Selasa, 19 Maret 2013

Riyadhus Shalihin (bahasa indonesia) tujuh



IMAM NAWAWI
(Taman Orang-Orang Shalih)
7



DIMAAFKAN SUMPAH YANG TIDAK DISENGAJA

1. Dari ‘Aisyah ra, ia berkata : “LAA YU AAKHIDZUKUMULLAAHU
BILLAGHWI FII AIMAANIKUM adalah mengenai ucapan orang
tidak disengaja, demi Allah dan benar demi Allah.”(H.R
Bukhari)

DALAM JUAL BELI

1. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah
saw, bersabda : “Sumpah itu bermanfaat (membuat laku)
barang dagangan, tetapi menghapuskan berkahnya
keuntungan.”(H.R Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Qatadah ra, bahwasanya ia mendengar Rasulullah
saw, bersabda : “Berhati-hatilah kalian terhadap banyak
bersumpah dalam jual beli, karena sumpah itu memberikan
keuntungan, tetapi menghilangkan berkahnya.”(H.R Muslim)

MAKRUH MENOLAK ORANG YANG MEMINTA
DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH

1. Dari Jabir ra, ia berkata : Rasulullah saw, bersabda :
“Barangsiapa berlindung diri dengan menyebut nama Allah,
maka kabulkanlah permintaannya. Barangsiapa yang
mengundang kamu, maka sanggupilah. Dan barangsiapa yang
berbuat baik kepadamu, maka balaslah. Apabila kamu tidak
mendapatkan sesuatu untuk membalasnya, maka doakanlah
sehingga kamu merasa bahwa kamu telah
membalasnya.”(H.R Abu Dawud dan Nasa’i)

2. Dari Ibnu Umar ra, ia berkata : Rasulullah saw, bersabda :
“Barangsiapa berlindung diri dengan menyebut nama Allah,
maka berilah perlindungan. Barangsiapa yang meminta
dengan menyebut nama Allah maka kabulkanlah
permintaanya. Barangsiapa yang mengundang kamu maka
sanggupilah. Dan barangsiapa yang berbuat baik kepadamu,
maka balaslah. Apabila kamu tidak mendapatkan sesuatu
untuk membalasnya, maka doakanlah sehingga kamu merasa
bahwa kamu telah membalasnya.“(H.R Abu Dawud dan An
Nasa’i)

HARAM MENYEBUT PENGUASA DENGAN
SYAHANSYAH (RAJA DIRAJA)

1. Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda :
“Sesungguhnya sejahat-jahat nama menurut Allah Azza wa
Jalla yaitu seseorang yang menamakan dirinya dengan
Rajanya para raja.”(H.R Bukhari dan Muslim)
Sufyan bin Uyanah mengatakan bahwa Rajanya para raja itu
misalnya, “Syahansyah“ ( Raja Diraja)

LARANGAN MEMANGGIL ORANG MUNAFIK
DENGAN SEBUTAN SAYYID (TUAN)

1. Dari Buraidah ra, ia berkata : Rasulullah saw, bersabda :
“Janganlah kalian memanggil orang munafik dengan sebutan
sayyid (Tuan), karena seandainya ia benar-benar menjadi
tuan (pemimpin), berarti telah memurkakan Tuhan
kamu.“(H.R Abu Dawud)

MAKRUH MEMAKI PENYAKIT PANAS

1. Dari Jabir ra, bahwasanya Rasulullah saw, masuk ke dalam
rumah Ummu saib atau Ummu Musyyab, kemudian beliau
bertanya: “Mengapa kamu menggigil wahai Ummu Saaib?”, ia
menjawab : “Sakit panas, semoga Allah tidak
memberkahinya,” Beliau bersabda : “Janganlah kamu memaki
penyakit panas, karena sesungguhnya penyakit itu dapat
menghilangkan dosa-dosa anak Adam (Manusia),
sebagaimana tiupan api pande (tukang las) dapat
menghilangkan karat-karat besi.”(H.R Muslim)

LARANGAN MEMAKI ANGIN

1. Dari Abu Mudzir Ubay bin Ka’ab ra, ia berkata : Rasulullah
saw, bersabda : “Janganlah kalian memaki angin. Apabila
kalian melihat angin kencang yang tidak kamu sukai maka
ucapkanlah: “ALAHUMMA INNA NAS-ALUKA KHAIRI
HAADZIHIRRIIHI WA KHAIRI MAA FIIHAA WAKHAIRI MAA
UMIRAT BIHI WA NA’UDZUBIKA MIN SYARRI HAADZIHIR
RIIHI WA SARRI MAA FIIHAA WASYARRI MA UMIRAT BIHI (
Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada-Mu
kebaikan angin ini, kebaikan apa yang terkandung di
dalamnya dan kebaikan apa yang diperintahkan kepadanya.
Serta kami berlindung diri dari kejelekan angin ini, kejelekan
apa yang terkandung di dalamnya dan kejelekan pada yang
dierintahkan kepadanya.).”(H.R Turmudzi)

2. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Saya mendengar Rasululah
saw, bersabda : “Angin itu adalah sebagian dari rahmatrahmat
Allah. Kadangkala angin itu membawa rahmat dan
kadangkala angin itu membawa bencana. Apabila kalian
melihat angin, maka janganlah kalian memakinya; mohonlah
kepada Allah akan kebaikan angin itu berlindung dirilah
kepada Allah dari kejahatan angin itu.”(H.R Abu Dawud)

3. Dari ‘Aisyah ra, ia berkata : Adalah Nabi saw, apabila melihat
angin kencang maka beliau berdoa : “ALLAAHUMMA INNII ASALUKA
KHAIRAHAA WAKHAIRA MAA FIHAA WAKHAIRA MAA
URSILAT BIHI; WAA’UUDZUIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI
MAA FIIHAA WASYARRI MAA URSILAT BIHI (Ya Allah,
sesungguhnya saya memohon kepada-MU akan kebaikan
angin itu, kebaikan apa yang terkandung di dalamnya dan
kebaikan apa yang dilepaskan olehnya. Serta saya berlindung
diri dari kejelekan angin ini, kejelekan apa yang terkandung di
dalamnya dan kejelekan apa yang dilepaskan olehnya).”(H.R
Muslim)

MAKRUH MEMAKI AYAM

1. Dari Zaid bin Khalid Al Juhanny ra, ia berkata : Rasulullah
saw, bersabda : “Janganlah kalian memaki ayam jantan
(jago), karena sesungguhnya ayam jantan itu dapat
membangunkan untuk salat.”(.H.R Abu Dawud dengan sanad
Shahih)

LARANGAN BERKATA : KAMI DIBERI HUJAN
KARENA PENGARUH BINTANG

1. Dari Zaid bin Khalid Al Juhanny ra, ia berkata: “Kami salat
Subuh bersama-sama Rasulullah saw, di Hudaibiyyah dalam
keadaan basah karena malamnya hujan. Ketika selesai salat
beliau memandang para sahabatnya dan bertanya : “Tahukah
kalian tentang apa yang difirmankan Tuhan kalian?” Mereka
menjawab : “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau
bersabda : “Allah Ta’ala berfirman: Pagi ini ada di antara
hamba-hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang
kafir. Adapunn orang yang mengatakan : kami dihujani
karena karunia dan rahmat Allah. Maka itulah yang beriman
kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang, Adapun yang
mengatakan: Kami dihujani karena pengaruh bintang ini dan
itu, maka itulah orang kafir kepada-Ku dan percaya kepada
bintang-bintang.”(H.R Bukhari dan Muslim)

HARAM MENGATAKAN : WAHAI ORANG KAFIR
KEPADA ORANG MUSLIM

1. Dari Umar bin Khaththab ra, ia berkata : Rasulullah saw,
bersabda : “Apabila ada seorang muslim mengatakan kepada
saudaranya : “Hai kafir,” maka salah seorang di antara dua
orang itu menjadi kafir. Apabila orang yang dikatakan itu
memang kafir, tetapi jika orang yang dikatakan itu tidak kafir,
maka ucapan itu kembali kepada yang mengucapkan.”(H.R
Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Dzar ra, bahwasanya ia mendengar Rasulullah saw,
bersabda : “Barangsiapa memanggil seseorang denga ‘kafir’
atau ‘musuh Allah’ padahal orang yang dipanggilnya tidaklah
demikian, maka hal itu akan kembali kepada orang yang
mengucapkannya.”(H.R Bukhari dan Muslim)

LARANGAN BERBUAT KEJI DAN BERBUAT
KOTOR

1. Dari Ibnu Mas’ud ra, ia berkata : Rasulullah saw. Bersabda
“Bukanlah orang mukmin itu orang yang suka mencela,
mengutuk, berbuat keji dan berbuat kotor.”(H.R Turmudzi)

2. Dari Anas ra, ia berkata : Rasulullah saw, bersabda : “Semua
perbuatan keji itu pasti menjelekkan dirinya sendiri, dan
semua perbuatan yang diperhitungkan itu pasti akan
menghiasi diri sendiri.”(H.R Turmudzi)

MAKRUH BANYAK BICARA

1. Dari Ibnu Mas’ud ra, bahwasanya Nabi saw. Bersabda :
“Binasalah orang-orang yang suka berlebih-lebihan.” Beliau
mengulangi sabdanya tiga kali.”(H.R Muslim)

2. Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra, bahwasanya Rasulullah saw.
Bersabda : “Sesungguhnya Allah membenci orang yang
berlagak fasih dalam berbicara, yaitu orang yang memainkan
lidahnya sebagaimana lembu yang memainkan lidahnya.”(H.R
Abu Dawud dan Turmudzi)

3. Dari Jabir bin Abdullah ra, bahwasanya Rasulullah saw,
bersabda : “Sesungguhnya orang-orang yang paling aku cintai
dan orang yang paling dekat tempat duduknya dengan aku
pada hari kiamat nanti, adalah orang-orang yang sangat baik
budi pekertinya. Dan orang-orang yang sangat aku benci dan
orang yang tempat duduknya sangat jauh denganku pada
hari kiamat nanti, adalah orang-orang yang suka berbicara
(banyak bicara), orang-orang yang berlagak fasih dan orang
yang bermulut besar.”(H.R.Turmudzi)

MAKRUH MENGUCAPKAN NAFSUKU BURUK

1. Dari ‘Aisyah ra, dari nabi saw, beliau bersabda : “jangan
sekali-kali salah seorang di antara kalian mengucapkan :
Nafsuku busuk, tetapi hendaklah ia mengucapkan : Nafsuku
tercela.” (H.R Bukhari dan Muslim)

MAKRUH MENYEBUT ANGGUR DENGAN KARM

1. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata :Rasulullah saw, bersabda :
“janganlah kalian menyebut anggur dengan karm, karena
sesungguhnya karm itu adalah orang yang beragama
islam.”(H.R Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan : “Karena sesungguhnya karm itu
adalah hatinya orang yang beriman.”
Dalam hadits lain yang diriwayatkan pula oleh Bukhari dan Muslim
dikatakan:”Mereka mengatakan karm, sesungguhnya karm itu
hatinya orang beriman.”
ari Wail bin Hujr ra, dari Nabi saw, beliau bersabda : “Janganlah
kalian mengatakan karm, tetapi katakanlah dengan ‘inab dan
hablah.”(HR.Muslim)

LARANGAN MENYEBUT KEINDAHAN ORANG
PEREMPUAN.

1. Dari Ibnu Mas’uda ra, ia berkata : Rasululah saw, bersabda :
“Janganlah seorang perempuan bergaul dengan perempuan
lain, kemudain menceritakan perempuan lain itu kepada
suaminya, sehingga seakan-akan suaminya melihat
perempuan yang diceritakan.”(H.R Bukhari dan Muslim)

MAKRUH BERDOA DENGAN :
ALLAAHUMMAGHFIRLII IN SYI’TA

1. Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw, bersabda :
“Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian (sewaktu
berdoa) mengucapkan : ALLAAHUMAGHFIRLII IN SYI’TA
ALLAAHUMMARHAMNII IN SYI’TA (Ya allah, ampunilah saya
jika Engkau suka, Ya Allah, belas kasihanilah saya jika Engkau
berkenan), Tetapi, hendaklah ia bersungguh-sungguh dalam
meminta itu. Karena hal itu tidak ada keberatan bagi-
Nya.”(H.R Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim dikatakan : “Tetapi hendaklah ia bersungguhsungguh
dan membesarkan semangat, sebab sesungguhnya Allah
tidak merasa sesuatu itu besar untuk diberikan.”

2. Dari Anas ra, ia berkata : Rasulullah saw, bersabda : “Apabila
salah seorang di antara kalian berdoa, maka hendaklah ia
bersungguh-sungguh dalam meminta dan janganlah sekalikali
mengucap : Ya Alllah, jika Engkau berkenan, maka
berilah saya, sebab Allah tidak merasa keberatan untuk
memberi.”(H.R Bukhari dan Muslim)

MAKRUH MENGUCAPKAN MASYA ALLAAH
WASYA-A FULAN

1. Dari Hudzaifah bin Yaman ra, dari Nabi saw, beliau bersabda :
“janganlah kalian mengucapkan : MASYA ALLAH WA SYAFAAA
FULAN ( Sesuatu yang dikehendaki oleh Allah dan
dikehendaki oleh Fulan) tetapi ucapkanlah : MASYA ALLAH
TSUMMA SYAFA-A FULAN (Sesuatu yang dikehendaki oleh
Allah kemudian Fulan menghendakinya).”(H.R Abu Dawud)

MAKRUH BERBICARA SESUDAH SALAT ISYA’

1. Dari Barzah ra. bahwasanya Rasulullah saw, tidak suka tidur
sebelum salat Isya’ dan tidak suka berbicara sesudah salat
Isya’.”(H.R Bukhari dan Muslim)

2. Dari Ibnu Umar ra, bahwasanya pada waktu Rasulullah saw,
salat Isya’ pada akhir hidupnya, ketika selesai salam beliau
bersabda : “Bagaimana pendapat kalian tentang malam ini?
Sesungguhnya seratus tahun lagi tidak ada seorang pun dari
orang-orang yang sekarang hidup.”(H.R Bukhari dan Muslim)

3. Dari Anas ra, bahwasanya para sahabat menanti-nanti
kedatangan Nabi saw, dan beliau datang kepada mereka
menjelang tengah malam, lantas mengimami salat Isya’,
kemudian beliau berpidato, dimana beliau bersabda :
“Ingatlah, sesungguhnya orang-orang telah salat dan telah
tidur, sungguh kalian dicatat selalu mengerjakan salat selama
kalian mengerjakan salat.”(H.R Bukhari)

HARAM SEORANG ISTERI MENOLAK AJAKAN
SUAMINYA UNTUK TIDUR BERSAMA

1. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah saw, bersabda :
“Apabila seorang suami mengajak isterinya untuk tidur
bersama, kemudian isterinya tidak mau memenuhi ajakannya
dan membuat suami itu bermalam dalam keadaan marah
terhadap isterinya, maka isteri itu dilaknat oleh malaikat
sampai waktu pagi.”(H.R Bukhari dan Muslim)
Dalam sebuah riwayat dikatakan : “Sampai isteri itu mendatangi
suaminya.”

HARAM BILA SEORANG ISTERI PUASA SUNNAT
BILA SUAMINYA BERADA DI RUMAH

2. Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw, bersabda :
“Tidak halal bagi seorang isteri mengerjakan puasa sunat
sedangkan suaminya berada di rumah, kecuali atas izinnya.
Dan isteri tidak boleh mengizinkan seseorang masuk ke
rumahnya, kecuali mendapat izin suaminya,”(H.R Bukhari dan
Muslim)

HARAM MAKMUM MENDAHULUI IMAM
MENGANGKAT KEPALA

1. Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw, bersabda :
“Apakah salah seorang di antara kalian tidak merasa takut
mengangkat kepalanya sebelum imam, di mana Allah akan
menjadikan kepalanya seperti kepala himar (keledai), atau
Allah akan menyerupakan kepalanya seperti bentuk kepala
himar (keledai).”(H.R Bukhari dan Muslim)

MAKRUHNYA MELETAKKAN TANGAN DI ATAS
KHASHIRAH — YAKNI RUSUK SEBELAH ATAS
PANGKAL PAHA — KETIKA SHALAT

1. Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah saw., melarang
untuk meletakkan tangan di pinggang sewaktu shalat. (HR.
Bukhari dan Muslim)

MAKRUH SHALAT DI DEKAT MAKANAN ATAU
MENAHAN KENTUT DAN BUANG AIR BESAR

1. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata: Saya mendengar rasulullah saw.,
bersabda: “Tidaklah sempurna shalat di dekat makanan, dan
tidak sempurna pula shalatnya orang yang menahan diri dari
buang air dan kentut.” (HR. Muslim)

LARANGAN MELIHAT KE ATAS WAKTU SHALAT

1. Dari Anas bin Malik ra., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda:
“Ada apa gerangan orang-orang pada mengangkat pandangan
mereka ke langit dalam shalat mereka?” Rasulullah
memperingatkan dengan jelas sabda beliau dalam hal ini,
sampai beliau bersabda: “Hendaklah mereka menyadari hal
tersebut atau benar-benar tersambar mata-mata mereka.”
(HR. Bukhari)

MAKRUH MENOLEH WAKTU SHALAT

1. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata: “Saya pernah bertanya kepada
Rasulullah saw., tentang berpaling/menengok dalam shalat.
Maka Rasulullah saw., bersabda: “Itu adalah curian yang
dilakukan setan dari shalat seorang hamba.” (HR. Bukhari)

2. Dari Anas ra., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda:
“Jauhilah olehmu menoleh sewaktu shalat, karena
sesungguhnya menoleh dalam shalat adalah suatu
kebinasaan. Apabila terpaksa ia harus melakukannya, maka
shalat sunnat saja jangan di dalam shalat fardhu.” (HR.
Turmudzi)

LARANGAN SHALAT MENGHADAP KE KUBUR

1. Dari Abu Murtsad bin Al Hushain ra., ia berkata: Saya
mendengar Rasulullah saw., bersabda: “Janganlah kalian
shalat menghadap ke kubur dan janganlah kalian duduk di
atasnya.” (HR. Muslim)

HARAM BERJALAN DI DEPAN ORANG SHALAT

1. Dari Abul Juhaim Abdullah bin Al Harits bin Al Shahimah Al
Anshariy ra., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda:
“Seandainya orang yang lewat di depan orang yang shalat
mengetahui apa (dosa) yang bakal menimpanya, niscaya ia
berdiri selama empat puluh, itu lebih baik baginya daripada
bila ia lewat di depan orang yang sedang shalat.” Perawi
hadits berkata: “Saya tidak tahu, apakah Rasulullah
bersabda: “Empat puluh hari, empat puluh bulan ataukah
tahun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

MAKRUH SHALAT SUNNAT SETELAH ADA
IQAMAT

1. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda: “Apa
bila shalat setelah diqamati, maka tidak ada shalat lain
kecuali shalat maktubah (shalat fardhu)” (HR. Muslim)

MAKRUH MENGKHUSUSKAN HARI JUMAT
UNTUK PUASA

1. Dari Abu Hurairah ra., dari nabi saw., beliau bersadba:
“Janganlah kalian mengkhususkan malam Jumat dengan
bangun (shalat malam) di antara malam-malam lain. Dan
janganlah kalian mengkhususkan hari jumat untuk berpuasa
di antara hari-hari lain, kecuali kalau memang hari jumat itu
kebetulan menepati puasa salah seorang diantara kalian (hari
dimana wajib berpuasa pada hari itu)” (HR. Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Saya mendengar rasulullah
saw., bersabda: “Jangan sekali-kali selah seorang diantara
kalian berpuasa di hari jumat, kecuali (jika ia juga berpuasa)
sehari sebelum atau sesudahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Dari Muhammad bin Abbad, ia berkata: Saya bertanya kepada
Jabir ra.,: “Apakah Nabi saw., melarang untuk berpuasa pada
hari jumat?” Ia menjawab: “Ya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Dari Ummul Mukminin (Juwairiyah) binti Al Harits ra.,
bahwasanya pada hari jumat nabi saw., pernah masuk ke
rumahnya sedangkan ia sedang berpuasa, kemudian beliau
bertanya: “Apakah kamu kemarin berpuasa?” Ia menjawab:
“Tidak” Beliau bertanya lagi: “Apakah kamu besok ingin
berpuasa lagi?” Ia menjawab: “Tidak.” Beliau bersabda:
“Maka berbukalah (tidak berpuasa saja hari ini)” (HR.
Bukhari)

HARAM PUASA WISHAL

1. Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah saw., melarang
untuk berpuasa wishal (puasa sambung tanpa berbuka) “ (HR.
Bukhari dan Muslim)

2. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: Rasulullah saw., melarang
untuk berpuasa wishal.” Para sahabat bertanya kepada
Rasulullah saw.,: "Tetapi sesungguhnya Tuan sendiri juga
berpuasa wishal?" “Sesungguhnya aku tidaklah seperti
kalian. Sesungguhnya aku diberi makan dan diberi minum
oleh Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

HARAM DUDUK DI ATAS KUBUR

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda:
“Sungguh, jika salah seorang di antara kalian duduk di atas
bara, lalu terbakar pakaiannya, lalu merembet pula ke
kulitnya, itu adalah lebih baik baginya daripada jika ia duduk
diatas kubur.” (HR. Muslim)

LARANGAN MENDIRIKAN BANGUNAN DI ATAS
KUBURAN

1. Dari Jabir ra., ia berkata: “Rasulullah saw., melarang
menembok kubur dan mendirikan bangunan di atas kubur.
“(HR. Muslim)

HARAM BUDAK MELARIKAN DIRI DARI
MAJIKANNYA

1. Dari Jabir ra., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda: “Budak
manapun yang melarikan diri dari majikannya, berarti
terlepas dari tanggungannya.” (HR. Muslim)

2. Dari Jabir ra., dari nabi saw., beliau bersabda: “Apabila
seorang budak melarikan diri, maka tidak diterima shalatnya.”
(HR. Muslim) Dalam riwayat lain dikatakan: “Maka benarbenar
ia kafir.”

HARAM MEMBERI KERINGANAN HUKUMAN

1. Dari ‘Aisyah ra., bahwasanya bangsa Quraisy dipusingkan
oleh persoalan seorang wanita dari suku Makhzum yang
mencuri, kemudian mereka bertanya: “Siapa lagi yang pantas
diutus untuk memintakan keringanan (dispensasi) masalah ini
kepada Rasulullah saw.,?” Akhirnya mereka berkata: “Siapa
lagi yang pantas diutus kecuali Usamah bin Zaid yang kekasih
rasulullah saw., itu” Maka Usamah menyampaikan hal itu
kepada beliau, kemudian Rasulullah saw., bersabda: “Apakah
pantas kamu memintakan dispensasi dalam salah satu dari
pada hukum-hukum Allah yang telah ditetapkan oleh Allah
Ta’ala.” Setelah itu beliau berdiri dan berpidato:
“Sesungguhnya kebinasaan orang-orang sebelum kalian
adalah apabila ada orang terhormat diantara mereka mencuri,
maka mereka dibiarkan, dan apabila ada orang yang lemah
diantara mereka itu mencuri, maka dilaksanakanlah hukum
itu kepadanya. Demi Allah, seandainya Fatimah binti
Muhammad saw., itu mencuri aku pasti akan memotong
tangannya.” (HR. Bukhsri dan Muslim) Dalam salah satu
riwayat dikatakan: “Maka berubahlah wajah rasulullah dan
bersabda: “Apakah kamu pantas memintakan dispensasi
dalam salah satu daripada hukuman-hukuman Allah yang
telah ditetapkan Allah?” Kemudian Usamah berkata: “Wahai
rasulullah, mohonkan ampunan untuk diriku.” Kemudian
beliau memerintahkan untuk mendatangkan perempuan yang
mencuri itu kemudian dipotong tangannya.”

LARANGAN BUANG AIR DI TEMPAT UMUM

1. Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya rasulullah saw., bersabda:
“Takutlah kalian terhadap dua hal yang dikutuk. Para sahabat
bertanya: “Apakah dua hal yang dikutuk itu?” Rasulullah saw.,
menjawab: “Yaitu orang yang buang air di jalan umum, atau
orang yang buang air di tempat orang berlindung.” (HR.
Muslim)

LARANGAN KENCING DI AIR YANG TIDAK
MENGALIR

1. Dari Jabir ra., bahwasanya Rasulullah saw., melarang kencing
pada air yang tidak mengalir. (HR. Muslim)

MAKRUH MEMBEDA-BEDAKAN PEMBERIAN
KEPADA ANAK

1. Dari An Nu’man bin Al Basyir ra., bahwa ayah Nu’man pernah
membawanya menghadap rasulullah saw., lalu berkata: “Saya
pernah memberikan kepada anakku ini seorang budak yang
dulu kepunyaanku.” Rasulullah saw., bertanya: “Apakah
masing-masing anakmu kamu beri seperti anakmu ini?” Ayah
Nu’man menjawab: “Tidak” Maka Rasulullah saw., bersabda:
“Kalau begitu tariklah kembali pemberianmu (kepada Nu’man)
itu.”
Dalam riwayat dikatakan: “Rasulullah saw., bertanya:
“Apakah kamu juga berbuat semacam ini terhadap anakmu
semua?” ayahku (Ayah Nu’man) menjawab: “Tidak”
Rasulullah saw., bersabda: “Takutlah kepada Allah dan
berbuatlah adil terhadap anak-anak kalian.” Ayahku pun
kembali, lalu mengembalikan sedekah itu.
Dalam sebuah riwayat dikatakan: “Hai Basyir, Apakah kamu
mempunyai anak lagi selain anak ini?” Ayah menjawab: “Ya”
Rasulullah saw., bertanya: “Apakah semua anakmu kamu beri
hadiah seperti ini?” Ayah menjawab: “Tidak” Rasulullah saw.,
bersabda: “Kalau begitu janganlah kamu jadikan aku sebagai
saksi, sebab aku tidak menjadi saksi perbuatan aniaya.”
Dalam riwayat lain dikatakan: “Jangan jadikan aku sebagai
saksi atas perbuatan aniaya.”
Dalam riwayat lain: “Mintalah persaksian akan hal ini kepada
orang lain selain aku.” Kemudian rasulullah saw.,
meneruskan: “Apakah menggembirakanmu, jika ketaatan
anak-anakmu kepadamu sama?” Ayah menjawab: “begitulah”
Rasulullah bersabda: “Maka jangan (mengutamakan anak
yang melebihi yang lain) kalau begitu.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

HARAM PEREMPUAN BERKABUNG MELEBIHI
TIGA HARI

1. Dari Zainab binti Abu Salamah ra., ia bercerita: “Saya datang
ke rumah Ummu Habibah ra., -isteri nabi saw.,- yakni Abu
Sufyan bin Harb ra.,- wafat. Ummu Habibah minta diambilkan
minyak wangi yang kuning warnanya atau selainnya, maka
seorang jariyah (budak perempuan) meminyakinya dengan
minyak itu, kemudian juga mengolesi kedua tepi pipinya. Lalu
Ummu Habibah berkata: “Demi Allah, sedikitpun saya tidak
memerlukan wewangian. Hanya saja saya pernah mendengar
Rasulullah saw., bersabda: Tidak halal bagi perempuan yang
mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir, untuk
berkabung atas orang mati lebih dari tiga malam, kecuali
berkabung atas suaminya selama empat bulan sepuluh hari.”
Zainab binti Salamah melanjutkan: “Beberapa waktu
kemudian saya datang kepada Zainab binti Jashy ra., ketika
saudaranya wafat. Ia juga minta diambilkan wewangian dan
mengusapkannya lalu berkata: “Demi Allah, saya tidak
memerlukan wewangian ini, karena saya pernah mendengar
rasulullah saw., bersabda diatas mimbar: “Tidak halal bagi
perempuan yang mengaku beriman kepada Allah dan hari
akhirat, untuk berkabung atas orang mati lebih dari tiga
malam, kecuali berkabung atas suaminya selama empat buan
sepuluh hari.” (HR. Bukhari dan Muslim)

HARAM MEMBELI BARANG YANG AKAN DIJUAL
SEBELUM SAMPAI DI PASAR

1. Dari Anas ra., ia berkata: “Rasulullah saw., melarang orang
kota yang menjualkan barang orang desa yang baru datang
sebelum sampai di pasar, walaupun orang itu saudara
kandungnya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda:
“Janganlah kalian menjemput barang-barang dagangan
sebelum ia diturunkan ke pasar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda:
“Janganlah kalian menjemput kafilah pedagang (lalu membeli
barang dagangannya sebelum tahu harga pasaran) dan
janganlah orang kota menjualkan barang orang desa.”
Kemudian Tsawus bertanya kepada Ibnu Abbas: “Apakah
yang dimaksud orang kota tidak boleh menjualkan barang
orang desa?” Ibnu Abbas menjawab: “Tidak ada makelar
dalam jual beli itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: “Rasulullah saw., melarang
orang kota menjualkan barang orang desa dan janganlah
merangsang pembeli untuk menjerumuskan orang lain,
janganlah menjual untuk merusak jualan orang lain,
janganlah seseorang meminang atas pinangan saudaranya,
dan janganlah orang perempuan meminta perceraian
saudarinya (sesama muslimat), dengan maksud agar ia dapat
menumpahkan yang ada dalam bejana. (Ini adalah kata
kiasan dalam suatu perkawinan. Maksudnya dengan
hasutannya ia bertujuan menggantikan kedudukan saudarinya
tersebut). Dalam riwayat lain dikatakan: “Rasulullah saw.,
melarang menyongsong (kafilah pedagang, lalu membeli
barang dagangan sebelum mengetahui harga pasaran),
melarang pendatang menjualkan barang orang kampung,
melarang perempuan yang memberi isyarat (pada waktu akan
kawin) diceraikannya saudarinya (sesama muslimat, yakni
isteri calon suaminya), melarang penawaran seseorang atas
penawaran saudaranya. Rasulullah saw., juga melarang
tipuan (menawar lebih tinggi, tetapi tidak dengan maksud
membeli, melainkan untuk menjerumuskan calon pembeli)
dan melarang tashriyah (tidak memerah susu hewan, agar
susu itu terkumpul sehingga orang mengira susu hewan itu
banyak dan bertambah minat pembeli terhadap hewan ternak
itu).” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Dari Ibnu Umar ra., bahwasanya Rasulullah saw., bersabda:
“Janganlah seorang di antara kalian menjual atas penjualan
orang lain, jangan pula meminang atas pinangan saudaranya
(sesama muslim), kecuali jika saudaranya itu telah memberi
izin kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Dari Uqbah bin Amir ra., bahwasanya Rasulullah saw.,
bersabda: “Orang mukmin itu adalah saudara orang mukmin
yang lain, karena itu tidak halal bagi seorang mukmin menjual
atas jualan saudaranya, dan tidak halal pula meminang atas
pinangan saudaranya, sampai saudaranya itu
meninggalkannya (mengizinkannya).” (HR. Muslim)

LARANGAN MENYIA-NYIAKAN HARTA

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala menyukai tiga macam perbuatan,
dan membenci tiga macam perbuatan bagi kalian. Allah suka
jika kalian menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun, serta bilamana kalian selalu
berpegang teguh pada tali (agama) Allah dan tidak berceraiberai.
Allah membenci apabila kalian banyak bicara, banyak
bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (HR. Muslim)

2. Dari Warrad, penulis Al Mughirah berkata: “Al Mughirah bin
Syu’ban mendiktekan kepada saya di dalam menulis surat
kepada Mu’awiyyah ra., bahwsanya nabi saw., setiap selesai
shalat fardhu, beliau senantiasa membaca: “LAA ILAAHA
ILLALLAAHU WAHDAU LAA SYARIIKALAH, LAHUL MULKU
WALAHUL HAMDU WAHUWA ‘ALAAKULLI SYAI-IN QADIIR.
ALLAAHUMMA LAA MAANI’A LIMA A’THAITA WALAA MU’THIYA
LIMAA MANA’TA WALAA YANFA’U DZALJADDI MINKAL JADDU
(Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu
bagi-Nya, milik-Nya lah segala kerajaan dan milik-Nya pula
segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya
Allah, tidak ada orang yang dapat menghalang-halangi pada
apa yang Engkau berikan dan tidak ada orang yang mampu
memberikan apa yang Engkau cegah, tidak pula manfaat
terhadap orang yang mempunyai kekayaan, hanya kepada-Mu
lah segala kekayaan.)” Disamping itu Al Mughirah juga
menulis surat kepada Mu’awiyyah bahwasanya nabi Saw.,
melarang pula menyia-nyiakan harta, banyak bertanya, serta
melarang durhaka kepada ibu, mengubur hidup-hidup anak
perempuan, suka menolak dan suka meminta tolong.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

LARANGAN MENGACUNGKAN SENJATA TAJAM
KEPADA SESAMA MUSLIM

1. Dari Abu Hurairah ra., dari rasulullah saw., beliau bersabda:
“Janganlah salah seorang di antara kalian mengacungkan
pedang kepada saudaranya, karena ia tidak tahu kalau-kalau
setan melepaskan dari tangannya kemudian menjadikan ia
terjerumus ke dalam jurang neraka.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Dalam riwayat Muslim dikatakan bahwasanya Abu Qasim
saw., bersabda: “Barang siapa mengacungkan sepotong besi
kepada saudaranya maka sesungguhnya malaikat
melaknatnya, walaupun yang diacunginya adalah saudaranya
seayah dan seibu.”

2. Dari Jabir ra., ia berkata: “Rasulullah saw., melarang
memberikan atau menerima pedang dalam keadaan
terhunus.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

MAKRUH KELUAR DARI MASJID SESUDAH
AZAN

1. Dari Abu Sya’tsa’ berkata: “Kami bersama-sama dengan Abu
Hurairah ra., di dalam masjid kemudian muadzin
mengumandangkan azannya, lantas ada seseorang berdiri
dan keluar dari masjid, maka Abu Hurairah menatapkan
pandangannya sampai orang itu keluar dari masjid. Setelah
itu Abu Hurairah berkata: “Orang itu benar-benar telah
mendurhakai Abu Qasim saw.,” (HR. Muslim)

MAKRUH MENOLAK HARUM-HARUMAN

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda:
“Barang siapa ditawari harum-haruman maka janganlah ia
menolak, karena sesungguhnya harum-haruman itu ringan
dibawa lagi pula harum baunya.” (HR. Muslim)

2. Dari Anas bin Malik ra., bahwasanya nabi saw., tidak pernah
menolak harum-haruman.” (HR. Bukhari)

MAKRUH MEMUJI ORANG

1. Dari Abu Musa ra., ia berkata: Nabi saw., mendengar
seseorang memuji orang lain dengan setinggi-tingginya,
kemudian beliau bersabda: “Kamu telah membinasakan atau
mematahkan punggung seseorang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya ada seseorang yang
diceritakan di hadapan rasulullah saw., dan ada orang yang
memujinya dengan kebaikan, kemudian nabi saw., bersabda:
“Janganlah kamu memuji, karena berarti kamu telah
memotong-motong leher kawanmu.” Beliau mengulangi
sabdanya berkali-kali. Apabila salah seorang di antara kalian
harus memujinya maka hendaklah ia berkata: “Saya kira ia
begini, begitu,” apabila ia mengetahui bahwa saudaranya itu
seperti itu, sedangkan yang akan menentukan adalah Allah,
dan tidak boleh ada seseorang dipuji melebihi pujian kepada
Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Dari Hammam bin Harits dari Miqdad ra., bahwasanya ada
seseorang memuji Usman ra., kemudian Miqdad segera
jongkok dan menaburkan kerikil ke mukanya, lantas Usman
bertanya kepadanya: “Mengapa kamu berbuat seperti itu?” Ia
menjawab: “Sesungguhnya rasulullah saw., besabda: “Apabila
kalian melihat ada orang yang memuji, maka taburkanlah
tanah ke muka mereka.” (HR. Muslim)
Hadits-hadits di atas menunjukan tentang larangan memuji, tetapi
masih banyak juga hadits-hadits shahih yang membolehkan
memuji. Adapun untuk mempertemukan hadits-hadits yang berbeda
itu, para ulama berpendapat bahwa apabila orang yang dipuji itu
sempurna imannya dan diperkirakan tidak akan terpengaruh oleh
pujian itu, maka semua pujiannya tidaklah diharamkan dan tidak
pula dimakruhkan. Tetapi jika dikhawatirkan orang yang mendapat
pujian itu akan merubah sikapnya, sehingga ia berlaku sombong
dan sebagainya, maka memuji itu dilarang. Adapun hadits yang
membolehkan memuji di antaranya adalah, sabda Rasulullah saw.,
kepada Abu Bakar ra., “Aku berharap semoga kamu termasuk dari
golongan mereka (yakni golongan orang-orang yang dapat masuk
surga dari berbagai pintu surga)” Dan dalam hadits lain, Rasulullah
saw., bersabda kepada Abu Bakar ra.,: “Kamu bukanlah termasuk
dari golongan mereka (yakni golongan orang-orang yang
menjuraikan kainnya karena sombong).” Dan Rasulullah saw., juga
pernah bersabda kepada Umar ra.,: “Setan tidak akan melihat
kamu berjalan pada suatu jalan melainkan setan itu menyimpang,
mencari jalan lain.”

MAKRUH KELUAR DARI DAERAH YANG
TERTIMPA MUSIBAH

1. Dari Ibnu Abbas ra., bahwasanya Umar bin Khaththab ra.,
pergi ke negeri Syam, ketika beliau sudah sampai di Suragh
(suatu tempat berjarak tiga belas hari perjalanan dari
Madinah, hampir sampai di Syam), maka pembesar-pembesar
negeri Syam menemuinya, pembesar itu adalah Abu Ubaidah
bin Jarrah dan bawahannya. Mereka memberitahu Umar
bahwa wabah telah menyerang Syam. Umar berkata kepada
Saya (Ibnu Abbas): “Panggilkan orang-orang Muhajirin yang
pertama!” Saya pun memanggil mereka. Lalu Umar
bermusyawarah dengan mereka. Umar mengatakan kepada
mereka bahwa wabah penyakit telah menyerang Syam.
Mereka berselisih pendapat. Ada yang berkata: “Kamu keluar
(pergi) adalah untuk suatu urusan (yaitu memerangi musuh)
dan kami tidak sependapat bila kamu kembali.” Ada pula yang
berkata: “Bersamamu ada orang-orang dan para sahabat
rasulullah saw., dan kami tidak sependapat kamu
menjerumuskan mereka ke dalam wabah itu.” Kemudian
Umar berkata: “Panggilakan sahabat-sahabat Anshar!” Saya
memanggil mereka. Lalu Umar bermusyawarah dengan
mereka. Mereka inipun sama dengan para sahabat Muhajirin,
berbeda pendapat seperti perbedaan pendapatnya para
sahabat muhajirin. Umar berkata: “Pergilah kalian dariku”
Kemudian berkata: “Panggilkan orang yang berada di sini
diantara orang-orang tua Quraisy yang masuk islam sebelum
terbukanya Makkah.” Saya pun memanggil mereka. Ternyata
dua orang diantara mereka tidak berbeda pendapat mengenai
masalah ini. Mereka berkata: “Kami berpendapat semua
orang diajak kembali dan tidak membawa mereka ke wabah
itu.” Umar lalu menyerukan kepada orang banyak: “sungguh,
Aku berpagi-pagi di atas punggung kendaraan, maka berpagipagilah
kalian di atasnya” (Sejak semula melalui ijtihad Umar
bermaksud kembali ke Madinah. Ketika mendengar pendapat
kebanyakan sahabat beserta keutamaan orang-orang yang
bermusyawarah dengannya, maka ia pun mantap
memutuskan untuk kembali.) Abu Ubaidah bin Jarrah ra.,
berkata: “Apakah kita lari dari qadar (ketentuan) Allah?”
Umar ra., menjawab: “Seandainya bukan kamu yang berkata,
hai Abu Ubaidah! Umar tidak suka bantahan Abu Ubaidah itu.
Ya! Kita lari dari qadar Allah untuk menuju qadar Allah yang
lain. Apa pendapatmu andaikata kamu mempunyai seekor
unta yang turun ke sebuah lembah yang mempunyai dua sisi,
yang satu subur dan yang satu lagi kering. Tidakkah jika
kamu menggembalakannya kebagian yang subur itu adalah
sesuai dengan qadar Allah, dan kalau kamu
menggembalakannya ke tanah yang kering juga sesuai
dengan qadar Allah?” Ibnu Abbas melanjutkan ceritanya: Lalu
datanglah Abdurrahman bin Auf ra., sebelumnya ia tidak ada,
karena mempunyai hajat. Ia berkata: “Saya mempunyai
pengetahuan dalam persoalan ini. Saya pernah mendengar
rasulullah saw., bersabda: “Apabila kalian mendengar ada
wabah dari suatu negeri, maka janganlah kamu datang ke
negeri itu. Dan apabila wabah itu menyerang suatu negeri,
sedangkan kalian berada disana, maka janganlah kalian
keluar, lari darinya.” Maka Umarpun memuji Allah dan
bubaran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Usamah ra., dari Nabi saw., beliau bersabda: “Apabila
kalian mendengar ada tha’un (penyakit menular) pada suatu
negeri, maka janganlah kalian memasuki negeri itu. Dan
apabila penyakit itu melanda suatu negeri, sedangkan kalian
berada di sana, maka janganlah kalian keluar dari negeri itu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

HARAM MENGGUNAKAN SIHIR

1. Dari Abu Hurairah ra., beliau bersabda: “Jauhilah oleh kalian
tujuh hal yang membinasakan!” Para sahabat bertanya:
“Wahai rasulullah, apakah tujuh hal yang membinasakan itu?”
Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa
yang diharamkan Allah kecuali karena hak, makan riba,
makan harta anak yatim, melarikan diri sewaktu jihad dan
menuduh zina wanita-wanita mukmin yang senantiasa
memelihara dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

LARANGAN MEMBAWA AL-QUR’AN KE DAERAH
ORANG KAFIR

1. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: “Rasulullah saw., melarang
bepergian dengan membawa Al-Qur’an ke daerah musuh.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

HARAM MEMAKAI BEJANA EMAS DAN PERAK

1. Dari Ummu Salamah ra., bahwasanya Rasulullah saw.,
bersabda: “Orang yang minum menggunakan bejana perak,
bagaikan menuangkan api neraka ke dalam perutnya.” (HR.
Bukhari dan Muslim) Dalam riwayat lain dikatakan:
“Sesungguhnya orang yang makan atau minum dengan
menggunakan wadah perak dan emas. - itu sebenarnya
memasukkan api Jahanam dalam perutnya."

2. Dari Hudzaifah ra., ia berkata: “Sesungguhnya nabi saw.,
melarang kami memakai sutra yang halus dan sutra yang
kasar dan minum dari wadah yang terbuat dari emas dan
perak. Beliau bersabda: “Itu adalah untuk mereka (orangorang
kafir) di dunia dan untuk kalian nanti di akhirat.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits yang juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari
Hudzaifah ra., dikatakan, bahwasanya Hudzaifah berkata: “Saya
mendengar rasulullah saw., bersabda: “Janganlah kalian memakai
sutra baik yang halus maupun yang kasar, dan janganlah kalian
minum dengan menggunakan wadah dari emas dan perak, serta
janganlah kalian makan dengan menggunakan piring emas dan
perak.” (Muttafaq Alaih)

3. Dari Anas bin Sirin berkata: “Ketika saya bersama Anas bin
Malik ra., ke rumah seorang majusi, disitu dijamu dengan
faludzaj (roti yang dimasak dengan tepung, air dan madu)
pada bejana yang terbuat dari perak, tetapi anas tidak mau
memakannya. Kemudian Anas berkata kepada orang majusi
itu: “Pindahkan!” Maka orang majusi itu memindahkannya lalu
pada bejana yang terbuat dari kayu, lalu dihidangkannya lalu
Anas memakannya.” (HR. Baihaqi)

HARAM ORANG LAKI-LAKI MEMAKAI PAKAIAN
YANG DICELUP

1. Dari Anas ra., ia berkata: “Nabi saw., melarang orang laki-laki
memakai pakaian yang dicelup seperti za’faran.” (HR. Bukhari
dan Muslim)

2. Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., ia berkata: Nabi saw.,
melihat saya memakai pakaian yang dicelup dengan warna
kuning, kemudian beliau bertanya: “Apakah ibumu yang
menyuruh kamu untuk memakai pakaian seperti itu?” Saya
berkata: “Apakah saya harus membasuhnya?” Beliau
bersabda: “Bahkan bakarlah kedua pakaian itu.”
Dalam riwayat lain, beliau bersabda: “Sesungguhnya pakaian
seperti itu adalah termasuk pakaian orang-orang kafir, maka
janganlah kamu memakainya.” (HR. Muslim)

LARANGAN MEMBISU

1. Dari Ali ra., ia berkata: “Saya ingat ajaran rasulullah saw.,
bahwa tidak dianggap yatim lagi sesudah ihtilam (baligh), dan
tidak boleh membisu sejak pagi hingga malam.” (HR. Abu
Dawud)

2. Dari Qais bin Abu Hazim berkata: “Abu Bakar Ash Shiddiq ra.
masuk ke rumah seorang perempuan dari suku Ahnas yang
bernama Zainab. Abu Bakar melihat perempuan itu tidak mau
bicara, kemudian Abu Bakar bertanya :“Kenapa perempuan
itu tidak mau bicara?“ Orang-orang yang ada disitu
berkata:“Ia berniat untuk diam.“ Kemudian Abu Bakar
berkata kepadanya:“Berbicaralah kamu, karena
sesungguhnya perbuatan seperti itu tidak diperbolehkan, itu
termasuk perbuatan orang-orang Jahiliyah.“ Kemudian
perempuan itu mau bicara.“ (HR. Bukhari)

HARAM BERNASAB BUKAN KEPADA AYAHNYA

1. Dari Sa’ad bin Abu Waqqash ra. Bahwasannya Nabi saw.
bersabda:“Barangsiapa menasabkan diri (membangsakan)
kepada selain ayahnya, padahal ia tahu bahwa itu (orang
yang dibangsakan) bukanlah ayahnya, maka surga baginya
adalah haram.“ (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau
bersabda:“Janganlah kalian membenci ayah-ayah kalian
karena barangsiapa membenci ayahnya, berarti ia kufur.“
(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Dari Yazid bin Syarik bin Thariq berkata: Saya pernah melihat
Ali ra. sedang berkhutbah di atas mimbar, dan saya
mendengar ia berkata:“Tidak, demi Allah, kita tidak
mempunyai kitab yang kita baca selain kitab Allah dan apa
yang terdapat dalam lembaran ini.“ Lalu Ali membuka
lembaran tersebut, ternyata di dalamnya ada gigi-gigi unta
dan beberapa masalah pengobatan. Di dalamnya terdapat
pula sabda Rasulullah saw.:“Madinah adalah tanah haram di
antara gunung ’Aer sampai gunung Tsaur. Barangsiapa
membuat hal-hal baru (membuat bid’ah dalam masalah
agama) di Madinah atau berlindung sambil membuat bid’ah,
maka ia menerima laknat Allah, malaikat dan laknat manusia
seluruhnya. Allah tidak menerima tobat dan tebusan darinya
kelak pada hari kiamat. Kesepakatan kaum muslimin adalah
satu, yang harus dilaksanakan oleh orang yang paling rendah
sekalipun di antara mereka. Karena itu, barangsiapa
mengkhianati kesepakatan (perjanjian) seorang muslim,
maka ia menerima laknat Allah, malaikat dan manusia
seluruhnya. Allah tidak menerima tobat dan tebusan darinya
kelak pada hari kiamat. Barangsiapa bernasab
(membangsakan) diri dengan selain ayahnya atau
membangsakan kepada selain tuan (yang memerdekakan)nya
maka ia mendapat laknat Allah, malaikat dan manusia
seluruhnya. Allah tidak menerima tobat dan tebusan darinya
kelak pada hari kiamat.“ (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Dari Abu Dzarr ra. bahwasannya ia mendengar Rasulullah
saw. bersabda:“Seseorang yang bernasab (membangsakan)
diri kepada selain ayahnya, padahal ia mengetahui hal itu,
tidak lain artinya kecuali ia telah kafir. Dan barangsiapa
mengaku apa yang tidak ada padanya, maka ia bukanlah
termasuk golongan kami dan hendaklah ia menempatkan diri
di neraka. Barangsiapa menuduh seseorang sebagai kafir atau
berkata:“Hai musuh Allah,“ padahal tidak demikian, maka
ucapan itu pasti kembali kepadanya.“ (HR. Bukhari dan
Muslim)

ANCAMAN BAGI YANG MELANGGAR
LARANGAN ALLAH DAN RASUL-NYA

1. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau
bersabda:”Sungguh, Allah Ta’ala mempunyai rasa cemburu,
cemburu jika seseorang mengerjakan apa yang diharamkan-
Nya.“ (HR. Bukhari dan Muslim)

YANG HARUS DIKERJAKAN KETIKA
MELANGGAR LARANGAN ALLAH

1. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau
bersabda:”Barangsiapa bersumpah dengan mengatakan:
Demi Latta dan Uzza, maka hendaklah ia segera
mengucapkan: LAA ILAAHA ILLALLAAH (Tiada Tuhan selain
Allah). Barangsiapa berkata kepada temannya:”Mari kita
berjudi, maka hendaklah ia segera bersedekah.” (HR. Bukhari
dan Muslim)

HADITS YANG MEMUAT CERITERA

1. Dari Nawwas bin Sa’man, ia berkata:”Suatu pagi Rasulullah
saw. bercerita tentang Dajjal, terkadang beliau memelankan
suaranya dan terkadang mengeraskannya, sehingga kami
menyangka Dajjal itu ada di kebun kurma. Ketika kami
mendatanginya, beliau mengetahui keadaan kami, maka
beliau bertanya:”Ada apa kalian?” Kami menjawab:”Wahai
Rasulullah, engkau bercerita tentang Dajjal, terkadang
engkau memelankan suara dan terkadang mengeraskannya,
sehingga kami menyangka Dajjal ada di kebun kurma.” Beliau
bersabda:”Ketakutan kepada selain Dajjal adalah yang paling
aku khawatirkan terhadap dirimu. Kalau dia dan aku masih
ada di antara kalian, akulah yang berdebat dengannya untuk
melindungimu, tetapi jika dia keluar dan aku tidak berada di
antara kalian, maka setiap orang berdebat untuk menolong
dirinya sendiri, dan Allah adalah penggantiku untuk setiap
orang muslim. Dia (Dajjal) adalah seorang pemuda yang
berambut keriting, matanya menyembul keluar, menurutku
seperti Abdul Uzza bin Qathan. Oleh karena itu, siapapun di
antara kamu yang bertemu dengannya, hendaklah
membacakan permulaan surat Al Kahfi. Sesungguhnya ia
keluar dari jalan antara Syam dan Irak, kemudian merusak
kanan kirinya. Hai hamba-hamba Allah, tabahlah! Kami
berkata:”Wahai Rasulullah, berapa lamanya ia beridam di
bumi?” Beliau bersabda:”Empat puluh hari yang sehari seperti
setahun, sehari lagi seperti sebulan, sehari lagi seperti
seminggu, dan sisa-sisa harinya seperti hari-harimu.” Kami
berkata:”Wahai Rasulullah, hari yang seperti setahun tadi,
cukuplah bagi kami satu hari saja pada hari itu?” Beliau
menjawab: ”Tidak. Jadi buatlah perkiraan untuk waktu
shalat!” Kami bertanya:”Wahai Rasulullah, bagaimana
kecepatannya di bumi?” Beliau menjawab:”Seperti hujan yang
ditiup angin. Maka ia mendatangi suatu kaum lalu mengajak
mereka, maka mereka beriman kepadanya dan mau
menjawab ajakannya. Setelah itu ia memerintahkan langit
(agar menurunkan hujan), maka langit pun menurunkan
hujan, memerintahkan bumi (agar menumbuhkan tumbuhtumbuhan),
maka bumi pun menumbuhkan tumbuhtumbuhan.
Pada waktu sore gembalaan mereka pulang
dengan punuk yang panjang, lambung yang berisi susu yang
mengelayut. Kemudian pergi ke lain kaum mengajak mereka
kemudian kaum itu menolaknya, maka Dajjal meninggalkan
mereka. Pada keesokan harinya mereka mengalami paceklik,
tiada suatu harta pun yang ada pada mereka. Kemudian
Dajjal melewati suatu reruntuhan tersebut:”Keluarkan harta
simpananmu,” maka simpanan tadi mengikutinya bagaikan
gerombolan lebah. Setelah itu ia memanggil seorang pemuda
lalu dipotongnya dengan pedang menjadi dua bagian dan
dilemparkan sejauh sasaran, lantas dipanggilnya kembali,
maka pemuda menghadap sambil tertawa dan wajahnya
bersinar. Ketika ia dalam keadaan demikian, mendadak Allah
mengutus Al Masih putra Maryam. Beliau turun di menara
putih, sebelah timur Damaskus dengan mengenakan pakaian
yang dicelup za’faran, dan meletakkan telapak tangannya
pada sayap dua malaikat. Apabila beliau menundukkan
kepada, air pun menetas dan jika mengangkat kepala,
berluncuran air tadi bagaikan mutiara. Orang kafir mencium
bau nafas beliau pasti mati, sedangkan nafas beliau dapat
mencapai sejauh pandangan mata beliau. Kemudian beliau
mencari Dajjal dan menemukannya di Babu Ludd (daerah
dekat Baitul Muqaddas) lalu membunuhnya. Setelah itu beliau
mendatangi kaum yang dijaga oleh Allah dari kejahatan
Dajjal, beliau mengusap wajah mereka dan mengucapkan
derajat mereka di surga. Ketika beliau dalam keadaan
demikian, tiba-tiba Allah memberikan wahyu:”Sesungguhnya
Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku, tiada seorang pun
yang mampu membunuhnya, maka jaga dan kumpulkanlah
hamba-hamba-Ku di gunung Thur.” Kemudian Allah
membangkitkan Ya’juj dan Ma’juj yang dengan cepat turun
dari tempat-tempat yang tinggi. Ketika yang terdengar dari
mereka melewati danau Thabariyah, mereka minum apa yang
ada disitu. Dan tatkala barisan yang terakhir lewat, mereka
berkata:”Sungguh di tempat ini pernah ada air.” Dan
Nabiyyullah Isa dan sahabat-sahabatnya dikepung, sehingga
kepala seekor lembu bagi mereka lebih baik daripada seratus
dinar. Kemudian Nabiyullah Isa dan sahabat-sahabatnya
berdoa kepada Allah, maka Allah mengirim ulat ke tengkuk
mereka (Ya’juj dan Ma’juj), sehingga mereka semua mati
seperti matinya satu jiwa. Setelah itu Nabiyullah Isa dan
sahabat-sahabatnya turun ke bumi. Mereka tidak menemukan
sejengkal pun tempat di bumi kecuali telah dipenuhi bangkai
Ya’juj dan Ma’juj yang berbau busuk. Maka Nabiyullah Isa dan
sahabat-sahabatnya berdoa kepada Allah, maka Allah
mengirim burung sebesar leher unta yang kemudian
membawa mereka (Ya’juj dan Ma’juj) dan melemparkannya di
tempat yang dikehendaki Allah. Kemudian Allah mengirim
hujan tadi mencuci bumi sampai bersih seperti kaca, lalu
dikatakan kepada bumi:”Tumbuhkanlah buah-buahmu dan
kembalikanlah berkahmu.” Maka pada hari itu serombongan
orang memakan buah delima dan berteduh dengan
kelopaknya, juga diberkahi air susu seekor unta yang cukup
untuk serombongan orang, air susu seekor sapi cukup untuk
satu keluarga. Ketika mereka dalam keadaan demikian, Allah
mengirim angin yang harum yang bertiup di bawah ketika
mereka, lalu mencabut nyawa setiap orang mukmin dan
muslim, dan yang tersisa adalah orang-orang yang jahat yang
melakukan persetubuhan seperti keledai (bersetubuh di depan
umum tanpa rasa malu), maka pada masa mereka itulah
kiamat terjadi.”(HR. Muslim)

2. Dari Rab’iy bin Hirats berkata: Saya pergi bersama Abu
Mas’ud Al Anshariy ke tempat Hudzaifah bin Yaman ra.,
kemudian Abu Mas’ud berkata: ”Ceritakanlah kepadaku berita
tentang Dajjal yang kamu dengar dari Rasulullah saw..”
Hudzaifah berkata: ”Sesungguhnya Dajjal itu akan keluar
dengan membawa air dan api. Adapun yang terlihat air oleh
manusia, itu sebenarnya adalah api yang membakar,
sedangkan yang terlihat api oleh manusia, itu sebenarnya
adalah air yang dingin dan segar. Barangsiapa di antara kalian
bertemu dengan Dajjal, hendaklah ia menjatuhkan pilihannya
pada api, karena sesungguhnya itu adalah air yang segar dan
baik.” Kemudian Abu Mas’ud berkata: ”Saya pun telah
mendengar berita yang seperti itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: ”Dajjal akan keluar kepada umatku dan akan
berdiam selama empat puluh. Saya tidak tahu apakah empat
puluh hari, empat puluh bulan atau empat puluh tahun.
Kemudian Allah mengutus Isa bin Maryam seakan-akan ia
Urwah bin Mas’ud. Maka ia mencari Dajjal lalu
membinasakannya. Setelah itu manusia tinggal di bumi
selama tujuh tahun, tiada rasa permusuhan di antara dua
orang. Kemudian Allah mengirim angin yang dingin dari arah
Syam, maka tiada seorang pun yang dihatinya terdapat sebiji
sawi kebaikan atau iman yang tinggal di bumi melainkan pasti
mati, sehingga andai salah seorang di antara kamu masuk ke
dalam perut gunung, angin tadi akan tetap masuk dan
mencabut nyawanya.” Saya mendengar pula Rasulullah saw.,
beliau bersabda: ”Maka tinggallah manusia-manusia jahat
(yang hidup) dalam kesigapan burung dan berakal binatang
busa, mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari
kemungkaran. Maka setan menjelma (sebagai manusia) di
hadapan mereka lalu bertanya: ”Tidakkah kalian mau
memerintahkan mereka agar menyembah berhala, sedang
pada waktu itu rezeki mereka berlimpah dan kehidupan
mereka terjamin. Kemudian ditiuplah sangkakala, maka tiada
seorang pun yang mendengarnya melainkan
mendengarkannya dengan sungguh-sungguh. Orang yang
mendengarnya pertama kali ialah orang yang sedang
memperbaiki sawahnya, lalu mati dan manusia pun mati
semua. Setelah itu Allah menurunkan hujan yang seperti air
susu, lalu tumbuhlah jasad-jasad manusia. Kemudian
sangkakala ditiup lagi, maka mereka berdiri dan menunggu.
Setelah itu diserukan: ”Hai manusia, kemarilah menghadap
Tuhanmu! Suruh mereka berdiri karena mereka akan
ditanyai.” Lalu diserukan pula: ”Keluarkanlah rombongan
yang ke neraka.” Maka ditanyakan: ”Berapa?” Dijawab: ”Dari
setiap seribu, dikeluarkan sembilan ratus sembilan puluh
sembilan ke neraka dan satu untuk ke surga.” Hari itulah
yang menjadikan anak-anak berubah dan hari betis
disingkapkan.”(HR. Muslim)

4. Dari Anas ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: ”Tidak
ada satu daerah pun yang tidak dimasuki Dajjal, kecuali
Makkah dan Madinah, tiada satu jalan bukit pun di Madinah
melainkah di sana ada malaikat yang berjajar menjaganya,
maka Dajjal berhenti di tanah yang lembab kemudian
Madinah digoncang gempa tiga kali, semua orang kafir dan
munafik keluar dari sana menuju tempat Dajjal.”(HR. Muslim)

5. Dari Anas ra. Bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: ”Orang
Yahudi Isbahan sebanyak tujuh puluh ribu lengkap dengan
pakaian seragamnya akan selalu mengikuti Dajjal.”(HR.
Muslim)

6. Dari Ummu Syarik ra. Bahwasannya ia mendengar Nabi saw.
bersabda: ”Sungguh, manusia akan berlari ke gunung-gunung
menghindari Dajjal.” (HR. Muslim)

7. Dari Imran bin Hushain ra., ia berkata: Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda: “Tiada suatu makhluk pun sejak
diciptakannya Nabi Adam sampai hari kiamat yang besarnya
melebihi Dajjal.”(HR. Muslim)

8. Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra. Dari Nabi saw., beliau bersabda:
“Waktu Dajjal keluar, ada seorang mukmin yang menuju ke
arahnya. Ia disambut oleh pengawal-pengawal Dajjal yang
bersenjata pedang. Mereka bertanya: “Kamu mau ke mana?”
Ia menjawab: “Saya akan menemui orang yang keluar ini.”
Mereka bertanya lagi: “Apa kamu beriman kepada Tuhan
kami?” Ia menjawab: ”Tiada kesamaran sedikit pun pada
Tuhan kami.” Mereka berkata: ”Bunuh saja dia!” Sebagiannya
berkata:”Bukankah Tuhan telah melarang kalian membunuh
seorang pun selain dari perintahnya?” Maka mereka
membawanya ke Dajjal. Ketika orang mukmin itu melihatnya,
ia berkata: ”Hai manusia, ini adalah Dajjal yang telah
diceritakan oleh Rasulullah saw.” Maka Dajjal memerintahkan
agar lelaki itu dibelenggu, katanya: ”Tangkap dan pecahkan
kepalanya!” Akhirnya punggung dan kepalanya dipukuli.
Setelah itu Dajjal bertanya: ”Apakah kamu beriman
kepadaku?” Ia berkata: ”Kamu adalah Al Masih yang
pendusta.” Maka diperintahkan agar ia digergaji dari tengah
kepalanya (dibelah) sehingga kedua belah kakinya
terpisahkan, lalu Dajjal berjalan di antara kedua belah tubuh
itu lantas berkata: ”Berdirilah!” Orang itu berdiri tegak terus
Dajjal bertanya: ”Apakah kamu beriman kepadaku?” Ia
menjawab: ”Aku hanya bertambah yakin mengenal dirimu.”
Kemudian orang mukmin itu berkata lagi: ”Hai manusia,
sesungguhnya ia tidak akan dapat berbuat lagi terhadap
seorangpun sesudah aku.” Maka Dajjal menangkapnya untuk
disembelih, ia meletakkan tembaga di batang tenggotokan
orang tadi, tetapi tidak mau menyembelihnya, maka Dajjal
memegang kedua tangan dan kakinya lantas
melemparkannya ke neraka, padahal ia dilemparkan ke
surga.” Setelah Rasulullah saw. bersabda lagi: ”Ini adalah
manusia yang paling hebat kesaksiannya disisi Tuhan semesta
alam.”(HR. Muslim)
Bukhari juga meriwayatkan sebagian hadis ini dengan pengertian
maksud yang sama.

9. Dari Al Mughirah bin Syu’bah ra., ia berkata: Tiada seorang
pun yang menanyakan kepada Nabi saw. tentang Dajjal lebih
banyak dari apa yang aku tanyakan. Beliau bersabda: ”Apa
persoalanmu?” Saya berkata: ”Mereka berkata bahwa ia
mempunyai gunung roti dan sungai air.” Beliau bersabda:
”Dia lebih rendah bagi Allah daripada hal itu.”(HR. Bukhari
dan Muslim)

10. Dari Anas ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
“Tiada satu Nabi pun melainkan sudah memperingatkan
kaumnya terhadap pendusta yang buta sebelah. Ingat,
sesungguhnya dia (Dajjal) itu buta sebelah, sedang Tuhanmu
Yang Maha Mulia lagi Maha Agung tidak buta sebelah, dan
diantara kedua matanya (Dajjal) tertulis kaaf fa’ ra.”(HR.
Bukhari dan Muslim)

11. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: “Maukah aku jelaskan kepada kalian suatu berita
tentang Dajjal yang belum pernah dijelaskan oleh Nabi
kepada umatnya. Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah, dan
sesungguhnya ia akan muncul dengan membawa semacam
surga dan neraka. Sesuatu yang dikatakan surga oleh Dajjal
itu sebenarnya adalah neraka.”(HR. Bukhari dan Muslim)

12. Dari Ibnu Umar ra. bahwa dihadapan orang banyak
Rasulullah saw. pernah bercerita tentang Dajjal, sabdanya:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak buta sebelah. Ingat, Dajjal
itu buta matanya yang kanan, dan matanya seperti buah
anggur yang menyembul.”(HR. Bukhari Muslim)

13. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Kiamat tidak akan tiba sebelum kaum muslimin berperang
dengan yahudi, maka kaum muslimin dapat mengalahkan
mereka sampai ada kaum yahudi yang bersembunyi di balik
batu dan pohon, lalu batu dan pohon tadi berkata: “Hai
Muslim, hai hamba Allah, ini ada orang yahudi di belakangku.
Kemarilah dan bunuhlah dia!” Kecuali pohon gharqad (sejenis
pohon berduri), karena ia pohonnya orang yahudi.”(HR.
Bukhari dan Muslim)

14. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: “Demi Zat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-
Nya, dunia tidak akan hancur sehingga ada orang melewati
kubur orang lain, maka dia berhenti lalu berkata: “Alangkah
senangnya jika aku yang menjadi penghuni kubur ini,” dan
demikian itu bukan ajaran agama, hanya karena beratnya
cobaan di dunia.”(HR. Bukhari dan Muslim)

15. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: “Hari kiamat tidak akan datang sebelum sungai
Efrat memunculkan suatu bukit emas yang menimbulkan
perang, dimana setiap seratus orang akan mati sembilan
puluh sembilan, dan masing-masing orang di antara mereka
itu berkata: “Semoga saya yang selamat.”
Dalam sebuah riwayat dikatakan: “Sungai Efrat nyaris
memunculkan emas yang disimpannya, barangsiapa yang
mendapatkannya, maka janganlah ia mengambil sesuatu
daripadanya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

16. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda: “Orang-orang akan meninggalkan
Madinah dalam keadaan yang sangat baik, tiada yang
ketinggalan kecuali binatang dan burung yang mampu
mencari makan ke sana ke mari. Orang yang terakhir
meninggalkan Madinah adalah dua pengembala dari Muzainah
yang masuk ke Madinah memanggil-manggil kambingnya,
tiba-tiba mereka mereka bertemu dengan binatang buas,
sehingga ketika mereka sampai di Tsaniyatul Wada’ mereka
jatuh tersungkur.”(HR. Bukhari dan Muslim)

17. Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra. bahwasannya Nabi saw
bersabda: “Nanti pada akhir zaman ada di antara pemimpinpemimpin
kalian yang menabur-naburkan uang dan tidak bisa
dihitung.”(HR. Muslim)

18. Dari Abu Musa Al Asy’ariy ra. bahwasannya Nabi saw.
bersabda: “Akan datang kepada manusia suatu zaman
dimana seseorang berkeliling mengedarkan sedekah yang
berupa emas, tetapi tidak ada seorang pun yang bersedia
menerimanya. Dan akan kelihatan seorang laki-laki diikuti
oleh empat puluh perempuan yang ingin berlindung
kepadanya, karena sedikitnya orang laki-laki dan banyaknya
orang perempuan.”(HR. Muslim)

19. Dari Abu Hurairah ra. Nabi saw., beliau bersabda: ”Ada
seseorang membeli sebidang tanah kepada orang lain,
kemudian orang yang membeli sebidang tanah itu
menemukan sebuah bejana yang berisi emas di kawasan
tanah yang dibelinya itu, maka orang yang membeli tanah itu
berkata kepada orang yang menjualnya: ”Ambillah emasmu
karena sesungguhnya saya hanya membeli tanah kepadamu
dan tidak membeli emas.” Orang yang menjual tanah
menjawab: ”Saya menjual tanah dan semua yang terkandung
di dalamnya kepadamu.” Kemudian mereka membawa
permasalahannya itu kepada seorang hakim, maka orang
yang mengadili itu bertanya: ”Apakah masing-masing dari
kalian mempunyai anak?” Salah seorang di antara keduanya
berkata: ”Saya mempunyai anak laki-laki,” dan yang seorang
lagi berkata: ”Saya mempunyai anak perempuan.” Kemudian
si hakim berkata: ”Nikahkan saja anak laki-laki itu dengan
anak perempuan, serta berikanlah emas itu agar dapat
dimanfaatkan oleh mereka.”(HR. Bukhari dan Muslim)

20. Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya ia mendengar
Rasulullah saw. bersabda: ”Ada dua orang perempuan yang
masing-masing mempunyai anak, kemudian datanglah seekor
serigala dengan membawa salah seorang anak itu, lantas
salah seorang di antara perempuan itu berkata kepada yang
lain: ”Serigala itu membawa anakmu.” Kemudian mereka
menghadap kepada Nabi Dawud as. untuk minta keadilan,
dan Nabi Dawud memenangkan perempuan yang lebih tua
itu. Maka keduanya mengajukan permasalahannya kepada
Nabi Sulaiman bin Dawud as. kemudian Nabi Sulaiman
bersabda: ”Ambilkan pisau dan aku akan membelah anak itu
menjadi dua.” Perempuan yang lebih muda berkata:
”Janganlah engkau membelah anak itu, semoga Allah
memberi rahmat kepadamu. Anak itu adalah anaknya.”
Kemudian Nabi Sulaiman memutuskan bahwa anak itu adalah
anak perempuan yang lebih muda.”(HR. Bukhari dan Muslim)

21. Dari Mirdas Al Anshariy ra., ia berkata: Nabi saw.
bersabda: ”Orang-orang yang salih akan pergi (meninggal
dunia) satu persatu, sehingga yang tersisa hanyalah orangorang
yang seperti ampas gandum atau kurma, dimana Allah
tidak akan menghiraukan mereka sedikit pun.”(HR. Bukhari)

22. Dari Rifa’ah bin Rafi’ Az Zuraqiy ra., ia berkata: Jibril
datang kepada Nabi saw. dan bertanya: ”Bagaimana
pandanganmu tentang orang-orang yang mengikuti perang
Badar di antara kamu sekalian?” Beliau menjawab: ”Mereka
termasuk umat Islam yang paling utama.” Kemudian Jibril
berkata: ”Demikian juga para malaikat yang mengikuti perang
Badar.”(HR. Bukhari)

23. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: ”Apabila Allah Ta’ala mendatangkan siksaan kepada
suatu umat, maka siksaan itu menimpa seluruh orang yang
ada di situ, kemudian mereka nanti dibangkitkan sesuai
dengan amal perbuatannya masing-masing.”(HR. Bukhari dan
Muslim)

24. Dari Jabir ra., ia berkata: ”Ada sebuah tonggak batang
kurma yang biasa dijadikan tempat berdiri oleh Nabi saw.
(sewaktu beliau berkhutbah). Ketika dibuatkan mimbar, kami
mendengar suara tonggak itu seperti suara rintihan anak
unta, sehingga Nabi saw, turun dan meletakkan tangannya
pada tonggak itu lantas diamlah tonggak itu.”
Dalam riwayat yang lain dikatakan: ”Ketika hari Jumat tiba, Nabi
saw. duduk di atas mimbar, kemudian menjeritlah batang kurma
yang biasa beliau berkhutbah di atasnya, sehingga batang kurma
itu nyaris terbelah.”
Dalam riwayat lain dikatakan: ”Tonggak batang kurma itu menjerit
seperti jeritan anak kecil. Kemudian Nabi saw. turun dan mengambil
serta mendekapnya, lantas terdengarlah rintihan seperti rintihan
anak kecil yang didiamkan dari tangisnya, sehingga tonggal itu
diam.” Beliau bersabda: ”Tonggak batang kurma itu menangis
karena ia tidak akan mendengar khutbah lagi.”(HR. Bukhari)

25. Dari Abu Tsa’labah Al Khusyanniy Jurtsum bin Natsir ra.
dari Rasulullah saw., beliau bersabda: ”Sesungguhnya Allah
Ta’ala telah mewajibkan beberapa kewajiban, maka janganlah
kamu menyia-nyiakan, Allah telah menetapkan beberapa
batasan, maka janganlah kamu melanggarnya. Allah telah
mengharamkan beberapa hal, maka janganlah kamu
mengabaikannya. Allah diam terhadap beberapa hal adalah
sebagai rahmat bagi kalian, bukan karena lupa. Oleh sebab
itu janganlah kalian membicarakan lebih jauh.”(HR.
Daruquthni dan lain-lain)

26. Dari Abdullah bin Abu Aufa ra., ia berkata:“Kami
mengikuti tujuh kali peperangan di bawah pimpinan
Rasulullah saw., kami semua makan belalang.”
Dalam riwayat lain dikatakan:”Kami makan belalang bersama-sama
dengan Rasulullah saw.”(HR. Bukhari dan Muslim)

27. Dari Abu Hurairah ra. Bahwasannya Nabi saw.
bersabda:”Orang mukmin tidak akan tersesat (terjerumus)
dua kali dari lubang yang sama.”(HR. Bukhari dan Muslim)

28. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: ”Ada tiga macam orang yang tidak diajak bicara
oleh Allah kelak pada hari kiamat. Allah tidak melihat dan
tidak mensucikan mereka dan mereka akan memperoleh siksa
yang pedih, yaitu : Orang yang mempunyai kelebihan air di
tanah, tetapi ia tidak memberi perantau (musafir) yang
membutuhkan. Orang yang menjual barang dagangan kepada
orang lain sesuadah Asar, ia bersumpah atas nama Allah
bahwa ia mengambil barang dagangan itu dengan harga
sekian, lalu ia menyedekahkannya (kepada pembeli), padahal
kenyataannya bukanlah demikian. Orang yang berjanji setia
kepada seorang pemimpin hanya karena kepentingan duniawi.
Jika pimpinan itu memberinya harta dunia, maka ia penuhi
janjinya, tetapi kalau pimpinan tidak memberikan apa-apa, ia
pun tidak memenuhi janjinya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

29. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda:
”Antara tiupan sangkakala adalah empat puluh.” Orang-orang
bertanya: ”Wahai Abu Hurairah, apakah empat puluh hari?”
Abu Hurairah menjawab: ”Saya tidak akan menjelaskannya.”
Mereka bertanya: ”Empat puluh tahun?” Abu Hurairah
menjawab: ”Saya tidak akan menjelaskannya.” Mereka
bertanya: ”Empat puluh bulan?” Abu Hurairah menjawab:
”Saya tidak akan menjelaskannya. Semua anggota tubuh
manusia itu akan binasa kecuali tulang ekornya dimana dari
tulang ekor itulah anggota tubuh akan disusun kembali.
Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit, lantas
bangkitlah semua manusia dengan serentak sebagaimana
tumbuhnya biji tanaman yang disebar.”(HR. Bukhari Muslim)
30. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: ”Ketika Rasulullah
saw. sedang dalam perjalanan, suatu majlis berbincang
dengan sekelompok orang (para sahabat), datanglah kepada
beliau seorang desa yang lantas saja bertanya: ”Kapankah
hari kiamat itu?” Rasulullah saw. meneruskan
pembicaraannya. Sebagian orang berbisik: Beliau (Rasulullah)
mendengar apa yang ditanyakan orang itu, tetapi beliau tidak
suka apa yang ditanyakan itu.” Yang lain berkata: ”Tidak,
beliau tidak mendengar.” Setelah pembicaraan beliau selesai,
beliau bertanya: ”Mana orang yang bertanya tentang hari
kiamat tadi?” Orang yang bertanya menyahut: ”Ini aku wahai
Rasulullah.” Rasulullah bersabda: ”Apabila amanat telah disiasiakan,
maka tunggulah hari kiamat.” Orang itu bertanya:
”Bagaimana menyia-nyiakan amanat itu?” Rasulullah
bersabda: ”Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang
yang bukan ahlinya, maka tunggulah hari kiamat.”(HR.
Bukhari)

31. Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw.
bersabda: ”Mereka (para imam) itu di dalam memimpin salat
sangat menguntungkan kamu, dimana bila mereka benar
maka kamu beruntung, bila mereka salah maka kamu
beruntung, dan mereka sendirilah yang menanggung
kesalahan/dosanya.” (HR. Bukhari)

32. Dari Abu Hurairah ra. dengan menyitir firman Allah yang
berbunyi: ”KUNTUM KHAIRA UMMATIN UKHRIJAT LINNAAS
(Kamu sekalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan
untuk manusia).” Ia berkata: ”Sebaik-baik manusia ditengahtengah
manusia adalah mereka yang datang dengan leher
dirantai, kemudian mereka masuk Islam.”(HR. Bukhari)

33. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda:
“Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung kagum terhadap
orang-orang yang dipaksa masuk surga dengan rantai.” (HR.
Bukhari)
Maksudnya, mereka ditawan dan diikat dengan rantai kemudian
mereka masuk Islam dan masuk surga.

34. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda:
“Tempat yang paling disukai Allah adalah masjid, dan tempat
yang paling dibenci Allah adalah pasar.” (HR.Muslim)

35. Dari Salman Al Farisi ra. –diantara perkataannya-: “jika
kamu mampu, janganlah sekali-kali kamu merupakan orang
pertama yang memasuki pasar dan orang yang terakhir
keluar darinya. Sebab, pasar adalah medan pertemuan setan
dan di sana ditegakkan bendera setan.” (HR. Muslim)
Sementara itu Al Burqaniy meriwayatkan dalam kitab Sahihnya, dari
Salman yang berkata: “Rasulullah saw. pernah bersabda:
“Janganlah kamu menjadi orang yang pertama memasuki pasar dan
orang yang terakhir keluar dari sana, di sanalah setan bertelur dan
beranak.”

36. Dari Ashim al Ahwal dari Abdullah bin Sarjis ra., ia
berkata: Saya berkata kepada Rasulullah saw.: “ Wahai
Rasulullah semoga Allah mengampuni Engkau.” Beliau
bersabda: “Dan semoga Allah juga mengampuni kamu.”
Ashim bertanya kepada Abdullah: “Apakah Rasulullah
memohonkan ampun untuk kamu? Abdullah menjawab: “Ya,
dan bagimu pula.” Kemudian ia membaca ayat: WASTAGHFIR
LIDZANBIKA WALIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT (dan
mohonlah ampun untuk dosamu serta dosa degenap orang
mukmin laki-laki dan perempuan).” (HR. Muslim)

37. Dari Abu Mas’ud Al Anshariy ra., ia berkata: Nabi saw.
bersabda: “Di antara apa yang dapat ditemukan dari
perkataan kenabian yang pertama adalah, apakah kamu tidak
malu, maka berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhari)

38. Dari Ibnu mas’ud ra., ia berkata Nabi saw. bersabda:
“Pertama kali yang diadili di antara kalian banyak urusan
manusia pada hari kiamat nanti adalah masalah pertumpahan
darah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

39. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
“Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala
api, dan adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan
kepadamu.” (HR. Muslim)

40. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata: “Budi pekerti Nabiyullah
saw. adalah Al-Qur’an”. (HR. Muslim)

41. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
“Barangsiapa merasa senang berjumpa dengan Allah, maka
Allah juga senang berjumpa dengannya. Dan barangsiapa
tidak suka berjumpa dengan Allah, maka Allah pun tidak suka
berjumpa dengannya.”Saya (‘Aisyah) bertanya: “Apakah yang
dimaksud dengan tidak suka berjumpa dengan Allah itu tidak
suka kematian? Bukankah kita semua tidak suka kematian?”
Rasulullah bersabda: “Bukan demikian! Tetapi, orang mukmin
yang apabila diberi kabar gembira dengan rahmat Allah dan
keridhaan-Nya serta surga-Nya, ia senang bertemu Allah,
maka Allah juga senang bertemu dengannya. Sedangkan
orang kafir, manakala diberitahu tentang siksa Allah dan
murka-Nya, ia tidak suka berjumpa dengan-Nya.” (HR.
Muslim)

42. Dari Ummul Mukminin (Shafiyyah) binti Huyaiy ra., ia
berkata: “Sewaktu Nabi saw. sedang I’tikaf pada suatu
malam, saya datang mendekatinya. Ketika selesai berbicara
dengan beliau saya bangkit untuk kembali, beliau lantas
bangkit mengantarkan saya, di situ ada sahabat Anshar ra.
berjalan. Ketika kedua sahabat itu melihat Nabi saw. mereka
mempercepat jalannya. Maka Nabi saw. bersabda:
“Waspadalah, sesungguhnya ini Shafiyyah bin Huyaiy.”
Kemudian mereka berkata: “Maha Suci Allah, wahai
Rasulullah.” Beliau lantas bersabda: “Sesungguhnya setan itu
berjalan di badan anak Adam (manusia) bersama dengan
jalannya darah. Oleh karena itu aku khawatir kalau setan itu
menyusupkan kejahatan ke dalam hatimu, atau mengatakan
sesuatu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

43. Dari Fahd (Al Abbas) bin Abdul Muthalib ra., ia berkata:
“ Saya ikut bersama Rasululllah saw. pada hari perang
Hunain. Saya dan Abu Sufyan bin Al Harits bin abdil Muthalib
selalu menyertai Rasulullah saw. tak pernah berpisah.
Rasulullah saw. berada di atas keledai putihnya. Ketika kaum
muslimin dan orang-orang musyrik saling berhadapan dalam
pertempuran, ternyata kaum muslimin berbalik melarikan diri
ke belakang (kalah). Melihat itu, Rasulullah mengeprak
keledai beliau ke arah orang-orang kafir. Sementara itu saya
memegang kendali keledai beliau, mencoba mengekangnya,
agar tidak terlalu cepat. Sedangkan Abu Sufyan memegang
bekal bawaan Rasulullah saw. lalu beliau bersabda: “Wahai
Abbas! Panggillah sahabat yang berbaiat di bawah pohon
Samurah!” Abbas yang keras suaranya segera berteriak
dengan suara lantang: “Mana Ashhabus Samurah (orangorang
yang telah berbaiat di bawah pohon Samurah)?. Demi
Allah! Ketika mereka mendengar suaraku, bagaikan sapi
mendengar suara anak-anaknya, dan segera mereka
menyahut: “YA LABAIK, YA LABAIK.” (Ungkapan untuk
menyahuti panggilan). Maka bertempurlah mereka dengan
orang-orang kafir. Panggilan pun merembet ke kalangan
orang-orang Anshar. “Hai orang-orang Anshar!” kemudian
panggilan di khususkan kepada Bani Harits bin Khazraj. Saya
(Abbas) melihat Rasulullah saw. yang berada di atas
keledainya, seperti orang yang memanjang-manjangkan
tubuh (supaya dapat melihat jauh) ke arah pertempuran. Lalu
beliau bersabda: “Ini adalah waktu panasnya dapur
(pertempuran sengit).” Kemudian Rasulullah saw. mengambil
batu-batu kerikil, lalu melemparkannya ke arah orang-orang
kafir, seraya mengucap: “Terusirlah kalian, demi Tuhan
Muhammad!” Saya (Abbas) pergi melihat, ternyata
peperangan tetap pada keadaan menurut apa yang saya lihat.
Demi Allah, pertempuran mereka menjadi tumpul setelah
Rasulullah melemparkan batu-batu ke arah orang-orang kafir.
Terus –menerus saya melihat kekuatan mereka semakin susut
dan akhirnya mereka pun lari lintang pangkang.” (HR.
Muslim)

44. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: “Wahai manusia! Sesungguhnya Allah itu baik. Dia
tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah
memerintahkan kepada orang-orang mukmin dengan apa
yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala telah
berfirman: “Wahai para Rasul! Makanlah dari makanan yang
baik-baik (yang baik dan halal) dan beramal baiklah kalian.”
Dan Allah Ta’ala berfirman: “Wahai orang-orang yang
beriman! Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah
Kami berikan kepada kalian.” Kemudian Rasulullah saw.
menuturkan tentang seorang lelaki yang panjang
perjalanannya (dalam ibadah), kusut rambutnya dan berdebu,
ia menengadahkan kedua tangannnya ke langit seraya
mengucap: “Ya Rabbi, Ya Rabbi,” sementara itu makanan dan
minumannya, pakaiannya haram, disuapi dengan makanan
haram (pada waktu kecilnya), lalu bagaimana bisa dikabulkan
doa lelaki tersebut.” (HR. Msulim)

45. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata Rasulullah saw.
bersabda: “Ada tiga macam orang yang tidak akan diajak
bicara oleh Allah kelak pada hari kiamat, Allah tidak
mensucikan mereka dan tidak pula memandang mereka,
mereka mendapat siksa yang pedih, yaitu orang tua yang
berzina, penguasa yang suka bohong dan orang kafir yang
sombong.” (HR. Muslim) Bab Cerita dalam Hadits

46. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: “Saihan, Jaihan, Efrat dan Nil kesemuanya adalah
sungai-sungai surga.” (HR. Muslim)

47. Dari Abu Hurairah., ia berkata: Rasulullah saw.
memegang tanganku lantas bersabda: “Allah menciptakan
tanah pada hari Sabtu, menciptakan gunung di tanah itu pada
hari Ahad, menciptakan pohon pada hari Senin, menciptakan
apa yang tidak disukai pada hari Selasa, menciptakan cahaya
pada hari Rabu, menyebarkan binatang-binatang pada hari
Kamis, dan menciptakan Adam saw. asarnya hari Jum'at pada
saat terakhir dari waktu siang, yakni saat antara waktu Asar
sampai masuknya waktu malam.” (HR. Muslim)

48. Dari Abu Sulaiman Khalid bin Al Walid ra., ia berkata:
“Telah putus di tanganku pada waktu perang Muktah sembilan
pedang dan yang tahan di tanganku hanyalah pedang dari
Yaman.” (HR. Bukhari)

49. Dari Amr bin Ash ra., bahwasanya ia mendengar
Rasulullah saw. bersabda: “Apabila seorang hakim
memutuskan suatu hukum dan berijtihad kemudian ia benar
maka, ia mendapatkan dua pahala. Sedangkan apabila ia
memutuskan suatu hukum dan ia berijtihad kemudian ia
salah, maka ia mendapatkan satu pahala.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
50. Dari ‘Aisyah ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda: “Sakit
panas itu adalah termasuk uapnya neraka Jahannam, maka
dinginkanlah dengan air.” (HR. Bukhari dan Muslim) Bab
Cerita dalam Hadits

51. Dari ‘Aisyah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda:
“Barangsiapa yang meninggal dunia dan ia mempunyai
hutang puasa, maka walinya hendaklah berpuasa untuknya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

52. Dari Auf bin Malik bin Ath Thufail bahwasanya ‘Aisyah
ra. diberitahu bahwa Abdullah bin Zubair ra. menanggapi
tentang apa yang dibeli atau diberikan oleh ‘Aisyah ra. dimana
Abdullah berkata: “Demi Allah, ‘Aisyah harus menghentikan
tindakannya itu atau saya yang belanjanya?” ‘Aisyah
bertanya: “Benarkah Abdullah mengatakan yang demikian
itu?” Orang-orang menjawab: “Benar.” ‘Aisyah berkata: “Demi
Allah, saya bernazar untuk tidak berbicara dengan Ibnu
Zubair selama-lamanya.” Ketika lama Ibnu Zubair tidak diajak
bicara oleh ‘Aisyah, ia berusaha minta tolong kepada orang
lain agar ‘Aisyah mau mengajak bicara; tetapi ‘Aisyah
berkata: “Tidak, demi Allah, saya tidak akan menerima
permintaannya selama-lamanya. Saya tidak akan melanggar
nazar saya.” Ketika hal yang demikian itu telah berlangsung
lama, maka Ibnu Zubair minta tolong kepada Al Miswar bin
Makhzamah dan Abdurrahman bin Al Aswad bin Abdu
Yaghuts, dimana ia berkata kepada keduanya: “Saya meminta
kamu berdua dengan nama Allah usahakanlah agar saya
dapat kalian bawa masuk ke rumah ‘Aisyah ra., karena
memang sesungguhnya tidak halal baginya untuk bernazar
memutuskan hubungan dengan saya.” Kemudian Al Miswar
dan Abdurrahman membawa Ibnu Zubair ke rumah ‘Aisyah
dan sesampainya di sana mereka minta izin serta
mengucapkan salam: “Assalaamu’alaiki warahmatullahi
wabarakatuhu, bolehkah kami masuk? ‘Aisyah menjawab “
Silahkan masuk”. Mereka berkata: “Kami semua boleh
masuk?” ‘Aisyah menjawab: “Masuklah semua.” ‘Aisyah tidak
mengetahui bahwa di antara mereka ada Ibnu Zubair. Ketika
mereka telah masuk rumah, Ibnu Zubair langsung masuk ke
dalam hijab dan mendekap ‘Aisyah dengan meminta maaf dan
menangis, sedangkan Al Miswar dan Abdurrahman meminta
dengan sangat agar ‘Aisyah mau mengajak bicara dan
menerima permintaan Ibnu Zubair dan keduanya itu
mengatakan bahwasanya Nabi saw. melarang terhadap sikap
‘Aisyah yang mendiamkan Ibnu Zubair, dan tidaklah halal bagi
seorang muslimin mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari
tiga malam. Ketika banyak-banyak mereka memperingatkan
dan menyadarkan ‘Aisyah, maka ia pun sadar dan menangis
serta berkata: “Sesungguhnya saya telah bernazar,
sedangkan nazar itu adalah sesuatu yang sangat berat.”
Kedua orang itu selalu mendesak agar ‘Aisyah mau berbicara
dengan memerdekakan empat puluh budak. Dan setelah itu
bila sewaktu-waktu ‘Aisyah ingat terhadap nazarnya itu, ia
terus menangis sehingga air matanya membasahi
kerudungnya.” (HR. Bukhari)

53. Dari Ubah bin Amir ra. bahwasanya Rasulullah saw.
keluar ke tempat pemakaman orang-orang yang mati syahid
dalam perang Uhud, kemudian beliau mendoakan mereka
setelah delapan tahun dari keguguran mereka, seperti orang
yang mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang masih
hidup dan yang sudah mati. Beliau lantas naik ke atas mimbar
dan bersabda: “Sesungguhnya aku maju di depan kamu
sekalian, aku menjadi saksi bagi kamu sekalian, dan janji bagi
kamu sekalian adalah telaga dan sesungguhnya aku melihat
telaga itu dari tempat ini. Sesungguhnya aku tidak
mengkhawatirkan kamu sekalian saling berlomba dalam
masalah dunia.” Uqbah berkata: “Itulah yang terakhir kalinya
saya melihat Rasulullah saw.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan: “Tetapi aku mengkhawatirkan kamu
sekalian dalam masalah dunia, dimana kamu sekalian akan saling
berlomba dan bunuh membunuh, sehingga kamu sekalian akan
binasa sebagaimana binasanya umat sebelum kamu.” Uqbah
berkata: “itulah yang terakhir kalinya saya melihat Rasulullah saw.
di atas mimbar.”
Dalam riwayat lain disebutkan: “Sesungguhnya aku akan maju di
depan kamu, aku menjadi saksi bagi kamu sekalian. Sesungguhnya
demi Allah aku sekarang telah melihat telagaku. Sesungguhnya aku
telah diberi kunci-kunci (kekayaan) bumi. Dan sesungguhnya demi
Allah aku tidak mengkhawatirkan kamu sekalian dari syirik sesudah
aku nanti, tetapi aku mengkhawatirkan kamu sekalian saling
berlomba dalam masalah dunia.”

54. Dari Abu Zaid (Amr bin Akhtab Al Anshariy ra.), ia
berkata: “Kami salat Subuh bersama-sama dengan Rasulullah
saw., kemudian beliau naik mimbar dan berkhutbah hingga
datang waktu Dhuhur, kemudian beliau turun dan
mengerjakan salat. Setelah itu beliau naik mimbar lagi dan
berkhutbah hingga datang waktu Asar, kemudian beliau turun
dan mengerjakan salat. Setelah itu beliau naik mimbar lagi
hingga terbenam matahari. Beliau memberitahukan kepada
kami segala apa yang telah lalu dan yang sedang berlangsung
maupun yang akan terjadi. Orang yang paling pandai adalah
orang yang paling kuat hafalannya di antara kami.” (HR.
Muslim)

55. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda:
“Barangsiapa yang bernazar untuk taat kepada Allah, maka ia
harus mentaati (melaksanakan) nazarnya itu, tetapi
barangsiapa yang bernazar untuk durhaka kepada Allah,
maka ia tidak boleh durhaka kepada-Nya.” (HR. Bukhari)

56. Dari Ummu Syarik ra. bahwasanya Rasulullah saw.
memerintahkan kepadanya untuk membunuh cecak, dan
beliau bersabda: “Cecak itu dulu selalu meniup-niupkan api
sewaktu Nabi Ibrahim dibakar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

57. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: “Barangsiapa membunuh cecak pada pukulan
pertama, maka ia mendapat kebaikan (pahala) sekian dan
sekian. Barangsiapa yang membunuhnya pada pukulan yang
kedua, maka ia mendapat kebaikan (pahala) sekian dan
sekian, kurang dari yang pertama. Dan apabila ia
membunuhnya pada pukulan yang ketiga, maka ia mendapat
kebaikan (pahala) sekian dan sekian.”
Dalam riwayat lain disebutkan: “Barangsiapa yang membunuh
cecak pada pukulan yang pertama, maka dituliskan baginya seratus
kebaikan (pahala), apabila membunuhnya pada pukulan yang
kedua, maka kurang dari itu, dan apabila membunuhnya pada
pukulan yang ketiga maka kurang dari itu.” (HR. Muslim)

58. Dari Abu Hurairah ra., beliau bersabda: Ada seseorang
berkata: “Sungguh saya akan menyediakan sesuatu.” Ia
lantas pergi untuk menyediakan sesuatu itu dan ia berikan
kepada seorang pencuri. Kemudian pagi harinya orang-orang
ramai membicarakan bahwa tadi malam ada sedekah yang
diberikan kepada pencuri. Kemudian orang itu berkata: “Ya
Allah, hanya bagi-Mulah segala puji; sungguh saya akan
menyedekahkan sesuatu.” Ia lantas pergi untuk
menyedekahkan sesuatu itu dan ia berikan kepada seorang
perempuan pelacur. Kemudian pagi harinya orang-orang
ramai membicarakan bahwa tadi malam ada sedekah yang
diberikan kepada perempuan pelacur. Kemudian orang itu
berkata: “Ya Allah, bagi-Mulah segala puji, sungguh saya
akan menyedekahkan sesuatu.” Ia lantas pergi untuk
menyedekahkan sesuatu itu dan ia berikan kepada seseorang
yang kaya. Kemudian pagi harinya orang-orang ramai
membicarakan bahwa tadi malam ada sedekah yang diberikan
kepada orang kaya. Kemudian orang itu berkata: “Ya Allah,
hanya bagi-Mulah segala puji, saya telah menyedekahkan
kepada pencuri, perempuan pelacur dan orang kaya.”
Kemudian ada suara yang ditujukan kepadanya: “Adapun
sedekahmu kepada pencuri maka semoga ia segera
memberhentikannya dari mencuri. Adapun kepada perempuan
pelacur, maka semoga segera memberhentikan diri berzina.
Adapun kepada orang kaya, semoga ia mau mengambil I’tibar
dan semoga ia segera menafkahkan sebagian harta yang
telah Allah karuniakan kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim
dengan maksud yang sama)
59. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Kami bersama
Rasulullah saw. berada dalam sebuah undangan makan.
Disuguhkan kepada beliau paha yang membuat beliau takjub.
Beliau mencicipinya satu gigitan dan bersabda: “Aku adalah
pemimpin manusia kelak pada hari kiamat. Tahukah kalian
apa yang sebab demikian?” Allah mengumpulkan orang-orang
terdahulu dan orang-orang kemudian di suatu tempat, ada
pengawas yang mengawasi mereka, maka sampailah manusia
pada puncak kesusahan dan kepayahan yang tak kuasa
mereka tangguhkan dan mereka pikul. Orang-orang berbicara
sesama mereka: “Tidakkah kalian memperhatikan tempat
diamana kalian berada, kepada apa yang menyampaikan
kalian? Tidakkah kalian melihat orang yang dapat memberi
syafaat kalian di hadapan Tuhan kalian?”
Ada di antara mereka yang menyatakan: “Bapak kalian Adam”
Mereka mendatangi Adam, lalu berkata : “Hai Adam Engkau
adalah Bapak manusia. Allah menciptakanmu dengan tangan-
Nya dan meniupkan kepada dirimu ruh-Nya. Dia
memberitahukan malaikat, maka malaikat pun bersujud
kepadamu. Dan Allah menempatkanmu di surga. Tidakkah
Engkau akan memberi syafaat kepada kami di hadapan
Tuhanmu? Tidakkah Engkau perhatikan kami dan kemana
kami akan sampai?” Adam menjawab: “Sungguh, tuhanku
marah dengan kemarahan yang belum pernah terjadi
sebelumnya seperti itu dan tidak pula sesudahnya. Diriku,
diriku, diriku pergilah kalian kepada selainku! Pergilah kepada
Nuh! Maka orang-orang mendatangi Nuh, lalu berkata:
“Engkau adalah Rasul pertama untuk penduduk bumi. Allah
telah menyebutmu sebagai hamba yang banyak bersyukur.
Tidakkah Engkau menyebutmu sebagai hamba yang banyak
bersyukur. Tidakkah Engkau perhatikan keadaan kami?
Tidakkah Engkau melihat kemana kami akan sampai?
Tidakkkah Engkau akan memberikan syafaat kepada kami
dihadapan Tuhan?” Nabi Nuh menjawab: “Sungguh, tuhanku
marah hari ini dengan kemarahan yang tidak pernah terjadi
sebelumnya dan tidak pula terjadi sesudahnya seperti itu. Dan
sesungguhnya saya telah membunuh jiwa yang tidak pernah
diperintahkan kepada saya. Diriku, diriku, diriku! Pergilah
kalian kepada selainku. Pergilah kalian kepada Ibrahim.” Maka
mereka berbondong-bondong mendatangi Nabi Ibrahim, lalu
berkata: “Hai Ibrahim! Engkau adalah Nabiyullah dan
kesayangan-Nya dari penduduk kami. Syafaatilah kami di
hadapan Tuhanmu! Tidakkah Engkau melihat keadaan kami?”
Ibrahim berkata kepada kepada mereka: “Sungguh, tuhanku
benar-benar marah hari ini, dengan kemarahan yang tidak
pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan pernah terjadi
sesudahnya. Sedangkan aku telah berbuat kebohongan tiga
kali. Oh diriku, diriku, diriku! Pergilah kepada selainku!
Pergilah kepada Musa!” Maka orang-orang mendatangi Musa,
lalu berkata: “Hai Musa! Engkau adalah Rasulullah. Allah telah
mengutamakanmu dengan risalah-Nya dan kalam-Nya atas
manusia. Syafaatilah kami di hadapan tuhanmu! Tidakkah
engkau melihat keadaan kami?” Nabi Musa menjawab:
“Sesungguhnya tuhanku marah benar-benar hari ini, dengan
kemarahan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan tidak
akan pernah terjadi sesudahnya. Sedangkan aku pernah
membunuh jiwa seseorang, padahal aku tidak diperintahkan
membunuhnya. Diriku, diriku, diriku! Pergilah kalian kepada
selainku! Pergilah kalian kepada Isa! Merekapun mendatangi
Isa, lalu berkata: “Hai Isa! Engkau adalah Rasulullah kalimah-
Nya yang disampaikan kepada Maryam, serta ruh daripada-
Nya. Engkau telah berbicara kepada manusia selagi Engkau
masih dalam buaian. Syafaatilah kami di hadapan Tuhanmu!
Tidakkah Engkau melihat keadaan kami?” Nabi Isa Menjawab:
“Sesungguhnya Tuhanku marah benar-benar hari ini, dengan
kemarahan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan tidak
akan pernah terjadi sesudahnya, (beliau tidak menyebut
dosa). Diriku, diriku, diriku! Pergilah kalian! Kepada selainku!
Pergilah kalian kepada Muhammad saw. ! Akhirnya orangorang
pun datang kepada Nabi Muhammad saw.
Dalam sebuah riwayat disebutkan: Orang-orang yang datang
kepadaku (kepada Nabi Muhammad saw.), lalu berkata: “Hai
Muhammad! Engkau adalah Rasulullah sang penutup para Nabi.
Allah telah mengampunimu, dosa yang telah lewat dan dosa yang
akan datang. Syafaatilah kami di hadapan Tuhanmu! Tidakkah
Engkau memperhatikan keadaan kami?” Aku (Rasulullah) pun
berangkat datang ke bawah Arasy, lalu bersujud kepada tuhanku.
Kemudian Allah membukakan untukku dari pujian-pujian dan
baiknya sanjungan kepada-Nya, sesuatu yang tidak dibukakan
kepada seorang pun selainku. Kemudian difirmankan: “Hai
Muhammad saw.! Angkatlah kepalamu! Mintalah, Engkau bakal di
beri. Berilah syafaat! Engkau diberi wewenang memberi syafaat.”
Aku mengangkat kepalaku, lalu berkata: “Umatku, wahai Tuhan!
Umatku wahai Tuhan, umatku wahai Tuhan!”Lalu difirmankan: “Hai
Muhammad! Masukkanlah (dari umatmu) orang-orang yang tidak
ada hisab atas mereka, dari pintu kanan di antara pintu-pintu
surga. Sedangkan umatmu selebihnya masuk dari pintu-pintu surga
selain pintu kanan itu.” Demi Allah, Zat yang menguasai diriku!
Sungguh!, di antara dua sisi pintu dari sisi pintu surga, jaraknya
bagaikan jarak antara Makkah dan Hajar(nama kota) atau seperti
jarak antara Makkah dan Bushra(juga nama kota, dekat
Damaskus).” (HR. Bukhari dan Muslim)
60. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: “Ibrahim saw.
membawa ibu Ismail (Hajar) dan anaknya yakni Ismail
dimana Hajar masih menyusukan anaknya, dan Ibrahim
menempatkan hajar di dekat Baitullah di bawah pohon yang
besar di atas Zamzam di sebelah atas Masjidil Haram. Waktu
itu di Makkah belum ada manusia dan tidak ada air. Ibrahim
menempatkan Hajar dan Ismail di sana dan hanya
menyediakan satu kantung korma dan satu bejana berisi air.
Kemudian Ibrahim meninggalkan tempat itu, maka ibu Ismail
mengejarnya dan bertanya: “Wahai Ibrahim, kemanakah
Engkau akan pergi dan kamu tinggalkan kami di lembah yang
tidak seorang pun manusia dan tidak ada sesuatu?” Hajar
berulang kali mengucapkan pertanyaan itu, tetapi Ibrahim
tidak menghiraukannya. Hajar bertanya lagi: “Apakah Allah
yang memerintahkan Engkau berbuat demikian?” Ibrahim
menjawab: “Benar”. Hajar berkata: “Kalau begitu, Allah tidak
akan menyia-nyiakan kami,” kemudian Hajar kembali ke
tempat semula. Ibrahim saw. melanjutkan perjalanannya, dan
ketika sampai di Tsaniyah dimana istri dan anaknya sudah
tidak melihatnya, ia menghadapkan mukanya ke arah
Baitullah dengan mengangkat kedua tangannya seraya
berdoa: RABBI INNI ASKANTU MIN DZURRIYATII BIWAADIN
GHAIRA DZII ZAR’IN ‘INDA BAITIKAL MUHARRAM, RABBANAA
LIYUQIIMUSHSHALAATA FAJ’AL AF-IDATAMMINANNAASI
TAHWII ILAIHIM WARZUQHUM MINATSTAMARAATI
LA’ALLAHUM YASYKURUUN (Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang
tidak mempunyai tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah)
yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar
mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati orang-orang
condong ke sana dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur).” Ibu Ismail selalu
meneteki dan minum dari air yang disediakan oleh Ibrahim
hingga air yang berada di bejana itu habis, maka ia merasa
haus dan haus pula anaknya. Hajar selalu memperhatikan
anaknya yang nampak kehausan. Ia naik ke bukit Shafa dan
melihat ke arah lembah kalau-kalau ia melihat seseorang,
tetapi tidak melihatnya. Kemudian turun dari Shafa sehingga
bilamana telah sampai ke lembah, ia memandang ke atas
kemudian berjalan cepat dengan penuh semangat sampai
melewati lembah yang agak keras jalannya, kemudian naik ke
Marwah dan berdiri di atasnya untuk melihat-lihat kalau-kalau
ada seseorang, tetapi ia tidak melihatnya. Hajar berbuat
seperti itu tujuh kali. Ibnu Abbas ra. mengatakan bahwasanya
Nabi saw. bersabda: “Oleh karena itulah mausia melakukan
sa’i antara Shafa dan Marwah. Ketika Hajar berada di atas
Marwah (untuk yang ketujuh kalinya) ia mendengar suara
yang mengatakan: “Tenanglah” yang ditujukan kepada
dirinya. Ia memperhatikan suara itu dan ia mendengar lagi,
lantas ia berkata: “Suaramu telah terdengar, kalau-kalau
engkau membawa air tolonglah kami.” Tiba-tiba ada malaikat
menggorek di dekatnya, yakni di tempat yang terkenal
dengan Zamzam. Malaikat itu menggorek dengan telapak
kakinya – ada yang mengatakan dengan sayapnya – sehingga
keluarlah air, kemudian Hajar berusaha mengumpulkan air itu
dan membatasinya dengan tangan serta mengisi bejananya
itu. Mata air itu mengeluarkan air dengan derasnya setelah
diambilnya.”
Dalam riwayat lain disebutkan: “Sesuai dengan yang diambilnya.”
Ibnu Abbas ra. mengatakan bahwasanya Nabi saw. bersabda:
“Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat kepada ibu Ismail.
Seandainya ia membiarkan Zamzam, niscaya Zamzam itu menjadi
sumber yang sangat besar manfaatnya.”
Ibnu Abbas melanjutkan ceritanya: “Kemudian Hajar dapat minum
dan meneteki anaknya. Malaikat lantas berkata kepadanya:
“Janganlah kamu khawatir akan disa-siakan, karena di sini ada
Baitullah yang akan dibangun oleh anakmu ini beserta ayahnya.
Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan penghuni (penjaga)
Baitullah. Baitullah waktu itu hanya merupakan tanah yang agak
tinggi seperti gardu, bila ada banjir maka airnya itu lewat di sebelah
kanan dan kirinya. Kemudian lewatlah di situ suatu rombongan dari
suku Jurhum yang datang dari arah Kada’ dan berhenti di bawah
Makkah. Mereka melihat ada burung yang terbang di situ, maka
mereka berkata: “Sesungguhnya burung itu beterbangan di atas air,
padahal sepanjang pengetahuan kami di lembah ini tidak ada air.”
Kemudian mereka mengirim satu atau dua utusan penyelidik dan
akhirnya mereka menemukan air. Para utusan itu kembali dan
menceritakannya, mereka lantas mendekati sumber itu dan di situ
ada ibu Ismail. Mereka bertanya: “Bolehkah kami tinggal di
dekatmu?” ibu Ismail menjawab: “Boleh, tetapi kamu sekalian tidak
berhak untuk menguasai air ini.” Mereka menjawab: “Baiklah.” Ibnu
Abbas ra., mengatakan bahwasanya Nabi saw. bersabda: “Ibu
Ismail merasa senang dengan datangnya keluarga besar Jurhum,
karena ia suka bergaul. Maka bertempat tinggallah mereka dan
mengajak pula kepada keluarganya untuk bersama-sama tinggal
bersama dengan mereka , sehingga akhirnya di situ ada beberapa
keluarga. Dan anak itu (Ismail) meningkat dewasa, ia mempelajari
bahasa Arab kepada mereka dan ketika ia telah dewasa, ia sangat
mengagumi mereka. Ketika ia telah menemukan seseorang di
antara mereka untuk dijadikan istri, maka mereka segera
mengawinkannya, dan wafatlah ibu Ismail. Sesudah ismail kawin,
datanglah Ibrahim untuk melihat anaknya yang telah lama
ditinggalkannya, tetapi ia tidak bertemu dengan ismail, kemudian ia
menanyakan tentang keadaan ismail kepada istrinya, dan istrinya
menjawab: “Ia sedang keluar untuk mencari rezeki untuk kami.”
Dalam riwayat lain disebutkan: “Ia sedang berburu untuk kami.”
Kemudian Ibrahim menanyakan kepada istri Ismail tentang
kehidupan dan keadaan mereka, dan dijawab oleh istri Ismail:
“Keadaan kami sangat menyedihkan, kami berada dalam
kesukaran,” ia mengeluh kepada Ibrahim. Kemudian Ibrahim
berkata: “Bila suamimu datang, maka sampaikanlah salamku
kepadanya, dan katakanlah kepadanya agar ia segera mengganti
kayu pintunya yang sebelah bawah.” Ketika Ismail datang, ia
merasa seolah-olah ada sesuatu, kemudian ia bertanya: “Apakah
ada seseorang yang datang?” Istrinya menjawab: “Benar, tadi ada
seseorang yang sudah tua, yang sifatnya begini, begitu datang ke
sini. Ia menanyakan tentang keadaan kami dan sayapun
menceritakannya. Ia menanyakan tentang kehidupan kami, maka
saya pun memberitahukan bahwa kami dalam kehidupan yang
sangat meyedihkan dan berada dalam kesulitan.” Ismail bertanya:
“Apakah ia berpesan sesuatu kepadamu?” istrinya menjawab: “Ya,
ia berpesan agar saya menyampaikan salam kepadamu, dan
berpesan pula agar engkau segera mengganti kayu pintumu yang
sebelah bawah.” Ismail berkata: “itu adalah ayahku, beliau
memerintahkan kepadaku agar aku menceraikan kau, maka
kembalilah kamu kepada keluargamu.” Kemudian ismail
menceraikan istrinya itu dan kawin lagi dengan wanita Jurhum yang
lain. Selang beberapa lama, Ibrahim datang lagi tetapi tidak
bertemu Ismail, kemudian ia masuk dan bertanya kepada Istri
Ismail, lalu dijawab: “Ia sedang keluar mencari rezeki untuk kami.”
Ibrahim bertanya: “Bagaimana keadaanmu?” serta menanyakan
pula tentang kehidupan dan keadaan mereka. Istri Ismail
menjawab: “Kami berada dalam keadaan kemudahan dan
kebahagiaan,” serta ia memuji kepada Allah. Ibrahim bertanya:
“Apa yang biasa kamu makan?” Istri Ismail menjawab: “Daging.”
Ibrahim bertanya: “Apakah yang biasa kamu minum?” Istri Ismail
menjawab: “Air.” Ibrahim lantas berdo’a: “ALLAAHUMMA BAARIK
LAHUM FILLAHMI WAL MA-I (Ya Allah, berkahilah mereka dalam
makan daging dan minum air).” Nabi saw. bersabda: “Waktu itu
Makkah belum ada biji-bijian, niscaya Ibrahim mendoakannya buat
mereka.” Ibnu Abbas melanjutkan ceritanya: ‘Ibrahim datang dan
bertanya: ‘Dimana Ismail?” Istri Ismail menjawab: “Ia sedang pergi
berburu.” Istri Ismail berkata: “Silahkan masuk untuk makan dan
minum.” Ibrahim bertanya: “Apakah yang biasa kamu makan dan
kamu minum?” Istri Ismail menjawab: “Kami makan daging dan
minum air.” Ibrahim lantas berdoa: ALLAAHUMMA BAARIK LAHUM
FII THA’AMIHIM WASYARAABIHIM (Ya Allah, berkahilah mereka di
dalam apa yang mereka makan dan mereka minum.”
Ibnu Abbas mengatakan bahwasanya Nabi Muhammad saw.
bersabda: “Berkah do’a Ibrahim saw.”Ibrahim lantas bersabda:
“Apabila suamimu datang, maka sampaikanlah salamku kepadanya
dan suruhlah ia agar tetap mempertahankan kayu pintunya yang
sebelah bawah.” Ketika Ismail datang, ia lantas bertanya: “Apakah
ada seseorang yang datang?” Istrinya menjawab: “Benar, ada
seseorang yang sudah tua dan sifatnya sangat baik kepada kami,
menanyakan tentang keadaan kami, maka saya beritahukan bahwa
kami berada dalam kebahagiaan.” Ismail bertanya: “Apakah ia
berpesan sesuatu kepadamu?” Istrinya menjawab: “Ya, ia
menyampaikan salam untuk engkau serta memerintahkan engkau
agar mempertahankan kayu pintunya yang sebelah bawah.” Ismail
berkata: “Itu adalah ayahku, dan kamulah yang diibaratkan sebagai
kayu pintu itu. Beliau memerintahkan agar aku tetap
mempertahankan kamu.” Kemudian setelah beberapa lama Ibrahim
datang kembali, waktu itu Ismail sedang membuat anak panah, di
bawah pohon besar yang berada di bawah Zamzam, ia segera
bangkit mendekati ayahnya kemudian keduanya saling berpelukan
sebagaimana layaknya seorang ayah dengan anaknya, kemudian
Ibrahim bersabda: “Wahai Ismail, sesungguhnya Allah
memerintahkan sesuatu perintah kepadaku.” Ismail berkata:
“Kerjakanlah apa yang telah diperintahkan Tuhan kepadamu.”
Ibrahim bertanya: “Kamu mau membantu aku?” Ismail berkata:
“Saya akan membantu engkau." Ibrahim bersabda: “Sesungguhnya
Allah memerintahkan kepadaku untuk membangun sebuah rumah
di sini.” Ibrahim menunjuk ke arah tanah yang agak tinggi yang
berada di dekatnya. Dan ketika itulah Ibrahim meninggikan
(membina) dasar-dasar Baitullah dan Ismail mengangkat batu itu.
Ibrahim terus membangun sehingga ketika bangunan itu sudah
cukup tinggi, maka Ismail mengambil satu batu untuk berdirinya
Ibrahim. Sementara Ibrahim sedang membangun dan Ismail sedang
mengangkat batu, keduanya berdo’a:”RABBANAA TAQABBAL MINNA
INNAKA ANTAS SAMII’UL ‘ALIM(Wahai tuhan kami, terimalah apa
yang kami perbuat ini, sesungguhnya Engkaulah Zat Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui)”
Dalam riwayat lain diceritakan bahwa Ibrahim keluar dengan
membawa Ismail dan Ibu Ismail (Hajar) dengan membawa sebuah
bejana yang berisi air, dimana Ibu Ismail selalu minum dari bejana
itu sehingga air susu untuk anaknya dapat memancar dengan baik
sampai ke Makkah, di sana diletakkan di bawah sebatang pohon
besar. Kemudian Ibrahim meninggalkannya, lantas Ibu Ismail
mengejarnya, sehingga ketika mereka sampai di Kada’ ibu Ismail
memanggil Ibrahim dari arah belakang:”Wahai Ibrahim, kepada
siapa engkau tinggalkan kami?”Ibrahim menjawab:”Kepada
Allah.”Ibu Ismail berkata:”Saya rela dengan pemeliharaan Allah.
Kemudian ibu Ismail kembali dan selalu minum dari bejana serta air
susu untuk anaknya dapat memancar dengan baik, Ketika air
persediaannya habis, ia berkata: “Lebih baik saya pergi dan naik ke
Shafa, lantas melihat dan memperhatikan barangkali ia melihat
seseorang, tetapi ia tidak melihatnya. Kemudian ia turun ke lembah
dan berjlan cepat menuju ke Marwah. Hal yang demikian itu ia
lakukan berulang kali. Kemudian ia berkata:”Lebih baik saya pergi
melihat apa yang diperbuat anak saya itu.” Kemudian ia pergi dan
melihat anaknya. Anak itu tetap seperti keadaan semula, bahkan
seperti akan meninggal dunia karena kehausan. Maka Hajar tidak
sampai hati dan berkata: “Lebih baik saya pergi dan melihat-lihat
barangkali saya melihat seseorang.”Kemudian ia pergi dan naik ke
Shafa dan memperhatikan sekelilingnya, tetapi ia tidak melihat
seorang pun, sehingga sempurnalah tujuh kali ia mondar-mandir.
Kemudian ia berkata:”Lebih baik saya pergi dan melihat apa yang
sedang dikerjakan oleh anak saya.”
Tiba-tiba ada suara di dekatnya, maka ia segera
menyambutnya:”Kalau engkau mempunyai kebaikan, maka berilah
kami air.”Waktu itu Jibril saw. mengorek-ngorek tanah dengan
tumitnya, maka memancarlah air. Ibu Ismail sangat terkejut lantas
ia membatasi air itu dengan kedua tanganya.”Hadis ini masih ada
lanjutannya.(HR.BUKHARI)

61. Dari Said bin Yazid ra., ia berkata:”Saya mendengar
Rasulullah saw. Bersabda:”Cendawan itu termasuk nikmat
(yang banyak manfaatnya) dan air cendawan itu merupakan
obat mata.”(HR.BUKHARI dan Muslim)

ISTIGFAR (MEMOHON AMPUNAN KEPADA
ALLAH)

1. Dari Aghar Al Muzanniy ra., bahwasanya Rasulullah saw.
Bersabda:”Bahwasanya kadang-kadang timbul perasaan yang
kurang baik dalam hatiku, dan sesungguhnya aku membaca
istigfar (mohon ampun) kepada Allah seratus kali
sehari.”(HR.Muslim)
2. Dari Abu hurairah ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah
saw. Bersabda:”Demi Allah, sesungguhnya aku mohon ampun
dan bertobat kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali dalam
sehari.”(HR. Bukhari)
3. Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata: Rasulullah saw.
Bersabda:”Demi Zat yang menguasai diriku, seandainya
kalian tidak berbuat dosa(dan tidak beristigfar dan bertobat),
niscaya Allah Ta’ala pergi membawa kalian dan datang
dengan kaum lain yang berbuat dosa, lalu meminta ampun
kepada Allah Ta’ala, Allah pun mengampuni
mereka.”(HR.Muslim)
4. Dari Ibnu Umar ra. Ia berkata:”Kami menghitung Rasulullah
saw. Membaca:RABBIGH FIRLII WATUB’ALAIYYA INNAKA
ANTA TTAWWABUR RAHIM(Ya tuhan,ampunilah saya dan
terimalah tobat saya. Sesungguhnya Engkau Zat penerima
tobat lagi Maha Penyayang) seratus kali dalam satu
majlis(satu kali duduk).”(HR.Abu Dawud dan Turmudzi)
5. Dari Ibnu Abbas ra .,ia berkata :Rasulullah saw.
Bersabda:”Barangsiapa yang membiasakan membawa istigfar,
maka Allah akan melapangkan segala kesempitannya,
memudahkan segala kesulitannya dan memberi rezeki yang
tanpa diduga-duga.”(HR. Abu Dawud)
6. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda:”Barangsiapa yang membaca:ASTAGFIRULLAAH
ALLADZI LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUMU WA
ATUUBU ILAHI (Saya mohon ampun kepada Allah Zat yang
tidak ada Tuhan kecuali Dia yang Maha Hidup, lagi terusmenerus
mengurus makhluk-Nya dan saya bertobat kepada-
Nya), maka diampunilah dosa-dosanya walaupun ia telah
meninggalkan perang.”
Dari Saddad bin Aus ra. Dari Nabi saw., beliau
bersabda:”Pokok istighfar ialah bila seorang hamba
mengucap:ALLAAHUMMA ANTA RABBII LAA ILAAHA ILLAA
ANTA KHALAQTANII WA-ANA ‘ABDUKA WA-ANA ‘AHDIKA WAWA’DIKA
MASTATHA’TUM ‘AUUDZU BIKA MIN SYARRI MAA
SHANA’TU ABUU-U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAIYYA ABUU-U
BIDZAMBII FAGHFIRLII FAINNAHU LAA YAGHFIRUDZ
DZUNUUBA ILAA ANTA(Ya Allah, Engkau Tuhanku, tiada
Tuhan selain engkau. Engkau menciptakanku dan aku adalah
hamba-Mu. Aku menetapi atas perjanjian pada apa yang aku
perbuat. Aku mengakui-Mu dengan nikmat yang telah Engkau
limpahkan kepadaku dan aku mengakui dosaku. Karena itu
ampunilah aku, sebab tiada yang dapat mengampuni dosadosa
selain Engkau). Barangsiapa mengucap kalimat-kalimat
ini di waktu siang dengan penuh keyakinan (ikhlas dan
membenarkan). Lalu ia mati pada hari itu sebelum datang
waktu sore, maka ia termasuk ahli surga. Dan barangsiapa
mengucapkan pada malam hari, sedangkan ia yakin dengan
ucapan itu, lalu mati sebelum datang subuh, maka ia
termasuk ahli surga.”(HR. Bukhari)
8. Dari Tsauban ra., ia berkata: “Adalah Rasullulah SAW, apabila
telah selesai dari salatnya, beliau beristigfar kepada Allah
SWT tiga kali dan mengucap: ALLAAHUMMA ANTAS SALAAMU
WAMINKASSALAAMU TABAARAKTA YAA DZAL JALAALI WAL
IKRAAMI (Ya Allah, Engkau adalah Zat yang maha sejahtera
dan dari Engkaulah segala kesejahteraan. Engkaulah yang
senantiasa memberi berkah wahai Zat Yang Maha Agung lagi
Maha Mulia).” Ditanyakan kepada Al’Auza’I dimana ia adalah
salah seorang perawi hadis: “Bagaimanakah istigfar ini?”
Jawabannya: ASTAGFIRULLAH ASTAGFIRULLAH (saya mohon
ampun kepada Allah, saya mohon ampun kepada Allah).”(HR.
Muslim)
9. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata: Adalah Rasulullah SAW, sebelum
meninggal dunia, beliau senantiasa membaca
SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGFIRULLAAHA WA
ATUUBU ILAIH (Maha Suci Allah dengan memuji kepada-Nya
saya mohon ampun dan bertobat kepada-Nya).”(HR. Bukhari
dan Muslim)
10. Dari Anas ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah
SAW bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam,
selama kamu berdoa dan mengharap kepadaku niscaya aku
ampuni dosa yang kamu lakukan dan Aku tidak
memperdulikan berapa banyaknya. Wahai anak Adam,
seandainya dosa-dosamu bagaikan awan di langit, kemudian
kamu minta ampun kepada-Ku niscaya Aku mengampunimu,
dan Aku tidak memperdulikan kamu datang ke hadapan-Ku
dengan membawa dosa se isi bumi, kemudian bertemu
dengan Aku tanpa menyekutukan sesuatu apapun dengan-Ku,
niscaya Aku akan mengampuni dosa yang se-isi bumi
itu.”(HR. Turmudzi)
11. Dari Umar ra., bahwasannya Nabi SAW, bersabda: “Hai kaum
wanita! Bersedekahlah dan perbanyaklah istigfar, karena
sesungguhnya aku melihat kalian lebih banyak menjadi ahli
neraka.” Seorang wanita diantara mereka bertanya: ”Mengapa
kebanyakan dari kami menjadi ahli neraka?” Rasulullah SAW
bersabda: ”Kalian banyak mengutuk dan mengingkari suami.
Aku tidak melihat orang yang kurang akal dan agamanya lebih
daripada kalian.” Wanita itu bertanya lagi: ”Apa itu kurangnya
akal dan amal?” Rasulullah SAW bersabda: ”Persaksian seorang
lelaki (berarti akal perempuan dianggap hanya setengah akal
laki-laki), dan perempuan yang tinggal diam beberapa hari
dalam keadaan tidak salat.”(HR. Muslim)
JANJI ALLAH BAGI ORANG YANG BERIMAN
1. Dari Jabir ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: ”Ahli
surga itu makan dan minum di dalam surga, tetapi mereka
tidak buang air besar, tidak buang ingus dan tidak kencing,
tetapi apa yang mereka makan di dalam surga itu menjadi
sendawa seperti bau minyak Kasturi. Mereka diilhamkan
untuk bertasbih dan bertakbir sebagaimana mereka
diilhamkan untuk bernafas.”(HR. Muslim)
2. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
”Allah Ta’ala berfirman: ”Aku menyediakan untuk hambahamba-
Ku yang salih, apa yang tidak pernah dilihat oleh
mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah
pula terbesik pada hati manusia.” Dan bacalah jika kalian
kehendaki: FALAA TA’LAMU NAFSUM MAA UKHFIYA LAHUM
MIN QURRATI A’YUN (Seorang pun tidak mengetahui apa
yang disembunyikan untuk mereka, yaitu berbagai nikmat
yang menyedapkan pandangan mata.”(HR. Bukhari dan
Muslim)
3. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
”Kelompok pertama yang masuk surga itu menurut bentuk
bulan pada malam pertama, kemudian orang-orang di
belakangnya menurut bentuk bintang yang paling gemerlap
cahayanya. Mereka ini tidak kencing, tidak berak, tidak
meludah dan tidak membuang ingus. Sisir-sisir mereka adalah
emas, peluh mereka adalah minyak Kasturi, perapian mereka
adalah kayu gaharu yang sangat harum, isteri-isteri mereka
adalah bidadari-bidadari yang bening matanya. Bentuk besar
badan mereka sama rata, menurut bentuk kakek moyang
mereka Adam, enam-puluh hasta di langit.”(HR. Bukhari dan
Muslim)
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim yang lain disebutkan: ”Bejana
mereka di dalam surga terbuat dari emas, keringat mereka berbau
minyak Kasturi. Masing-masing dari mereka mempunyai dua isteri
yang dapat terlibat sumsum betisnya dari balik daging mereka
sangat cantiknya. Di antara mereka tidak pernah terjadi
pertengkaran maupun saling membenci. Hati mereka seperti orang
satu. Mereka senantiasa bertasbih kepada Allah baik pagi maupun
sore.”
4. Dari Al Mughirah bin Ayu’ban ra., dari Rasulullah SAW., beliau
bersabda: Nabi Musa SAW bertanya kepada Tuhan:
”Bagaimana serendah-rendahnya tingkatan ahli surga itu?”
Tuhan menjawab: ”Yaitu seseorang yang datang setelah ahli
surga dimasukan ke dalam surga, kemudian diperintahkan
kepadanya: masuklah kamu ke dalam surga. Ia berkata:
”Wahai Tuhan, bagaimana saya harus masuk, sedangkan
manusia telah masuk pada masing-masing tempatnya dan
telah mengambil bagiannya?” Dikatakan padanya: ”Puaskah
kamu bila disediakan bagimu seluas kerajaan seorang raja di
dunia?” Ia menjawab: ”Wahai Tuhan, saya puas.” Tuhan
berfirman: ”Bagimu seluas itu, sepadan dengan itu,” Sewaktu
Tuhan berfirman untuk yang kelima kalinya, ia berkata:
”Wahai Tuhan, saya puas,” Tuhan berfirman: ”Inilah
bagianmu dan sepuluh kali dari itu, serta segala apa yang
diingini dan disenangi oleh nafsu dan matamu.” Ia berkata:
”Wahai Tuhan, saya puas”.Nabi Musa bertanya: ”Wahai
Tuhan, bagaimana setingi-tinggi tingkatan ahli surga itu?”
Tuhan berfirman: ”Yaitu orang-orang yang telah aku sediakan
kehormatan mereka dengan tangan-Ku dan kemudian Aku
tutup, sehingga tidak terlihat oleh mata, tidak terdengar oleh
telinga, dan tidak terlintas di hati manusia.”(HR. Muslim)
5. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
”Sesungguhnya Saya mengetahui ahli neraka yang terakhir
keluar dari neraka dan ahli surga yang terakhir masuk ke
dalam surga, yaitu seorang yang keluar dari neraka dengan
merangkak, kemudian Allah Azza wa Jalla berfirman
kepadanya: ”Pergilah dan masuklah ke dalam surga.”
Kemudian pergilah ia menuju surga dan ia membayangkan
bahwa surga itu telah penuh,” Maka ia kembali berkata:
”wahai Tuhan, saya mendapatkan surga itu telah penuh.”
Allah Azza wa Jalla berfirman kepadanya: Pergilah dan
masuklah ke dalam surga, karena bagimu seluas dunia dan
sepuluh kali lipat daripada dunia.” Kemudian ia berkata:
”Apakah Engkau mengejek saya atau mentertawakan saya,
sedangkan Engkau adalah Maha Raja?” Ibnu Mas’ud berkata:
”Sungguh saya melihat Rasulullah SAW tertawa sehingga
tampak gigi-gigi gerahamnya, serta beliau bersabda:
”Demikian itulah serendah-rendah tingkatan ahli surga.”(HR.
Bukhari dan Muslim)
6. Dari Abu Musa ra., bahwasannya Nabi SAW bersabda:
”Sungguh, untuk orang mukmin di surga disediakan kemah
yang terbuat dari satu mutiara berongga, tingginya di langit
enam puluh mil. Bila keluarga atau mukmin itu berada dalam
kemah tersebut, lalu ia mengitari mereka, maka satu sama
lain tidak dapat melihat.”(HR. Bukhari dan Muslim)
7. Dari Sa’id Al Khudriy ra., dari Nabi SAW., beliau bersabda:
”Sesungguhnya di dalam surga itu ada sebuah pohon, yang
mana apabila seseorang berkendaraan kuda yang sangat
cepat larinya mengelilingi pohon itu selama seratus tahun,
niscaya ia tidak dapat mengelilinginya.”(HR. Bukhari dan
Muslim)
Bukhari dan Muslim di dalam kitab Sahih-nya juga meriwayatkan
dari Abu Hurairah ra., bahwasannya Nabi SAW bersabda: ”Orang
yang berkendaraan berjalan di bawah naungan selama seratus
tahun tidak dapat mengelilinginya.”
8. Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra., dari Nabi SAW., beliau
bersabda: ”Sesungguhnya ahli surga itu dapat melihat
penghuni kamar-kamar yang berada di atas mereka,
sebagaimana mereka melihat bintang gemerlap yang tinggi
pada kaki langit, baik di timur atau di barat, karena kelebihan
yang ada para penghuni kamar-kamar itu.” Para sahabat
bertanya: ”Ya Rasulullah! Mungkin itu tingkat para Nabi yang
tidak dapat dicapai orang lain?” Jawab Nabi SAW: Benar,
tingkat orang-orang yang beriman kepada Allah dan
membenarkan para utusan-Nya.”(HR. Bukhari dan Muslim)
9. Dari Abu Hurairah ra., bahwasannya Rasulullah SW bersabda:
”Sungguh jarak antara dua ujung panah adalah lebih baik dari
apa yang telah terbit hingga terbenam di atasnya
matahari.”(HR. Bukhari dan Muslim)
10. Dari Anas ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda:
”Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pasar yang mana
setiap hari Jum’at ahli surga mendatanginya. Maka mereka
tertiup angin selatan mengenai muka dan pakaian mereka,
kemudian mereka bertambah bagus dan indah. Lantas
mereka pulang untuk menemui isterinya dan bertambahlah
kebagusan dan keindahan mereka, kemudian isterinya
berkata: ”Demi Allah, engkau benar-benar bertambah bagus
dan indah.” Mereka pun menjawab: ”Dan kamu, demi Allah
sungguh telah bertambah bagus dan indah sepeninggal
kami.”(HR. Muslim)
11. Dari Sahl bin Sa’ad ra., bahwasannya Rasulullah
bersabda: ”Sesungguhnya ahli surga itu dapat melihat
tingkatan-tingkatan yang berada di atas mereka,
sebagaimana kamu dapat melihat bintang yang berada di
langit.”(HR. Bukhari dan Muslim)
12. Dari Sahl bin Sa’ad ra., ia berkata: ”Saya pernah
menyaksikan dalam suatu mejelis dimana Rasulullah SAW
menceritakan tentang surga sampai selesai, kemudian pada
akhir ceritanya beliau bersabda: ”Di dalam surga ada sesuatu
yang belum pernah terdengar oleh telinga dan belum terlintas
di dalam hati manusia, kemudian beliau membaca ayat:
TATAJAAFAA JUNUUBUHUM ’ANIL MAA UKHFIYA LAHUM MIN
QURRATI A’YUN (Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya
... sampai dengan ... Seorangpun tidak mengetahui apa yang
disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam
nikmat) yang menyedapkan mata).”(HR. Bukhari)
13. Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah ra., bahwasannya
Rasulullah SAW bersabda: ”Apabila ahli surga telah masuk ke
dalam surga, maka terdengarlah suaran yang mengatakan:
Sesungguhnya kamu sekalian akan hidup dan tidak mati
selama-lamanya. Sesungguhnya kamu sekalian akan sehat
dan tidak akan sakit selama-lamanya. Sesungguhnya kamu
sekalian akan muda terus dan tidak akan tua selamalamanya.
Sesunguhnya kamu sekalian akan selalu diliputi
nikmat dan tidak terputus selama-lamanya.”(HR. Muslim)
14. Dari Abu Hurairah ra., bahwasannya Rasulullah SAW
bersabda: ”Sesungguhnya serendah-rendah tempat salah
seorang diantara kamu sekalian di dalam surga yaitu
dikatakan kepadanya: ”Sebutkan keinginanmu.” maka ia
menyebutkan keinginannya dan menghitung keinginannya.
Kemudian ditanyakan kepadanya: Apakah kamu telah
menyebutkan semua keinginanmu?” Ia menjawab: ”Ya,
sudah.” Kemudian dikatakan kepadanya: ”Sesunguhnya
bagimu apa yang kamu inginkan dan yang sepadan dengan
apa yang kamu inginkan.”(HR. Muslim)
15. Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra., bahwasannya Rasulullah
SAW bersabda: ”Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman
kepada ahli surga: ”Wahai ahli surga!” Ahli surga menyahut:
”Hamba senantiasa taat kepada-Mu, wahai Tuhan kami, dan
kebaikan ada pada kedua tangan (kekuasaan)Mu.” Allah
bertanya: ”apakah kalian senang?” Mereka menjawab:
”Bagaimana kami tidak merasa senang, sedangkan Engkau
telah memberi kami apa yang tidak Engkau berikan kepada
satupun dari makhluk-Mu yang lain.” Allah berfirman:
”Apakah sesuatu yang melebihi ini semua?” Allah berfirman:
”Aku turunkan keindahan-Ku kepada kalian, lalu tidak akan
murka kepada kalian sesudah itu selamanya.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
16. Dari Jabir bin Abdullah ra., ia berkata: ”Kami sedang
berada di dekat Rasulullah SAW, lalu beliau memandang bulan
pada malam purnama dan bersabda: ”Sungguh, kalian akan
dapat melihat Tuhan dengan mata kepala, sebagaimana
kalian melihat bulan ini. Kalian tidak akan tertimpa bulan
dalam melihat-Nya.”(HR. Bukhari dan Muslim)
17. Dari Shuhaib ra., bahwasannya Rasulullah SAW
bersabda: ”Apabila ahli surga masuk surga, maka Allah Ta’ala
berfirman: ”Apakah kalian menginginkan sesuatu untuk aku
tambahkan?” Ahli surga menjawab: ”Tidakkah Engkau telah
mencemerlangkan wajah-wajah kami, bukankah Engkau telah
memasukan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami
dari api neraka?” Lalu Allah menyingkap hijab, maka tidak
satupun yang diberikan kepada mereka, yang lebih mereka
sukai daripada memandang kepada Tuhan mereka.”(HR.
Muslim)

2 komentar:

heryanto_6444@ymail.com