal perbuatan yang
paling utama. Kemudian ada seorang yang bangkit dan
bertanya: “Wahai rasulullah, kalau saya terbunuh waktu
berjuang di jalan Allah apakah dosa-dosa saya terampuni?”
Rasulullah saw., bersabda kepadanya: “Benar, apabila kamu
terbunuh sewaktu berjuang di jalan Allah sedangkan kamu
sabar, ikhlas, dan maju terus pantang mundur.” Kemudian
Rasulullah saw., bertanya: “Apa yang kamu tanyakan tadi?”
Ia menjawab: “Bagaimana kalau saya terbunuh waktu
berjuang di jalan Allah, apakah dosa-dosa saya akan
terampuni?” Kemudian rasulullah saw., bersabda kepadanya:
“Benar, apabila kamu terbunuh sewaktu berjuang di jalan
Allah sedangkan kamu sabar, ikhlas, dan maju terus pantang
mundur, kecuali hutang. Karena sesungguhnya Jibril as.,
berkata demikian padaku.” (HR. Muslim)

30. Dari Jabir ra., ia berkata: “Ada seseorang bertanya:
“Wahai rasulullah, dimanakah tempat saya nanti seandainya
saya terbunuh?” Beliau menjawab: “Di dalam surga.”
Kemudian ia melemparkan beberapa butir kurma yang ada di
tangannya, lantas ia berperang sampai terbunuh.” (HR.
Muslim)

31. Dari Anas ra., ia berkata: Rasulullah saw., berangkat
bersama para sahabat beliau, hingga mendahului kaum
musyrikin menuju Badar. Ketika orang-orang musyrik tampak
datang, rasulullah saw., bersabda: “Janganlah sekali-kali
salah seorang diantara kalian mendahului (maju), sebelum
aku lebih dulu. Tatkala kaum musyrikin telah semakin dekat,
rasulullah bersabda lagi: “Berangkatlah menuju surga yang
luasnya seluas langit dan bumi.” Pada waktu itu Umair bin Al
Humam Al Anshairy ra., bertanya: “Wahai rasulullah, surga
yang seluas langit dan bumi?” Jawab rasulullah: “Ya”. Ia
berkata, “Bagus, bagus..” Rasulullah saw. Bertanya, Apa
yang membuatmu mengatakan bagus, bagus?” Umair
menjawab: “Tidak ada, demi Allah wahai rasulullah, kecuali
harapan bahwa aku akan termasuk ahli surga itu.” Rasulullah
bersabda: “Sungguh kau termasuk ahlinya.” Umair lalu
mengeluarkan kurma dari wadahnya, lalu memakannya,
kemudian berkata: “Seandainya aku hidup sampai habis
memakan kurma-kurma ini, sungguh itu merupakan hidup
yang lama. Kemudian ia melempar kurma-kurma yang masih
ada, lalu menyerbu musuh, sampai terbunuh.” (HR. Muslim)

32. Dari Anas ra., ia berkata: “Ada beberapa orang datang
kepada nabi saw., agar beliau berkenan mengirimkan
beberapa sahabat yang dapat mengajarkan Al-Quran dan As-
Sunnah bersama-sama mereka. Kemudian beliau mengutus
tujuh puluh anshar yang terkenal sebagai Al-Qurra’, yang
mana diantaranya adalah pamanku yang bernama Haram.
Ketujuh puluh sahabat itu mahir membaca Al Quran, dan
biasa mempelajarinya pada waktu malam, sedangkan kalau
siang hari para sahabat itu mengambil air dan diletakkan di
dekat mesjid serta mencari kayu bakar dijualnya, dengan
hasil penjualan kayu bakar itu mereka membeli makanan
untuk Ahli Suffah dan orang-orang fakir. Kemudian nabi saw.,
mengutus para sahabat itu tetapi malang karena mereka
terbunuh oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab
sebelum mereka sampai di tempat tujuan. Mereka berdoa:
“Ya Allah, sampaikanlah berita tentang nasib kami kepada
nabi kami, dan beritakanlah pula bahwa kami telah bertemu
dengan Engkau dimana kami telah ridha kepada-Mu, dan
Engkau telah meridhai kami.” Dan ada seseorang yang
mendekati Haram (paman anas) dari belakang kemudian
menikamnya dengan tombak sampai meninggal. Dan Haram
berkata: “Demi Tuhannya Ka’bah, saya berbahagia.”
Kemudian rasulullah saw., bersabda: “Sesungguhnya kawankawanmu
sudah terbunuh, dan mereka berdoa : “Ya Allah,
sampaikanlah kami berita tentang nasib kami kepada nabi
kami, dan beritakan pula bahwa kami telah bertemu dengan
Engkau dimana Kami telah ridha kepada-Mu dan Engkau
telah meridhai kami.” (HR. Bukhari dan Muslim)

33. Dari anas ra., ia berkata: “Pamanku –Anas bin An Nadlr
ra.,- absen dari perang badar, lalu ia berkata: “Wahai
rasulullah, saya absen (tidak ikut) perang pertama (perang
badar) yang engkau lakukan dalam memerangi kaum
musyrikin. Demi Allah, seandainya Allah menakdirkan saya
ikut memerangi kaum musyrikin. Niscaya Allah mengetahui
apa yang bakal saya perbuat.” Ketika terjadi perang Uhud
(anas bin Nadlr ikut, kaum muslimin kocar-kacir. Anas bin
Nadlr mengucap: “Ya Allah, saya menghaturkan uzur kepada-
Mu berhubung dengan apa yang telah mereka –para sahabatperbuat(
bercerai-berainya kaum muslimin yang melarikan
diri) dan saya pasrahkan kepada-Mu tentang apa yang telah
mereka –kaum musyrikin- perbuat.” Kemudian An Nadlr maju
dan bertemu dengan Sa’ad bin Mu’adz lantas berkata: “Hai
Sa’ad bin Mu’adz, demi Tuhannya Nadlr marilah kita ke
surga, sungguh saya telah mencium bau surga sebelum
sampai ke Uhud ini.” Sa’ad bin mu’adz berkata (melapor
kepada Rasulullah saw.,): “Wahai rasulullah, saya tidak
mampu berbuat seperti apa yang telah diperbuat oleh Anas
bin An Nadlr.” Anas bin Malik melanjutkan ceritanya:
“(Setelah perang telah usai dan kaum musyrikin telah
mundur), saya mendapati delapan puluh tujuh luka –baik
karena pedang, tombak, atau luka karena panah- di tubuh
Anas bin An Nadlr. Saya menemukan beliau telah terbunuh.
Kaum musyrikin telah mencacahnya, sehingga tidak seorang
pun mengenalnya, kecuali saudara perempuannya (yang
bernama Ar Rab’i yang ikut berangkat perang) lantaran ada
ciri yang terdapat pada jarinya.” Anas bin Malik meneruskan:
“Saya berpendapat atau menyangka bahwa ayat berikut ini
turun berkaitan dengan Anas bin An Nadlr dan orang-orang
semacamnya. Ayat itu adalah: MINAL MU’MINIINA RIJAALUN
SHADAQUU MAA ‘AAHADULLAHA ‘ALAIH FAMINHUM MAN
QADLAA NAHBAHUM WAMINHUM MAN YANTAZHIRU WAMAA
BADDALUU TABDIILA.” (Di antara orang-orang mukmin itu
ada orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan
kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur. Dan
di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan
mereka sedikitpun tidak merubah janjinya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

34. Dari Samurah ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Tadi malam aku bermimpi ada dua orang datang
kepadaku dan mengajak aku untuk naik ke sebuah pohon,
kemudian memasukkan aku ke sebuah rumah yang sangat
bagus dan sangat lengkap yang belum pernah aku lihat
bandingannya. Kedua orang tadi berkata: “Rumah ini adalah
rumah orang-orang yang mati syahid.” (HR. Bukhari)

35. Dari Anas ra., bahwasanya Ummu Rabi’ binti Al Barra’
yakni Ummu Haritsah bin Suraqah datang kepada Nabi saw.,
dan berkata: “Wahai rasulullah, sukakah engkau
menceritakan kepada saya tentang Haritsah, dimana ia
terbunuh pada peperangan Badar. Apabila ia berada di surga,
maka saya akan bersabar. Dan apabila ia tidak di surga maka
saya akan berusaha untuk meratapinya.” Beliau bersabda:
“Wahai Ummu Haritsah, sesungguhnya surga itu bertingkattingkat
dan putramu berada di surga Firdaus, suatu tingkatan
yang sangat tinggi.” (HR. Bukhari)

36. Dari Jabir bin Abdullah ra., ia berkata: “Ayahku yang
meninggal karena dicincang oleh musuh dibawa kepada
rasulullah saw., dan diletakkan di depan ku, kemudian saya
ingin membuka mukanya, tapi para sahabat melarang saya,
Nabi saw., lantas bersabda: “Malaikat selalu menaunginya
dengan sayapnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

37. Dari Sahl bin Hunaif ra., bahwasanya rasulullah saw.,
bersabda: “Barang siapa yang benar-benar minta kepada
Allah Ta’ala untuk mati syahid, maka Allah akan
menyampaikannya ke tingkatan orang-orang yang mati
syahid, walaupun ia meninggal di atas tempat tidurnya.” (HR.
Muslim)

38. Dari Anas ra., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda:
“Barang siapa yang benar-benar minta mati syahid, maka
akan dikabulkan walaupun ia tidak mati terbunuh.” (HR.
Muslim)

39. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Tiada yang dirasakan oleh seorang yang mati
syahid sewaktu terbunuh, kecuali seperti salah seorang yang
diantara kalian itu dicubit.” (HR. Turmudzi)

40. Dari Abdullah bin Abu Aufa ra., bahwasanya rasulullah
saw., pada suatu hari sewaktu menanti kedatangan musuh
sampai matahari tergelincir ke barat, kemudian beliau berdiri
di tengah-tengah para sahabatnya dan bersabda: “Wahai
sekalian manusia, janganlah kalian mengharapkan
kedatangan musuh dan memohonlah keselamatan kepada
Allah. Dan apabila kalian menghadapi musuh maka
bersabarlah dan ketahuilah bahwa surga itu berada di bawah
ayunan pedang.” Kemudian beliau berdoa: “ALLAHUMMAA
MUNZILAL KITAABI WAMUJRIYAS SAHABI WAHAAZIMAL
AHZAABI IHZIMHUM WANSHURNAA ‘ALAIHIMA” (Ya Allah,
Zat yang menurunkan Al Kitab, yang menjalankan awan dan
yang mengalahkan musuh, kalahkanlah mereka dan
tolonglah kami di dalam menghadapi mereka)” (HR. Bukhari
dan Muslim)

41. Dari Sahl bin Sa’ad ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Ada dua macam doa yang tidak tertolak atau
sedikit sekali akan tertolak, yaitu doa sewaktu azan, dan doa
waktu serunya peperangan, yakni ketika pasukan yang satu
menyerang pasukan yang lain (musuhnya).” (HR. Abu
Dawud)

42. Dari Anas ra., ia berkata: “Apabila rasulullah saw.,
berperang, beliau berdoa: “ALLAHUMMA ANTA A’DLUDII
WANASHIIRII BIKA AHUUKU WABIKA ASHUULU WABIKA
UQAATILU (Ya Allah, Engkaulah sandaran dan penolongku,
hanya karena Engkaulah aku berdaya, hanya karena
Engkaulah aku dapat mencapai tujuan, dan hanya karena
Engkaulah aku berperang.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

43. Dari Abu Musa ra., bahwasanya Nabi saw., apabila
merasa gentar sewaktu berhadapan dengan sesuatu kaum,
beliau berdoa: “ALLAHUMMA INNAA NAJ’ALUKA FII
NUHUURIHIM WANA’UUDZUBIKA MIN SYURUURIHIM (Ya
Allah, sesungguhnya kami menjadikan Engkau di depan
mereka, dan kami berlindung dari kepada-Mu dari kejahatan
mereka.)” (HR. Abu Dawud)

44. Dari Ibnu Umar ra., bahwasanya rasulullah saw.,
bersabda: “Kuda itu selalu diikat kebaikan pada ubunubunnya
sampai hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

45. Dari Urwah Al Badriy ra., bahwasanya nabi saw.,
bersabda: “Kuda itu selalu diikat kebaikan, yakni pahala dan
hasil rampasan perang pada ubun-ubunnya sampai pada hari
kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

46. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Barang siapa menahan (memelihara) kuda (yang
dimaksudkan sebagai persiapan sewaktu-waktu terjadi
perang) di jalan Allah, maka sesungguhnya makanan yang
mengenyangkan kudanya itu, minuman yang menghilangkan
dahaganya, kotorannya dan kencingnya adalah dalam
timbangan amal orang itu, kelak pada hari kiamat.” (HR.
Bukhari)

47. Dari Abu Mas’ud ra., ia berkata: “Suatu ketika datang
seorang lelaki kepada nabi saw., dengan membawa unta
yang diberangus moncongnya, seraya berkata: “Unta ini
untuk perang di jalan Allah.” Rasulullah saw., bersabda:
“Untuk (karena unta itu) kelak di hari kiamat, tujuh ratus
ekor unta yang semuanya terberangus moncongnya.” (HR.
Muslim)

48. Dari Abu Hammad, ada yang menamakan Abu Su’ad,
Abu Usaid, Abu Amir, Abu ‘Amr, Abu Aswad, dan Abs Uqbah
bin Amir Al Juhanniy ra., ia berkata: “Saya mendengar
rasulullah saw., sewaktu berada diatas mimbar bersabda:
“Bersiaplah menghadapi musuh dengan kekuatan apa saja
semampu kalian! Ingat, kekuatan adalah memanah! Ingat,
kekuatan adalah memanah! Ingat! Kekuatan adalah
memanah!” (HR. Muslim)

49. Dari Abs Uqbah bin Amir Al Juhanniy ra., ia berkata:
“Saya mendengar rasulullah saw., bersabda: “Nanati akan
terbuka bagimu beberapa negeri, dan Allah akan mencukupi
kamu sekalian, maka janganlah salah seorang diantara kalian
merasa malas untuk memainkan panahnya.” (HR. Muslim)
50. Dari Abu Uqbah bin Amir Al Juhanniy ra., ia berkata:
Rasulullah saw., bersabda: “Barangsiapa pandai memanah,
kemudian meninggalkannya, maka ia tidak termasuk
golongan kami, atau ia benar-benar durhaka.” (HR. Muslim)

51. Dari Abu Uqbah bin Amir Al Juhanniy ra., ia berkata:
saya mendengar rasulullah saw., bersabda: “Sesungguhnya
Allah akan memasukkan tiga orang ke dalam surga
dikarenakan satu panah, yaitu pembuatnya yang sewaktu
membuat ia hanya mengharapkan kebaikan (pahala), orang
yang memanahkan, dan orang yang memberikan anak panah
kepada orang yang memanah. Hendaklah kalian selalu
berlatih memanah dan berkendaraan, dan berlatih memanah
lebih aku sukai, dari pada kamu hanya berlatih naik
kendaraan. Barang siapa yang meninggalkan/melupakan
panahan setelah ia diajari karena benci, maka sikap seperti
itu ibarat suatu nikmat yang diingkari.” (HR. Abu Dawud)

52. Dari Salamah bin Al Akwa’ ra., ia berkata: Nabi saw.,
melewati sekelompok orang yang sedang latihan memanah,
kemudian beliau bersabda: “Memanah kalian, hai anak cucu
isma’il, Karena sesungguhnya nenek moyang kalian dulu
adalah pemanah.” (HR. Bukhari)

53. Dari Amr bin Absah ra., ia berkata: Saya mendengar
rasulullah saw., bersabda: “Barang siapa yang memanahkan
satu anak panah sewaktu berjuang di jalan Allah, maka hal
itu sama dengan memerdekakan seorang budak.” (HR. Abu
Dawud dan Turmudzi)

54. Dari Yahya Khuraim bin Fatik ra., ia berkata: Rasulullah
saw., bersabda: “Barang siapa yang menafkahkan sesuatu
(untuk keperluan berjuang) di jalan Allah maka dicatatkan
baginya tujuh ratus kali lipat.” (HR. Turmudzi)

55. Dari Abu Sa’id ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Tiada seorang hamba yang berpuasa satu hari
hanya semata-mata karena Allah, melainkan Allah akan
menjauhkan dirinya dari api neraka, sejauh perjalanan tujuh
puluh tahun disebabkan puasanya itu.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

56. Dari Abu Umamah ra., dari Nabi saw., beliau bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa sehari semata-mata karena
Allah, maka Allah akan menjadikan antara dirinya dan api
neraka suatu parit sejauh langit dan bumi.” (HR. Turmudzi)

57. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Barangsiapa mati tanpa pernah berperang dan
tidak pernah terlintas dalam hatinya untuk berperang, maka
ia (sama saja dengan) mati pada salah satu cabang (sifat)
kemunafikan.” (HR. Muslim)

58. Dari Jabir ra., ia berkata: Ketika kami bersama nabi
saw., dalam suatu peperangan, beliau bersabda:
“Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang yang apabila
berjalan atau menyeberang lembah mereka selalu bersama
kamu, hanya saja mereka terhalang oleh suatu penyakit.” Di
dalam riwayat lain dikatakan: “Mereka bersekutu dengan
kamu dalam pahala.” (HR. Bukhari dan Anas, dari riwayat
Muslim dari Jabir)

59. Dari Abu Musa ra., bahwasanya seorang desa datang
kepada Nabi saw., lalu berkata: “Wahai rasulullah, ada
seorang lelaki berperang demi harta rampasan, ada yang
berperang agar disebut-sebut dan ada pula yang berperang
supaya terlihat kedudukannya.” Dalam riwayat lain
dikatakan: “Berperang karena keberanian dan berperang
lantaran kesombongan.” Dalam riwayat lain dikatakan:
“Berperang karena marah.” Maka siapakah yang bisa
dikatakan berjuang di jalan Allah?” Rasulullah saw.,
bersabda: “Barang siapa berperang demi tegaknya kalimat
Allah yang tinggi, maka dialah yang berjuang di jalan Allah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

60. Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., ia berkata:
Rasulullah saw., bersabda: “Barang siapa maju berperang
kemudian ia mendapatkan barang rampasan dan selamat,
berarti ia telah memperoleh dua pertiga dari pahalanya. Dan
barang siapa yang maju berperang kemudian tergeser dan
terbunuh, maka sempurnalah pahalanya.” (HR. Muslim)

61. Dari Abu Umamah ra., bahwasanya ada seseorang
berkata: “Wahai Rasulullah saw., izinkanlah saya untuk
merantau.” Kemudian nabi saw., bersabda: “Sesungguhnya
merantaunya ummatku adalah berjuang di jalan Allah Azza
wa Jalla.” (HR. Abu Dawud)

62. Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., dari nabi saw.,
beliau bersabda: “Kembali dari perang itu pahalanya seperti
berperang.” (HR. Abu Dawud)

63. Dari As Saib bin Yazid ra., ia berkata: “Ketika nabi
saw., kembali dari perang Tabuk, beliau disambut oleh
orang-orang dan saya bertemu beliau dengan anak-anaknya
di Tsaniyyatil Wada’” (HR. Abu Dawud) dan dalam riwayat
Bukhari dikatakan: “Kami pergi dan bertemu dengan
rasulullah saw., bersama anak-anak ke Tsaniyyatul Wada’.”

64. Dari Abu Umamah ra., dari Nabi saw., beliau bersabda:
“Barang siapa yang tidak ikut berperang dan tidak
mempersiapkan diri untuk berperang atau tetap tinggal di
rumah, tetapi tidak menjaga keluarga orang yang berperang
dengan baik, maka ia akan ditimpa musibah sebelum
datangnya hari kiamat.” (HR. Abu Dawud)

65. Dari Anas ra., bahwasanya nabi saw., bersabda:
“Perangilah orang-orang musyrik dengan harta kalian, jiwa
kalian, dan dengan lidah kalian.” (HR. Abu Dawud)

66. Dari Abu Amr ra., ada yang menamakan Abu Hakim,
Abu Nu’man bin Muqarrin ra., ia berkata: “Saya menyaksikan
rasulullah saw., apabila tidak mulai berperang pada pagi hari,
beliau menangguhkan peperangan itu sampai matahari
tergelincir ke barat, dan menantikan bertiupnya angin, serta
menunggu-nunggu saat yang tepat untuk mendapatkan
kemenangan.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

67. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Janganlah kalian mengharap-harapkan bertemu
musuh. Apabila kalian bertemu dengan mereka (musuh)
maka bersabarlah kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
68. Dari Abu Hurairah dan Jabir ra., bahwasanya nabi saw.,
bersabda: “Perang adalah adu siasat.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

MACAM-MACAM MATI SYAHID

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Syuhada’ (orang-orang yang mati syahid) itu
ada lima macam: orang yang mati karena wabah, karena
sakit perut, mati tenggelam, mati tertimpa reruntuhan
bangunan, dan mati dalam perang di jalan Allah.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
2. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bertanya: “Siapakah yang kalian anggap mati syahid di
kalangan kalian?” Para sahabat menyahut: “Wahai
rasulullah, orang-orang yang terbunuh dalam peperangan
sabilillah itulah orang yang mati syahid.” Beliau bersabda:
“Kalau begitu hanya sedikit orang-orang yang mati syahid
dari ummatku.” Para sahabat bertanya: “Lalu siapa wahai
rasulullah?” Beliau bersabda: “Orang-orang yang terbunuh
dalam perang sabilillah adalah syahid, orang yang mati
karena wabah penyakit adalah syahid, orang yang mati
karena sakit perut adalah syahid, dan orang yang mati
tenggelam pun adalah syahid.” (HR. Muslim)

3. Dari Abdulllah bin Amr bin Ash ra., ia berkata: Rasulullah
saw., bersabda: “Barangsiapa terbunuh dalam
mempertahankan hartanya, maka ia mati syahid.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

4. Dari Abdul A’war Sa’id bin Zaid bin Amr bin Naufil, salah
seorang di antara sepuluh orang yang dipastikan masuk
surga ra., ia berkata: “Saya pernah mendengar rasulullah
saw., bersabda: “Barangsiapa terbunuh dalam
mempertahankan hartanya, maka ia mati syahid, dan
barangsiapa terbunuh dalam mempertahankan darahnya
(dirinya) maka ia mati syahid, barangsiapa terbunuh
dalam mempertahankan agamanya maka ia mati syahid,
dan barangsiapa terbunuh dalam mempertahankan
keluarganya, maka ia mati syahid.” (HR. Abu Dawud dan
Turmudzi)

5. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Suatu ketika datang
seorang laki-laki kepada rasulullah saw., lalu berkata:
“Wahai rasulullah, bagaimanakah jika ada seseorang
datang untuk merebut hartaku?” Beliau berkata: “Jangan
kamu biarkan.” Lelaki itu bertanya: “Bagaimanakah jika ia
menyerangku?” Beliau bersabda: “Ganti serang dia.”
Lelaki itu bertanya lagi: “Bagaimana jika ia berhasil
membunuhku?” Beliau bersabda: “Kamu mati syahid.”
Lelaki itu bertanya lagi: “Bagaimana jika saya berhasil
membunuhnya?” Beliau bersabda: “Dia berada di neraka.”
(HR. Muslim)

KEUTAMAAN MEMERDEKAKAN BUDAK

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Barangsiapa memerdekakan budak muslim,
maka Allah akan membebaskan –dengan sebab- setiap
anggota tubuhnya dari neraka, sampai kemaluannya pun
terbebas dari api neraka, sebeb kemaluan budak yang ia
bebaskan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abi Dzar ra., ia berkata: Saya bertanya: “Wahai
rasulullah, amal-amal manakah yang paling utama?”
Beliau bersabda: “Iman kepada Allah dan jihad di
sabilillah.” Saya bertanya lagi: “Budak manakah yang
paling utama?” Beliau bersabda: “Yang paling berharga
disisi keluarganya dan paling banyak harganya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

KEUTAMAAN BERBUAT BAIK KEPADA
BUDAKNYA

1. Dari Al Ma’rur bin Suwaid berkata: “Saya melihat Abu Dzar
ra., memakai suatu perhiasan yang sama dengan
perhiasan yang dipakai pelayannya, maka saya
menanyakan hal itu kepadanya, kemudian ia menceritakan
bahwa pada masa Rasulullah saw., ia pernah memakai
seseorang kemudian orang itu mencela ibunya. Kemudian
Nabi saw., bersabda: “Sungguh, kamu ini seorang yang
bermulut jahiliyah. Mereka (budak-budak itu) adalah
teman-teman dan hamba sahaya kalian, yang dijadikan
oleh Allah berada di bawah kekuasaanya, maka hendaklah
ia memberi makan saudaranya (budak)nya itu dengan apa
yang ia makan, dan memberi pakaian dengan apa yang ia
pakai. Janganlah kalian membebani mereka dengan apa
yang mengalahkan mereka (tidak sanggup
mengerjakannya). Jika kalian memberi tugas mereka,
maka bantulah mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw., beliau bersabda:
“Apabila salah seorang di antara kalian dibawakan
makanan oleh pelayannya, maka jika ia mengajak duduk
pelayan itu bersamanya (untuk makan bersama),
hendaklah ia memberikan kepada pelayan itu sesuap atau
dua suap atau sepotong dua potong makanan. Karena
pelayan itulah yang menyajikannya.” (HR. Bukhari)

KEUTAMAAN BUDAK YANG DAPAT
MENUNAIKAN KEWAJIBANNYA

1. Dari Ibnu Umar ra., bahwasanya Rasulullah saw.,
bersabda: “Bagi seseorang budak jika menjalankan tugas
majikannya dan menyempurnakan ibadah kepada Allah,
maka ia memperoleh pahala dua kali.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: “Rasulullah saw.,
bersabda: “Hamba sahaya yang baik mendapatkan dua
pahala. Demi Zat yang menguasai jiwa Abu Hurairah.
Seandainya tidak ada jihad fi sabilillah, haji dan berbakti
kepada ibuku, niscaya aku suka jika aku mati dalam
keadaan menjadi hamba sahaya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

3. Dari Musa Al Asy’ariy ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Hamba sahaya yang menyempurnakan ibadah
kepada Tuhannya dan menunaikan hak terhadap
majikannya, bertindak baik dan taat, maka ia memperoleh
dua pahala.” (HR. Bukhari)

4. Dari Musa Al Asy’ariy ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Ada tiga macam orang yang memperoleh dua
pahala, yaitu: 1. Ahli Kitab (Yahudi atau Nasrani) yang
beriman kepada Nabinya dan beriman kepada Muhammad,
2. Hamba sahaya yang menunaikan hak Allah dan hak
majikannya., 3. Dan seorang lelaki yang mempunyai
budak perempuan, lalu mendidik dan mengajarinya
sampai pandai, kemudian memerdekakannya lalu
mengawininya, maka orang itu memperoleh dua pahala.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

KEUTAMAAN IBADAH PADA MASA-MASA
KACAU

1. Dari Ma’qil Yasar ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Melaksanakan ibadah pada masa yang kacau,
seperti berhijrah kepadaku.” (HR. Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya ada seseorang datang
kepada Nabi saw. untuk menagih hutang, kemudian ia
berkata keras kepada beliau sehingga para sahabat
bermaksud untuk memukulnya, tetapi Rasulullah saw.
bersabda :”Biarkanlah, karena bagi orang yang
mempunyai hak itu ada kebebasan untuk berbicara.”
Kemudian beliau bersabda :”Berikanlah kepadanya unta
yang umurnya sama dengan unta yang aku hutang.” Para
sahabat menjawab :”Wahai Rasulullah, kami tidak
mendapatkan unta yang umurnya sama, kami hanya
mendapatkan unta yang umurnya lebih tua.” Beliau
bersabda :”Berikanlah unta itu, karena sesungguhnya
sebaik-baik kamu adalah orang yang paling baik
membayar hutang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Dari Jabir ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda
:”Semoga Allah memberi rahmat kepada seseorang yang
bermurah hati sewaktu menjual, bermurah hati sewaktu
membeli dan bermurah hati sewaktu menagih hutang.”
(HR. Bukhari)

4. Dari Abu Qatadah ra., ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda :”Barangsiapa yang ingin
diselamatkan oleh Allah dari kesulitan-kesulitan hari
kiamat, maka hendaklah ia mempermudah orang miskin
atau hendaklah ia membebaskan utang orang miskin.”
(HR. Muslim)

5. Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw.
bersabda :”Ada seseorang yang biasa memberi utang
kepada orang-orang dan selalu berkata kepada
pelayannya : Jika kamu mendatangi (menagih) orang
yang tidak bisa membayar, maka maafkan ia, semoga
Allah memaafkan kami. Sehingga apabila berhadapan
dengan Allah maka Allah memaafkan.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

6. Dari Abu Mas’ud Al Badry ra., ia berkata : Rasulullah saw.
bersabda :”Ada seorang laki-laki yang dihisab di hari
kiamat yang dahulu ternyata tidak mempunyai amal
kebaikan sedikitpun, hanya saja dia adalah orang kaya
yang biasa memberi utang kepada orang-orang, dan ia
menyuruh pelayan-pelayannya untuk memaafkan orang
yang tidak bisa membayar utangnya, kemudian Allah
Ta’ala berfirman : Kami lebih pantas memaafkannya,
maka maafkanlah orang itu.” (HR. Muslim)

7. Dari Khudzaifar ra., ia berkata :”Apabila salah seorang
dari hamba-hamba Allah yang telah dikarunia kekayaan
dihadapkan kepada Allah dan Allah bertanya kepadanya
:”Apa yang telah kamu lakukan terhadap kekayaanmu di
dunia?” Khudzairah berkata :”Mereka tidak dapat
menyembunyikan apa pun di hadapan Allah.” Kemudian
orang itu menjawab :”Wahai Tuhanku, Engkau telah
mengaruniakan harta kekayaan dan saya mengadakan
hubungan dagang dengan sesama manusia, saya biasa
bersikap lunak dimana bila saya memberi keringanan
kepada orang yang kaya dan menangguhkan orang yang
miskin.” Allah Ta’ala lantas berfirman :”Aku yang lebih
pantas untuk berbuat seperti itu, maafkanlah hamba-Ku.”
Kemudian Uqbah bin Amir dan Abu Mas’ud ra. berkata
:”Memang demikianlah yang kami dengan dari lisan
Rasulullah saw..” (HR. Muslim)

8. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw.
bersabda :”Barangsiapa menangguhkan utang orang yang
belum bisa membayar atau membebaskannya, maka kelak
pada hari kiamat Allah memberi naungan di bawah
naungan ‘Arasy yang waktu itu tidak ada naungan kecuali
naungan-Nya.” (HR. Turmudzi)

9. Dari Jabir ra. bahwasannya Nabi saw. membeli seekor
unta, kemudian beliau menimbang harganya dan
melebihinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

10. Dari Abu Sufyan Suwaid bin Qais ra., ia berkata :”Saya
dan Mukarramah Al Badiy membawa dagangan dari Hajar,
kemudian Nabi saw. datang kepada kami dan menawar
beberapa celana, saya mempunyai tukang timbang yang
saya gaji kemudian Nabi saw. bersabda :”Timbanglah dan
lebihi.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

ILMU PENGETAHUAN

1. Dari Mu’awiyah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda
:”Barangsiapa dikehendaki oleh Allah menjadi baik, maka
Dia memberikan kefahaman (ilmu) masalah agama.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

2. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :
“Tidak boleh hasud (dengki), kecuali di dalam dua hal, yaitu
terhadap orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian ia
mempergunakannya untuk membela kebenaran, dan
terhadap orang yang diberi ilmu pengetahuan oleh Allah,
kemudian ia mengamalkannya dan mengajarkannya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

3. Dari Abu Musa ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda:
“Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diberikan Allah
kepadaku, bagaikan hujan yang menimpa bumi. Maka
sebagian tanah ada yang baik (subur), lalu tumbuhlah
tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Ada pula
tanah yang kering tetapi bisa menyimpan air, lalu Allah
memberikan manfaat kepada manusia, mereka bisa minum
dari air itu, memberi minuman ternak dan bertani. Ada lagi
air yang menimpa bagian bumi lain yang datar dan lunak
yang tidak dapat menyimpan air dan tidak dapat
menumbuhkan tumbuhan. Demikianlah perumpamaan orang
alim dalam masalah agama dan mengerjakannya dan
perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk
Allah yang ditugaskan kepadaku.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Dari Sahl bin Sa’ad ra. bahwasannya Nabi saw. bersabda:
“Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang
dengan perantaraanmu, itu lebih baik daripada unta merah
(hak milik orang yang paling berharga).” (HR. Bukhari dan
Muslim)

5. Dari Abdullah bin Amr Al Ash ra. bahwasannya Nabi saw.
bersabda : “Sampainkanlah (ilmu) dariku meski hanya satu
ayat, dan boleh saja kalian menceritakan dari bani Israil
(boleh untuk diambil pelajaran). Dan barangsiapa
mendustakan atasku (mengatasnamakan suatu pembicaraan
kepada Nabi, padahal beliau tidak menyabdakannya) dengan
sengaja, maka sebaiknya ia meletakkan tempat duduknya di
neraka.” (HR. Bukhari)

6. Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw.
Bersabda : “Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut
ilmu, maka Allah memudahkan bagi orang itu karena ilmu
tersebut jalan menuju ke surga.” (HR. Muslim)

7. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : bahwasannya Rasulullah
saw. bersabda :”Barangsiapa mengajak kepada jalan yang
baik, maka ia mendapat pahala sebanyak pahala orang yang
mengikutinya (mengikuti ajakannya) tanpa mengurangi
pahala mereka sendiri sedikit pun.” (HR. Muslim)

8. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda
: “Apabila anak Adam (manusia) mati, maka terputuslah
amalnya, kecuali tiga hal, sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya.”
(HR. Muslim)

9. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah saw bersabda : “Dunia dan segala isinya adalah
terkutuk kecuali zikir dan taat kepada Allah Ta’ala, serta
orang alim dan orang yang belajar.” (HR. Turmudzi)

10. Dari Anas ra., ia berkata : Rasulullah saw. Bersabda:
“Barangsiapa keluar dengan tujuan menuntut ilmu, maka ia
berada di jalan Allah sampai ia kembali.” (HR. Turmudzi)

11. Dari Abu Sa’id Al Khudriy dari Nabi saw. Beliau
bersabda: “Seorang mukmin tidak akan merasa kenyang
untuk berbuat kebaikan, sehingga akhir tujuannya adalah
surga (HR. Turmudzi)

12. Dari Abu Umamah ra. bahwasannya Rasulullah saw.
Bersabda: “Kelebihan orang alim terhadap orang yang ahli
ibadah (tetapi tidak alim), seperti kelebihanku terhadap
orang yang paling rendah di antara kalian.” Kemudian
Rasulullah saw. meneruskan sabdanya: “Sesungguhnya
Allah, malaikat serta penghuni langit dan bumi sampaisampai
semut yang berada di sarangnya dan juga ikan,
senantiasa memintakan rahmat kepada orang yang
mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Turmudzi)

13. Dari Abu Darda’ ra., ia berkata: Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda: ”Barangsiapa menempuh jalan
untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat
membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu
karena puas dengan apa yang diperbuatnya, dan
bahwasannya penghuni langit dan bumi sampai ikan di
lautan memintakan ampun kepada orang yang pandai.
Kelebihan orang alim terhadap abid (orang yang ahli ibadah
tetapi tidak alim), bagaikan kelebihan bulan purnama
terhadap bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya ulama
adalah pewaris para Nabi dan bahwasannya para Nabi tidak
mewariskan dinar dan dirham, tetapi para Nabi mewariskan
ilmu pengetahuan. Maka barangsiapa mengambil
(menuntut) ilmu, maka ia telah mengambil bagian yang
sempurna.” (HR. Turmudzi)

14. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda :” Semoga Allah memberi cahaya
yang berkilauan kepada seseorang yang mendengar sesuatu
dariku, kemudian ia menyampaikannya sebagaimana yang
telah ia dengar, karena banyak orang yang disampaikan
kepadanya (sesuatu itu) lebih menghayati, daripada orang
yang mendengarnya sendiri.” (HR. Turmudzi)

15. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda :”Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu
kemudian ia menyembunyikannya (tidak mau menjawab
dengan sebenarnya), maka kelak di hari kiamat ia akan
dikendalikan dengan kendali dari api neraka.” (HR. Abu
Dawud dan Turmudzi)

16. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw.
bersabda : “Barangsiapa yang mempelajari ilmu
pengetahuan yang semestinya bertujuan untuk mencari
ridha Allah ‘Azza wa Jalla, kemudian ia mempelajarinya
dengan tujuan hanya untuk mendapatkan
kedudukan/kekayaan duniawi, maka ia tidak akan
mendapatkan baunya surga kelak pada hari kiamat.” (HR.
Abu Dawud)

17. Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., ia berkata : Saya
mendengar Rasulullah saw. bersabda:“Sungguh, Allah tidak
akan mencabut ilmu dari manusia begitu saja. Tetapi Allah
mencabutnya dengan mengambil (mewafatkan) orang-orang
yang berilmu, sampai tidak lagi tersisa seorang alim pun,
lalu menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin. Para
pemimpin yang bodoh itu ditanya, lalu mereka memberi
fatwa tanpa dasar ilmu, sehingga mereka sesat dan
menyesatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

MEMUJI DAN BERSYUKUR KEPADA

1. Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya ketika Nabi saw.
diisra’kan beliau diberi dua gelas minuman yang diberi
khamr (tuak) dan susu, kemudian beliau memperhatikan
dua gelas itu lalu mengambil gelas yang berisi susu.
Kemudian malaikat Jibril berkata : ALHAMDU LILLAHIL
LADZII HADAAKAN LALFITHRAH, LAU AKHADZTAL KHAMRA
GHAWAT UMMATUK” (segala puji bagi Allah yang telah
memberi petunjuk kepada engkau pada kesucian,
seandainya engkau mengambil khamar (tuak) niscaya
tersesatlah umatmu).” (HR. Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw. beliau bersabda :
“Setiap perbuatan baik yang tidak dimulai dengan memuji
Allah, maka tidak sempurnalah perbuatan itu.”. (HR. Abu
Dawud)

3. Dari Abu Musa Al Asy’ary ra. bahwasannya Rasulullah saw.
bersabda :”Apabila anak seseorang meninggal dunia, maka
Allah bertanya kepada malaikat-Nya: “kamu telah mencabut
nyawa anak hamba-Ku?” Para malaikat menjawab :”Ya”
Allah bertanya :”Kamu telah mencabut nyawa buah
hatinya?” Para malaikat menjawab “Ya” Allah bertanya:
“Apakah yang diucapkan oleh hamba-Ku?” Para malaikat
menjawab: “Ia memuji-Mu dan membaca :”INNA LILLAHI
WA INNA ILAIHI RAAJI’UUN.” Kemudian Allah Ta’ala
berfirman : “Bangunlah sebuah rumah di surga untuk
hamba-Ku itu dan berilah nama ‘Baitul Hamd’. (HR.
Turmudzi)

4. Dari Anas ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :
“Sesungguhnya Allah merasa puas terhadap hamba-Nya
yang apabila makan selalu memuji-Nya dan apabila minum
juga memuji-Nya.” (HR. Muslim)

BAB MEMBACA SALAWAT UNTUK RASULULLAH
SAW

1. Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra. bahwasannya ia
mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa
bersalawat kepadaku sekali, maka Allah memberikan rahmat
kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)

2. Dari Ibnu Mas’ud ra. bahwasannya Rasulullah saw.
bersabda: “Orang yang paling dekat denganku nanti pada
hari kiamat, adalah mereka yang paling banyak membaca
salawat untukku.” (HR. Turmudzi)

3. Dari Aus bin Aus ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda:“Sesungguhnya hari-hari kalian yang paling utama
adalah hari Jum’at, oleh karena itu perbanyaklah membaca
salawat untukku pada hari itu, karena sesungguhnya bacaan
salawatmu itu diperlihatkan kepadaku.” Para sahabat
bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana bacaan salawat
kami diperlihatkan kepada engkau sedangkan jasad engkau
sudah bercampur dengan tanah?” Beliau
bersabda:”Sesungguhnya Allah mengharamkan kepada bumi
untuk memakan jasad para Nabi.” (HR. Abu Dawud)

4. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda:
“Sungguh hina orang yang mendengar namaku disebut
kemudian ia tidak membacakan salawat untukku.” (HR.
Turmudzi)

5. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
“Janganlah kalian menjadikan kuburku sebagai tempat
perayaan, dan bacalah salawat untukku karena
sesungguhnya bacaan salawatmu akan sampai kepadaku
dimanapu kalian berada.” (HR. Abu Dawud)

6. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: bahwasannya Rasulullah
saw. bersabda: “Tiada seseorang yang mengucapkan salam
kepadaku melainkan Allah mengembalikan nyawaku,
sehingga aku dapat menjawab salam kepadanya.” (HR. Abu
Dawud)

7. Dari Ali ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:”Orang
kikir yaitu orang yang apabila namaku disebut disisinya, ia
tidak mengucapkan salawat kepadaku.” (HR. Turmudzi)

8. Dari Fadhlah bin Ubaid ra., ia berkata: Rasulullah saw.
mendengar seseorang berdoa sewaktu salat, dimana ia tidak
mengagungkan nama Allah Ta’ala dan tidak membacakan
salawat untuk Nabi saw., kemudian Rasulullah saw.
bersabda:”Orang ini sangat tergesa-gesa.” Beliau lantas
memanggilnya dan bersabda kepadanya atau juga kepada
yang lain:”Apabila salah seorang di antara kalian
mengerjakan salat, maka hendaknya ia memulainya dengan
memuji dan menyanjung Tuhannya Yang Maha Suci,
kemudian membacakan salawat untuk Nabi saw., baru
sesudah itu berdoa sekehendaknya.” (HR. Abu Dawud dan
Turmudzi)

9. Dari Muhammad bin Ka’ab bin Uzjah ra., ia berkata : Nabi
saw. datang kepada kami, kemudian kami bertanya: “Wahai
Rasulullah, kami telah mengetahui tentang bagaimana
caranya kami mengucapkan salam untuk engkau, tetapi
bagaimana cara membacakan salawat untuk engkau?”
Beliau menjawab:”Ucapkanlah: ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA
MUHAMMAD WA’ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA SHALLAITA
‘ALAA AALI IBRAAHIIMA INNAKA HAMIIDUM MAJIID.
ALLAHUMMA BAARIK ’ALAA MUHAMMAD WA ’ALAA AALI
MUHAMMAD KAMAA BAARAKTA ’ALAA AALI IBRAAHIIMA
INNAKA HAMIIDUM MAJIID” (Ya Allah, limpahkanlah rahmat
kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana
Engkau telah melimpahkan rahmat kepada keluarga
Ibrahim, sesungguhnya Engkau adalah yang Maha Terpuji
dan Maha Agung. Ya Allah limpahkanlah keberkahan kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad, sebnagaimana
Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada keluarga
Ibrahim, sesungguhnya Engkau Zat Yang Maha Terpuji lagi
Maha Agung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

10. Dari Abu Mas’ud Al Badriy ra., ia berkata: Rasulullah
saw. datang kepada kami sedangkan kami sedang berada di
majlis Sa’ad bin Ubadah ra., kemudian Basyir bin Sa’ad
bertanya kepada beliau: ”Allah telah menyuruh untuk
membacakan salawat untuk engkau?” Kemudian Rasulullah
saw. diam, sehingga kami khawatir kalau apa yang
ditanyakan oleh Basyir itu tidak berkenan di benak beliau,
tetapi Rasulullah saw. bersabda : ”Ucapkanlah :
ALLAAHUMMA SHALLI ’ALAA MUHAMMAD WA’ALAA AALI
MUHAMMAD KAMAA SHALLAITA ’ALAA IBRAAHIIMA
WABAARIK ’ALAA MUHAMMAD WA’ALAA ALI SAYYIDINA
MUHAMMAD KAMA BAARAKTA ’ALAA SYAYIDINA IBRAHIM
INNAKA HAMIIDUM MAJIID” (Ya Allah, limpahkanlah rahmat
kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana
Engkau telah melimpahkan rahmat kepada Ibrahim dan
limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga
Muhammad sebagaimana Engkau limpahkan keberkahan
kepada Ibrahim, sesungguhnya Engkau adalah Zat yang
paling terpuji lagi Maha Agung). Dan ucapan salam
sebagaimana yang telah kalian ketahui.” (HR. Muslim)

11. Dari Abu Hamid As Sa’idiy ra., ia berkata: Para
sahabat bertanya :”Wahai Rasulullah, bagaimana caranya
kami membacakan salawat untuk engkau?” Beliau bersabda:
”Ucapkanlah : ALLAHUMMA SHALLI ’ALAA MUHAMMAD
WA’ALAA AZWAAJIHII WADZURRIYYATIHII KAMAA
SHALAITA ’ALAA IBRAHIIM WABAARIK ’ALAA MUHAMMAD
WA’ALAA AZWAAJIHII WADZURRIYYATIHI KAMAA
BAARAKTA ’ALAA IBRAHIIM INNAKA HAMIIDUM MAJIID” (Ya
Allah, limpahkanlah rahmat kepada Muhammad beserta istriistri
dan anak keturunannya, sebagaimana Engkau telah
melimpahkan rahmat kepada Ibrahim, dan limpahkanlah
berkah kepada Muhammad beserta istri-istri dan anak
keturunannya, sebagaimana Engkau telah melimpahkan
berkah kepada Ibrahim; sesungguhnya Engkau adalah Zat
Yang Maha terpuji lagi Maha Agung.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

KEUTAMAAN DAN ANJURAN BERZIKIR

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
”Dua kalimat yang ringan pada lisan, berat pada timbangan
amal, di sukai oleh Allah Yang Maha Pengasih, yaitu
SUBHAANALLAAH WABIHAMDIHI, SUBHAANALLAAHIL
’AZHIIM (Maha Suci Allah dengan memuji kepada-Nya;
Maha Suci Allah Yang Maha Agung).” (HR. Bukhari dan
Muslim)

2. Dari Abu Huraiorah ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: ”Sungguh, jika aku mengucap: SUBHAANALLAAH
WAL HAMDULILLAH WALAA ILAAHA ILAAHU AKBAR (Maha
Suci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain
Allah dan Allah Maha Besar), itu lebih aku sukai, daripada
apa yang disinari matahari (dunia).” (HR. Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw.
Bersabda: ”Barangsiapa mengucapkan : LAA ILAAHA
ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU, LAHUL MULKU
WALAHUL HAMDU WAHUWA ’ALAA KULLI SYA-IN QADIIR
(Tidak ada Tuhan selain Allah Zat Yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kekuasaan dan segala
puji. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) dalam sehari
seratus kali, maka baginya (pahalanya) sama dengan
memerdekakan sepuluh budak dan dituliskan untuknya
seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan dan
ucapan itu merupakan penjagaan baginya dari gangguan
setan pada hari tersebut sampai petang, serta tidak seorang
pun datang dengan membawa yang lebih utama dari apa
yang ia bawa (kelak di hari kiamat), kecuali seseorang yang
beramal lebih banyak daripada itu.” Dan beliau bersabda
pula: ”Barangsiapa mengucapkan SUBHAANALLAH
WABIHAMDIHI dalam sehari seratus kali, maka turunlah
kesalahan-kesalahannya, meskipun kesalahan-kesalahannya
itu sebanyak buih di laut.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Dari Ayyub Al Anshariy ra. dari Nabi saw., beliau bersabda:
”Barangsiapa mengucapkan : LAA ILAAHA ILALLA WAHDAHU
LAA SYARIIKA LAHU, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU
WAHUWA ’ALAA KULLI SYA-IN QADIIR sepuluh kali, maka ia
bagaikan orang yang memerdekakan empat jiwa dari
keturunan Isma’il.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Dari Abu Dzar ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda
kepada saya: ”Maukah kamu aku beritahu kalimat yang
paling disukai oleh Allah? Sesungguhnya kalimat yang paling
disukai oleh Allah adalah : SUBHAANALLAAHI
WABIHAMDIHI.” (HR. Muslim)

6. Dari Abu Malik Al Asy’ariy ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda :”Bersuci adalah sebagian dari iman,
ALHAMDULILLAH memenuhi amal dan SUBHAANALLAAH
WAL HAMDULILLAAH memenuhi apa yang ada di antara
langit dan bumi.” (HR. Muslim)

7. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra., ia berkata: ada seorang
Badui yang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata:
”Ajarkanlah kepada saya suatu kalimat yang harus saya
baca.” Beliau bersabda: ”Bacalah : LAA ILAAHA ILLALLAAHU
WAHDAHU LAA SYARIIKALAH ALLAHU AKBAR KABIIRA WAL
HAMDULILLAHI KATSIIRA WASUBHANALLAAHI RABBIL
’AALAMIIN WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAHIL
’AZIIZIL HAKIIM (Tiada Tuhan selain Allah Zat Yang Maha
Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Allah Maha Besar, segala puji
bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya. Maha Suci Allah
Tuhan semesta alam, dan tiada daya dan kekuatan kecuali
atas pertolongan Allah Zat Yang Maha Mulia dan Maha
Bijaksana).” Orang Badui itu berkata: ”Semua itu adalah
untuk Tuhanku, kemudian mana yang untuk kepentingan
saya?” Beliau bersabda: ”Ucapkanlah: ALLAAHUMMAGHFIR
LII WARHAMNII WAHDINII WARZUQNII (Ya Allah, ampunilah
dosaku, rahmatilah aku, berilah aku petunjuk dan berilah
aku rezeki).” (HR. Muslim)

8. Dari Tsauban ra., ia berkata: Adalah Rasulullah saw. apabila
selesai dari salatnya, beliau beristighfar kepada Allah tiga
kali dan mengucapkan : ALLAAHUMMA ANTAS SALAAM
WAMINKAS SALAAM TABAARAKTA YAA DZAL JALAALI WAL
IKRAAM (Ya Allah, Engkau adalah Zat Yang Maha Sejahtera
dan dari Engkaulah kesejahteraan. Engkaulah yang
senantiasa memberi berkah wahai Zat Yang Maha Agung
dan Maha Mulia).” Ditanyakan kepada Al Auza’iy (ia adalah
salah seorang dari perawi hadis ini): ”Bagaimanakah
istighfar itu?” Jawabnya : ”ASTAGHFIRULLAAH,
ASTAGHFIRULLAAH (Saya memohon ampun kepada Allah,
saya memohon ampun kepada Allah).” (HR. Muslim)

9. Dari Al Mughirah bin Syu’bah ra. bahwasannya Rasulullah
saw. setiap selesai salat dan mengucapkan salam, beliau
membaca: ”LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA
SYARIIKALAH LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA
’ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR ALLAHUMMA LAA MAANI’A
LIMAA A’THAITA WALAA MU’THIYA LIMAA MANA’TA WALAA
YA’FAU DZAL JADDI MINKAL JADDU (Tiada Tuhan selain
Allah Zat Yang Maha Esa, Tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
segala kekuasaan dan pujian; Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Ya Allah, tiada yang dapat menghalangi terhadap
apa yang Engkau berikan, tiada yang dapat memberikan apa
yang Engkau halangi, dan tidak berarti apa-apa kekayaan
bagi orang kaya karena semua berasal dari pada-Mu)” (HR.
Bukhari dan Muslim)

10. Dari Abdullah bin Zubair ra. bahwasannya apabila ia
selesai salat, sehabis mengucapkan salam ia senantiasa
mengucapkan : LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU
LAASYARIIKALAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU
WAHUWA ’ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR. WALAA HAULA
WALAA QUWWATA ILLA BILLAAH. LAA ILAAHA ILLALLAAH
WALAA NA’BUDU ILLA IYYAAH LAHU NI’MATU WALAHUL
FADL-LU WALAHUTS TSANAAUL HASAN LAA ILAAHA
ILLALLAAHU MUKHLISHIINA LAHUD DIINA WALAU KARIHAL
KAAFIRUUN (Tiada Tuhan selain Allah Zat Yang Maha Esa,
tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan dan
pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada daya dan
kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Tiada Tuhan
selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali hanya
kepada-Nya. Bagi-Nya segala nikmat keutamaan dan segala
pujian yang baik. Tiada Tuhan selain Allah, dengan ikhlas
menganut agama karena-Nya walau orang-orang kafir
membencinya). Ibnu Zubair berkata: “Rasulullah saw. biasa
membaca bacaan tersebut setiap selesai salat.” (HR.
Muslim)

11. Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya orang-orang dari
sahabat Muhajirin datang kepada Rasulullah saw. dan
berkata:”Orang-orang kaya telah memperoleh derajat yang
tinggi dan kebahagiaan yang abadi, dimana mereka salat
sebagaimana kami salat, mereka berpuasa sebagaimana
kami berpuasa, mereka mempunyai kelebihan harta
sehingga dapat menunaikan haji, umrah, berjuang dan
bersedekah.” Rasulullah saw. bersabda: “Maukah kalian aku
ajari sesuatu yang dapat mengejar pahala orang-orang ayng
telah mendahului kamu dan juga orang-orang yang sesudah
nanti serta tidak ada seorang pun yang lebih utama dari
kamu, kecuali orang yang berbuat seperti apa yang kalian
perbuat?” Mereka menjawab:”Mau wahai Rasulullah” Beliau
bersabda:”Yaitu kalian membaca tasbih, tahmid dan takbir
setiap selesai salat sebanyak tiga puluh tiga kali.” Abu Shalih
orang yang meriwayatkan hadis ini dari Abu Hurairah ra.
berkata: “Ketika beliau ditanya tentang bagaimana
mengucapkannya, beliau bersabda: SUBHAANALLAAH, ALHAMDULILLAH
dan ALLAAHU AKBAR, masing-masing dari
tiga kalimat itu dibaca tiga puluh tiga kali.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Di dalam riwayat Muslim terdapat tambahan: Kemudian orangorang
fakir Muhajirin datang lagi kepada Rasulullah saw. dan
berkata: “ Setelah saudara-saudara kami yang kaya itu
mendengar apa yang kami kerjakan, maka mereka mengerjakan
seperti yang saya kerjakan.” Kemudian Rasulullah saw.
bersabda:”Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa yang
dikehendaki-Nya.”

12. Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw.
bersabda:”Barangsiapa membaca tasbih tiga puluh tiga kali
setiap selesai salat, membaca tahmid tiga puluh tiga kali dan
membaca takbir tiga puluh tiga kali, kemudian untuk
melengkapi bilangan seratus ia membaca: LAA ILAAHA
ILLALLAAHU WAHDAHU LAASYARIIKALAH LAHUL MULKU
WALAHUL HAMDU WAHUWA’ ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR,
maka diampunilah dosa-dosanya walaupun dosa-dosa itu
seperti buih di lautan.” (HR. Muslim)

13. Dari Ka’ab bin Ujzah ra., dari rasulullah saw., beliau
bersabda: “Bacaan-bacaan setelah shalat fardhu tidak
mengecewakan orang yang membacanya atau
mengerjakannya adalah: tasbih tiga puluh tiga kali, tahmid
tiga puluh tiga kali, dan takbir tiga puluh tiga kali.” (HR.
Muslim)

14. Dari Sa’ad bin Abu Waqqash ra., bahwasanya
rasulullah saw., senantiasa berlindung diri sehabis shalat
yaitu dengan mengucapkan: ALLAAHUMMA INNI
A’UUDZUBIKA MINAL JUBNI WAL BUKHLI WA A’UUDZUBIKA
MIN ARUDDA ILLA ARDZALIL ‘UMURI WA A’UUDZUBIKA MIN
FITNATID DUNYAA WA A’UUDZUBIKA MIN FITNATI QABRI
(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung diri kepada-Mu dari
sifat penakut dan kikir. Aku berlindung diri kepada-Mu
daripada dilanjutkan usia hingga umur yang hina/tidak
mampu untuk berbuat apa-apa. Dan saya berlindung diri
kepada-Mu dari fitnah kubur.)” (HR. Bukhari)

15. Dari Mu’adz ra., bahwasanya Rasulullah saw.,
memegang tangannya sambil bersabda: “Hai Mu’adz, demi
Allah aku sungguh sayang kepadamu.” Kemudian beliau
bersabda lagi “Aku berpesan kepadamu hai Mu’adz, jangan
sekali-kali kamu setiap selesai shalat tidak membaca:
ALLAAHUMMA A’INNI ALAA DZIKRIKA WA HUSNI
‘IBAADATIK (Ya Allah, bantulah saya untuk selalu menyebut
nama-Mu dan selalu bersuyukur kepada-Mu serta
memperbaiki ibadah kepada-Mu.) (HR. Abu Dawud)

16. Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah saw.,
bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian
bertasyahud, maka hendaklah ia berlindung diri kepada
Allah dari empat macam, dimana hendaklah ia
mengucapkan: “ALLAAHUMMA INNI A’UDZUBIKA MIN
ADZAABI JAHANNAMA WA MIN ‘ADZAABIL QABRI WA MIN
FITNATIL MAHYAA WAL MAMAATI WA MIN SYARRI FITNATIL
MASIIHID DAJJAAL (Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung
diri kepada-Mu dari siksaan neraka jahannam, dari siksa
kubur, dari fitnah hidup dan mati, serta dari kejahatan fitnah
dajjal.)” (HR. Turmudzi)

17. Dari Ali ra., ia berkata: “Apabila Rasulullah saw.,
mengerjakan shalat maka pada akhir bacaan yaitu antara
tasyahud dan salam, beliau membaca: “ALLAAHUMMAGHFIR
LII MAA QADDAMTU WA MAA AKHKHARTU WAMAA ANTA
A’LAMU BIHI MINNII ANTAL MUQADDIMU WA ANTAL
MUAKHKHIRU LAA ILAAHA ILLA ANTA (Ya Allah, ampunilah
dosaku yakni dosa yang telah lalu, dosa yang akan datang,
dosa yang saya lakukan dengan sembunyi-sembunyi, dosa
yang saya lakukan dengan terang-terangan, dosa yang
karena berlebih-lebihan, dan dosa yang Engkau lebih
mengetahuinya dari pada saya sendiri. Engkau adalah Zat
yang mengakhirkan. Tidak ada Tuhan kecuali Engkau,)” (HR.
Muslim)

18. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata: “Rasulullah saw., pada
waktu ruku’ dan sujud, beliau sering membaca:
SUBHAANAKALLAAHUMMA RABBANA WA BIHAMDIKA
ALLAHUMMAGHFIRLII (Maha Suci Engkau ya Allah Tuhan
kami dan dengan memuji kepada-Mu ya Allah ampunilah
dosa saya.)” (HR. Bukhari dan Muslim)

19. Dari ‘Aisyah ra., bahwasanya rasulullah saw., ketika
ruku’ dan sujud beliau membaca: SUBBUUHUN QUDDUUSUN
RABBUL MALAA-IKATI (Maha Suci Tuhannya malaikat dan
Jibril.)” (HR. Muslim)

20. Dari Ibnu Abbas ra., bahwasanya rasulullah saw.,
bersabda: “Adapun pada waktu ruku’ maka agungkanlah
nama Tuhan, dan pada waktu sujud maka bersungguhsungguhlah
dalam berdoa, karena sudah sepantasnya
apabila do’amu pada waktu sujud itu dikabulkan.” (HR.
Muslim)

21. Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya rasulullah saw.,
bersabda: “Sedekat-dekat hamba kepada Tuhannya yaitu
ketika ia sujud, oleh karena itu perbanyaklah berdoa.” (HR.
Muslim)

22. Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah saw.,
pada waktu sujud sering membaca: ALLAAHUMMAGHFIRLII
DZANBIIKULLAHU DIQQAHU WAJILLAHU WA AWWALAHU
WA AAKHIRAHU WA ‘ALAA NIYATAHU WA SIRRAHU (Ya
Allah, ampunilah dosa saya baik dosa kecil, dosa besar, dosa
pertama, dosa terakhir, dosa yang terang-terangan maupun
dosa yang tersembunyi.” (HR. Muslim)

23. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata: Pada suatu malam, Nabi
saw., pergi tanpa sepengetahuanku, kemudian saya
meraba-raba beliau, dan pada waktu itu beliau sedang ruku’
dan sujud dengan membaca: “SUBHAANAKA WA BIHAMDIKA
LAA ILAAHA ILLA ANTA.” Dalam riwayat lain dikatakan:
“Kemudian tangan saya menyentuh kedua telapak kaki
beliau yang sedang ditegakkan dan waktu itu beliau berada
dalam masjid, neliau membaca: “ALLAAHUMMA INNII
A’UUDZU BIRIDLAAKA MIN SAKHAATHIKA
WABIMU’AAFATIKA MIN ‘UQUUBATIKA WA’AUUDZUBIKA
MINKAA LAA UHSHII TSANAA-AN’ALAIKA ANTA KAMAA
ATSNAITA ‘ALAA NAFSIKA (Ya Allah, sesungguhnya saya
berlindung diri dengan keridhaan-Mu dari murka-Mu, dengan
kesejahteraan-Mu dari siksaan-Mu,. Dan saya berlindung diri
dengan rahmat-Mu dari siksaan-Mu, saya tidak dapat
menghitung berapa banyak pujian bagi-Mu sebagaimana
Engkau memuji kepada Zat-Mu sendiri.” (HR. Muslim)

24. Dari Sa’ad bin Abu Waqqash ra., ia berkata: Ketika
kami berada di hadapan Rasulullah saw., beliau bertanya:
“Apakah masing-masing dari kalian tidak mampu untuk
mengerjakan seribu kebaikan setiap hari?” Kemudian salah
seorang di antara kami yang duduk itu menanyakan tentang
bagaimana mungkin seseorang itu dapat mengerjakan
seribu kebaikan, beliau lantas bersabda: “Seseorang yang
membaca tasbih seratus kali itu dituliskan baginya seribu
kebaikan atau dihapuskan baginya seribu dosa.” (HR.
Muslim)

25. Dari Abu Dzar ra., bahwasanya Rasulullah saw.,
bersabda: “Pada waktu pagi, setiap persendian masingmasing
dari kamu harus disedekahi. Setiap tasbih adalah
sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap
bacaan tahlil adalah sedekah, setiap bacaan takbir adalah
sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah. Semua itu bisa
dipenuhi dengan dua rakaat dhuha yang ia kerjakan.” (HR.
Muslim)

26. Dari Ummul Mukminin Juwairiyah binti Haritsah ra.,
bahwasanya nabi saw., pagi-pagi benar telah keluar untuk
mengerjakan shalat subuh sedangkan ia sendiri (juwairiyah)
sudah duduk di mesjid, kemudian ketika beliau pulang
setelah mengerjakan shalat dhuha, ia pun masih tetap
duduk. Beliau lantas bersabda: “Sejak pagi engkau beliau
belum beranjak?” Juwariyah menjawab: “Benar” Nabi saw.,
bersabda: “Aku tadi membaca empat kalimat tiga kali, yang
seandainya ditimbang dengan apa yang kamu baca sejak
tadi niscaya seimbang, yaitu: SUBHAANALLAHI
WABIHAMDIHI ‘ADADA KHALQIHI WARIDLAA NAFSIHI
WAZINATA ‘ARSYIHI WAMIDADA KALIMATIH (Maha Suci
Allah dan dengan memuji-Nya sebanyak bilangan makhluk-
Nya, seridha Zat-Nya, seberat ‘Arsy-Nya dan sepanjang
kalimat-Nya).” (HR. Muslim) Di dalam riwayat laib berbunyi:
“SUBHAANALLAHI ‘ADADAKHALQIHI SUBHAANALLAAHI
RIDLA NAFSIHI SUBHAANALAHI ZINATA ‘ARSYIHI
SUBHAANALLAAHI MIDADA KALIMATIH. Dalam riwayat
Turmudzi dikatakan: “SUBHAANALLAAHI ‘ADADA KHALQIHI
SUBHAANALLAAHI ‘ADADA KHALQIHI, SUBHAANALLAAHI
RIDLAA NAFSIHI, SUBHAANALLAAHI RIDLAA NAFSIHI,
SUBHAANALLAHI RIDLAA NAFSIHI, SUBHAANALLAAHI
ZINATA ‘ARSYIHI, SUBHAANALLAAHI ZINATA ‘ARSYIHI,
SUBHAANALLAAHI ZINATA ‘ARSYIHI, SUBHAANALLAAHI
MIDADA KALINATIH, SUBHAANALLAAHI MIDADA
KALINATIH, SUBHAANALLAAHI MIDADA KALINATIH.”

27. Dari Abu Musa Al Asy’ariy ra., dari nabi saw., beliau
bersabda: “Perumpamaan orang yang zikir kepada
Tuhannya dengan orang yang tidak, bagaikan orang yang
hidup dengan orang yang mati.” (HR, Bukhari) Dalam
riwayat Muslim dikatakan: “Perumpamaan rumah digunakan
untuk zikir kepada Allah dengan yang tidak, bagaikan orang
yang hidup dengan orang yang mati.”

28. Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya rasulullah saw.,
bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: “Aku selalu mengikuti
sangkaan hamba-Ku, Aku selalu bersamanya selama ia ingat
kepada-Ku. Apabila ia ingat kepada-Ku, di dalam dirinya,
maka Aku pun mengingatnya di dalam Zat-Ku, dan apabila
ia ingat kepada-Ku di tengah-tengah majelis, maka Aku pun
mengingatnya dalam rombongan yang lebih baik daripada
rombongannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

29. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Telah sampai lebih dulul Al Mufarriduun.” Para
sahabat bertanya: “Apakah Al Mufarriduun itu?” Beliau
menjawab: “Yaitu orang-orang yang banyak berzikir kepada
Allah, baik laki-laki maupun perempuan.” (HR. Muslim)

30. Dari Jabir ra, ia berkata: Saya mendengar rasulullah
saw., bersabda: “Zikir yang paling utama adalah LAA
ILAAHA ILLALLAAH (tiada Tuhan selain Allah).” (HR.
Turmudzi)

31. Dari Abdullah bin Busr ra., bahwasanya ada seseorang
berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat
Islam yang saya terima itu lebih banyak, kemudian
beritahukanlah kepada saya tentang sesuatu yang benarbenar
harus saya pegang baik-baik.” Beliau bersabda:
“Hendaklah lisanmu selalu basah untuk berzikir kepada
Allah.” (HR. Turmudzi)

32. Dari Jabir ra., dari Nabi saw., beliau bersabda:
“Barang siapa mengucapkan: SUBHAANALLAAHI
WABIHAMDIH, maka ditanamkan baginya sebatang pohon di
dalam surga.” (HR. Tumudzi)

33. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Pada malam Isra’ aku bertemu dengan nabi
Ibrahim ra., dan beliau bersabda: “Wahai Muhammad
sampaikanlah salamku untuk ummatmu dan beritahukanlah
kepada mereka bahwa surga itu tanahnya subur dan airnya
segar, serta merupakan suatu kebun dan tanamannya
adalah: SUBHAANALLAAHI WAL HAMDULILLAAH WALAA
ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR.” (HR. Turmudzi)

34. Dari Abu Darda’ ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Maukah kalian aku beritahu tentang sebaikbaiknya
amal perbuatan di hadapan Tuhanmu dan tertinggi
derajatnya serta lebih baik daripada menafkahkan emas dan
perak, lebih baik daripada menghadapi musuh, kemudian
kamu penggal leher mereka, dan mereka memenggal
lehermu?” Para sahabat menjawab: “Baiklah.” Beliau
bersabda: “Yaitu zikir kepada Allah Ta’ala.” (HR. Turmudzi)

35. Dari Sa’ad bin Abu Waqqash ra., bahwasanya ia
bersama rasulullah saw., masuk ke tempat seorang
perempuan yang dihadapannya ada biji-biji kurma, atau
batu-batu kerikil yang digunakan untuk menghitung bacaan
tasbihnya, kemudian beliau bersabda: “Maukah kamu aku
beritahu tentang amalan yang ringan atau lebih utama
daripada perbuatanmu itu?” Kemudian beliau bersabda:
“Yaitu membaca: SUBHAANALLAHI ‘ADADA MA KHALAQA
FISSAA-I, WA SUBHAANALLAAHI ‘ADADA MAA KHALAQA FIL
ARDLI, WA SUBHAANALLAAHI ‘ADADA MA KHALAQA BAINA
DZAALIK, WA SUBHAANALLAAHI ‘ADADA MAA HUWA
KHAALIQ; ALLAAHU AKBAR dilanjutkan seperti itu;
membaca ALHAMDULILLAAH dengan dilanjutkan seperti itu;
membaca LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan dilanjutkan seperti
itu; dan membaca LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA
BILLAAH dengan melanjutkan seperti itu.” (HR. Turmudzi)
36. Dari Abu Musa ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Maukah kami aku tunjukkan salah satu dari
beberapa perbendaharaan surga?” Saya menjawab: “Mau,
wahai rasulullah.” Kemudian beliau bersabda: “Yaitu LAA
HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH (Tiada daya dan
kekuatan kecuali dari pertolongan Allah).” (HR. Bukhari dan
Muslim)

TATA CARA ZIKIR KEPADA ALLAH

1. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata: “Rasulullah saw., selalu berzikir
kepada Allah pada setiap saat.” (HR. Muslim)

2. Dari Ibnu Abbas ra., dari Nabi saw., beliau bersabda:
“Seandainya salah seorang diantara kalian sewaktu
bersetubuh dengan isterinya membaca: BISMILLAAH
ALLAAHUMMA JANNIBASY SYAITHAANA WAJANNIBNASY
SYAITHAANA MAARAZAQTANAA (Dengan nama Allah, ya
Allah jauhkanlah kami dari setan, dan jauhkanlah setan dari
rezeki yang Kau karuniakan kepada kami) kemudian dari
persetubuhan itu ditakdirkan lahir anaknya, maka anak itu
tidak mudah terganggu oleh setan.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

DOA AKAN TIDUR DAN BANGUN TIDUR

1. Dari Abu Hurairah ra., dan Abu Dzar ra., ia berkata: “Apabila
rasulullah saw., hendak tidur, beliau membaca:
BISMIKALLAAHUMMA AHYAA WA AMUUT (Dengan Nama-Mu
ya Allah aku hidup dan aku mati) dan apabila bangun beliau
membaca: ALHAMDU LILLAAHIL LASZII AHYAANAA BA’DA
MAA AMAATANAA WAILAIHIN NUSYUUR (Segala puji bagi
Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan
kami, dan hanya kepada-Nya kami kembali.)” (HR. Bukhari)

KEUTAMAAN MAJELIS ZIKIR

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda:
“Sungguh Allah Ta’ala mempunyai malaikat-malaikat yang
berkeliling mencari ahli zikir. Apabila mereka menemukan
kaum yang berzikir kepada Allah Azza Wa Jalla, mereka saling
memanggil: “Datanglah kemari kepada hajat kalian!” Para
malaikat itu lalu melingkupi para ahli zikir itu dengan sayapsayap
mereka sampai ke langit dunia. Lalu Tuhan mereka
bertanya –Dia lebih tahu-: “Apa yang diucapkan oleh para
hamba-Ku?” Para malaikat menjawab: “Mereka bertasbih
kepada-Mu, bertakbir kepada-Mu, memuji-Mu dan
mengagungkan-Mu.” Allah bertanya: “Apakah mereka
melihat-Ku.” Para malaikat menjawab: “Tidak, demi Allah,
mereka tidak melihat-Mu.” Allah bertanya: “Bagaimanakah
seandainya mereka melihat-Ku?” Para malaikat menjawab:
“Seandainya mereka melihat-Mu, tentu mereka lebih keras
beribadah kepada-Mu, lebih bersungguh-sungguh
mengagungkan-Mu dan lebih banyak bertasbih kepada-Mu.”
Allah bertanya: “Lalu apakah yang mereka minta?” Para
malaikat menjawab: “Mereka minta surga kepada-Mu.” Allah
bertanya: “Apakah mereka pernah melihat surga itu?” Para
malaikat menjawab: “Tidak, demi Allah wahai Tuhan, mereka
tidak pernah melihatnya.” Allah bertanya: “Lantas
bagaimanakah seandainya mereka pernah melihatnya?”
malaikat menjawab: “Seandainya mereka pernah melihatnya,
tentu lebih kuat keinginan mereka terhadap surga itu dan
selalu memintanya, serta lebih besar dambaan mereka
terhadapnya.” Allah bertanya: “Dari apakah mereka mohon
perlindungan?” malaikat menjawab: “Mereka mohon
perlindungan dari neraka.” Allah bertanya: “Apakah mereka
pernah melihatnya?” malaikat menjawab: “Tidak, demi Allah
mereka tidak pernah melihatnya.” Allah bertanya:
“Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya?” malaikat
menjawab: “Seandainya mereka melihatnya?” malaikat
menjawab: “Seandainya mereka melihatnya, tentu bertambah
kuat dan jauh lari mereka terhadapnya.” Allah berfirman:
“Saksikanlah oleh kalian bahwa Aku telah mengampuni
mereka.” Ada malaikat yang menyela: “Diantara mereka
terdapat si Fulan yang tidak termasuk mereka. Dia datang
hanya karena keperluan pribadi.” Allah berfirman: “Mereka
sama-sama duduk, tidak akan celaka oleh teman duduk
mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dalam riwayat Muslim dikatakan, dari Abu Hurairah ra., dari
Nabi saw., beliau bersabda: “Sungguh Allah mempunyai
malaikat-malaikat yang mulia yang selalu berjalan mencari
majlis zikir, apabila mereka mendapatkan suatu majlis yang
dipergunakan untuk berzikir, maka mereka duduk di situ dan
masing-masing malaikat membentangkan sayapnya, sehingga
memenuhi ruangan yang berada diantara ahli zikir dan langit
dunia. Apabila ahli zikir itu telah kembali ke rumah masingmasing,
maka para malaikat itu naik ke langit, dan kemudian
ditanya oleh Allah Azza wa Jalla padahal Allah telah
mengetahui: “Dari mana kalian datang?” Para malaikat
menjawab: “Kami baru saja mendatangi hamba-Mu di bumi
yang membaca tasbih, takbir, tahlil, tahmid dan memohon
kepada-Mu.” Allah bertanya: “Apakah yang mereka minta?”
malaikat menjawab: “Mereka minta surga” Allah bertanya:
“Apakah mereka pernah melihat surga-Ku?” Dijawab:
"Tidak,ya Tuhan." FirmanNya: "Bagaimana pula sekiranya
mereka pernah melihat surgaKu itu." Para malaikat
menjawab: “Mereka juga mohon diselamatkan.” Allah
bertanya: “Mereka mohon diselamatkan dari apa?” Para
malaikat menjawab: “Dari neraka-Mu.” Allah bertanya:
“Apakah mereka pernah melihat neraka?” Para malaikat
menjawab: “Belum pernah.” Allah bertanya: “Bagaimana
seandainya mereka pernah melihatnya?” Para malaikat
menjawab: “Mereka juga memohon ampun kepada-Mu,” Allah
berfirman: “Aku telah mengampuni mereka, maka Aku akan
memenuhi permohonan mereka dan akan menjauhkan
mereka dari apa yang mereka mohon untuk diselamatkan.:
Para malaikat berkata: “Wahai Tuhan, di dalam majlis itu ada
Fulan, seorang hamba yang banyak berdosa, ia hanya lewat
kemudian ikut duduk bersama mereka.” Allah berfirman:
“Kepada Fulan pun Aku mengampuninya. Mereka semua
adalah termasuk ahli zikir, dimana tidak ada seorang yang
duduk disitu akan mendapatkan celaka.”

3. Dari Abu Hurairah ra., dari Abu Sa’id ra., keduanya berkata:
“Rasulullah saw., bersabda: “Sekelompok orang yang duduk
berzikir kepada Allah, pasti dikelilingi para malaikat, diliputi
rahmat, dituruni ketenangan dan disebut-sebut Allah di
kalangan makhluk yang berada disisi-Nya.” (HR. Muslim)

4. Dari Abu Waqid al Harits bin Auf ra., bahwasanya Rasulullah
saw., duduk bersama para sahabat di dalam masjid,
kemudian tiba-tiba datang tiga orang yang mana dua orang
diantara tiga orang itu menuju rasulullah saw., dan seorang
lagi pergi begitu saja. Dua orang itu berhenti di hadapan
rasulullah saw., kemudian salah seorang diantara dua orang
itu melihat ada suatu tempat kosong di tengah-tengah majlis,
lantas ia duduk di tempat kosong itu, dan yang lain duduk di
sekitar majlis. Adapun orang yang ketiga pergi meninggalkan
majlis tersebut. Setelah rasulullah saw., selesai memberi
nasihat, beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahu
tentang ketiga orang itu?” Adapun salah seorang di antara
mereka mendekat kepada Allah, maka Allah pun memberi
tempat kepadanya, adapun yang kedua merasa malu, maka
Allah pun menghargai malunya, dan yang lain berpaling,
maka Allah pun berpaling darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra., ia berkata: “Mu’awiyah ra.,
keluar dari kalangan orang di dalam masjid, lalu bertanya:
“Apakah yang menyebabkan kalian duduk?” Orang-orang itu
menjawab: “Kami duduk berzikir kepada Allah.” Mu’awiyah
bertanya: “Demi Allah, tidak ada yang menyebabkan kalian
duduk, kecuali zikir kepada Allah.” Mereka menyahut: “Tidak
ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hal itu.”
Mu’awiyah ra., berkata: “Sungguh aku tidak meminta kalian
bersumpah karena menuduh kalian. Tidak seorang pun
dengan kedudukan sepertiku di samping rasulullah saw., yang
lebih sedikit menerima hadits dari beliau ketimbang dariku.
Sungguh rasulullah saw., pernah keluar pada kalangan
sahabat beliau, lalu bertanya: “Apakah yang membuat kalian
duduk?” Para sahabat menjawab: “Kami duduk berzikir dan
memuji-Nya atas apa yang Dia telah karuniakan kepada kami
untuk memeluk agama islam.” Rasulullah saw., bersabda:
“Demi Allah, kalian duduk hanya karena itu?” Para sahabat
menjawab: “Demi Allah, kami duduk hanya karena itu.”
Rasulullah saw., bersabda: “Sungguh, aku tidak meminta
kalian bersumpah karena menuduh kalian, tetapi telah datang
Jibril mengabarkan bahwa Allah membanggakan kalian
kepada para malaikat.” (HR. Muslim)

ZIKIR PADA WAKTU PAGI DAN SORE

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda:
“Barangsiapa pada waktu pagi dan sore membaca:
SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI seratus kali, maka kelak
pada hari kiamat tidak ada seorang pun yang lebih utama dari
padanya, kecuali orang yang membacanya seperti apa yang
dibacanya itu, atau orang yang membacanya lebih dari
seratus kali.” (HR. Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Ada seseorang yang datang
kepada Nabi saw., dan berkata: “Wahai rasulullah, tadi malam
saya disengat kalajengking.” Kemudian beliau bersabda:
“Kalau sekiranya pada waktu sore kamu membaca:
A’UUDZUBIKALIMATIT TAAMATI MIN SYARRI MAA KHALAQ
(Saya berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang
sempurna dari kejahatan apa yang diciptakan-Nya) niscaya
kamu tidak akan diganggu oleh makhluk-Nya yang jahat.”
(HR. Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw., bahwasanya nabi saw.,
di waktu pagi membaca: “ALLAAHUMMA BIKA ASHBAHNA
WABIKA AMSAINA WABIKA NAHYAA WABIKA NAMUUTU
WAILAIKAN NUSYUUR (Ya Allah atas Engkau saya berada
pada waktu pagi, atas Engkau saya berada pada waktu sore,
atas Engkau saya hidup, atas Engkau saya mati, dan hanya
kepada-Mu saya kembali) Dan apabila waktu sore beliau
membaca: ALLAAHUMMA BIKA AMSAINAA WABIKA NAHYAA
WABIKA NAMUUTU WAILAIKAN NUSYUUR (Ya Allah, Engkau
saya berada pada waktu sore, atas Engkau saya hidup, atas
Engkau saya mati, dan hanya kepada Engkau saya kembali).”
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

4. Dari Abu Hurairah ra., dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra., ia
berkata: “Wahai rasulullah, ajarkan kepada saya beberapa
kaliamat yang harus saya baca pada waktu pagi dan sore.”
Beliau bersabda: “Bacalah: ALLAAHUMMA FAATHIRAS
SAMAAWAATI WAL ARDLI ‘AALIMAL GHAIBI WASY
SYAHAADATI RABBA KULLI SYAI-IN WAMAALIKAHU ASYHADU
ALLA ILAAHA ILLA ANTA A’UUDZUBIKA MIN SYARRI NAFSI
WASYARRISY SYAITHANI WASYIRKIHI (Ya Allah Zat yang
menciptakan langit dan bumi, Zat yang mengetahui yang gaib
dan yang terang. Tuhan pemilik segala sesuatu, saya bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, saya berlindung
kepada diri kepada-Mu dari kejahatan diriku dan kejahatan
setan dan sekutunya) Beliau bersabda: “Bacalah kalimatkalimat
tersebut apabila kamu berada di waktu pagi, sore dan
apabila kamu akan tidur.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

5. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata: “Adalah nabi saw., apabila
berada pada waktu sore, beliau membaca: “AMSAINAA WA
AMSAL MULKA LILLAHI WAL HAMDU LILLAHI LAA ILAAHA
ILLALLAAH, WAHDAHU LAA SYRIIKA LAH, LAHULMULKU
WALAHULHAMDU WAHUWA’ALAAKULLI SAYI-IN QADIR.
RABBI AS-ALUKA KHAIRA MAA FIL HADZIHIL LAILATI
WAKHAIRA MAA BA’DAHAA WA A’UUDZU BIKA MIN SYARRI
MAA FII HADZIHIL LAILATI WASYARRI MAA BA’DAHAA. RABBI
A’UUDZU BIKA MINALKASALI WASUU-IL KIBARI A’UUDZU
BIKA MIN ‘ADZABI FINNAARI WA’ADZABIN FIL QABRI (Kami
berada pada waktu sore, segala kekuasaan dan pujian adalah
bagi Allah. Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada
sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan dan pujian. Dia
adalah Zat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya
Tuhanku, saya memohon pada-Mu akan kebaikan malam ini
dan kebaikan waktu sesudahnya. Saya berlindung diri
kepada-Mu dari kejelekan malam ini dan kejelekan waktu
sesudahnya. Ya Tuhanku, saya berlindung diri kepada-Mu dari
sifat malas dan tua yang menyusahkan. Saya berlindung diri
kepada-Mu dari siksaan di dalam neraka dan siksaan di dalam
kubur).” Dan apabila berada di waktu pagi doa tersebut juga
dibaca, dengan mengganti kalimat AMSAINAA WA AMSAL
MULKU LILLAHI menjadi: ASBAHNAA WA ASHBAHAL MULKU
LILLAH.” (HR. Muslim)

6. Dari Abdullah bin Khubaib ra., ia berkata: “Rasulullah saw.,
bersabda kepada saya: “Bacalah QULHUWALLAHU AHAD serta
QUL A’UUDZU BIRABBIL FALAQ dan QUL A’UUDZU BIRABBIN
NAAS tiga kali apabila kamu memasuki waktu sore dan
memasuki waktu pagi, niscaya kamu akan terjaga dari segala
kejahatan.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

7. Dari Usman bin Affan ra., ia berkata: Rasulullah saw.,
bersabda: “Seseorang yang apabila memasuki waktu pagi dan
waktu sore selalu membaca: BISMILLAAHIL LADZII LAA
YADLURRU MA’ASMIHI SYAI-UN FIL ARDLI WALAA FISSAMAAI
WAHUWAS SAMI-UL ‘ALIM (Dengan nama Allah Zat yang
tidak akan berbahaya dengan Asma-Nya segala sesuatu yang
ada di bumi dan di langit, Dia adalah Zat Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka ia
tidak akan ditimpa oleh sesuatu kejahatan.” (HR. Abu Dawud
dan Turmudzi)

DO’A HENDAK TIDUR

1. Dari Hudzaifah dan Abu Dzar ra., bahwasanya rasulullah saw.,
apabila menuju ke tempat tidurnya, beliau mengucap:
“BISMIKALLAHUMMA AHYAA WA AMUUT (Dengan menyebut
Nama Allah, ya Allah, hamba hidup dan hamba mati.)” (HR.
Bukhari)

2. Dari Ali ra., bahwasanya rasulullah saw., bersabda kepadanya
dan kepada Fatimah ra.,: “Apabila kalian berdua menuju ke
tempat tidur kalian –atau telah mempersiapkan pembaringan,
maka bertakbirlah (membaca SUBHAANALLAAH tiga puluh
tiga kali)” Dalam riwayat lain dikatakan: “Tasbihlah tiga puluh
empat kali.” Dan dalam riwayat lain dikatakan: “Takbir tiga
puluh empat kali.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra., berkata: Rasulullah saw., bersabda:
“Apabila salah seorang di antara kalian mendatangi tempat
tidurnya (untuk tidur), maka hendaknya dalam kain
sarungnya. Sebab ia tidak tahu apa yang terdapat di balik
tilamnya itu. Kemudian ia membaca: BISMIKA RABBI
WADLA’TU JANBI WABIKA ARFA’UHU IN AMSAKTA NAFSII
FARHAMHAA WA IN ARSALTAHAA FAHFADZHAA BIMAA
TAHFADZUU BIHI’IBAADAKAHS SHAALIHIIN (Dengan
menyebut Nama-Mu, wahai Tuhanku, aku letakkan
pinggangku, dengan menyebut Nama-Mu pula aku
mengangkatnya. Jika Engkau menahan jiwaku, maka
rahmatilah jiwaku itu. Dan jika Engkau melepaskannya
(menghidupkan),maka berkenanlah Engkau memeliharanya
dengan pemeliharaan seperti Engkau memelihara hambahamba-
Mu yang saleh.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Dari ‘Aisyah ra., bahwasanya rasulullah saw., apabila
mendatangi tempat tidurnya, maka beliau meniup kedua
tangannya kemudian membaca QUL A’UUDZU BIRABBIL
FALAQ dan QUL A’UUDZU BIRABBIN NAAS serta mengusap
kedua tangannya ke seluruh badannya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

5. Di dalam riwayat lain dikatakan: “Apabila nabi saw.,
mendatangi tempat tidurnya pada setiap malam, maka beliau
mengumpulkan kedua telapak tangannya, kemudian beliau
meniupnya lantas membaca QULHUWALLAAHU AHAD, QUL
A’UUDZU BIRABBIL FALAQ dan QUL A’UUDZU BIRABBIN
NAAS. Kemudian beliau mengusapkan kedua tangannya ke
seluruh badannya, dimulai dari kepala, muka dan badan
bagian depan, dengan diulangi tiga kali.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

6. Dari Barra’ bin Azib ra., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda
kepada saya: “Apabila kamu mendatangi pembaringanmu,
maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, kemudian
berbaringlah pada lambung kananmu dan ucapkanlah:
ALLAAHUMMA ASLAMTU NAFSII ILAIKA WA WAJJAHTU
WAJHII ILAIKA RAHBATAN WA RAGHBATAN ILAIKA LAA
MALJA-A LAA MANJAA MINKA ILLA ILAIKA AAMANTU
BIKITAABIKAL LADZII ANZALTA WABINABIYYIKAL LADZII
ARSALTA (Ya Allah, saya serahkan diriku kepada-Mu, saya
hadapkan wajahku kepada-Mu, saya lindungkan punggungku
kepada-Mu dengan senang hati dan takut kepada-Mu. Tak ada
tempat berlindung dan tidak ada pula tempat keselamatan
dari siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman
kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan kepada
Nabi-Mu yang telah Engkau utus). Maka seandainya kamu
mati di malam itu, kamu berada dalam keadaan fitrah (tanpa
dosa). Jadikanlah kalimat-kalimat tersebut sebagai akhir apa
yang kamu ucapkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. apabila akan tidur,
beliau mengucapkan - yang artinya: "Segenap puji bagi Allah
yang memberikan makan dan minum kepada kita,
memberikan kecukupan dan tempat kediaman kepada kita.
Maka alangkah banyaknya orang yang tidak mempunyai
orang yang dapat mencukupinya dan tidak pula ada yang
memberikan tempat kediaman padanya." (Riwayat Muslim)

8. Dari Hudzaifah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. apabila
hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah
pipinya, kemudian berkata: "Allahumma qini 'adzabaka
yawma tab'atsu 'ibadaka - ya Allah, lindungilah saya dari
siksaMu pada hari Engkau membangkitkan seluruh
hambaMu." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Juga
diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari riwayat Hafshah
radhiallahu 'anha dan dalam Hadis ini disebutkan bahwa
beliau s.a.w. mengucapkan kata-kata di atas itu sebanyak
tiga kali.

DOA-DOA

1. Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma dari Nabi
s.a.w. sabdanya: "Berdoa itu termasuk golongan ibadat."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan
Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

2. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu
suka doa-doa yang menghimpun - yakni yang mengandung
segala macam kepentingan dan keperluan - dan beliau s.a.w.
meninggalkan yang selain itu." Diriwayatkan oleh Imam Abu
Dawud dengan isnad shahih.

3. Dari Anas r.a., katanya: "Sebagian banyak doa Nabi s.a.w.,
itu ialah: Rabbana atina fiddun-ya hasanah, wa fil-akhirati
hasanah, waqina 'adzabannar - Ya Tuhan kami, berikanlah
kebaikan pada kita di dunia dan kebaikan di akhirat dan
lindungilah kita dari siksa neraka." (Muttafaq 'alaih) Imam
Muslim dalam riwayatnya menambahkan: Katanya: Anas
apabila berkehendak akan berdoa dengan sesuatu doa, maka
berdoa dengan doa di atas itu. Juga apabila berkehendak
me-mohonkan sesuatu permohonan yang lain, maka dalam
doanya itu dimasukkanlah doa di atas itu pula.

4. Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. mengucapkan -
yang artinya: "Ya Allah, sesungguhnya saya memohonkan
kepadaMu akan petunjuk, ketaqwaan, dapat menahan diri
dari melakukan kemaksiatan serta kekayaan cukup dari
kekurangan sehingga tidak meminta kepada orang lain."
(Riwayat Muslim)

5. Dari Thariq bin Asy-yam r.a., katanya: "Seseorang itu apabila
masuk Islam, lalu Nabi s.a.w. mengajarkan shalat padanya,
kemudian orang itu diperintah supaya berdoa dengan
kalimat-kalimat ini - yang artinya: Ya Allah, berikanlah
kepada saya pengampunan, kerahmatan, petunjuk, kesehatan
dan rezeki." (Riwayat Muslim)
Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: Dari Thariq
bahwasanyamendengar Nabi s.a.w. yang pada ketika didatangi oleh
seseorang lelaki lalu berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah yang
harus saya ucapkan di waktu saya akan me-mohonkan sesuatu
pada Tuhanku?" Beliau s.a.w. bersabda: "Kata-kanlah - yang
artinya: Ya Allah, berikanlah pengampunan padaku, kerahmatan,
kesehatan dan rezeki, sebab doa ini dapat menghimpun segala
kepentinganmu dalam urusan dunia serta akhiratmu."

6. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma,
katanya: "Rasulullah s.a.w. mengucapkan - dalam doanya
yang artinya: "Ya Allah, Zat yang Maha mengubah-ubah hati,
ubah-ubahlah hati kita - dari satu kepada lain keadaan -
untuk terus menetapi ketaatan padaMu." (Riwayat Muslim)

7. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Mohonlah
engkau perlindungan kepada Allah daripada kesengsaraan
bencana, dicapai oleh kecelakaan, buruknya ketentuan dan
kegembiraan musuh karena bahaya yang kita peroleh."
(Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat lain disebutkan: Abu Sufyan-yang meriwayatkan
Hadis ini - berkata: "Saya sangsi bahwa saya menambah salah
satu dari empat macam permohonan di atas itu."

8. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.
mengucapkan - dalam doanya yang artinya: "Ya Allah,
perbaguskanlah untukku akan agamaku yang itu adalah
pegangan perkaraku, perbaguskanlah untukku duniaku yang
di dalamnya adalah kehidupanku, juga perbaguskanlah
akhiratku yang di dalamnya itulah tempat kembaliku.
Jadikanlah hidup ini sebagai tambahan bagiku dalam segala
kebaikan dan jadikanlah kematian itu sebagai istirahat
untukku dari segala keburukan." (Riwayat Muslim)

9. Dari Ali r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada
saya: "Ucapkanlah: Allahummahdini wa saddidny - Ya Allah,
berikanlah petunjuk kepadaku dan lempangkanlah
perjalananku." Dalam riwayat lain disebutkan: "Allahumma
inni as-alukal huda wassadad" - Ya Allah, sesungguhnya saya
mohon kepadaMu akan petunjuk dan kelempangan
perjalanan. (Riwayat Muslim)

10. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.
mengucapkan-dalam doanya yang artinya: Ya Allah,
sesungguhnya saya mohon perlindungan padaMu dari
kelemahan dan kemalasan, kelicikan, usia terlampau tua dan
kikir. Saya juga mohon perlindungan padaMu daripada siksa
kubur dan saya mohon perlindungan pula padaMu dari
fitnahnya hidup dan mati." Dalam riwayat lain disebutkan:
"Juga dari beratnya beban hutang dan dikalahkan oleh
orang-orang - yakni jangan sampai berbuat kezaliman
ataupun dizalimi orang lain." (Riwayat Muslim)

11. Dari Abu Bakar as-Shiddiq r.a. bahwasanya ia berkata
kepada Rasulullah s.a.w.; "Ajarkanlah kepada saya sesuatu
doa yang dapat saya baca dalam shalatku!" Beliau s.a.w.
bersabda: "Katakanlah - yang artinya: Ya Allah,
sesungguhnya saya telah menganiaya diriku sendiri dengan
penganiayaan yang banyak sekali dan tidak dapat
mengampunkan semua dosa itu kecuali Engkau, maka
berikanlah untukku pengampunan dari hadhiratMu dan belas
kasihanilah saya, sesungguhnya Engkau adalah Maha
Pengampun lagi Penyayang." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat
lain disebutkan: "Dalam rumahku - yakni doa yang perlu
saya baca dalam rumahku."
Dalam riwayat lain disebutkan: "penganiayaan yang banyak," ada
yang mengatakan: "penganiayaan yang besar," dengan tsa' yang
bertitik tiga dan dengan ba' bertitik satu. Maka seyugianya supaya
dua kata itu dihimpunkan, lalu dikatakan: "katsiran kabiran - yang
banyak dan besar."

12. Dari Abu Musa r.a. dari Nabi s.a.w. bahwasanya beliau
s.a.w. berdoa dengan doa ini - yang artinya: Ya Allah,
berikanlah pengampunan untukku kesalahan dan
kebodohanku, berlebih-lebihanku dalam perkaraku dan apa
saja yang Engkau lebih mengetahui tentang itu daripada saya
sendiri. Ya Allah, ampunkanlah kesalahanku yang saya
lakukan dengan kegiatan dan bermain-main, ketidaksengajaan
serta yang memang saya sengaja, juga segala
sesuatu yang dari diriku. Ya Allah, ampunkanlah untukku
kesalahan-kesalahan yang saya lakukan dahulu atau yang
saya lakukan kemudian - yakni sesudah saat ini, juga yang
saya sembunyikan serta yang saya tampakkan dan apa-apa
yang Engkau lebih mengetahui tentang itu daripada saya
sendiri. Engkau adalah Maha Mendahulukan serta Maha
Mengakhirkan dan Engkau adalah Maha Kuasa atas segala
sesuatu." (Muttafaq 'alaih)

13. Dan Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w.
itu mengucapkan dalam doanya-yang artinya: Ya Allah,
sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada
kejahatannya apa yang saya kerjakan dan dari kejahatannya
apa yang tidak saya kerjakan. (Riwayat Muslim)

14. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya:
"Sebagian dari doanya Rasulullah s.a.w. ialah - yang artinya:
Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan padaMu
daripada lenyapnya kenikmatanMu (yang dikaruniakan
padaku) dan bergantinya kesehatan daripadaMu - yang ada
dalam diriku - juga dari tibanya siksaMu - atas diriku -
dengan mendadak dan pula dari segala macam
kemurkaanMu." (Riwayat Muslim)

15. Dari Zaid bin Arqam r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.
mengucapkan - dalam doanya yang artinya: Ya Allah,
sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada
kelemahan dan kemalasan, kekikiran dan usia terlampau tua
serta siksa kubur. Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ini
untuk dapat bertaqwa kepadaMu, juga sucikanlah jiwaku itu
karena Engkau adalah sebaik-baik Zat yang dapat
menyucikannya. Engkaulah yang Maha Menguasai serta yang
menjadi Tuhannya. Ya Allah, sesungguhnya saya mohon
perlindungan kepadaMu daripada ilmu pengetahuan yang
tidak bermanfaat, dari hati yang tidak dapat khusyu',dari jiwa
yang tidak puas-puas dan dari doa yang tidak dikabulkan."
(Riwayat Muslim)

16. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya
Rasulullah s.a.w. mengucapkan - dalam doanya yang artinya:
Ya Allah, kepadaMu saya menyerahkan din, kepadaMu saya
beriman, kepadaMu saya bertawakkal, kepadaMu saya
kembalikan -segala urusan, dengan petunjukMu saya
berbantah - dengan musuh - dan dengan hukum-hukumMu
saya memberikan ketentuan hukum. Maka dari itu ampunilah
saya akan dosa-dosaku yang dahulu dan yang kemudian,
yang saya sembunyikan serta yang saya tampakkan. Engkau
adalah Maha Mendahulukan serta Maha Meng-akhirkan, tiada
Tuhan melainkan Engkau." Setengah para perawi Hadis ini
menambahkan kalimat - yang artinya: Dan tiada daya serta
tiada kekuatan, melainkan dengan pertolongan Allah.
(Muttafaq 'alaih)

17. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w.
berdoa dengan kalimat-kalimat ini - yang artinya: Ya Allah,
se sungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada
fitnah-ya neraka dan siksanya neraka, juga dari
keburukannya kekayaan an kefakiran. Diriwayatkan oleh
Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Ini adalah
lafaznya Imam Abu Dawud.

18. Dari Ziad bin 'llaqah dari pamannya, yaitu Quthbah bin
Malik r.a., katanya: "Nabi s.a.w. itu mengucapkan - dalam
doanya yang artinya - Ya Allah, sesungguhnya saya mohon
perlindungan kepadaMu dari keburukan-keburukannya budi
pekerti, amal perbuatan serta hawa nafsu." Diriwayatkan
oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah
Hadis hasan.

19. Dari Syakl bin Humaid r.a., katanya: "Saya berkata: "Ya
Rasulullah, ajarkanlah kepada saya sesuatu doa!" Beliau
s.a.w. bersabda: "Katakanlah - yang artinya: Ya Allah, saya
mohon perlindungan kepadaMu daripada keburukan
pendengaranku dan dari keburukan penglihatanku dan dari
keburukan lidahku dan dari keburukan hatiku serta dari
keburukan maniku." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu
Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini
adalah Hadis hasan.

20. Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. mengucapkan -
dalam doanya yang artinya: "Ya Allah saya mohon
perlindungan kepadaMu daripada penyakit belang-belang
pada kulit, gila, kusta dan penyakit-penyakit yang burukburuk."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad
shahih.

21. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.
mengucapkan - dalam doanya yang artinya: "Ya Allah,
sesungguhnya saya mohon perlindungan padaMu daripada
kelaparan, sebab sesungguhnya lapar itu adalah seburukburuknya
kawan tidur. Juga saya mohon perlindungan
padaMu dari berkhianat, karena sesungguhnya khianat itu
adalah seburuk-buruknya sifat yang menjadi ciri seseorang."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

22. Dari Ali r.a. bahwsanya seorang budak mukatab - yaitu
seorang hamba sahaya yang dapat menjadi merdeka apabila
dapat menebus harga dirinya sendiri kepada tuan yang
memilikinya -datang padanya lalu berkata: "Sesungguhnya
saya ini tidak kuat untuk membayar harga tebusan diriku ini,
maka itu berilah pertolongan kepadaku!" Ali r.a. berkata:
"Tidakkah engkau suka kalau saya ajarkan kepadamu
beberapa kalimat yang saya diajari oleh Rasulullah s.a.w.,
andaikata engkau mempunyai hutang - atau tanggungan -
seperti gunung sekalipun, tentu Allah akan menunaikan
hutangmu itu? Yaitu, katakanlah: Allahummakfini bihatalika
'an haramika wa aghnini bifadh-lika 'amman siwaka - Ya
Allah, cukupkanlah, saya dengan memperoleh apa-apa yang
halal daripadaMu untuk tidak sampai melanggar apa-apa yang
menjadi keharamanMu dan perkayakanlah diriku dengan
memperoleh keutamaan daripadaMu sehingga tidak
memerlukan yang selain daripadaMu." Diriwayatkan oleh
Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis
hasan.

23. Dari Imran bin al-Hushain radhiallahu 'anhuma
bahwasanya Nabi s.a.w. mengajarkan kepada ayahnya yaitu
Hushain akan dua kalimat yang dapat digunakan sebagai
doa, yaitu - yang artinya: Ya Allah, berikanlah ilham padaku
berupa kelapangan jalanku dan lindungilah saya dari
kejahatan diriku sendiri. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi
dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

24. Dari Abdulfadhli yaitu al-'Abbas bin Abdul Muthalib r.a.,
katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, ajarkanlah pada
saya sesuatu doa untuk bermohon kepada Allah Ta'ala."
Beliau s.a.w. bersabda: "Mohonlah akan keselamatan kepada
Allah." Saya tetap beberapa hari berdoa seperti itu,
kemudian saya mendatanginya lagi lalu berkata: "Ya
Rasulullah, ajarkanlah kepada saya sesuatu doa untuk
bermohon kepada Allah Ta'ala." Beliau s.a.w. bersabda
kepada saya: "Hai 'Abbas, paman Rasulullah, mohonlah
kepada Allah akan keselamatan di dunia dan akhirat."
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa
ini adalah Hadis shahih.

25. Dari Syahr bin Hausyab, katanya: "Saya berkata kepada
Ummu Salamah radhiallahu 'anha: "Hai Ummul mu'minin,
bagai-manakah doa Rasulullah s.a.w. yang sebagian banyak
sekali, jikalau beliau itu ada di sisimu?" la menjawab:
"Sebagian banyak doa beliau s.a.w. itu ialah - yang artinya:
"Wahai Zat yang membolak-balikkan keadaan hati.
Tetapkanlah hatiku atas agamaMu." Diriwayatkan oleh Imam
Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

26. Dari Abuddarda' r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Setengah daripada doanya Nabi Dawud a.s. ialah
- yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya mohon
kepadaMu untuk mencintaiMu dan mencintai orang yang
cinta kepadaMu, juga perbuatan yang dapat menyampaikan
diriku ke arah dapat mencintai padaMu."Ya Allah, jadikanlah
kecintaan padaMu itu yang lebih saya cintai daripada diri
saya sendiri, juga melebihi kecintaan pada keluargaku serta
melebihi kecintaan kepada air yang dingin." Diriwayatkan
oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah
Hadis hasan.

27. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Kekalkanlah - ketika berdoa itu - dengan menggunakan
lafaz: Ya Dzal jalali wal Ikram - Hai Zat yang memiliki
keperkasaan dan kemuliaan." Diriwayatkan oleh Imam
Tirmidzi. Imam an-Nasa'i juga meriwayatkan Hadis ini dari
riwayat Rabi'ah bin 'Amir as-Shahabi. Imam Hakim berkata
bahwa Hadis ini shahih isnadnya. Alizhzhu dengan kasrahnya
lam dan syaddahnya zha' mu'jamah, artinya ialah tetapilah
secara langsung - yakni kekalkanlah - doa ini dan
perbanyakkanlah menggunakannya

28. Dari Abu Umamah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.
berdoa dengan doa yang banyak sekali, kita tidak dapat hafal
sedikitpun dari doanya itu. Kita lalu berkata: "Ya Rasulullah,
Tuan telah berdoa dengan sesuatu doa yang banyak sekali,
sehingga kita tidak dapat hafal sedikitpun daripadanya."
Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Tidakkah engkau semua suka
kalau saya tunjukkan kepadamu semua sesuatu doa yang
menghimpun keseluruhannya itu? Yaitu supaya engkau
mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, sesungguhnya saya
mohon kepadaMu dari kebaikan sesuatu yang dimohonkan
oleh NabiMu yaitu Muhammad s.a.w. Saya juga mohon
perlindungan kepadaMu dari kejahatannya sesuatu yang
dimohoni perlindungannya oleh NabiMu yaitu Muhammad
s.a.w. Engkau adalah yang dimohoni pertolongan dan atas
pertolonganMulah adanya kecukupan - sampai memperoleh
apa yang diinginkan dari kebaikan dunia dan akhirat. Dan
tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan
pertolongan Allah." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

29. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Setengah dari doa
Rasulullah s.a.w. ialah - yang artinya: "Ya Allah,
sesungguhnya kita mohon kepadaMu apa-apa yang
menyebabkan datangnya kerahmatanMu dan apa-apa yang
me yebabkan pengampunanmu, juga selamat dari dosa dan
memperoleh dari semua kebaikan, demikian pula berbahagia
dengan syurga dan selamat dari siksa api neraka."
Diriwayatkan oleh Imam Hakim yaitu Abu Abdillah dan ia
mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih menurut syarat
Imam Muslim.

KEUTAMAAN BERDOA DI LUAR ADANYA
ORANG YANG DIDOAKAN

1. Dari Abuddarda'r.a. bahwasanya ia mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Tiada seorang hambapun yang Muslim yang
berdoa untuk saudaranya yang tidak ada - yakni yang waktu
itu tidak ada di sisinya, melainkan malaikat akan berkata:
"Engkau juga memperoleh sebagaimana yang engkau doakan
itu." (Riwayat Muslim)

2. Dari Abuddarda' r.a. pula, bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Doa seseorang Muslim kepada saudaranya di luar
sepengetahuan orang yang didoakan itu adalah mustajab -
yakni dikabulkan. Di sisi kepalanya ada malaikat yang diserahi
untuk itu. Setiap ia berdoa untuk saudaranya itu dengan
kebaikan, maka malaikat yang diserahi itu berkata: Amin -
semoga Allah mengabulkan doamu itu - dan engkaupun
memperoleh sebagaimana yang engkau doakan itu." (Riwayat
Muslim)

3. Dari Abuddarda'r.a. bahwasanya ia mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Tiada seorang hambapun yang Muslim yang
berdoa untuk saudaranya yang tidak ada - yakni yang waktu
itu tidak ada di sisinya, melainkan malaikat akan berkata:
"Engkau juga memperoleh sebagaimana yang engkau doakan
itu." (Riwayat Muslim)

4. Dari Abuddarda' r.a. pula, bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Doa seseorang Muslim kepada saudaranya di luar
adanya yang didoakan itu adalah mustajab - yakni
dikabulkan. Di sisi kepalanya ada malaikat yang diserahi
untuk itu. Setiap ia berdoa untuk saudaranya itu dengan
kebaikan, maka malaikat yang diserahi itu berkata: Amin -
semoga Allah mengabulkan doamu itu - dan engkaupun
memperoleh sebagaimana yang engkau doakan itu." (Riwayat
Muslim)

BEBERAPA MASALAH DARI HAL DOA

1. Dari Jabir r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Janganlah engkau semua berdoa untuk bahayanya diri
sendiri, janganlah pula berdoa untuk bahayanya anak-anakmu
semua dan jangan pula berdoa untuk bahayanya hartahartamu
semua - yakni mendoakan supaya diri sendiri, anak
atau hartanya itu mendapat bahaya atau kecelakaan, sebab
tiada mencocoki doa-doa itu akan sesuatu saat yang di waktu
itu Allah akan dimintai untuk mengabul-kannya, maka Allah
pasti mengabulkan doamu tersebut," - yakni apabila
diucapkannya doa itu tepat pada waktu yang mustajab, maka
dikhuatirkan bahwa doa-doa untuk memohonkan bahaya dan
kecelakaan tadi akan benar-benar terlaksana. (Riwayat
Muslim)

2. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Sedekat-dekat seseorang hamba itu dari
Tuhannya ialah dalam keadaan ia bersujud, maka dari itu
perbanyakkanlah berdoa - ketika bersujud itu." (Riwayat
Muslim)

3. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Akan dikabulkanlah sesuatu doa bagi seseorang di
antara engkau semua, selama ia tidak tergesa-gesa, lalu ia
mengucapkan: "Saya sungguh-sungguh telah berdoa kepada
Tuhanku, Tuhan tidak suka mengabulkan permohonanku itu."
(Muttafaq 'alaih)
Tetapi Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Nabi s.a.w.
bersabda: "Tidak henti-hentinya sesuatu doa bagi seseorang hamba
itu akan dikabulkan, selama ia tidak berdoa untuk terjadinya
sesuatu dosa atau untuk pemisahan kekeluargaan dan selama ia
tidak tergesa-gesa." Beliau s.a.w. ditanya: "Ya Rasulullah,
bagaimanakah artinya tergesa-gesa itu?" Beliau s.a.w. menjawab:
"Yaitu jikalau orang itu berkata: "Sungguh-sungguh saya telah
berdoa dan benar-benar saya sudah memohonkan, tetapi saya tidak
mengetahui - tidak meyakinkan - bahwa Tuhan akan
mengabulkannya," selanjutnya orang itu lalu merasa menyesal di
saat itu dan akhirnya meninggalkan berdoa."

4. Dari Abu Umamah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. ditanya:
"Manakah doa yang lebih pasti untuk didengar itu-selanjutnya
lalu dikabulkan?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu di tengah
malam yang terakhir dan sehabis shalat-shalat yang
diwajibkan." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

5. Dari 'Ubadah bin as-Shamit r.a., bahwasanya Rasulullah s.a.w
bersabda: "Tiada di atas bumi ini seseorang Muslim pun yang
berdoa kepada Allah dengan sesuatu permohonan, melainkan
Allah pasti akan memberikan itu padanya, ataupun akan
memalingkan dari dirinya dari keburukan yang seumpama
dengan itu, selama ia tidak berdoa untuk terlaksananya
sesuatu dosa atau untuk pemisahan kekeluargaan." Kemudian
ada seorang lelaki dari golongan kaum berkata: "Jikalau
demikian, kita akan memperbanyakkan permohonan - yang
baik-baik - itu, bagaimanakah?" Beliau s.a.w. menjawab:
"Allah adalah Maha Lebih Banyak karunianya - untuk
mengabulkan permohonan yang banyak tadi." Diriwayatkan
oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah
Hadis hasan shahih. Juga diriwayatkan oleh Imam Hakim dari
riwayat Abu Sa'id dan di situ ditambahkan sabda Nabi s.a.w.:
"Atau orang yang berdoa itu menabung pahala seumpama
dengan doanya itu untuk dirinya sendiri."

6. Dari Ibu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah
s.a.w. itu ketika ditimpa oleh kesempitan -yakni di waktu hati
kesal dan ingin marah-marah, beliau s.a.w. mengucapkan:
"La ilaha illallahu 'azhimul halim; La i/aha Illallahu rabbul
'arsyil 'azhim; La ilaha illallahu rabbus samawati wa rabbul
ardhi wa rabbul 'arsyil karim." Tiada Tuhan melainkan Allah
yang Maha Agung lagi Penyantun. Tiada Tuhan melainkan
Allah yang Maha Menguasai 'arasy yang agung. Tiada Tuhan
melainkan Allah yang Maha Menguasai langit-langit dan
Menguasai Bumi dan Menguasai 'arasy yang mulia. (Muttafaq
'alaih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

heryanto_6444@ymail.com